Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENELITIAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM TIFOID BERDASARKAN KAREKTERISTIK KEPALA KELUARGA DI DESA MUARAPEA KETAPANG INDAH KECAMATAN

SINGKIL UTARA KABUPATEN ACEH SINGKIL

RIANDA JULIYANTI NPM : 07.11.069 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES DELI HUSADA DELITUA DELI SERDANG, 2011

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dunia kesehatan saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Di Indonesia saat ini ditinjau dari epidemiologi, Indonesia tengah mengalami transisi epidemiologi penyakit, dan pada saat bersamaan dijumpai triple burden (Tiga Beban Kesehatan). Tiga masalah atau beban kesehatan yaitu salah satu di antaranya adalah Tifoid. Penyakit yang ditandai dengan demam tinggi ini kerap menyerang anak-anak. Termasuk balita, sayangnya banyak orang tua menganggap remeh tentang tifus atau tifoid. Banyak juga yang masih beranggapan kalau sudah pernah kena tifus, tidak bakalan akan terkena lagi. Padahal salah besar justru lebih bahaya dan bisa menyebabkan kematian.

Lokasi Waktu Penelitian Bedasarkan data di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian ini karena mendukung dan memudahkan peneliti dalam mengambil sampel sehingga peneliti melakukan survey tentang Gambaran prilaku pencegahan demam tifoid bedsarkan karakteristik kepala keluarga yang dilaksanakan di desa Muarapea ketapangi indah Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil tahun 2011.
1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang tersebut di atas maka perumusan masalahnya adalah bagaimana Gambaran Perilaku Pencegahan Demam Tifoid Berdasarkan Karateristik Kepala Keluarga di Desa MuaraPea ketapang Indah Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil.

1.2

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1

Tujuan Umum Tujuan ini untuk mengetahui Gambaran Perilaku Pencegahan Demam Tifoid Berdasarkan Karateristik Kepala keluargadi Desa Muarapea ketapang Indah Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2011.
Tujuan khusus Untuk mengidentifikasi prilaku berdassarkan karakteristik kepala keluarga. 1.5 1.4.2

pencegahan

demam

tifoid

Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak : 1.5.1 1.5.2 Instansi Pendidikan Sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan DELI HUSADA Delitua. Instansi Kesehatan Agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien, memberikan informasi yang akurat dan adekuat tentang gambaran prilaku pencegahan demam tifoid berdasarkan karekteristik kepala keluarga. Untuk Peneliti Selanjutnya Merupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian kasus tersebut di masa yang akan datang.

1.5.3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berfikir, dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, balk diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

2.1.2 Perilaku Kesehatan Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah respon seseorang (organisms) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. 1. 2. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) Perilaku kesehatan lingkungan Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini menjadi perilaku hidup sehat. Perilaku sakit (illnes behavior) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

3.

2.2 Demam Tifoid 2.2.1 Definisi Demam Tifoid Sejarah tifoid dimulai dari saat ilmuwan Perancis bernama Pierre Louis memperkenalkan istilah typhoid pada tahun 1829. typhoid atau thipus berasal dari bahasa Yunani typhos yang berarti penderita demam dengan gangguan kesadaran. Menurut Idmgarut (2009), demam tifoid (tifus abdominalis, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

2.2.2 Etiologi Penyebab Demam tifoid adalah bakteri salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri gram negatif tidak berkapsul mempunyai flagella, dan tidak membentuk spora. Bakteri ini akan mati pada pemanasan 57 0C selama beberapa menit.

BAB III KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep 3.1.1Pengertian Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep, yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti, akan dapat dibuat kerangka konsep penelitian ini penelitian ini mengenai gambaran perilaku pencegahan demam tifoid berdasarkan karakteristik kepala keluarga di desa Muarapea Ketapang Indah Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil tahun 2011.

Kerangka konsep penelitian ini adalah

Prilaku Sikap Tindakan Karekteristik kepala keluarga - Suku - Sosial ekonomi - Tingkat pendidikan - Penyediaan air bersih - Tempat pembuangan sampah - Tempat pembuangan tinja

3 3.2.1Definisi Operasional Prilaku pencegahan demam tifoid berdasarkan 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan perilaku pencegahan demam tifoid berdasarkan karakteristik kepala keluarga di desa Muarapea Ketapang Indah Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil tahun 2011. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti (Menurut Notoatmodjo, 2001). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang telah pernah menderita demam tifoid, pada tahun 2010 sebanyak 39 orang di desa muarapea ketapang indah kecamatan singkil utara kabupaten aceh singkil tahun Tahun 2011. 4.2.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan di jadikan objek penelitian (Ari Kunto, 2006). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling yaitu seluruh populasi, menjadi anggota yang akan di amati sebagai sampel karena sampel yang besar cenderung memberikan atau lebih mendekati nilai sesungguhnya terhadap populasi atau dapat di katakana semakin kecil pula kesalahan ( penyimpangan terhadap nilai populasi ).

Skala Pengukuran Skala pengukuran penelitian ini menggunakan skala Guttman (dengan kriteria jawaban Benar dan Salah), dan menggunakan skala Likert (untuk penelitian sikap dengan kriteria jawaban sangat setuju, setuju, ragu, dan tidak setuju), dan untuk penilaian tindakan dengan kriteria jawaban Ya dan Tidak. (Nursalam, 2008). Kuisioner terdiri dari 18 pernyataan, adapun klasifikasi terdiri dari pernyataan tentang pengetahuan sebanyak 6, pernyataan tentang sikap sebanyak 6, dan pertanyaan tentang tindakan sebanyak 6

Pengetahuan Untuk kuisioner pengetahuan pada responden bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden dalam pencegahan demam tifoid berdasarkan karakteristik kepala keluarga. Untuk pernyataan tentang pengetahuan kriteria penilaiannya adalah untuk pernyataan positif bila dijawab Benar maka skornya adalah 1, bila dijawab Salah maka skornya adalah 0, di mana pernyataan positif terdiri dari 3 pernyataan (1,3,dan 6 ) sedangkan untuk pernyataan negatif terdiri dari 3 pernyataan (2,4 dan 5) yang apabila dijawab Benar maka skornya adalah 0, bila dijawab Salah maka skornya adalah 1.( Hidayat.A.A,2009 ). Skor terendah yang di capai adalah 0 dan skor tertinggi adalah 6. Semakin tinggi skor , semakin baik pengetahuan responden. Berdasarkan rumus statistik Skor tertinggi Skor terandah Panjang kelas = Banyak kelas Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2005) dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi nilai terendah) sebesar 6 dan banyak kelas dibagi 3 kategori kelas yaitu (baik, cukup, kurang),

maka akan diperoleh pengetahuan responden sebagai berikut: Pengetahuan dikatakan baik apabila responden memperoleh skor 5-6 Pengetahuan dikatakan cukup baik apabila responden memperoleh skor 3-4 Pengetahuan dikatakan kurang baik apabila responden memperoleh skor 0-2.

Validitas Instrumen

Menurut Setiadi (2007), validitas menyatakan apa yang seharusnya di ukur. Sebuah instrument di katakana valid jika instrument itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya di ukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Validasi instrument dalam penelitian ini yaitu dengan cara konsultasi dengan pembimbing skripsi.

Analisis Data Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat data yang telah disajikan dalam table distribusi frekuensi. Analisis dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian sesuai dengan teori kepustakaan yang ada.

BABV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian Hasil penelitian yang di peroleh dari pengumpulan data yang di lakukan pada taggal 15 juni 2011 sampai dengan 17 juni 2011 di Desa Muarapea Kec. Singkil Utara Kab. Aceh Singkil dengan jumlah responden sebanyak 39 orang. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini meenggambarkan tentang Perilaku pencegahan Demam tifoid berdasarkan karakteristik kepala keluarga.

5.1.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini seluruh responden berdasarkan Karakteristik Kepala Keluarga mencakup inisial, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga perbulan, tempat pembuangan sampah di rumah, penyediaan air bersih dan tempat pembuangan tinja.

Pengetahuan

Frekuensi (orang)

Presentase (%)

Baik Cukup Kurang

12 27 0

31 69 0

Dari tabel diatas berdasarkan hasil penelitian dari 39 responden dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai pencegahan demam tifoid yang paling banyak adalah pengetahuan cukup baik dengan jumlah 27 responden ( 69 % ) sedangkan paling sedikit adalah memiliki pengetahuan baik dengan jumlah 12 responden ( 31 % ) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang baik.

Sikap
Baik Cukup Kurang Total

Frekuensi (orang)
28 11 0 39

Presentase (%)
72 28 0 100

Dari tabel di atas hasil penelitian dari 39 responden yang di teliti 28 responden ( 72% ) memiliki sikap baik mengenai pencegahan demam tifoid dan 11 responden ( 28 % ) memiliki sikap cukup baik dan tidak ada responden memiliki sikap kurang baik.

Pengetahuan Baik Cukup

Frekuensi (orang) Presentase (%) 29 8 74 21

Kurang
Total

2
39

5
100

Dari tabel diatas berdasarkan hasil penelitian dari 39 responden yang di teliti 29 responden ( 74% ) memiliki tindakan baik mengenai pencegahan demam tifoid dan 8 responden ( 21 % ) memiliki sikap cukup baik dan 2 responden ( 5% ) memiliki sikap kurang baik.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 02 juni sampai dengan 05 juni 2011 terdapat 39 karakteristik kepala keluarga di desa Muarapea Ketapang Indah, maka dapat di simpulkan dari pengetahuan, sikap, dan tindakan bahwa 38 responden (97%) memiliki perilaku baik dalam pencegahan demam tifoid, 1 responden (3%) memiliki perilaku cukup baik dalam pencegahan demam tifoid.

Saran .Perlunya penigkatan pengetahuan kepala keluarga mengenai pencegahan demam tifoid hal ini dapat di lakukan dengan adanya penyaluran dari petugas kesehatan dan memberikan informasi yng jelas tentang pencegahan penyakit demam tifoid serta menambah wawasan bagi masyarakat yang terdiri dari beberapa kepala keluarga. Pelayanan Keperawatan Dapat dijadikan bahan masukan untuk penyusunan prosedur tetap terhadap pencegahan demam tifoid. Pendidikan keperawatan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Bagi penelitian Keperawatan Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan tambahan pengetahuan, pengalaman sekaligus untuk membuktikan penelitian ilmiah tentang pencegahan demam tifoid berdasrkan karakteristik kepala keluarga.

Anda mungkin juga menyukai