Anda di halaman 1dari 9

INFLUENZA

Tugas Mata Kuliah Farmakoterapi (MIF 3214) Dosen : Dr. Shirly Kumala, Mbiomed, Apt.

Disusun oleh : Yulia Tri Susanti, S.Si Magister Farmasi Universitas Pancasila 2010

PENDAHULUAN
Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan (malaise) dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan.
PENYEBAB

Virus influenza tipe A atau B. Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita.
GEJALA

Influenza berbeda dengan common cold. Gejalanya timbul dalam waktu 24-48 jam setelah terinfeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba. Kedinginan biasanya merupakan petunjuk awal dari influenza. Pada beberapa hari pertama sering terjadi demam, bisa sampai 38,9-39,4?Celsius. Banyak penderita yang merasa sakit sehingga harus tinggal di tempat tidur; mereka merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di punggung dan tungkai. Sakit kepala seringkali bersifat berat, dengan sakit yang dirasakan di sekeliling dan di belakang mata. Cahaya terang bisa memperburuk sakit kepala. Pada awalnya gejala saluran pernafasan relatif ringan, berupa rasa gatal di tenggorokan, rasa panas di dada, batuk kering dan hidung berair. Kemudian batuk akan menghebat dan berdahak. Kulit teraba hangat dan kemerahan, terutama di daerah wajah. Mulut dan tenggorokan berwarna kemerahan, mata berair dan bagian putihnya mengalami peradangan ringan. Kadang-kadang bisa terjadi mual dan muntah, terutama pada anak-anak. Setelah 2-3 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam berlangsung sampai 5 hari. Bronkitis dan batuk bisa menetap sampai 10 hari atau lebih, dan diperlukan waktu 6-8 minggu ntuk terjadinya pemulihan total dari perubahan yang terjadi pada saluran pernafasan. KOMPLIKASI Influenza merupakan penyakit serius, tetapi sebagian besar penderita akan kembali sehat dalam waktu 7-10 hari. Komplikasi bisa memperberat penyakit ini. Resiko tinggi terjadinya komplikasi ditemukan pada penderita yang sangat muda, usia lanjut dan penderita penyakit jantung, paru-paru atau sistem saraf. Kadang influenza menyebabkan peradangan saluran pernafasan yang berat disertai dahak berdarah (bronkitis hemoragik). Komplikasi yang paling berat adalah pneumonia virus; yang bisa berkembang dengan segera dan menyebabkan kematian dalam waktu 48 jam. Pneumonia virus kemungkinan akan terjadi selama wabah influenza A. Komplikasi lainnya dalah pneumonia bakteri yang terjadi karena adanya ganguan dalam kemampuan paru-paru untuk melenyapkan atau mengendalikan bakteri di dalam saluran pernafasan. Meskipun sangat jarang terjadi, virus influenza jgua dihubungkan dengan peradangan otak (ensefalitis), jantung (miokarditis) atau otot (miositis). Ensefalitis bisa menyebabkan penderita tampak mengantuk, bingung atau bahkan jatuh dalam keadaan koma. Miokarditis bisa menyebabkan murmur jantung atau gagal jantung.

Sindroma Reye merupakan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal, yang terjadi terutama pada anak-anak selama wabah influenza B. Sindroma Reye terutama terjadi jika anak-anak mendapatkan aspirin atau obat yang mengandung aspirin.
DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Beratnya penyakit dan adanya demam tinggi membedakan influenza dari common cold. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pembiakan virus dari sekret penderita.
PENGOBATAN

Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan. Tirah baring sebaiknya dilakukan segera setelah gejala timbul sampai 24-48 setelah suhu tubuh kembali normal. Untuk penyakit yang berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofenn, aspirin, ibuprofen atau naproksen. Kepada anak-anak tidak boleh diberikan aspirin karena resiko terjadinya sindroma Reye. Obat lainnya yang biasa diberikan adalah dekongestan hidung dan penghirupan uap. Jika segera diberikan pada infeksi influenza A yang belum mengalami komplikasi, obat rimantadin atau amantadin bisa membantu mengurangi lama dan beratnya demam serta gejala pernafasan. Ribavirin (dalam bentuk obat hirup atau tablet) mampu memperpendek lamanya demam dan mempengaruhi kemampuan virus untuk berkembangbiak, tetapi pemakaiannya masih bersifat eksperimental. Ribavirin bisa diberikan untuk meringankan gejala pneumonia virus. Infeksi bakteri sekunder diobati dengan antibiotik. Pneumonia bakteri karena pneumokokus, bisa dicegah dengan memberikan vaksin yang mengandung pneumokokus. Tetapi vaksin ini tidak diberikan kepada seseorang yang telah menderita influenza.
PENCEGAHAN

Seseorang yang pernah terkana virus influenza, akan membentuk antibodi yang melindunginya terhadap infeksi ulang oleh virus tertentu. Tetapi cara terbaik untuk mencegah terjadinya influenza adalah vaksinasi yang dilakukan setiap tahun. Vaksin influenza mengandung virus influenza yang tidak aktif (dimatikan) atau partikel-partikel virus. Suatu vaksin bisa bersifat monovalen (1 spesies) atau polivalen (biasanya 3 spesies). Suatu vaksin monovalen bisa diberikan dalam dosis tinggi untuk melawan suatu jenis virus yang baru, sedangkan suatu vaksin polivalen menambah pertahanan terhadap lebih dari satu jenis virus. Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang bisa melindungi terhadap influenza A saja. Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi-yang belum menerima vaksinasi. Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8 minggu. Oba ini bisa menyebabkan gelisah, sulit tidur dan efek samping lainnya, terutama pada usia lanjut dan pada penderita kelainan otak atau ginjal.

Kenali Flu dan Selesma


Hidung mampet, demam, batuk, pegal dan linu. Itu gejala flu atau selesma? Bagaimana membedakannya? atau "Selesma itu apa?" hehehe Jangankan di negara ini di mana banyak istilah yang twisted, di negara maju macam Amrik saja warga mereka masih tidak kompak dalam menerjemahkan flu dan cold. "We call a lot of things "flu" out there", kata seorang dokter. I guess we need more help then. Ciri khas flu adalah demam tinggi, pegal/linu/sakit pada otot (biasanya punggung dan kaki), lemas atau lelah luar biasa, dan sakit kepala yang sangat mengganggu (note: sakit kepala TIDAK SAMA dengan pusing! ini penting). Demam umumnya datangnya tiba-tiba dan membuat tubuh merasa kedingingan, tak jarang disertai menggigil. Gejala awal flu cukup jelas sehingga si sakit dapat mengatakan kapan penderitaan bermula. Sedangkan hidung meler, tenggorokan sakit/meradang, kelenjar (di leher) yang membengkak serta demam rendah merupakan gejala selesma atau common cold. Flu adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza. Virus influenza terbagi menjadi tipe A, B, dan C. Tipe A adalah yang paling umum dan dapat menyebabkan epidemi yang paling serius. Tipe B juga dapat menyebabkan epidemi, namun biasanya dengan gejala yang lebih ringan daripada tipe A. Dan tipe C biasanya menimbulkan gejala yang mirip selesma. Flu dan selesma menular dengan dua cara; menghirup partikel yang mengandung virus (seperti sekresi dari batuk dan bersin), atau menyentuh sekret saluran nafas (sisa ingus misalnya.. eugh) -biasanya pada kulit- seseorang yang sedang sakit. Jika setelah menyentuh sekret tadi kita memegang mata atau hidung (area lemah dan terbuka), maka bersiaplah untuk tertular dari si penderita. Pencegahan Cara paling mudah dan murah untuk menghindari flu dan selesma adalah dengan membiasakan diri mencuci tangan. Cuci tangan terutama penting sebelum dan setelah berinteraksi dengan anak-anak (sebab mereka sangat mudah terjangkiti dan menjadi penyebar virus flu) dan penderita flu atau selesma. Sementara bagi para penderita flu dan selesma, selalu gunakan tisyu untuk menutup mulut dan hidung saat bersin serta untuk membuang ingus (tentu tisyu ini harus segera dibuang ke tempat sampah yang -sebaiknya- tertutup). Hal ini akan mencegah penyebaran virus ke orang lain. Jangan sakit hati jika orang lain bersikap lebih waspada atau agak menjaga jarak saat berinteraksi, bagaimanapun sakit itu tidak enak. Cara lain untuk mencegah terinfeksi oleh virus flu adalah dengan vaksinasi. Saat ini di Indonesia sudah tersedia vaksin flu. Perlu diingat, vaksinasi ini tidak menjamin seseorang akan terbebas 100% dari flu. Vaksinasi hanya memperkecil kemungkinan terjangkiti dan menurunkan tingkat keberbahayaan flu. Vaksinasi flu dilakukan setiap tahun dan disesuaikan dengan jenis virus yang sedang nge-trend. Sayangnya, tidak ada jaminan vaksinasi ini akan bermanfaat optimal di negara ini karena vaksin tersebut bukan diproduksi di sini. Artinya, virus yang beredar di Indonesia bisa saja berbeda galurnya dengan yang terkandung dalam vaksin. Bila ini yang terjadi, tetap saja kita terjangkiti flu. Berbahayakah? Flu bisa jadi berbahaya atau tidak, tergantung dari galur virusnya. Yang populer di dunia saat ini tentu saja H5N1 yang mematikan (walau masih ada kemungkinan sembuh), sementara galur lain yang juga dikenal sejarah karena korban meninggal yang tidak sedikit adalah H2N8 (flu Rusia, 1889-1890), H1N1 (flu Spanyol, 1918-1919), H2N2 (flu Asia, 1957-1958), dan H3N2 (flu Hong Kong, 1968-1969). Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan flu, misalnya strep throat, campak, dan cacar air. Flu tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik, karena virus bukan mahluk hidup. Virus dapat dibunuh oleh

kekebalan tubuh dan obat antiviral. Yang terakhir inipun tidak dijamin dapat menyembuhkan flu, walau harganya tidak murah. Flu dapat berlanjut pada komplikasi, seperti pneumonia (yang menjadi penyebab kematian utama para penderita flu) dan sinusitis. Pada saat inilah antibiotik dapat diberikan untuk membunuh bakteri oportunis penyebab pneumonia. MUNGKIN -how do I know the truth in their heart?- dengan kekhawatiran inilah beberapa dokter memilih meresepkan antibiotik (tak jarang broad spectrum alias jenis kuat pula) bagi pasiennya yang didiagnosa flu atau selesma. Bagaimana penanganan yang tepat? Demam adalah reaksi dan mekanisme tubuh dalam melawan mahluk penginfeksi. Jadi sebenarnya kita diuntungkan dengan demam. Kalau penderita flu masih bisa menahan, lebih baik banyak-banyak minum (untuk mencegah dehidrasi akibat demam), tetap makan dan banyak istirahat. Namun jika gejala yang dirasa amat menyiksa (sakit kepala yang sakit sekali :p gimana dong mengartikan terrible headache?), bisa pilih pereda rasa sakit (pain reliever) yang cocok. Untuk anak kecil, apabila demam meninggi (misalnya mencapai 38C atau lebih) dan dikhawatirkan akan terjadi kejang demam, kompres tubuhnya dengan AIR HANGAT (yep, BUKAN air dingin). Hangatkan lipattubuh (seperti ketiak, lipat paha, dan belakang lutut) dan ubun-ubun. Jika anak menolak dikompres, ajak dia berendam di air hangat. Bawa mainan jika perlu. JANGAN selimuti rapat-rapat penderita demam, ini akan membingungkan pusat kontrol suhu tubuh yang sedang terganggu fungsinya. Anggapan bahwa berkeringat banyak akan menurunkan suhu tubuh tidak selalu berhasil. Kadang justru membuat penderita menggigil dan suhu tubuh semakin tinggi. Untuk melegakan hidung tersumbat akibat pilek, hiruplah uap air panas tanpa perlu campuran apa-apa. "Apakah ada minuman yang spesifik diwajibkan? Seperti jus jambu biji misalnya?" TIDAK. Minum apa saja, disarankan yang hangat sehingga memberi rasa nyaman. Minum minuman hangat juga dapat mengencerkan dahak akibat lendir yang jatuh ke kerongkongan/tenggorokan sehingga dapat dikeluarkan dengan lebih mudah. Kalau masih tersiksa? Sebenarnya terapi uap, kompres, dan minuman hangat sudah cukup (sudah dicoba sendiri kok). Memang hasilnya tidak seketika. Namun jika mendesak, gejala flu dan selesma dapat diatasi dengan obat bebas. Penting untuk diingat, obat tersebut hanya untuk meringankan gejala. TIDAK menyembuhkan flu serta selesma dan hanya boleh dikonsumsi bila tidak menyebabkan efek samping pada anda (perhatikan aturan umumnya). Apabila gejala menjadi terfokus pada tenggorokan, perut atau paru-paru, atau muncul bercakbercak pada kulit dan muntah, segera konsultasikan ke dokter. Peringatan tambahan untuk konsumsi obat bebas: perhatikan kandungan aktif pada kemasan dan pastikan obat yang dipilih TIDAK mengandung fenilpropanolamin (PPA, phenylpropanolamine) -biasanya terdapat pada obat pilek. Zat kimia ini diduga berhubungan dengan stroke. Anak-anak dan remaja sebaiknya tidak meminum obat yang mengandung aspirin atau senyawa salisilat lainnya karena dapat meningkatkan resiko sindrom Reye yang sifatnya fatal.

At a glance. MIKROBIOLOGI MEDIS DAN INFEKSI (Stephen Gillespie & Kathleen Bamford, 2009) Virus Influenza Virus influenza merupakan ortomiksovirus berenvelope (100 nm) yang mengandung genom RNA berantai tunggal negatif yang dibagi menjadi delapan segmen. Keadaan ini membantu terjadinya penataan ulang genetik, memungkinkan perkembangan antigen permukaan virus yang berbeda. Virus ini mengekspresikan tujuh protein, tiga diantaranya bertanggung jawab dalam transkripsi RNA. Nukleoproteinnya memiliki tiga tipe antigen yang membentuk tiga kelompok virus utama, influenza A, B, dan C. Dari ketiganya, influenza A, dan yang jarang influenza B, mengalami pergeseran genetik (genetic shift). Protein matriks membentuk cangkang di bawah envelope lipid dengan protein hemaglutinin dan neuraminidase yang diekspresikan sebagai taju (spike) 10 nm pada envelope. Inilah yang berinteraksi dengan sel pejamu. Virus dikelompokkan berdasarkan antigen hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Epidemiologi Epidemi tahunan infeksi pernapasan terjadi karena perubahan antigen minor (antigenic drift). Jika terjadi antigenic shift mayor, dapat terjadi pandemi di seluruh dunia. Pandemi muncul setiap 10-40 tahun, sering berasal dari Timur jauh kemudian beredar ke Barat. Strain yang demikian sering dapat dilacak pada burung, unggas, atau babi yang terinfeksi. Strain influenza A yang pandemik memiliki angka serangan yang tinggi dan berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas; 20 juta orang meninggal dalam epidemi Flu Spanyol tahun 1919. Resiko pandemik tinggi saat ada epizootik flu burung beredar pada unggas domestik (misalnya H5N1). Strain avian dapat menyebar ke manusia dan berhubungan dengan mortalitas yang tinggi, tetapi tidak menyebar lebih luas. Mutasi dapat memungkinkan terjadinya penyebaran dari orang-ke-orang, memicu terjadinya pandemi. Serotipe B dan C secara eksklusif merupakan patogen pada manusia yang tidak menyebabkan pandemi.

Terdapat masa inkubasi 1-4 hari, dengan pasien menjadi infeksius selama sehari sebelum dan tiga hari pertama setelah munculnya gejala. Nyeri kepala, mialgia, demam, dan batuk berlangsung selama 3-4 hari. Komplikasi yang lebih sering terjadi pada orang berusia lanjut serta pasien dengan penyakit jantung dan paru, meliputi penumonia primer oleh virus atau pneumonia sekunder oleh bakteri. Diagnosis Diagnosis biasanya ditegakkan secara klinis, tetapi diagnostik cepat dengan imunofluoresensi langsung dan NAAT (NAAT reverse transcriptase) digunakan pada pasien yang lemah atau untuk menyingkirkan /mendiagnosis flu burung. Diagnosis laboratorium juga diperlukan untuk merancang vaksin ketika memerlukan isolasi virus. Proses ini diatur secara internasional oleh WHO. Serologi menyediakan suatu diagnosis yang retrospektif. Pengobatan, pencegahan, dan pengendalian Pengobatan biasanya bersifat simtomatik; infeksi sekunder oleh bakteri memerlukan antibiotik yang tepat. Vaksin virus yang diinaktivasi diperoleh dari virus yang saat ini sedang beredar setiap tahun. Vaksinasi memberikan 70% perlindungan dan direkomendasikan untuk individu yang berisiko menyandang penyakit berat, seperti mereka yang memiliki penyakit jantung dan paru atau asma. Infeksi Influenza A dapat dicegah atau dimodifikasi pada individu yang rentan dengan amantadin. Inhibitor neuraminidase, zanamavir, dan oseltamivir, memperpendek durasi gejala. Obat ini diindikasikan untuk pasien yang berisiko mengalami komplikasi berat dan dapat bermakna dalam memperpendek progresi pandemik dan menurunkan mortalitas yang berhubungan dengannya.

Dinamika Obat, Farmakologi dan Toksikologi,. Ernst Mutschler.1991 Vaksinasi Influenza Syarat tercapainya vaksinasi yang berhasil terhadap influenza dengan virus influenza yang diinaktifkan adalah penyesuaian vaksin pada penyebabnya, artinya dalam vaksin harus terkandung antigen khusus bersangkutan. Imunisasi dilakukan dengan suntikan satu kali 0,5 ml im. Vaksinasi penyegaran perlu dilakukan setahun sekali. Jika terjadi reaksi lokal (pemerahan, udem) atau reaksi umum (sakit kepala, demam), maka biasanya rekasi ini akan segera hilang. Preparat dagang : Alorbat, Begrivac, Influvac, Mutagrip

DAFTAR PUSTAKA Stephen Gillespie & Kathleen Bamford . 2009. At a glance, Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Edisi ketiga. Erlangga Medical Series. Ernst Mutschler.1991. Dinamika Obat, Farmakologi dan Toksikologi. Edisi kelima. ITB.

Anda mungkin juga menyukai