Anda di halaman 1dari 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.

1 Rasio Keuangan Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan, perlu dilakukan suatu interpretasi atau analisis terhadap data-data finansial perusahaan. Data finansial itu akan tercerminkan dalam laporan keuangannya. Bambang Riyanto ( 2001 : 327 ) mengemukakan bahwa : Laporan finansial ( Financial Statement ) memberikan ikhtisar terhadap keadaan finansial suatu perusahaan, dimana Neraca ( Balance sheet ) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi dan Laba ( Income Statement ) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dalam mengadakan analisis dan intreprestasi laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis keuangan memerlukan adanya ukuran. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah berupa Rasio Keuangan. Jadi dengan mengadakan analisa atau mengadakan intrepretasi terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan analisa data keuangan dari tahun-tahun yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dianggap

11

12

cukup baik. 2.2 2.2.1 Leverage Pengertian Leverage Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-hari pasti membutuhkan modal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dari luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari kebijakan leverage. Arti leverage sacara harfiah adalah pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengankat beban yang berat. Dalam keuangan leverage juga mempunyai maksud yang serupa, yaitu leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Istilah Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat Leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (Uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang

13

akan diperoleh. Tingkat Leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas semakin tinggi tingkat Leverage akan semakin tinggi tingkat resiko yang di hadapi serta semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan. Istilah resiko (risk) disini dimaksudkan dengan ketidakpastian

(Uncertainty) dalam hubungannya dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetapnya (fixed payment obligation). Dari uraian diatas, Menurut Joel G dan Jae K dalam Kamus Istilah Akuntansi (1999:267) Leverage didefinisikan sebagai berikut : Istilah yang biasa dipergunakan dalam keuangan dan akuntansi untuk menjelaskan kemampuan biaya tetap untuk meningkatkan laba bagi pemilik perusahaan. Pengertian lain dari Leverage menurut Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2001:89) adalah : Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk mengunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Adapun pengertian Leverage menurut Bambang Riyanto(2001) adalah Leverage didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban

14

tetap. Jadi kebijakan leverage timbul jika perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya menggunakan dana pinjaman atau dana yang mempunyai beban tetap seperti beban bunga. Tujuan perushaan mengambil kebijakan leverage yaitu dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusaan itu sendiri. Ada tiga jenis Leverage yaitu : Operating Leverage , Financial Leverage dan Total Leverage atau Kombinasi Leverage. Perusahaan menggunakan Operating Leverage dan Financial Leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya-biaya asset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya Leverage juga meningkatkan Variabilitas (resiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapat keuntungan yang lebih rendah dari pada biaya tetapnya maka penggunaan Leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

2.2.2 Jenis-Jenis Leverage 2.2.2.1 Operating Leverage Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka perusahaan tersebut menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating leverage

15

peusahaan mengharapkan behwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Menurut Lukman Syamsuddin, dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2001:107 Operating Leverage secara lebih tepat didefinisikan dalam bentuk : Kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT). Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) menjelaskan Operating Leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap oprasional. Beban tetap operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap ( misal gaji karyawan ). Sebagai kebalikannya adalah beban variabel oprasional. Contoh biaya variabel adalah biaya tenaga kerja yang dibayar berdasarkan produk yang dihasilkan. Adapun pengertian lain dari Operating Leverage menurut Joel G dan Jae K dalam Kamus Istilah Akuntansi (1999:267) Leverage Operasional adalah : Sebuah ukuran mengenai resiko operasi yaitu biaya operasi tetap yang ditemukan dalam laporan rugi laba perusahaan. Pengertian lain dari Operating Leverage Bambang Riyanto(200), bahwa Leverage Operasi adalah :

16

pengunaan aktiva tetap dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup menutup biaya tetap dan variabel. Dari pengertian yang dikemukakan para ahli diatas kita melihat bahwa unsurunsur yang melingkupi Operating Leverage adalah laba sebelum bunga dan pajak serta perubahan tingkat penjualan. Laba sebelum bunga dan pajak sama dengan revenue dikurangi biaya variabel lebih besar dari pada biaya tetapnya. Kondisi ini dikatakan perusahaan memiliki Operating Leverage yang favorable. Sebaliknya Operating Leverage dikatakan unfavorable bila revenue dikurangi dengan biaya variabel belum dapat menutup beban tetapnya. Selanjutnya untuk mengukur pengaruh volume penjualan terhadap laba operasi (profitabilitas) adalah dengan menghitung tingkat Operating Leverage (degree of operating leverage / DOL), yaitu rasio dari perubahan persentase laba operasi terhadap perubahan persentase unit yang terjual atau total pandapatan, dengan perhitungan secara aljabar sebagai berikut : % Perubahan EBIT DOL = % Perubahan penjualan 2.2.2.2 Financial Leverage Kebijakan perusahaan mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari bidang manajemen keuangan, merupakan penerapan Financial Leverage dimana perusahaan membiayai kegiatannya dengan menggunakan modal pinjaman serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk meningkatkan laba per lembar

17

saham Financial Leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar tanpa melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan. Didalam analisis Financial Leverage diasumsikan bahwa deviden untuk pemegang saham preferen selalu dibayar dalam setiap periode, asumsi ini diperlukan karena tujuan utama dari Financial Leverage adalah untuk mengetahui seberapa jauh uang yang sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah bunga dan deviden untuk saham preferen dibayarkan. Menurut Joel G dan Jae K dalam Kamus Istilah Akuntansi (1999:267) Leverage Keuangan diartikan sebagai berikut : Financial Leverage adalah sebuah ukuran mengenai resiko keuangan mengenai pembiayaan sebagai aktiva perusahaan, ditujukan pada pembiayaan bagian aktiva tetap yang menanggung beban pembiayaan tetap dengan harapan akan membantu meningkatkan keuntungan bagi pemiliknya. Adapun pengertian lain dari Financial Leverage menurut Lukman Syamsuddin, dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2001:113) menjelaskan Financial Leverage adalah : Sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (Earning Per Share).

18

Pada Leverage Operasi penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh pengguna aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Maka pada Leverage Keuangan penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan perlembar saham biasa (EPS). Sedangkan pengertian Financial Leverage menurut Agus Sartono(2001:260), mengemukakan bahwa: Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya Penggunaan Financial Leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bungan dan pajak(EBIT) Menurut Syafrudin Alwi (2001:301)Financial Leverage merupakan

perbandingan total hutang dengan seluruh dana atau aktiva dalam perusahaan yang disebut leverage factor Kalau perusahaan dengan menggunkan dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan bagi pemegang saham biasa (pemilk modal sendiri) yaitu : dalam bentuknya memperbesar earning per share (EPS) nya dikatakan perusahaan itu menjalankan trading in equity. Leverage Keuangan menunjukkan

DFL= 19

verage= Factor

penggunaan beban tetap bunga pada struktur biaya perusahaan sehingga mempengaruhi tingkat laba bersih (EAT) yang diterima oleh pemilik. Financial Leverage adalah kepekaan dari perubahan pendapatan per lembar saham (EPS) karena perubahan laba operasi (EBIT). Kepekaan perubahan ini di ukur dengan derajat Financial Leverage (degree of financial leverage / DFL) yaitu persentase perubahan pendapatan per lembar saham (EPS) dibagi dengan persentase perubahan laba operasi (EBIT) serta financial leverage dapat di ukur dengan Leverage Factor yaitu perbandingan total hutang dengan total aktiva. Secara aljabar ditulis sebagai berikut : Total Debt Total Asset %perubahan EPS % perubahan EBIT

Apabila perusahaan menggunakan rencana 100% modal sendiri untuk membelanjakan usahanya, maka nilai DFL adalah satu untuk seluruh rencana laba operasi, nilai DFL yamg besar menunjukan bahwa perubahan tingkat EBIT akan menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan per lembar saham (EPS). Beban tetap bunga ini pada kenyataannya dapat berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya deviden untuk saham preferen yang mempunyai beban pembayaran tetap setelah perhitungan sebelum pajak.

2.2.2.3 Kombinasi Leverage

20

Kombinasi Leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik Leverage Operasi maupun Leverage Keuangan dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Leverage Operasi menyebabkan kenaikan atau penurunan yang besar pada laba operasi (EBIT) disebabkan pada perubahan pada tingkat penjualan Financial Leverage menyebabkan kenaikan atau penurunan yang besar pada laba bersih setelah bunga dan pajak (EAT) atau pendapatan per lembar saham (EPS) karena perubahan tingkat penjualan. Kepekaan perubahan ini diukur dengan derajat kombinasi Leverage (degree of combinet leverage / DCL) yaitu : persentase perubahan pendapatan perlembar saham dibagi dengan persentase perubahan tingkat penjualan, secara aljabar adalah sebagai berikut: DCL = DOL x DFL Pengetahuan tentang pengukuran leverage akan membantu manajemen keuangan dalam menentukan tingkat resiko total yang tepat untuk diasumsikan. Apabila derajat resiko usaha yang dihadapi perusahaan tinggi akan dihubungkan degan aktifitas usaha yang dijalankan. Maka suatu tingkat resiko keuangan yang rendah dapat meminimalisasi fluktuasi pendapatan yang disebabkan perubahan tingkat penjualan. Dari uraian di atas. Menurut Lukman syamsuddin, dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2001:121) definisi kombinasi Leverage atau Total Leverage adalah : Kemampuan perusahan dalam menggunakan biaya tetap, baik biaya-biaya

21

tetap operasi maupun biaya-biaya tetap finansial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan per lembar saham biasa (EPS).

2.3.

Earning Per Share Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, laporan keuangan yang

diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan murah diapatkan dibandingalternatif informasi lainnya. Dengan menggunakan laporan keuangan, juga akan manghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning Per Share, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik denagn Earning Per Share (EPS) yamg besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Abdul Halim (2003:12) menyatakan bahwa EPS adalah perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar Sedangkan definisi Earning Per Share (EPS) dalam Kamus Istilah Akuntansi, Joel G dan Jae K (1999:158) Earning Per Share adalah :

EPS= 22

Keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham yang dipegangnya. Besarnya Laba per lembar saham biasa di hitung dengan membagi laba bersih (EAT) dengan jumlah saham yang beredar, secara aljabar adalah sebagai berikut: EAT Jumlah saham yang beredar

2.4

Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share Keputusan perusahaan dalam mengambil kebijakan Financial Leverage atau

dengan menggunakan modal pinjaman dalam stuktur modalnya akan mempengaruhi terhadap keuntungan atau laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan. Financial Leverage didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan fixed financial cost untuk memperbesar pengaruh dan perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (EPS). Semakin tinggi fixed financial cost (biasanya berbentuk bunga dan deviden saham preferen) akan semakin besar pula financial leverage. Tingkat financial leverage atau leverage factor dapat di hitung dengan salah satu dari dua cara yang tersedia, Mohammad Muslich (2000:73) menjelaskan Financial Leverage mengukur tingkat kepekaan tingkat return untuk setiap saham (EPS) karena perubahan dari pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT).

23

Total

leverage

didefinisikan

sebagai

kemampuan

perusahaan

dalam

mengunakan fixed cost baik operating maupun financial cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap tingkat EPS. Total leverage merupakan efek kombinasi dari operating dan financial leverage, dan degree of total leverage dapat dihitung dengan jalan mengalikan degree of operating leverage (DOL) dengan degree of financial Ieverage (DFL). Seperti halnya dengan kedua bentuk leverage diatas maka total leverage dapat di hitung dengan dua cara. Total resiko suatu perusahaan dikaitkan dengan kemampuannya untuk menutup semua fixed operating cost dan fixed financial cost, sehingga dengan demikian total resiko ini akan bertamhah besar dengan meningkatnya total leverage, demikian pula sebaliknya. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan hasil bersih yang diterima perusahaan atas pendapatan usaha setelah dikurangi biaya. Bagi perusahaan yang kegiatannya banyak dibiayai dengan hutang jangka panjang maka pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya lain juga harus dikurangi dengan beban tetap perusahaan berupa bunga pinjaman, ini berarti akan mengurangi laba bersih perusahaan maka akan memperkecil laba perlembar saham (EPS). Pada tingkat pendapatan tertentu walaupun kebutuhan modal perusahaan berasal dari hutang jangka panjang yang berakibat perusahaan harus membayar beban tetap sehingga mengurangi laba bersih perusahaan akan tetapi dapat meningkatkan laba per lembar saham karena dengan pemenuhan modal dari utang jangka panjang berarti perusahaan tidak perlu menambah saham baru sehingga jumlah saham yang beredar

24

tetap jumlahnya. Jadi dengan menerapkan kebijakan Financial Leverage atau penggunaan modal pinjaman dalam struktur modal perusahaan diharapkan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan yang nantinya dapat meningkatkan laba per lembar saham (EPS). Dengan meningkatkan EPS perusahaan para investor akan lebih tertarik untuk menamakan sahamnya kerena dapat memberikan deviden yang lebih besar kepada investor.

Anda mungkin juga menyukai