Anda di halaman 1dari 2

Indonesia : Di hari terakhir penyelenggaraan KTT ASEAN ke-19, para pemimpin ASEAN merumuskan masalah yang menghantui sejak

hari pertama. Yakni meredakan konflik Thailand dan Kamboja. Sengketa di perbatasan, tak jauh dari sebuah kuil di teritori Kamboja ini telah membayangi kawasan ini. Jika tak segera diatasi, maka ketegangan kedua Negara ini bisa menghambat tercapainya Komunitas ASEAN 2015. Indonesia yang mendapat giliran sebagai Ketua ASEAN, berulangkali menekan kedua pihak agar segera mengadakan perundingan damai agar konflik berdarah terhenti. Indonesia Diminta Tegas Mengatasi Konflik Thailand - Kamboja

Portal Thailand , Nusa Dua - Bali. Indonesia diminta lebih tegas dalam membantu menyelesaikan konflik perbatasan Thailand-Kamboja, karena konflik itu telah melanggar kesepakatan traktat kerjasama dan persahabatan ASEAN. Tindakan tegas itu dapat berupa teguran atau kritik kepada kedua negara bertetangga tersebut agar kembali ke meja perundingan dalam menyelesaikan persoalan mereka. Indonesia perlu bersikap lebih tegas lagi dalam menyelesaikan masalah ini. apa yang terjadi di perbatasan Thailand-Kamboja tidak sesuai dengan kesepakatan damai. ASEAN telah memiliki Treaty of Amity and Cooperation in South East Asian Nations yang ditandatangani 1976, serta piagam ASEAN. Dalam kesepakatan itu antara lain disepakati perjanjian damai menyelesaikan masalah yang timbul melalui dialog.saat ini memang ada sejumlah persoalan perbatasan yang timbul diantara negara-negara anggota ASEAN. Seperti masalah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Namun, masalah itu diselesaikan lewat jalur diplomatik dan kedua pihak dapat menahan diri. Konflik perbatasan itu mulai pecah pada 2008 dan menjadi babak akhir dari perselisihan menahun antara Kamboja dan Thailand perihal kuil abad ke 11 Preah vihear, yang terletak di antara distrik Choam Khsant di Provinsi Preah Vihear, Kamboja dan distrik Kantharalak (amphoe) di provinsi Sisaket, Thailand. Thailand mengklaim, batas bagian terluar wilayah yang berdampingan dengan kuil, belum terselesaikan secara penuh, padahal area ini sudah telanjur menjadi milik Kamboja oleh Mahkamah Internasional (ICJ) pada 1962. Pada saat itu, Kuil Preah Vihear dari abad ke-11 dianugerahi status Warisan Dunia (World Heritage) oleh badan PBB, UNESCO. Penganugerahan ini memicu kemarahan kaum nasionalis Thailand yang mengklaim situs budaya itu milik Thailand. Kuil ini ditetapkan sebagai milik Kamboja oleh Mahkamah Internasional pada 1962. Pada sebuah aksi protes, tiga orang demonstran Thailand ditangkap Kamboja karena melompati pagar kawat berduri untuk mencapai kuil. Insiden ini membuat konflik semakin memanas dan berujung pada bentrok senjata yang menewaskan beberapa tentara dari kedua belah pihak.

Presiden Indonesia dalam pidatonya di KTT ASEAN juga menyatakan ASEAN bertanggung jawab dalam mengatasi konflik yang berkembang secara dinamis, karena hal itu akan memengaruhi citra ASEAN dan pertumbuhan berkelanjutan di kawasan ini. Bila konflik terus terjadi, ASEAN harus memfasilitasi pembentukan forum diplomasi dan dialog terbuka di dalamnya agar konflik diselesaikan secara damai, kata Priseden Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai