Anda di halaman 1dari 6

Tugas: II Tgl. Pemberian: 27 Maret 2012 Tgl.

Pemasukan: 5 April 2012

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

WAHYU EFFENDI D11109260

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

PEMBANGUNAN BENDUNG IRIGASI Pendahuluan Pembangunan bendung untuk keperluan irigasi di suatu daerah, harus memperhatikan beberapa aspek-aspek agar dapat terlaksana. Dewasa ini, pembangunan bendungan tidak terlepas dari permasalahan sosial karena tujuan dan kepentingan dalam perencanaan dan pemanfaatan pembangunan bendungan antara pemerintah dengan berbagai pihak atau masyarakat masih berbeda dan belum terjadi secara sinergi. Dan juga permasalahan sosial yang akan sering muncul berupa persepsi negatif dari masyarakat mengenai kegiatan pembebasan lahan, proses rekruitmen tenaga kerja yang tidak transparan dan perubahan mata pencaharian masyarakat dengan bertambahnya pengangguran akibat hilangnya mata pencaharian sebelumnya. Peraturan dan perundang-perundangan yang telah ditetapkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pembangunan sebuah bendungan, antara lain: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi Peraturan Menteri PU Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) Peraturan Menteri PU Nomor 31 Tahun 2007 tentang Komisi Irigasi (KOMIR) Peraturan Menteri PU Nomor 32 Tahun 2007 tentang OP Jaringan Irigasi Peraturan Menteri PU Nomor 33 Tahun 2007 tentang Pemberdayaan P3A

Peraturan Menteri PU No. 03/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bendungan Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bendungan, dijelaskan beberapa aspek terkait tentang tahapan dalam proses pembangunan sebuah bendungan. Adapun beberapa aspek terkait tentang tahapan pembangunan bendungan, antara lain: Ketentuan dan persyaratan Potensi permasalahan sosial Prinsip-prinsip pendekatan rekayasa sosial dalam pembangunan bendungan Peran pemangku kepentingan Pelibatan masyarakat Pengorganisasian

Problem Set Terdapat dua kawasan atau daerah yang dipisahkan oleh sebuah sungai. Dimisalkan, kawasan A dihuni oleh masyarakat petani atau masyarakat miskin dan terdapat lokasi pertanian

dengan luas tertentu, sedangkan kawasan B dihuni oleh masyarakat elit atau kaya dan terdapat lokasi pertanian juga. Masing-masing di kawasan tersebut memiliki daerah bersinggungan antara pemukiman dan lahan pertanian. Di sungai tersebut akan dibangun sebuah bendung untuk irigasi kawasan pertanian kedua kawasan tersebut dengan kapasistas seluas 50 Ha. Adapun lahan pertanian yang tersedia di kedua kawasan tersebut hanyalah seluas 30 Ha. Muncullah solusi terakhir bahwa 20 Ha akan diambil dari kawasan yang bersinggungan. Solusi Sebagai seorang sarjana atau insinyur teknik, kita harus mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan dengan studi kelayakan yang telah dilakukan sebelumnya dan dengan meninjau hasilnya dari berbagai aspek, seperti yang ditunjukkan oleh diagram alir berikut ini. Pengambilan lahan bersinggungan dari dua kawasan yang berbeda haruslah disetujui oleh masing-masing pihak dan dengan diharapkannya dengan selesainya pembangunan bending tersebut tidak ada yang akan merasa dirugikan satu sama lain. Adapun solusi yang saya tawarkan adalah dengan mengambil masing-masing 10 Ha dari lahan bersinggungan di antara kedua kawasan tersebut agar dapat mencukupi kebutuhan kapasitas bendung yang akan dibangun. Mengingat keputusan tersebut dirasa cukup adil dan tidak merugikan kedua belah pihak. Namun keputusan tersebut harus dimusyawarahkan lagi dengan pemangku kepentingan setempat untuk menghasilkan jalan keluar dan pemecahan masalah yang lebih baik Pendekatan persuasif dan sosial juga harus dilakukan antar kedua belah pihak dengan tujuan mengedukasi dan mencari jalan keluar terbaik. Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dalam proses pengambilan keputusan dalam setiap pembangunan bendungan harus memperhatikan karakteristik para pemangku kepentingan, dikelompokkan dalam kepentingan/kepedulian, pengaruh terhadap keputusan, status, asal usul sosial, potensi konflik dan relasi antar pemangku kepentingan yang dapat dituangkan pada Tabel 1.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai