Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN GULMA

UJI POTENSI ALELOPATI GULMA ALANG-ALANG dan KIRINYU PADA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG
III.

OLEH

Nama mahasiswa : SRI YULIANTI Nomor Mahasiswa :C1M 009 102 Kelompok :II (DUA)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2011

A. Tujuan : Untuk mengetahui potensi alelopati gulma alang-alang dan kirinyu pada perkecambahan tanaman jagung. B. Tinjauan Pustaka Kompetisi adalah hubungan interaksi antara dua individu tumbuhan baik yang sesama jenis maupun berlainan jenis yang dapat menimbulkan pengaruhnegatif bagi keduanya sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya yang adadalam keadaan terbatas secara bersama. Kompetisi yag terjadi di alam meliputikomoetisi intrapesifik yaitu interaksi negatif antar sesama jenis, dan kompetisiinterspesifik yatu interaksi negatif yang terjadi pada rumbuhan berbeda jenis.Tanaman budidaya mempunyai kemampuan untuk bersaing dengan gulmasampai batas populasi gulma tertentu. Setelah batas populasi tersebut, tanamanbudidayaakan kalah dalam berseing sehingga pertumbuhan dan produksi tanamanbudidaya akan menurun. Kompetisi gulma dapat menyebabkan penurunankuantitas dan kualitas hasil panen. Penurunan kuantitas hasil panen terjadi melaluidua cara yaitu pengurangan jumlah hasil yang dapt dipanen dan penurunan jumlahindididu tanaman yang dipanen. Penurunan kualitas hasi akibat kompetisi gulmadisebabkan diantaranya oleh tercampurnya hasil penen dengan biji gulma.Akibatnya, hasil panen menurun.Kompetisi antara gulma dan tanaman terjadi karena faktor umbuh yangterbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya danruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi gulma tergantung pada beberapa faktorantara lain jumlah individu gulma dan berat gulma, siklus hidup gulma, periodeada gulma pada tanaman, dan jenis gulma. Dalam kenyataannya sangat sulit bagikita untuk menjelaskan faktor mana yang terlibat atau berperan dalam peristiwakompetisi tersebut (De Wit, 1960). Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain

yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Dalam Rohman (2001) disebutkan bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan biji). Lebih lanjut dijelaskan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat terlepas dari jaringan tumbuhan melalui berbagai cara yaitu melalui penguapan, eksudat akar, pencucian, dan pembusukan bagian-bagian organ yang mati (Anonim,2009). pengaruh alelopati terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut.

Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan. Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan. Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar. Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein. Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada sel tumbuhan. Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim (Anonim,2011).

C. Tempat dan tanggal Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 November 2011, tanggal di Kampus Lama Universitas Mataram (UNRAM)

D. Bahan dan alat : Benih tanaman jagung (Zea mays) dengan filtrat alang-alang dan kirinyu asal bahan segar dan yang telah difermentasikan, media tanam berupa pasir, bak kecambah dan alat tulis menulis. E. Prosedur 1. Alang-alang dan kirinyu segar dihaluskan terpisah, diambil filtratnya 2. Alang-alang dan kirinyu yang telah difermentasikan (diperam di dalam tanah hingga mengalami pembusukan), dihaluskan terpisah, filtratnya 3. Pasir dimasukkan ke bak kecambah sebagai media perkecambahan 4. Benih tanaman disemaikan sebanyak 50 biji untuk tiap ulangan, dan setiap benih pada setiap perlakuan dibuat dalam 2 ulangan 5. Penyiraman dilakukan sesuai keadaan dan dalam takaran yang sama untuk menjaga kelembaban tanah. Pengamatan : 1. Jumlah benih yang berkecambah dan kondisi kecambah setiap hari diamati selama seminggu 2. Dihitung persentase kecambah dan dicatat keadaan kecambah (normal atau tidak) F. Hasil Pengamatan: Tabel 1. Rerata persentase kecambah dan keadaan umum kecambah Perlakuan Kontrol Kirinyu Alang-alang A0 dan K0 Tabel 2. Keadaan umum kecambah Perlakuan Kontrol Kirinyu Alang-alang Keadaan umum kecambah jagung Cukup baik kecuali hari akhir Sedikit berkecambah dan pertumbuhan tidak normal Sedikit berkecambah (lebih banyak dari Persentase kecambah .. (%) 20,75% 7,25% 14,13% 0 diambil

krinyu) dan pertumbuhan tidak normal

Tabel 3 HARI 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rata-rata KONTROL A B 0 0 0 0 0 0 7 2 20 15 15 17 21 18 16 12 79 64 9.875 8 ALANG-ALANG KRINYUH A B A B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 5 3 5 10 7 15 6 10 6 12 5 7 20 11 4 8 19 8 36 24 57 49 2.375 4.5 7.125 6.125 A0 A B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 K0 A B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Hasil pengamatan rerata persentase kecambah dapat dilihat pada tabel 1 dengan perlakuan control memiliki persentase sebesar 20,75%, krinyu 7,25% dan alangalang 4,13% serta 0% untuk A0 dan K0. Adapun keadaan umum kecambah yaitu kecambah jagung dengan perlakuan control kecuali pengamtan terakhir semakin berkurang, perlakuan alelopati krinyu sedikit berkecambah dan pertumbuhan tidak normal, perlakuan alang-alang juga sedikit berkecambah dan pertumbuhan tidak normal, A0 dan K0 mati. Dan lebih jelasnya pada tabel 3 dapat dilihat hasil pengamatan selama 8 hari. G. Pembahasan: Pada praktikum pengelolaan gulma tentang uji potensi alelopati gulma alang-alang dan krinyu terhadap viabilitas vigor benih jagung dapat dilihat bahwa hasil praktikum menunjukkan bahwa potensi alelopati menimbulkan pengaruh buruk terhadap berupa hambatan pertumbuhan terhadap kecambah

jagung. Senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan diantaranya pada daun, akar, dan biji tanaman jagung. Pada tabel 1 rerata hasil perkecambahan 5 perlakuan menunjukkan hasil bahwa perlakuan control memilik persentase 20,75% , perlakuan krinyu 7,25% dan perlakuan alelopati alang-alang 4,13% serta 0% untuk A0 dan K0. Hasil persentase diperoleh dari jumlah 2 ulangan masing-masing perlakuan dengan jumlah benih jagung yang ditanam dikalikan 100 %. Jumlah dan rata-rata kecambah jagung dapat dilihat pada tabel 3. Data perlakuan Alang-alang dan Krinyu tapa alelopati menunjukkan hasil mati, hal ini dikarenakan perendaman yang terlalu lama. Data ini diperoleh dari kelompok IV disebabkan data pada kelompok III dimakan tikus Kecambah jagung yang tumbuh dengan perlakuan alelopati gulma alangalang dan krinyu menunjukkan hasil jauh lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan control walawpun pada akhirnya sama-sama menunjukkan hasil yang semakin berkurang. Dari 50 benih jagung yang ditanam dalam nampan yang berbentuk persegi panjang, kecambah yang tumbuh hanya 20,75% dibandingkan dengan perlakuan alelopati alang-alang dan krinyu hasilnya jauh lebih sedikit yaitu 4, 13% dan 7,25%. Hal ini dapat disebabkan karena bentuk nampan berukuran kecil yang hanya menampung 50 benih jagung dan jarak tanam yang begitu rapat sehingga jumlah kecambah yang tumbuh pada perlakuan control sedikit, dan media yang digunakan pasir bukan tanah. Begitu juga dengan perlakuan alang-alang dan gulma, namun karena digunakan senyawa alelopati maka semakin menghambat pertumbuhan ditambah lagi dengan jarak tanam yang begitu rapat sehingga bersaing dalam memperebutkan faktor-faktor untuk tumbuh. Adapun keadaan umum kecambah dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan kecambah dengan perlakuan control cukup baik jika dibandingkan dengan perlakuan alelopati alag-alang dan krinyu yang pertumbuhan kecambahnya tidak normal. Sehingga jika dijumlahkan persentase yang tumbuh dari 5 perlakuan hanya 32,13% ( baik normal maupun tidak normal) dan sisanya 67,87% pertumbuhan terhambat atau mati

H. Kesimpulan 1. Perlakuan control memiliki persentase sebesar 20,75%, krinyu 7,25% dan alang-alang 4,13% serta 0% untuk A0 dan K0. 2. Data perlakuan Alang-alang dan Krinyu tanpa alelopati menunjukkan hasil mati 3. Persentase yang tumbuh dari 5 perlakuan hanya 32,13% ( baik normal maupun tidak normal) dan sisanya 67,87% pertumbuhan terhambat atau mati 4. Hasil persentase diperoleh dari jumlah 2 ulangan masing-masing perlakuan dengan jumlah benih jagung yang ditanam dikalikan 100 %. 5. Keadaan umum kecambah yaitu kecambah jagung dengan perlakuan control kecuali pengamtan terakhir semakin berkurang, perlakuan alelopati krinyu sedikit berkecambah dan pertumbuhan tidak normal, perlakuan alang-alang juga sedikit berkecambah

Daftar Pustaka Anonim. 2009. Allelopathy. Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. diakses pada tanggal 4 Desember 2011: Mataram. _______. 2011. Senyawa Alelopati. http://biology093b.wordpress.com/.Diakses pada tanggal 4 desember 2011 : Mataram. Wikipedia, 2010. Pengertian Alelopati. http://id.wikipedia.org.html. Diakses pada tanggal 5 desember 2011 : Mataram.

Anda mungkin juga menyukai