Anda di halaman 1dari 9

B.

Motivasi Beajar Selama berbuat dan bertingkah laku seseorang tentu mempunyai suatu tujuan atau dengan kata lain seseorang melakukan sesuatu mempunyai motivasi tertentu. Begitu juga dengan siswa dalam belajar memerlukan motivasi secara terus-menerus untuk memusatkan pikiran dan perhatiannya kepada materi atau bahan-bahan yang diberikan kepada mereka. Belajar yang efektif adalah belajar yang cukup memperoleh motivasi dari guruyang mempunyai kepribadian dinamis, yang tercermin dari sikap dan minatnya. Motivasi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, siswa yang didorong oleh motivasi intrinsik akan belajar karena ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar tersebut seperti menambah wawasan dan pengetahuan, sedangkan siswa yang didorong oleh motivasi ekstrinsik dia belajar bukan untuk menambah wawasan dan pengetahuannya, akan tetapi untuk mencapai tujuantujuan diluar perbuatan belajar tersebut. Siswa yang didorong motivasi intrinsik mempunyai tujuan antara lain: ingin menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu dan sebagainya. Tanpa belajar seseorang tidaklah mungkin menjadi ahli dalam bidang tertentu (Wongkeban, 2008) (on line) Motivasi dan hasil belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat (Hamzah,2008 : 23). Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya terdapat beberapa indikator meliputi: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cata masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6)adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik (Hamzah,2008:31) Siswa yang termotivasi belajar dapat terlihat dari tingkah laku dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Anderson dan Faust dalam Ellyana (2007) yang

menyatakan motivasi belajar dapat terlihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi dan fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa yang memiliki motivasi rendah. Mereka menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar kegiatan belajar. Menurut Suciati (2006) ada empat hal yang menunjukkan siswa termotivasi dalam belajar yaitu: 1. Perhatian Perhatian siswa muncul didorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu itu perlu mendapat rangsangan. Jika siswa termotivasi, mereka akan memusatkan perhatian pada kegiatan pembelajaran yang lebih besar. 2. Relevansi Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. 3. Percaya diri Siswa merasa dirinya berkompeten atau mampu yang merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positip dengan lingkungannya 4. Kepuasan Keberhasilan di dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan. Motivasi belajar siswa dapat diidentifikasikan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun mengukur motivasi berdasarkan indikator motivasi yang dapat diamati yang terdiri atas 4 aspek yaitu (1) frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, (2) perhatian, (3) kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan tugas, (4) peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan oleh siswa (Soeharto, 2003) C. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar, yang dipengaruhi oleh proses-proses penerimaan, keaktifan, pra pengolahan, pengolahan, penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkit pesan dan pengalaman (Dimyati&Mudjiono, 2006). Prestasi belajar dapat dipandang sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat diukur dan hasil pengukurannya berupa skor atau angka yang merupakan gambaran dari hasil proses pembelajaran. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri orang

itu terjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dalam penerapan model pembelajaran STAD ini berasal dari interaksi sosial, dimana siswa saling bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan anggota kelompoknya, sehingga dihasilkan suatu keadaan dimana siswa yang awalnya tidak tahu akan menjadi mengerti. Ridwan (2007) (on line) mengemukakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa Faktor intern meliputi kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ekstern meliputi bahan pelajaran, metode mengajar, media pendidikan dan situasi lingkungan. Kedua faktor tersebut memiliki peranan penting di dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, dimana faktor intern merupakan faktor utama dan faktor ekstern merupakan faktor pendukung dalam perbaikan proses dan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (Ridwan:2008) (on line). Prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

A. Waktu Dan Tempat Tempat yang dijadikan tempat penelitian adalah MTsN karangkendal kecamatan kapetakan kabupaten cirebon. Waktu penelitian yang akan penulis tempuh adalah pada semester 2 tahun ajaran 2009-2010, tepatnya bulan februari-bulan april. B. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes tulis post-tes dan pretes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitupengusaan konsep biologi pada pokok bahasan system ekskresi, angket dan pedoman observasi digunakan untuk mengukur untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan model pembeljaran kooperatif tipe STAD dalam pelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan system ekskresi. Adapun langkah-langkah penyusunan tes dan angket dimulai persiapan, penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian, penyusunan aitem instrumen, konsultasi dengan dosen pembimbing, penyempurnaan instrumen dan pengesahan instrumen. 1. Testertulis yaitu pretes dan postes, tes ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar penguasaan konsep biologi ketika sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes awal (pretes) bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol , sedangkan tes akhir (posttes)dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan siswa pada dua kelas tersebut setelah diberiperlakuakn yang berbeda dalam proses belajar mengajar, dan untuk tes tertulis ini dibuat 20 butir soal dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 alernatif jawaban, sebelum instrumen tes hasil belajar digunakan dalam penelitian, maka instrumen tersebut diuji cobakan tujuan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai alat pengumpulan data yang baik, kemudian divalidasi, direvisi, dan validasi ahli, kemudian soal ini digunakan untuk penelitian. 2. Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab baik langsung maupun tudak langsung, pedoman ini dibuat untuk menyaring konsepsi awal berkaitan dengan pokok bahasan system ekskresi secara mendalam. 3. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan kegiatan yang sedang berlangsung. 4. Angket adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada responden untuk dijawab secara tertulis pada kelas eksperimen untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, angket sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban alternatif, antara lain sangat setuju (SS), setuju(S), kurang setuju(KS), tidak setuju(TS), sangat tidak setuju

(STS)(yatim Riyanto 2001:87) C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:. a. pretest Yakni dengan menghubungkan secara langsung dengan menggunakan teknik pretest sebagai alat sumber pengumpulan data. Ataupun sebagai alat pengukuran sejauh mana siswa menguasai konsep materi yang akan diajarkan sebelum melakukan KBM. b. Post-tes Yakni tes akhir yaitu dengan diberikan pada saat selesai penyajianmateri dengan menggunakan model cooperatif learning tipe STAD (pos-tes) tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, post-tes dilakukan perindividu. c. Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab baik langsung maupun tudak langsung, pedoman ini dibuat untuk menyaring konsepsi awal berkaitan dengan pokok bahasan system ekskresi secara mendalam. d. Angket merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang disampaikan pada responden untuk dijawab secara tertulis pada kelas eksperimen untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD e. Observasi Yakni pengumpulan data dimana peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian( sebagai guru) agar memperoleh data yang objektif. D. Teknik Analisis Data Sebelum instrumen tes digunakan maka insrument tersebut terlebih dahulu diujicobakan, uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai alat pengumpulan data yang baik, sehingga instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian, dan instrumen ini dapat digunakan atau uji cobakan pada siswa kelas IX MTsN karangkendal kecamatan kapetakan kabupaten cirebon, adapun kriteria yang diujicobakan terhadap instrumen penelitian yaitu soal tes tertulis adalah sebagai berikut

a. Validitas Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi, maksudya adalah bahan yang diberikan, di uji atau dites relevan dengan kamampuan, pengetahuan, penjelasan, pengalaman atau latar belakang orang yang akan diujikan. Suharsimi Arikunto (2002:72) mengatakan bahwa sebuah instrumen valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur suatu tujuan tertentu yang bentuknya sejajar dengan materi dan sesuai dengan kurikulum. Dan untuk menghitung validitas suatu butir soal, digunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut: rxy = Dimana: rxy = tingkat validitas X = skor variabel Y = skor total N = banyaknya subjek yang diuji Setelah memperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan antara nilai rxy dengan rtabel , jika nilai rxy lebih besar dari rtabel maka soal tersebut dikatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga validitas tes prestasi bentuk soal nomor 1 adalah 0,33 maka interprestasi dari harga tersebut adalah rxy< rtabel, sehingga dapat disimpulkan untuk soal nomor 1 adalah tidak valid b. Realibilitas Realibilitas instrumen adalah ketepatan dalam menilai apa yang hendak dinilai atau diukur, Realibilitas artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan, instrumen dapat dikatakan mempunyai realibilitas apabila dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, realibilitas doal dapat dihitung dengan metode belah dua (ganjilgenap) setelah dilakukan pengujian dengan product moment menggunakan program SPSS10.0 for windows. c. Analisis butir soal Analisis butir soal dapat dilakukan dengan menghitung daya pembeda dan tigkat kesukaran. 1. Daya pembeda Daya pembeda adalah soal adalah fungsinya untuk membedakan

antara soal yang mempunyai kriteria buruk, baik dan sangat baik. Dalam menggunakan daya pembeda digunakan rumus: DP = X 100% Dimana: DP = indeks daya pembeda satu butir soal tertentuu BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah NA = jumlah siswapada salah satu kelompok A dan B Sedangkan untuk meghitung tingkat kesukaran digunakan Rumus: TK= Dimana: TK = Indeks kesukaran satu butir soal tertentu BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah NA = jumlah siswa pada kelompok A (atas/unggul) NB = jumlah siswa pada kelompok B (bawah /asor) Dalam analisis butir soal terdapat beberapa kriteria,yaitu sebagai berikut: Negatif 9% = sangat buruk harus dibuang 10% -19% = buruk, sebaiknya dibuang 20% - 29% = agak baik, kemungkinan perlu direvisi 30 % -49% = baik 50% = sangat baik Untuk tingkat kesukaran : 0% -15% = sangat sukar 16% -30% = sukar 31% - 70% = sedang 71% -85% = mudah 86% - 100% = sangat mudah, sebaiknya dibuang Setelah diperoleh kriteria soal yang baik dengan uji instrumen soal tes tertulis tersebut, maka soal kemudian di validasi ahli (pembimbing dan guru pamong biologi) dan dipergunakan untuk soal pre-tes dan posttes. Nilai pre-tes dan post-tes kemudian dianalisis dengan dua cara, yaitu: a. Uji asumsi, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah sekumpulan data tergolong parmetris atau non-parametrissedangkan uji homogenitas adalah untuk menentukan apakah dua data berasal dari populasi dengan variasi yang sama atau tidak. b. Uji hipotesis

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan uji t yakni untuk melihat perbedaan antara siswa yang menggunakan mnemonic dan yang tidak menggunakannya. Untuk mempermudah analisis data ini, maka semua uji hipotesis dan uji asumsi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows dan program microsoft Excel 2000. E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dijalankan bertahap guna mempermudah arah penelitian dan penelitian ini dilaksanakan beberapa tahap yaitu: 1. Tahap persiapan, dalam tahap ini penyusun mulai membuat proposal penelitian, kemudian proposal diseminarkan diprodi, diperbaiki, kemudian proposal diseminarkan dijurusan study pendahuluan ketempat penelitian guna mengetahu keadaan sekolah yang akan dijadikan penelitian, peneliti mendaptarkan diri kejurusan untuk mendapatkan SK penelitian. 2. Tahap pengumpulan data pada tahap ini meliputi berbagai kegiatan mulai dari penyusunan instrumen penelitian, studi pokok bahasan, studi penguasaan konsep, studi model pembelajaran kooperatif tipe STAD, analisis pokok bahasan, perumusan pembelajaran, deskripsi alat evaluasi, validasi ahli dan rancangan bahan ajar. 3. Tahap uji coba penelitian, tahap ini penulis melakukan uji coba rancangan bahan ajar dengan menggunakan strategi belajar yang telah dibuat kemudian diawali pengajaran memberi tes awal dilanjutkan diakhir pembelajaran penulis mengadakan tes akhir pada siswa. 4. Tahap analisis data, tahap ini penulis melakukan analisis data yang diperoleh dari tes awal pretes, dan tes akhir postes diuji peningkatannya, dan analisis pedoman observasi, angket dan pedoman observasi. 5. Tahap pembuatan laporan merupakan tahap akhir pembuatan laporan untuk dimasukan dalam hasil dan pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA Akhmad Sudrajat. 2008. Teori-teori Belajar, (on line), http : // www.wordpress.com, diakses 6 Januari 2010. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Karuru, Perdy. 2007. STAD untuk Pembelajaran IPA, (on line), http : // www.wordpress.com, diakses 6 Januari 2010.

Anda mungkin juga menyukai