Anda di halaman 1dari 3

Secangkir Teh Sapaan Pagi Sebenarnya ini cerita mengenai secangkir teh biasa dan disajikan di gelas putih

besar lengkap dengan tutup dan alasnya. Minuman teh yang biasa kita buat di rumah atau di pesan di restoran kelas atas hingga cafe meong alias warung nasi kucing. Teh dengan berbagai rasa dan bentuk. Setiap pagi di tempat kerjaku selalu disajikan segelas teh manis di atas meja kami masing-masing. Bahkan jika kami malas berjalan ke kantor, Pak Ratin PU (Pembantu Umum) di sekolah kami akan dengan senang hati mengantar di kelas kami masing-masing. Teh ini selalu hadir sebelum jam 9, entah mengapa dengan jam tersebut, tapi yang jelas teh ini selalu hadir tepat waktu. Rute pengantarannya pun pasti, dimulai dari ruang DE, TU keuangan dan pegawai gereja. Kemudian dihantarkan ke blok SD kelas kecil, TK kemudian SMP, setelah itu barulah kantor SD dan TU admin. Sebenarnya bukan hanya teh manis yang bisa dipesan. Beberapa teman guru yang sedang diet atau takut gula darahnya naik, lebih memilih teh tawar atau air putih. Dan hal inipun diladeni Pak Ratin dengan suka hati, walau beberapa kali kiriman teh tawar tersesat di meja yang lain. Di tahun pertama aku bekerja, teh yang di antarkan pagi hari tidak langsung kunikmati. Seringnya teh ini baru kuminum setelah benar-benar dingin. Namun entah apa yang menyebabkan sekarang teh itu selalu habis dikala panas, mungkin dampak kelaparan di pagi hari akibat tidak sarapan. Saat hamil, teh bikinan Pak Ratin menjadi salah satu musuh besarku. Saat panas baunya terlalu menyengat membuat mual. Saat dingin lidah dan perut tak mau

menerimanya. Sehingga seringkali teh itu mampir ke selokan di depan kelas. Maaf ya Pak, habis saya juga ga doyan air putih atau teh tawar saat itu. Sekarang keadaan berbalik, segelas teh itu selalu kurang buatku. Akhirnya beberapa rekan selalu kuminta bagiannya, kecuali milik Bu Maya karena tehnya tawar. Selain itu setiap ada teh yang belum terminum karena sang empunya tidak masuk, Pak Ratin selalu menawarkan padaku. Wah kok jadi gentong ya?? Teh bikinan Pak Ratin sangat khas. Ganti air atau jenis tehnya bisa langsung ketahuan rasanya. Bahkan saat PU yang lain mencoba membuat walau didampingi Pak Ratin, tetap saja rasanya beda bagiku. Wah bahaya nih kalau nanti Pak Ratin pensiun, gimana ya rasa tehnya nanti?? Beberapa orang guru pun pernah memuji teh buatan Pak Ratin, katanya enak dan pas. Sebenarnya hanya sekedar teh, namun banyak maknanya. Bagiku teh ini adalah sapaan penuh semangat dan kasih dari seorang yang kadang tidak dianggap penting. Di tengah kesibukan dan target kerja, teh manis bisa menenangkan hati, meredakan emosi juga. Terima kasih Pak Ratin buat teh manis yang selalu dihidangkan. Penambah semangat di hari yang selalu melelahkan fisik dan mentalku. Berkah Dalem.

Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sebagai seorang guru sekaligus wali kelas, di akhir semester adalah waktu tersibuk buatku. Selain mengejar deadline semua tetek bengek administrasi, aku juga harus menyiapkan isi Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik atau yang lebih familiar dengan sebutan RAPORT. Buku ini berisi laporan nilai siswa di tiap akhir semester, nilai yang tercantum berasal dari nilai tugas, ulangan harian, UTS serta UAS. Sebenarnya ini adalah hal mudah...JIKA...Semua nilainya lengkap atau dengan kata lain semua siswa ontime mengumpulkan tugas, tidak absen saat ulangan, ga lupa bikin PR.. hehehe...JIKA...Semua siswa tidak remidi...alias nilainya di atas kkm..JIKA..waktunya longgar...JIKA...nilai guru mapel cepet masuknya... Hufff...masalahnya yang terjadi di kelasku adalah...banyak nilai yang gak lengkap plus...di detik2 terakhir pengisian raport terpaksa harus mengajak anak untuk remidi yang ke sekian kalinya atau memberi tugas, karena setelah dihitung-hitung nilainya menyedihkan. Hooohooho.... Saat nilai sudah jadi, belum tentu langsung bisa dibatik di raport..khusus buatku, aku akan menulisnya dulu menggunakan pensil baru kemudian menyalinnya lagi menggunakan bolpoin. Memakan waktu dan tenaga memang, tapi mo gimana lagi, udah diwanti2 sama Bapak Kepsek bapak ibu guru saat menulis di raport jangan samapi ditipex ya.... Akhirnya aku menamakannya bukan lagi raport tapi buku tanpa salah..hehehe.. Isi raport selain nilai setiap mapel, dan ekskul juga ada catatan pengembangan diri dan anak.

Anda mungkin juga menyukai