Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Paradigma baru program KB menurut Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 yaitu terbentuknya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) menjadi visi keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program KB ini sangat ditekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (BKKBN, 2008). Ada berbagai macam pilihan kontrasepsi, salah satu jenis alat kontrasepsi adalah IUD yang merupakan salah satu metode kontrasepsi efektif, yaitu pemakaian IUD dengan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama. Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang memakai AKDR, hampir 40%-nya terdapat di Cina. Sebaliknya hanya 6% di negara maju dan 0,5% di sub-sahara Afrika (BKKBN, 2005). Menurut SDKI 2007 kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia adalah metode suntikan (30%), pil (12,5%), IUD (4,7%), implant (2,6 %), MOW (3%), kondom (1,2%), dan MOP (0,2%) (SDKI, 2007). Pemakaian kontrasepsi hormon sintetik jangka panjang memang mempunyai risiko. Pemakaian suntik KB 3 bulan bagi wanita yang memasuki masa menopause, akan berisiko terkena osteoporosis. (BKKBN, 2008). Jumlah PUS tahun 2008 di Sumatera Utara adalah 2.021.211 PUS, akseptor KB aktifnya adalah 1.322.653 (65,44%), dan akseptor KB baru sebanyak 283.142 akseptor. Dimana yang menggunakan IUD 15.515 (5,5%), pil 104193 (36,8%), kondom 22.158 (7,8%), suntik 113.358 (40%), implant 19.916 (7%), metode operasi 8002 (2,8%) (BPS, 2008). Dari hasil penelitian di kelurahan Tanju Jakarta Barat tahun 2008 tentang pengetahuan, sikap dan perilaku ibu-ibu akseptor KB serta faktorfaktor yang

Universitas Sumatera Utara

berhubungan mengenai Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, ditemukan enam faktor yang berhubungan bermakna mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (Viviroy, 2008). Ada beberapa faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD antara lain : faktor pengetahuan, faktor umur, faktor ekonomi, faktor jumlah anak, faktor partisipasi suami dan faktor pelayanan KB (Pinem, 2009). Dari hasil survei pendahuluan, jumlah PUS pada 20 desa di Kecamatan Percut Sei Tuan pada tahun 2009 adalah 64.384 PUS. Pasangan usia subur (PUS) yang mengikuti program KB jumlahnya sebesar 49.137 pasangan atau sekitar 76,3%. Dan untuk tiap desa yang mengikuti program KB rata-rata berjumlah 3154 PUS. Tetapi untuk desa Tanjung Rejo, terdapat 1866 PUS (2,9%), dan yang menjadi akseptor aktif jumlahnya adalah 1411 PUS (75,6%). Dimana alat yang dipakai adalah KB-Pil 582 (41,2%) wanita PUS, suntik 418 (30%) wanita PUS, MOW 27 (2%) wanita PUS, implant 232 (16,4%), kondom 104 (7,4%) dan IUD 48 (3%) wanita PUS. Dari datadata tersebut dapat dilihat bahwa yang menggunakan IUD sangat sedikit, padahal IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang aman (BKKBN, 2009). Banyak faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. Berdasarkan data-data di atas, dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor- faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : Faktor-faktor apakah yang memengaruhi keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi KB-IUD di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan.

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor- faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anak terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 5. Untuk mengetahui pengaruh sikap ibu terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 6. Untuk mengetahui pengaruh efek samping terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 7. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi suami terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD. 8. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan KB terhadap keikutsertaan wanita pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi petugas kesehatan dan petugas lapangan KB Tanjung Rejo Percut Sei Tuan dalam rangka perencanaan peningkatan keikutsertaan wanita pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan KB IUD. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi peneliti berikutnya yang meneliti berkaitan dengan KB IUD pada PUS.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai