Anda di halaman 1dari 3

1.

Karena saya terlahir di pulau Jawa dimana di pulau Jawa tersebut merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia. Saya terlahir di Indoensia, dan kakek leluhur saya merupakan keturunan dari orang Indonesia. Secara otomatis saya memiliki karakteristik tubuh, dan bahasa yang sama sebagai orang Indonesia. Dengan memiliki ciri tersebut yang sudah dijelaskan saya mempunyai tujuan yang sama sebagai orang Indonesia. Dengan dimikian menghasilkan kesamaan Nasional dalam arti mampu menumbuhkan nasionalitas (rasa kebangsaan), dan nasionalisme ( gerakan ideologis dan jiwa kebangsaan) yang kokoh. 2. Setuju, karena pendidikan kewarganegaraan bersumber dari pancasila, yang dimana pancasila dijadikan sebagai landasan dasar bangsa indonesia. Tujuan pendidikan kewarganegaraan dijadikan sebagai pendidikan politik untuk mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandasan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral dalam kehidupan berbangsa. Untuk itu perlunya pendidikan kewarganegaraan dijadikan pendidikan politik agar menciptakan calon calon pemimpin bangsa yang lebih baik daripada pemerintahan yang sekarang. 3. HAM adalah hal yang paling sering dibicarakan setelah pemerintahan Soeharto berakhir. Namun sampai saat ini pekanggaran HAM masih banyak terjadi di Indonesia. Perubahan perubahan pun banyak dilakukan untuk menegakkan pelaksanaan HAM di Indonesia. Secara spesifik langkah tersebut dapat dilihat dalam perubahan konstitusi pada tahun 2002 yang menjamin HAM dan kebebasan fundamental, pembuatan UU HAM tahun 1999 dan dikeluarkannya perlindungan saksi mata tahun 2006. Meskipun begitu, masih banyak tersangka pelanggaran HAM yang masih bebas karena penegakan hukum di Indonesia khususnya masalah HAM masih kurang. Sebagai contoh yakni pelanggaran HAM yang terjadi di Maluku. Banyak orang sudah putus asa, bingung dan trauma terhadap situasi dan kondisi yang

terjadi di Ambon ditambah dengan ketidak-jelasan proses penyelesaian konflik serta ketegangan yang terjadi saat ini. Komunikasi sosial masyarakat tidak berjalan dengan baik, sehingga perasaan saling curiga antar kawasan terus ada dan selalu bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang menginginkan konflik ini berjalan terus. Perkembangan situasi dan kondisi yang terakhir tidak ada pihak yang menjelaskan kepada masyarakat tentang apa yang terjadi sehingga masyrakat mencari jawaban sendiri dan membuat antisipasi sendiri. Wilayah pemukiman di Kota Ambon sudah terbagi 2 (Islam dan Kristen), masyarakat dalam melakukan aktifitasnya selalu dilakukan dilakukan dalam kawasannya hal ini terlihat pada aktifitas ekonomi seperti pasar sekarang dikenal dengan sebutan pasar kaget yaitu pasar yang muncul mendadak di suatu daerah yang dulunya bukan pasar, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan riil masyarakat seperti contoh transportasi menggunakan jalur laut tetapi sekarang sering terjadi penembakan yang mengakibatkan korban luka dan tewas serta jalur jalur distribusi barang ini biasa dilakukan diperbatasan antara supir Islam dan Kristen tetapi sejak 1 bulan lalu sekarang tidak lagi juga sekarang sudah ada penguasa penguasa ekonomi baru pasca konflik. Di sisi lain Pendidikan sangat sulit didapat oleh anak anak korban langsung / tidak langsung dari konflik karena banyak diantara mereka sudah sulit untuk mengakses sekolah, masih dalam keadaan trauma, program Pendidikan Alternatif Maluku sangat tidak membantu proses perbaikan mental anak malah menimbulkan masalah baru di tingkat anak. Selain itu Masyarakat Maluku sangat sulit mengakses pelayanan kesehatan, dokter dan obat obatan tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat dan harus diperoleh dengan harga yang mahal. Masyarakat kini semakin tidak percaya dengan dengan upaya upaya penyelesaian konflik yang dilakukan karena ketidak-seriusan dan tidak konsistennya pemerintah dalam upaya penyelesaian konflik, ada ketakutan di masyarakat akan

diberlakukannya Daerah Operasi Militer di Ambon dan juga ada pemahaman bahwa umat Islam dan Kristen akan saling menyerang bila Darurat Sipil dicabut. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pelasanaan HAM di Indonesia masih sangat minim itu ditandai dengan masih banyaknya kasus kasus pelanggaran HAM di Indonesia. 4.

Anda mungkin juga menyukai