Keragaman Desa
Apa makna dan bentuk keragaman desa? Kalau beragam, seperti apa tipologinya ? Apakah karakteristik desa yang beragam juga membutuhkan aturan desa yang beragam pula seperti di masa kolonial Belanda atau cukup satu undang-undang yang mencakup semuanya? Bagaimana membuat standar nasional di tengah keragaman? Apa yang sebaiknya dibuat standar nasional?
Kewenangan Desa
Apa saja yang menjadi kewenangan desa? Bagaimana menempatkan kedudukan desa sangat berkaitan dengan isu Kewenangan. Ada beberapa model distribusi kewenangan berdasarkan kedudukan desa:
1. Apabila desa diberi kedudukan sebagai komunitas yang mengatur dirinya sendiri berdasarkan asal usul dan hakhak tradisionalnya maka kewenangan yang dimiliki oleh desa adalah kewenangan asli berdasarkan asas Rekognisi 2. Apabila desa ditempatkan sebagai daerah otonom tingkat III maka kewenangan desa adalah kewenangan yang diserahkan dari pemerintah, sesuai dengan asas Desentralisasi 3. Apabila desa ditempatkan sebagai unit pemerintahan maka kewenangan desa adalah kewenangan yang didelegasikan oleh pemerintahan atasannya sesuai asas
Kajian Regulasi
UUD 1945 Pasal 18 memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap kesatuan masyarakat hukum adat. UUD 1945 membagi wilayah (desentralisasi teritorial) ke dalam provinsi dan kabupaten/kota. UUD tidak eksplisit menyuruh UU 32 meletakkan desa (atau nama lain) dalam subsistem kabupaten/kota. Tetapi UU 32 justru meletakkan desa dalam subistem kabupaten/kota. Pasal 2 ayat 1 UU No. 32/2004 berbunyi: Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah. Pasal 200 ayat 1 berbunyi: Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Secara teoretis tidak dibenarkan otonomi dalam otonomi atau desa dalam kabupaten. Sebab yang mengakui (rekognisi) dan memberikan (desentralisasi) adalah negara melalui pemerintah nasional (pusat).
Kajian Regulasi
Posisi desa ambivalen dan tidak jelas. UU 32 mempertegas otonomi asli sebagai prinsip pemerintahan desa. Otonomi asli berarti identik dengan kesatuan masyarakat hukum adat atau hanya desa adat. Kalau desa adat berarti desa bukan unit administratif atau satuan pemerintahan. Tetapi dengan mengacu pada bentuk dan pengalaman desa-desa di Jawa, UU juga menempatkan desa sebagai satuan pemerintahan. Tetapi satuan pemerintahan yang diberikan hanya desa administratif (the local state government) seperti kelurahan sebagai SKPD Kabupaten.