Anda di halaman 1dari 3

KONFIRMASI PIUTANG USAHA Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan kita mengenai

perangcangan pengujian ata rincian saldo piutang usaha. Syarat auditing mengharusakan konfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. SAS 67 menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi, yaitu: 1. Piutang usaha tidak material 2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai adatu tidak dapat daiandalkan. 3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi. A. Jenis Konfirmasi 1. Konfirmasi positif Konfirmasi positif adalah komunikasi dengan debitur yang meminta pihak klien untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. 2. Konfirmasi negatif Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitur, tetapi hanya akan meminta respon jika debitur tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Konfirmasi positif adalah bukti yang lebih dapat diandalkan karena auditor dapat melakukan prosedur tindak lanjut jika respon tidak diterima dari debitur. Dengan konfirmasi negatif, kegagalan untuk menjawab harus dianggap sebagai respon yang benar, walaupun debitur mungkin mengabaikan permintaan konfirmasi. B. Penetapan Waktu Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Hal ini akan memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo piutang usaha pada laporan keuangan tanpa harus membuat kesimpulan apapun mengenai transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca. Sebagai cara untuk menyelesaikan audit secara tepat waktu, auditor juga perlu mengkonfirmasi dengan tanggal neraca. C. Keputusan Sampling Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha berada dalam beberapa kategori, yaitu: 1. Salah saji yang dapat ditolerir 2. Risiko inheren 3. Risiko pengendalian 4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif 5. Jenis konfirmasi

Ketika memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi, auditor harus berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh klien. Jika klien berusaha menghalangi auditor untuk mengirimkan konfirmasi ke pelanggan tertentu, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa klien berusaha menutupi piutang fiktif atau salah saji yang diketahui. D. Menyelenggarakan Pengendalian Setelah item ayng akan dikonfirmasi dipilih, aidutor harus menyelenggarakan pengendalian atas konfirmasi itu hingga dikembalikan dari pelanggan. E. Menindaklanjuti Nonrespon Konfirmasi yang dikirim tatapi tidak dikembalikan oleh pelanggan tidak boleh dianggap sebagai bukti audit yang signifikan. Sudah menjadi hal yang umum untuk mengirimkan permintaan konfirmasi yang kedua dan bahkan ketiga. Jika tetap tidak ada respon, maka perlu dilakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatif. Untuk setiap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut untuk memverifikasi eksistensi dan keakuratan setiap transksi penjualan yang membentuk saldo akhir piutang usaha: 1. Penerimaan kas selanjutnya 2. Salinan faktur penjualan 3. Dokumen pengiriman 4. Korespondensi dengan klien Luas dan sifat dari prosedur alternatif sangat tergantung pada materialitas nonrespon, jenis salah saji yang ditemukan dalam respon yang dikonfirmasi, penerimaan kas selanjutnya dari nonrespon dan kesimpulan auditor mengenai penegndalian internal. F. Analisis Perbedaan Jika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan penyebab setiap perbedaan yang dilaporkan. Dalam banyak kasus, perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan waktu antara catatan klien dengan pelanggan. Jenis perbedaan dalam konfirmasi yang paling sering dilaporkan, antara lain: 1. Pembayaran telah dilakukan 2. Barang belum diterimaa 3. Barang telah dikembalikan 4. Kesalah klerikal dan jumlah yang diperdebatkan G. Menarik Kesimpulan Jika semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang ditemukan dalam melakukan prosedur alternatif, auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Setiap salah saji klien harus dianalisis untuk menentukan apakh hal tersebut konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat risiko penegndalian yang dinilai pada awal audit. Auditor juga harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi piutang usaha secara keseluruhan. Walaupun julah salah saji dalam sampel mungkin tidak

secara signifikan mempengaruhi laporan keuangan, auditor harus mempertimbangkan apakah populasi mengandung salah saji secara material. Keputusan akhir mengenai piutang usaha dan penjualan adalh apakah bukti yang mencukupi telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian subatantif atas transaksi, prosedur analitis, prosedur pisah batas, konfirmasi dan pengujian substantif lainnya untuk menjustifikasi penarikan kesimpulan mengenai kebenaran saldo yang dinyatakan.

Anda mungkin juga menyukai