Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU BLOK I BUDAYA ILMIAH SKENARIO 2

SIKAP EVIDENCE-BASED MEDICINE DALAM DIAGNOSIS HIV/AIDS

OLEH: NUNIK WIJAYANTI WULANTORO G 0008144 KELOMPOK XX

TUTOR: drg. Widya Susanti, M.Kes.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2008
BAB I PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG MASALAH

Sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine) harus ditunjukkan oleh seorang dokter dalam mendiagnosis suatu masalah kesehatan yang dikeluhkan oleh pasien. Sedangkan masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam wilayah di belahan dunia. Menurut WHO, diperkirakan jumlah odha (orang dengan HIV AIDS) di seluruh dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta orang. Virus ini dalam kerjanya menyerang CD4, yaitu reseptor pada limfosit T, sehingga ketahanan tubuh manusia menjadi turun drastis. Akibatnya, tubuh tidak menjaga sistem imun, sehingga pada penderita HIV sangat rentan akan infeksi-infeksi oportunistik yang biasanya menyertai penyakit ini (Djoerban,Zubairi,et al. 2006)
B.

KASUS/ SKENARIO

Seorang ibu rumah tangga dating ke dokter A dengan keluhan panas dan batuk darah. Ibu tersebut mengeluh bahwa sakitnya sudah lama dan berkali-kalli mondok keluar masuk rumah sakit dengan keluhan serupa. Anamnesis lebih lanjut ternyata suaminya sudah meninggal dan sebelumnya ada riwayat memakai injeksi narkoba (IVDU). Dokter A tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut menyatakan kemungkinan ibu tersebut menderita AIDS. Pasien tidak puas lau datang ke dokter B , kemudian oleh dokter B disarankan melakukan pemeriksaan laboratorium Sputum BTA, foto thoraks, dan pemeriksaan darah berupa limfosit T. Hasil pemeriksaan jumlah Limfosit T Helper (CDA) menunjukkan hasil sangat rendah. Dokter B mendiagnosis HIV dan pasien berkonsultasi apakah penyakitnya dapat disembuhkan dan apakah ada obatnya. Pertanyaan: 1.
2.

Bukti-bukti apakah yang perlu dikumpulkan untuk memahami masalah pasien tersebut? Menurut anda, dokter manakah yang lebih kompeten dan apa alasannya?

C.

RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. menahan serangan HIV? 4. pasien itu?


5.

Apakah Sputum BTA itu? Bagaimana dokter yanng kompeten itu? Mengapa sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu Bagaiman komunikasi yang baik antara dokter dan Apakah AIDS bisa diobati dan bagaimana

pengobatannya?
6.

Apa saja infeksi opportunistik AIDS? Bagaimana pemeriksaan HIV AIDS? Apa saja

7.

pemeriksaan AIDS selain Limfosit?


D.

TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN a. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kekedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan. b.Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi. c.Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur dan penyelia. d.Mengikuti ilmu kemajuan yang baru.
e.

Menunjukkan sikap kritis terhadap kedokteran yang berbasis bukti

(Evidence-Based Medicine)
f. Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence

untu penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil. g.Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasien E. HIPOTESA

Dokter B lebih kompeten daripada dokter A karena dokter B mengambil keputusan tidak hanya berdasar anamnesis yang terburu-buru ,namun juga menggunakan bukti
3

yang valid yaitu tes laboratorium. Dokter B mampu berkomunikasi yang baik dengan pasiennya, menguasai ilmunya dan berpengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Evidence-based Medicine menurut Iwan Darmansyah, Pusat Uji KLinik Obat, FKUI adalah Menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi. Evidence-Based medicine menjadi tuntutan baru dalam profesionalisme pengobatan seseorang. Dengan Evidence-based Medicine diharapkan dapat mengambil keputusan yang teliti,bijaksana,dan tegas serta memberikan penanganan pengobatan terbaik bagi pasien. HIV(Human Imunodeficiency Virus)adalah retrovirus yang menginfeksi sel darah putih manusia sehingga menyebabkan penyakit AIDS (Aquired Imunodeficiency Syndrom)atau sindrom penurunan sistem kekebalan tubuh manusia.(id.wikipedia.org) Gejala AIDS yaitu mengalami panas,batuk darah,kadar limfosit T sangat

rendah,sehingga kekebalan tubuh juga rendah,menyebabkan mudah terkena infeksi opportunistik. Ada 3 fase dalam perkembangan penyakit AIDS: akut (demam dan nyeri otot terjadi 2-6 minggu pertama) ; laten (penderita tampak sehat,terjadi 5-10 tahun) ; masa AIDS (penurunan sistem imun berat) (www.aids_rspiss.com) HIV dapat ditularkan dengan berbagai cara : hubungan seksual tidak aman dengan penderita ; melalui jarum suntik bergantian terkontaminasi ; penularan ibu ke anak ; melalui transfusi darah dengan risiko terbesar. (www.Kalbe.com).

BAB III

PEMBAHASAN Dokter yang kompeten adalah dokter yang mampu berkomunikasi yang efektif,mampu menghadapi pasien, mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain dan mendiagnosis berdasarkan bukti atau Evidence-based medicine. (konsil kedokteran Indonesia) Ciri-ciri seorang dokter yang kompeten menurut Worldpress: 1. Komunikasi efektif 2. keterampilan klinis; 3. landasan ilmiah ilmu kedokteran; 4. pengelolaan masalah kedokteran; 5. pengelolaan informasi; 6. mawas diri dan pengembangan diri; 7. etika,moral,medikolegal,dan profesionalisme serta keselamatan pasien. Seorang dokter harus mampu berkomunikasi yang baik kepada pasiennya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Darimana materi informasi itu berasal, dapat dari pasien ke dokter dan dari dokter ke pasien. 2. Siapa yanng diberi informasi, keluarga atau pasien. Dalam hal ini dokter harus menjaga mental pasien,dan pasien juga harus mempersiapkan mental menerima info dari dokter. 3. Menentukan waktu yang tepat untuk memberikan informasi. 4. Menentukan sejauh mana informasi yang harus diberitahukan kepada pasien 5. Mengetahui bagaimana penyampaian informasi yang tepat kepada pasien.

Dalam hal ini antara dokter dan pasien dibutuhkan kejujuran,empati dan keterbukan sehingga pada akhirnya, pasien akan merasa nyaman dan percaya kepada dokter mengenai masalah kesehatannya. (konsil Kedokteran Indonesia) Pemeriksaan dibagi menjadi 2 menurut objektifitasnya, yaitu objektif berupa pemeriksaan fisik lebih lanjut (laboratorium) dan subjektif keadaan kesehatan pasien. Unsur-unsur anamnesis : 1. Auditorian: mendengar keluhan dan riwayat kesehatan pasien. 2. Evaluasi 3. Inquiry : pengumpulan data yang relevan dan yang tidak relevan. : menyelidiki bidang-bidang yang perlu pemeriksaan lebih lanjut berupa anamnesis. Anamnesis adalah dugaan berdasar pengajuan pertanyaan yang berhubungan dengan

dengan bertanya lebih dalam kepada pasien. 4. Observation: Menggunakan komunikasi non verbal. 5. Understanding terhadap keprihatinan, menunjukan rasa empati terhadap keadaan pasien. (Swartz,Mark H. ,1995) Dalam mendiagnosis penyakit AIDS seorang dokter harus menerapkan sikap kritis berdasarkan bukti atau Evidence-based medicine . Secara makna kata Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru,trakea melalui mulut. Sedangkan BTA adalah pemeriksaan dahak,air liur dan feses. Sputum BTA(Basil Tahan Asam) adalah pemeriksaan infeksi Opportunistik TB dengan pemeriksaan tes dahak dan air liur.( kamus kedokteran Dorland) Sistem kekebalan tubuh manusia tidak dapat menahan HIV karena HIV beradaptasi pada amplop (membran sel nukleus) dan HIV mampu mengubah proses glikolisis sel Limfosit CD4+ di dalam limfa dan sel darah putih (Djoerban,Zubairi,et al. 2006).

HIV/AIDS sampai saat ini memang belum dapat di sembuhkan secara total,namun pengobatan dengan kombinasi obat anti retroviral (ARV) bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV. Obat ARV terdiri dari bebrapa golongan seperti: a. b. c. Inhibitor reverse transkriptase nukleotida yang menghambat enzim polimerase Inhibitor reverse transkriptase non nukleotida yang menghambat transkripsi. Inhibitor protease (PI) yeng menghambat protease HIV dan mencegah pemutusan poli protein HIV yang essensial. Contohnya: Indinavir, Nelvinavir, Ritonavir, dan Saquinavir. (www.aids.rsipss.com) Cara yang lain seperti menggunakan anti oksidan alami(metagnier); menstabilkan jumlah CD4, Menggunakan kombinasi anti retroviral( terapi adjuvant dengan ekstrak meniran); dan meningkatkan limfosit T-Helper. Beberapa m,acam infeksi opportunistik yang biasa menyerang odha diantaranya :herpes Simplex ( infeksi virus) ; Tuberkolusis (infeksi bakteri) ; candidiasis (infeksi Jamur) ; Radang paru-paru (infeksi parasit).

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bukti-bukti yang diperlukan untuk memahami masalah pasien tersebut adalah melalui pemeriksaan secara subjektif dan objektif. Jadi tidak hanya dengan anamnesis,tetapi juga dengan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Dokter yang kompeten adalah dokter B karena menggunakan Evidence-Based Medicine diagnosis, anamnesis yang tepat dan mampu berkomunikasi dengan baik. Sebagai seorang dokter harus mampu berpikir kritis dan mendiagnosis berdasarkan bukti (Evidence-Based Medicine).

DAFTAR PUSTAKA

Djoerban,Zubairy,Samsuridjan Djauzi. 2006. HIV/AIDS di Indonesia, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Editor: Sudoyo, A.W, Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. http://aidsIndonesia.or.id/index.php? option.comcontent/task=view&did=1492&itemid=134 http://anisfuad.wordpress.com/2007/01/17/standar-pendidikan-dokter-kompetensidokter-dan-informatika-kedokteran/ http://www.aids_rspss.com

http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp-ful.php?ppid=208&frame=# http://www.gumelarcenter.com/arsipartikel/manualKomunikasi.pdf:Konsil Indonesia http://www.geocities.com/iwandarmansjah http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS http://id.wikipedia.org/wiki/HIV http://id.wikipedia.org/wiki/sel-T-pembantu Longmore,Muray,et al.2007. Oxford Handbook of Clinical Medicine 7th edition. Newman, W. A. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC Price, S.A.& L.M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC Swartz,Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnosis Fisik . Jakarta : EGC. Kedokteran

10

Anda mungkin juga menyukai