Anda di halaman 1dari 41

CK-FI112-10.1 Interferensi dan Difraksi Interferensi Interferensi merupakan gejala superposisi gelombang.

Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa sebesar p. 2 interferensi destruktif 2 1 2 interferensi konstruktif _ _ _ __ _ =+ = Dj p Dj p m m Interferensi konstruktif dua gelombang harmonik Interferensi destruktif dua gelombang harmonik CK-FI112-10.2 Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena perbedaan jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa. Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka interferensi destruktif 2 1 interferensi konstruktif _ _

_ __ _ =+ = Dl Dl xm xm Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus di suatu tempat, maka sumber-sumber Terjadi interferensi konstruktif di P Interferensi destruktif di P m adalah bilangan bulat: 0,1,2, CK-FI112-10.3 gelombangnya harus menghasilkan gelombang yang koheren. Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap. Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga prinsip superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi (konstruktif dan destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya. Interferensi celah ganda (percobaan Young) Untuk menghasilkan dua gelombang yang sefasa (koheren), digunakan satu sumber cahaya monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit. Kedua celah S1 dan S2 masing-masing bertindak sebagai sumber yang koheren. Pola interferensi konstruktifdestruktif yang bergantian dapat diamati pada layar. Dua gelombang yang koheren Dua gelombang

yang tak koheren CK-FI112-10.4 Adanya pola interferensi disebabkan karena superposisi dua gelombang yang menempuh jarak berbeda untuk mencapai suatu titik pada layar. Penentuan posisi terang-gelap pada layar dapat dilakukan dengan menganggap jarak layar dari celah sangat besar (dibandingkan jarak antara kedua celah). Dengan anggapan ini, maka kedua berkas dapat dianggap sejajar. CK-FI112-10.5 Jika kedua berkas dianggap sejajar, maka beda panjang lintasan keduanya adalah D_ =d sinq Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di layar terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang D_ =ml d m dm l sinq = l sinq = Sedangkan interferensi minimum (interferensi destruktif) yang menghasilkan pola gelap terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang adalah lD_ _ _ __ _ =+ 2 1 _m d m dm l

qlq __ _ __ _ + _= _ _ _ _ _ =+2 1 sin 2 1 sin Misalkan bentuk gelombang dari sumber 1 di suatu posisi pada layar adalah E1=Acos(wt) sedangkan akibat gelombang dari sumber 2 adalah E2=Acos(wt + j). __ _ __ _ =+=+ 2 sin 2 2 cos T 1 2 j w j EEEAt m = 0,1,2, m = 0,1,2, CK-FI112-10.6 I (amplitudo)2 2 2

cos _ _ _ __ _ j I sedangkan ( ) q l p D l p j sin 22 =_=d Jadi 2 sin cos _ _ _ __ _ __ _ __ _ q l pd I Plot intensitas pola interferensi dua celah Interferensi lapisan tipis Cahaya monokromatik yang dikenakan pada suatu permukaan lapisan tipis dapat menunjukkan fenomena interferensi. Hal ini terjadi karena ada beda

fasa antara berkas cahaya yang langsung dipantulkan (berkas 1) dengan cahaya yang mengalami pembiasan lebih dulu (berkas 2). udara minyak air CK-FI112-10.7 Perbedaan fasa antara berkas 1 dan 2 disebabkan adanya beda panjang lintasan dan juga karena pembalikan fasa saat gelombang dipantulkan oleh medium yang lebih rapat. Analoginya seperti gelombang tali Gelombang yang menjalar dari suatu medium menuju medium yang lebih rapat akan mengalami pemantulan oleh medium yang lebih rapat dan mengalami perubahan fasa sebesar p. Sedangkan gelombang yang menjalar dari suatu medium menuju medium yang kurang rapat tidak mengalami perubahan fasa. Misalkan fasa berkas gelombang datang adalah j, maka berkas gelombang 1 mempunyai fasa yang berubah karena adanya pemantulan dari medium yang kurang rapat (n1) ke medium yang lebih rapat (n2). Fasa gelombang 1 adalah j =j +p 1 t qq 12 n2 > n1 n1 CK-FI112-10.8 Sedangkan berkas gelombang 2 fasanya berubah karena adanya perbedaan lintasan tempuh. Jika q 0, maka beda panjang lintasan yang ditempuh berkas gelombang 2 dibandingkan berkas gelombang 1 adalah 2t. Beda panjang lintasan ini menimbulkan beda

fasa sebesar 22 4 2 2 nn tt l p p l jD=_ _ _ _ __ _ _ = Fasa gelombang 2 adalah 2 4 2 n t l p j =j + Dj =j + Beda fasa antara gelombang 1 dan 2 adalah 1 44 22 12 2 1 = = = nn tt l pp l p Dj j j

Interferensi maksimum (konstruktif) terjadi jika beda fasa total tersebut sama dengan bilangan bulat dikalikan dengan 2p. 2 2 2 1 122 4 n n mtm t pl l p_ _ _ __ _ +==_ _ _ _ __ _ _ Interferensi minimum (destruktif) terjadi jika beda fasa total sama dengan setengah bilangan bulat dikalikan dengan 2p. () 2 2 221 2 1 1 4 n

n mtm t pl l p+=_ _ _ __ _ +=_ _ _ _ __ _ _ q CK-FI112-10.9 Difraksi Difraksi adalah peristiwa pembelokan gelombang saat melewati suatu objek (misalnya berupa rintangan ataupun celah). Berdasarkan prinsip Huygen, gelombang yang melewati celah dapat dipandang sebagai terdiri dari banyak sumber. Jika posisi layar dapat dianggap sangat jauh dibandingkan dengan lebar celah a, maka berkas-berkas gelombang tersebut dapat dianggap sejajar. Tidak terdifraksi terdifraksi a sin q CK-FI112-10.10 Tinjau celah yang lebarnya a dan dipandang sebagai terdiri dari 4 sumber gelombang. Jika gelombang 1 dan 3 panjang lintasannya berbeda

sebesar l/2, maka kedua gelombang ini akan menghasilkan interferensi destruktif. Hal yang sama juga akan terjadi untuk gelombang 2 dan 4. Secara umum dapat dikatakan bahwa gelombang yang berasal dari sumber yang terpisah sejauh a/2 dan mempunyai beda panjang lintasan sebesar ml/2 maka akan terjadi interferensi minimum. Sehingga interferensi minimum terjadi jika 2 sin 2 l qm a = sinq =ml Sedangkan posisi interferensi maksimum dapat diperoleh kira-kira di tengah dua posisi interferensi minimum yang berurutan. Misalkan celah tersebut dibagi menjadi 4 sumber gelombang dan beda fasa antara dua gelombang dari sumber yang berurutan adalah d. E A cos(wt ) 1 = E =A cos(wt +d ) 2 cos(w 2d ) 3 E =A t + cos(w 3d ) 4 E =A t + 1 2 3 4 q a/2 Interferensi minimum CK-FI112-10.11 Superposisi gelombanggelombang tersebut dapat diperoleh dengan cara fasor. Pendekatan yang lebih tepat dapat dilakukan jika celah dipandang terdiri dari N (N) buah sumber

gelombang. __ _ __ _ = = _ _ _ __ _ =_ _ _ __ _ 2 2 sin 22 sin 2 2 sin T TTdaa AR R A Sedangkan panjang busur lingkaran adalah Ao yang sama dengan AT jika d = 0. Hal ini berarti Ao menyatakan amplitudo gelombang yang segaris dengan titik tengah celah. ( ) o T A =Ra =R 2d da o T o 2 AA R== Sehingga ____ _ _

____ _ _ = 2 2 sin o T a a A A d d d A A A A AT dT AT dT dT a 2dT R R = 2dT Ao CK-FI112-10.12 Karena intensitas sebanding dengan kuadrat amplitudo, maka ____ _ _ ____ _ _

__ _ __ _ __ _ __ _ =2 2 o 2 2 sin a a I I a adalah beda fasa antara gelombang dari sumber di tepi atas dengan gelombang dari sumber di tepi bawah. Beda fasa ini disebabkan adanya beda panjang lintasan sebesar asinq. l pq a l q p a sin 2 sin 2 aa == Plot I/Io terhadap a Kombinasi interferensi dan difraksi Pembahasan tentang interferensi dua celah yang terdahulu didasarkan pada anggapan bahwa lebar celah 0 0.5 1 -18 -15 -12 -9 -6 -3 0 3 6 9 12 15 18

Pola intensitas difraksi oleh celah tunggal CK-FI112-10.13 sangat kecil. Akibatnya interferensi maksimum yang didapat mempunyai bentuk yang rata. Pada kenyataannya jika lebar celah tidak kecil, maka akan terjadi difraksi pada masing-masing celah. Akibatnya pola intensitas maksimum yang didapat tidak lagi rata. Pola intensitas interferensi dua celah (yang celahnya mempunyai lebar tertentu) dapat diperoleh dengan mengalikan fungsi intensitas hasil interferensi dan fungsi intensitas hasil difraksi. Fungsi intensitas interferensi dua celah yang jarak antar celahnya d adalah 2 int sin cos _ _ _ __ _ __ _ __ _ =q l pd I Fungsi intensitas difraksi celah tunggal yang lebarnya a adalah ____ _ _ ____ _ _ __ _

__ _ __ _ __ _ =2 2 dif sin sin sin l pq l pq a a I CK-FI112-10.14 Sehingga pola intensitas interferensi dua celah yang masing-masing celah lebarnya a dan jarak antar celah d adalah ( )( ) ____ _

_ _ ____ _ _ ____ _ _ __ _ __ _ __

_ __ _ __ _ __ _ = = 2 2 2 int dif sin sin sin sin cos l pq l pq l pq a a d III Ada orde interferensi yang hilang, yaitu yang bertepatan dengan minimum yang dihasilkan pola difraksi.

INTERFERENSIDANDIFRAKSI Materi yang akan dibahas : 1. Interferensi

Interferensi Young Interferensi Selaput Tipis 2. Difraksi

DifraksiCelah Tunggal

Difraksi Fresnel Difraksi Fraunhofer

Difraksi Celah Ganda

Kisi DifraksiDifraksi Sinar X Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombangcahaya.Agar hasil interferensinya mempunyaipola yang teratur, kedua gelombangcahaya harus koheren , yaitu memilikifrekuensi dan amplitudo yg samaserta selisih fase tetap.Pola hasil interferensi ini dapatditangkap pada layar, yaitu Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (salingmemperkuat atau konstruktif) Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (salingmemperlemah atau destruktif) Paduan Gelombang Saling menguatkan SalingMelemahkan

i Interferensi of 13 Leave a Comment


960268c2d35af6 json

You must be logged in to leave a comment. Submit Characters: 400


960268c2d35af6 json

You must be logged in to leave a comment. Submit

Characters: ...

Beda Lintasan Jarak tempuh cahaya yang melaluidua celah sempit mempunyaiperbedaan (beda lintasan), hal iniyang menghasilkan pola interferensi.

Kondisi InterferensiSyarat interferensi maksimum :Interferensi maksimum terjadi jikakedua gelombang memiliki fase ygsama (sefase), yaitu jika selisihlintasannya sama dgn nol atau

Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.S

Interferensi dan Difraksi Interferensi Interferensi merupakan gejala superposisi gelombang. Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa sebesar p. 2 interferensi destruktif 2 1 2 interferensi konstruktif _ _ _ __ _ =+ =

Dj p Dj p m m Interferensi konstruktif dua gelombang harmonik Interferensi

Difraksi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Prinsip Huygens.

Difraksi

Difraksi cahaya diterangkangkan oleh prinsip Huygens.

Difraksi pada dua celah berjarak . Fraksi gelombang putih terjadi pada perpotongan antara garis-garis putih. Fraksi gelombang hitam terjadi pada perpotongan garis-garis berwarna hitam. Fraksi-fraksi gelombang terpisah sejauh sudut dan dirunut dengan urutan . Difraksi iyalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain. Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau disebut juga dengan Fourier Optik. Difraksi cahaya berturut-turut dipelajari antara lain oleh:

Isaac Newton dan Robert Hooke pada tahun 1660, sebagai inflexion dari partikel cahaya yang sekarang dikenal sebagai cincin Newton.[1] Francesco Maria Grimaldi pada tahun 1665 dan didefinisikan sebagai hamburan fraksi gelombang cahaya ke arah yang berbeda-beda. Istilah yang digunakan saat itu mengambil bahasa Latin diffringere yang berarti to break into pieces.[2][3][4] James Gregory pada tahun 1673 dengan mengamati pola difraksi pada bulu burung[5] yang kemudian didefinisikan sebagai diffraction grating.[6] Thomas Young pada tahun 1803 dan sebagai fenomena interferensi gelombang cahaya. Dari percobaan yang mengamati pola interferensi pada dua celah kecil yang berdekatan,[7] Thomas Young menyimpulkan bahwa kedua celah tersebut lebih merupakan dua sumber gelombang yang berbeda daripada partikel (en:corpuscles).[8] Augustin Jean Fresnel pada tahun 1815[9] dan tahun 1818[10], dan menghasilkan perhitungan matematis yang membenarkan teori gelombang cahaya yang dikemukakan sebelumnya oleh Christiaan Huygens[11] pada tahun 1690 hingga teori partikel Newton mendapatkan banyak sanggahan. Fresnel mendefinisikan difraksi dari eksperimen celah ganda Young sebagai interferensi gelombang[12] dengan persamaan:

dimana adalah jarak antara dua sumber muka gelombang, adalah sudut yang dibentuk antara fraksi muka gelombang urutan kedengan sumbu normal muka gelombang fraksi mula-mula

yang mempunyai urutan maksimum .[13]. Difraksi Fresnel kemudian dikenal sebagai near-field diffraction, yaitu difraksi yang terjadi dengan nilai relatif kecil.

Richard C. MacLaurin pada tahun 1909, dalam monographnya yang berjudul Light[14], menjelaskan proses perambatan gelombang cahaya yang terjadi pada difraksi Fresnel jika celah difraksi disoroti dengan sinar dari jarak jauh. Joseph von Fraunhofer dengan mengamati bentuk gelombang difraksi yang perubahan ukuran akibat jauhnya bidang pengamatan.[15][16] Difraksi Fraunhofer kemudian dikenal sebagai far-field diffraction. Francis Weston Sears pada tahun 1948 untuk menentukan pola difraksi dengan menggunakan pendekatan matematis Fresnel[17]. Dari jarak tegak lurus antara celah pada bidang halangan dan bidang pengamatan serta dengan mengetahui besaran panjang gelombang sinar insiden, sejumlah area yang disebut zona Fresnel (en:Fresnel zone) atau half-period elements dapat dihitung.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Difraksi Fresnel 2 Difraksi Fraunhofer 3 Difraksi celah tunggal 4 Difraksi celah ganda 5 Difraksi celah majemuk 6 Referensi 7 Pranala luar

[sunting] Difraksi Fresnel

Geometri difraksi dengan sistem koordinat antara celah pada bidang halangan dan citra pada bidang pengamatan.

Difraksi Fresnel adalah pola gelombang pada titik (x,y,z) dengan persamaan:

dimana: , dan is the satuan imajiner.

[sunting] Difraksi Fraunhofer


Dalam teori difraksi skalar (en:scalar diffraction theory), Difraksi Fraunhofer adalah pola gelombang yang terjadi pada jarak jauh (en:far field) menurut persamaan integral difraksi Fresnel sebagai berikut:

[18]

Persamaan di atas menunjukkan bahwa pola gelombang pada difraksi Fresnel yang skalar menjadi planar pada difraksi Fraunhofer akibat jauhnya bidang pengamatan dari bidang halangan.

[sunting] Difraksi celah tunggal

Pendekatan numerik dari pola difraksi pada sebuah celah dengan lebar empat kali panjang gelombang planar insidennya.

Grafik dan citra dari sebuah difraksi celah tunggal Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal akan mendifraksi sinar cahaya insiden menjadi deretan gelombang circular, dan muka gelombang yang lepas dari celah tersebut akan berupa gelombang silinder dengan intensitas yang uniform. Secara umum, pada sebuah gelombang planar kompleks yang monokromatik dengan panjang gelombang &lambda yang melewati celah tunggal dengan lebar d yang terletak pada bidang xy, difraksi yang terjadi pada arah radial r dapat dihitung dengan persamaan:

dengan asumsi sumbu koordinaat tepat berada di tengah celah, x akan bernilai dari hingga , dan y dari 0 hingga .

Jarak r dari celah berupa:

Sebuah celah dengan lebar melebihi panjang gelombang akan mempunyai banyak sumber titik (en:point source) yang tersebar merata sepanjang lebar celah. Cahaya difraksi pada sudut tertentu adalah hasil interferensi dari setiap sumber titik dan jika fase relatif dari interferensi ini bervariasi lebih dari 2, maka akan terlihat minima dan maksima pada cahaya difraksi tersebut. Maksima dan minima adalah hasil interferensi gelombang konstruktif dan destruktif pada interferensi maksimal.

Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang gelombang, cahaya dari sumber titik pada ujung atas celah akan berinterferensi destruktif dengan sumber titik yang berada di tengah celah. Jarak antara dua sumber titik tersebut adalah Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah: .

Minima pertama yang terjadi pada sudut &theta minimum adalah:

Difraksi jarak jauh untuk pengamatan ini dapat dihitung berdasarkan persamaan integral difraksi Fraunhofer menjadi:

dimana fungsi sinc berupa sinc(x) = sin(px)/(px) if x ? 0, and sinc(0) = 1.

[sunting] Difraksi celah ganda

Sketsa interferensi Thomas Young pada difraksi celah ganda yang diamati pada gelombang air.[19] Pada mekanika kuantum, eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan partikel. Sebuah

sumber cahaya koheren yang menyinari bidang halangan dengan dua celah akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan gelap pada bidang pengamatan, walaupun demikian, pada bidang pengamatan, cahaya ditemukan terserap sebagai partikel diskrit yang disebut foton.[20][21] Pita cahaya yang terang pada bidang pengamatan terjadi karena interferensi konstruktif, saat puncak gelombang (en:crest) berinterferensi dengan puncak gelombang yang lain, dan membentuk maksima. Pita cahaya yang gelap terjadi saat puncak gelombang berinterferensi dengan landasan gelombang (en:trough) dan menjadi minima. Interferensi konstruktif terjadi saat:

dimana adalah panjang gelombang cahaya a adalah jarak antar celah, jarak antara titik A dan B pada diagram di samping kanan n is the order of maximum observed (central maximum is n = 0), x adalah jarak antara pita cahaya dan central maximum (disebut juga fringe distance) pada bidang pengamatan L adalah jarak antara celah dengan titik tengah bidang pengamatan Persamaan ini adalah pendekatan untuk kondisi tertentu.[22] Persamaan matematika yang lebih rinci dari interferensi celah ganda dalam konteks mekanika kuantum dijelaskan pada dualitas Englert-Greenberger.

[sunting] Difraksi celah majemuk

Difraksi celah ganda (atas) dan difraksi celah 5 dari sinar laser

Difraksi sinar laser pada celah majemuk

Pola difraksi dari sinar laser dengan panjang gelombang 633 nm laser melalui 150 celah

Diagram dari difraksi dengan jarak antar celah setara setengah panjang gelombang yang menyebabkan interferensi destruktif Difraksi celah majemuk (en:Diffraction grating) secara matematis dapat dilihat sebagai interferensi banyak titik sumber cahaya, pada kondisi yang paling sederhana, yaitu yang terjadi pada dua celah dengan pendekatan Fraunhofer, perbedaan jarak antara dua celah dapat dilihat pada bidang pengamatan sebagai berikut:

Dengan perhitungan maksima: dimana adalah urutan maksima adalah panjang gelombang adalah jarak antar celah and adalah sudut terjadinya interferensi konstruktif Dan persamaan minima: .

Pada sinar insiden yang membentuk sudut i terhadap bidang halangan, perhitungan maksima menjadi:

Cahaya yang terdifraksi dari celah majemuk dapat dihitung dengan penjumlahan difraksi yang terjadi pada setiap celah berupa konvolusi dari pola difraksi dan interferensi.

[sunting] Referensi
1. ^ R. Hooke (1665). Micrographia: or, Some physiological descriptions of minute bodies made by magnifying glasses. London: J. Martyn and J. Allestry. 2. ^ Francesco Maria Grimaldi, Physico mathesis de lumine, coloribus, et iride, aliisque annexis libri duo (Bologna ("Bonomia"), Italy: Vittorio Bonati, 1665), pages 1-11. Available on-line (in Latin) at: http://fermi.imss.fi.it/rd/bdv?/bdviewer/bid=300682#. 3. ^ Jean Louis Aubert (1760). Memoires pour l'histoire des sciences et des beaux arts. Paris: Impr. de S. A. S.; Chez E. Ganeau. hlm. 149. http://books.google.com/books?id=OCLC58901501&id=3OgDAAAAMAAJ&pg=PP151 &lpg=PP151&dq=grimaldi+diffraction+date:0-1800&as_brr=1. 4. ^ Sir David Brewster (1831). A Treatise on Optics. London: Longman, Rees, Orme, Brown & Green and John Taylor. hlm. 95. http://books.google.com/books?vid=OCLC03255091&id=opYAAAAAMAAJ&pg=RA1 -PA95&lpg=RA1-PA95&dq=grimaldi+diffraction+date:0-1840&as_brr=1. 5. ^ H. W. Turnbull (19401941). "Early Scottish Relations with the Royal Society: I. James Gregory, F.R.S. (1638-1675)". Notes and Records of the Royal Society of London 3: 22. http://www.jstor.org/stable/531136. 6. ^ Letter from James Gregory to John Collins, dated 13 May 1673. Reprinted in: Correspondence of Scientific Men of the Seventeenth Century...., ed. Stephen Jordan Rigaud (Oxford, England: Oxford University Press, 1841), vol. 2, pages 251-255; see especially page 254. Available on-line at: http://books.google.com/books?id=0h45L_66bcYC&pg=PA254&dq=Correspondence+of +Scientific+Men+feather+ovals&ei=5jlaSsLQKJnkygTi1Lz8CA&ie=ISO-88591&output=html 7. ^ Young, Thomas (1804-01-01), "The Bakerian Lecture: Experiments and calculations relative to physical optics", Philosophical Transactions of the Royal Society of London 94: 1-16, http://rstl.royalsocietypublishing.org/content/94/1.1.full.pdf+html, diakses pada 27 Agustus 2009 (Note: This lecture was presented before the Royal Society on 24 November 1803.) 8. ^ T. Rothman (2003). Everything's Relative and Other Fables in Science and Technology. New Jersey: Wiley. ISBN 0471202576.

Interferensi dan Difraksi cahaya


Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan. Interferensi cahaya merupakan interaksi dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suatu intensitas radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi gelombangnya. Interferensi menghasilkan suatu pola interferensi terang-gelap-terang-gelap. Secara prinsip interferensi merupakan proses superposisi gelombang / cahaya. Intensitas medan di suatu titik merupakan jumlah medan-medan yang bersuperposisi. Interferensi cahaya merupakan perpaduan atau lebih sumber cahaya sehingga menghasilkan keadaan yang lebih terang (interferensi maksimum) dan keadaan yang gelap (interferensi minimum).syarat terjadinya interferensi cahaya adalah cahaya yang koheren.

Gambar 1 gelombang dari dua sumber bersuperposisi (Hecht, 2002) Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase= 0, 2, 4, atau beda lintasan = 0, , 2, 3, ) terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan).gelombang resultan memiliki amplitude maksimum.ketika kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase (beda fase = , 3, 5, atau beda lintasan = 1/2, 3/2, 5/2,.) terjadi inetrferensi destruktif (saling melemahkan).gelombang resultan memiliki amplitude napatkan garis nol. Interferensi yang menguatkan akan menghasilkan pola terang dan interferensi saling melemahkan akan menghasilkan pola gelap. Pada interferensi maksimum pada layar didapatkan garis terang apabila beda jalan cahaya antara celah merupakan bilangan genap dari setengah panjang gelombang, sedangakan interferensi minimum pada layar didapatkan garis gelap apabila beda jalan antara kedua berkas cahaya merupakan bilangan ganjil dari setengah panjang gelombang.

Gambar 2 interferensi konstruktif dan destruktif

Interferensi dari Amplitudo

Interferensi ini terjadi karena gelombang cahaya atau sinar terefleksi dan terefraksi pada batas antara 2 media yang berbeda indeks biasnya. Sinar datang terefleksi dan terrefraksi komponennya dari pemisahan gelombang dan melalui perbedaan lintasan optik. Gelombanggelombang tersebut berinterferensi ketika berkombinasi (superposisi). Pertama kita mempertimbangkan efek interferensi yang dihasilkan dari pembagian amplitudo. Pada gambar 2.4 sebuah sinar monokromatik dengan panjang gelombang di udara datang dengan sudut i pada bidang paralel lempengan suatu material dengan tebal t dan indeks bias n > 1. sinar tersebut mengalami pantulan parsial dan pembiasan pada bagian atas permukaan. Sebagian pembiasan cahaya dipantulkan dari bagian permukaan bawah dan muncul paralel ke pemantulan pertama dengan beda fase ditemukan dari perbedaan panjang lintasan optis yang dilalui pada material. Sinar paralel ini bertemu dan berinterferensi pada keadaan tak terbatas tetapi mereka mungkin dibawa menuju fokus dengan lensa. Perbedaan panjang lintasan optik gelombang-gelombang ini ditunjukkan sebagai berikut

Karena sin i = n sin

Gambar 3 Frinji interferensi dihasilkan pada kondisi tak terbatas dari pembagian amplitudo ketika tebal material konstan. Frinji orde ke-m adalah lingkaran terpusat dari sumber S dan konstan pada 2ntterjadi untuk (m + 1/2) .cos =

Ketika ketebalan t tidak konstan dan muka lempengan, gambar 2.6 a dan b, sinar interferensi tidak paralel namun bertemu pada titik (nyata atau maya) dekat dengan baji.Resultan interferensi frinji terbentuk dekat dengan baji dan hampir paralel dengan lapisan tipis bagian akhir dari baji. Ketika observasi dibuat pada normal dari baji cos q ~ 1 dan berubah perlahan pada daerah ini sehingga 2nt cos q 2nt. Kondisi ini untuk pola frinji terang lalu perumusannya menjadi: 2nt = (m + 1/2) [1] Dan setiap frinji meletakkan nilai khusus dari ketebalan t dan ini memberikan pola frinji. Seperti nilai m berubah menjadi m+1, ketebalan berubah dengan kelipatan /2n dan frinji memungkinkan pengukuran panjang gelombang dari cahaya.(Pain, 2005)

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain. Untuk menganalisa atau mensimulasikan pola-pola tersebut, dapat digunakan Transformasi Fourier atau disebut juga dengan Fourier Optik. Difraksi cahaya berturut-turut dipelajari antara lain oleh:

Isaac Newton dan Robert Hooke pada tahun 1660, sebagai inflexion dari partikel cahaya yang sekarang dikenal sebagai cincin Newton.[1] Francesco Maria Grimaldi pada tahun 1665 dan didefinisikan sebagai hamburan fraksi gelombang cahaya ke arah yang berbeda-beda. Istilah yang digunakan saat itu mengambil bahasa Latin diffringere yang berarti to break into pieces.[2][3][4]

James Gregory pada tahun 1673 dengan mengamati pola difraksi pada bulu burung[5] yang kemudian didefinisikan sebagai diffraction grating.[6] Thomas Young pada tahun 1803 dan sebagai fenomena interferensi gelombang cahaya. Dari percobaan yang mengamati pola interferensi pada dua celah kecil yang berdekatan,[7] Thomas Young menyimpulkan bahwa kedua celah tersebut lebih merupakan dua sumber gelombang yang berbeda daripada partikel (en:corpuscles).[8] Augustin Jean Fresnel pada tahun 1815[9] dan tahun 1818[10], dan menghasilkan perhitungan matematis yang membenarkan teori gelombang cahaya yang dikemukakan sebelumnya oleh Christiaan Huygens[11] pada tahun 1690 hingga teori partikel Newton mendapatkan banyak sanggahan. Fresnel mendefinisikan difraksi dari eksperimen celah ganda Young sebagai interferensi gelombang[12] dengan persamaan:

m = dsin dimana d adalah jarak antara dua sumber muka gelombang, adalah sudut yang dibentuk antara fraksi muka gelombang urutan ke-m dengan sumbu normal muka gelombang fraksi mula-mula yang mempunyai urutan maksimum m = 0.[13]. Difraksi Fresnel kemudian dikenal sebagai nearfield diffraction, yaitu difraksi yang terjadi dengan nilai m relatif kecil.

Richard C. MacLaurin pada tahun 1909, dalam monographnya yang berjudul Light[14], menjelaskan proses perambatan gelombang cahaya yang terjadi pada difraksi Fresnel jika celah difraksi disoroti dengan sinar dari jarak jauh. Joseph von Fraunhofer dengan mengamati bentuk gelombang difraksi yang perubahan ukuran akibat jauhnya bidang pengamatan.[15][16] Difraksi Fraunhofer kemudian dikenal sebagai far-field diffraction. Francis Weston Sears pada tahun 1948 untuk menentukan pola difraksi dengan menggunakan pendekatan matematis Fresnel[17]. Dari jarak tegak lurus antara celah pada bidang halangan dan bidang pengamatan serta dengan mengetahui besaran panjang gelombang sinar insiden, sejumlah area yang disebut zona Fresnel (en:Fresnel zone) atau half-period elements dapat dihitung.

Difraksi Fresnel adalah pola gelombang pada titik (x,y,z) dengan persamaan:

dimana: , dan is the satuan imajiner.

Difraksi Fraunhofer
Dalam teori difraksi skalar (en:scalar diffraction theory), Difraksi Fraunhofer adalah pola gelombang yang terjadi pada jarak jauh (en:far field) menurut persamaan integral difraksi Fresnel sebagai berikut:

[18]

Persamaan di atas menunjukkan bahwa pola gelombang pada difraksi Fresnel yang skalar menjadi planar pada difraksi Fraunhofer akibat jauhnya bidang pengamatan dari bidang halangan.

Difraksi celah tunggal

Pendekatan numerik dari pola difraksi pada sebuah celah dengan lebar empat kali panjang gelombang planar insidennya.

Grafik dan citra dari sebuah difraksi celah tunggal Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal akan mendifraksi sinar cahaya insiden menjadi deretan gelombang circular, dan muka gelombang yang lepas dari celah tersebut akan berupa gelombang silinder dengan intensitas yang uniform. Secara umum, pada sebuah gelombang planar kompleks yang monokromatik dengan panjang

gelombang &lambda yang melewati celah tunggal dengan lebar d yang terletak pada bidang xy, difraksi yang terjadi pada arah radial r dapat dihitung dengan persamaan:

dengan asumsi sumbu koordinaat tepat berada di tengah celah, x akan bernilai dari hingga , dan y dari 0 hingga Jarak r dari celah berupa: .

Sebuah celah dengan lebar melebihi panjang gelombang akan mempunyai banyak sumber titik (en:point source) yang tersebar merata sepanjang lebar celah. Cahaya difraksi pada sudut tertentu adalah hasil interferensi dari setiap sumber titik dan jika fasa relatif dari interferensi ini bervariasi lebih dari 2, maka akan terlihat minima dan maksima pada cahaya difraksi tersebut. Maksima dan minima adalah hasil interferensi gelombang konstruktif dan destruktif pada interferensi maksimal. Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang gelombang, cahaya dari sumber titik pada ujung atas celah akan berinterferensi destruktif dengan sumber titik yang berada di tengah celah. Jarak antara dua sumber titik tersebut adalah / 2. Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah:

Minima pertama yang terjadi pada sudut &theta minimum adalah: Difraksi jarak jauh untuk pengamatan ini dapat dihitung berdasarkan persamaan integral difraksi Fraunhofer menjadi: dimana fungsi sinc berupa sinc(x) = sin(px)/(px) if x ? 0, and sinc(0) = 1.

Difraksi celah ganda

Sketsa interferensi Thomas Young pada difraksi celah ganda yang diamati pada gelombang air.[19] Pada mekanika kuantum, eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan partikel. Sebuah sumber cahaya koheren yang menyinari bidang halangan dengan dua celah akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan gelap pada bidang pengamatan, walaupun demikian, pada bidang pengamatan, cahaya ditemukan terserap sebagai partikel diskrit yang disebut foton.[20][21] Pita cahaya yang terang pada bidang pengamatan terjadi karena interferensi konstruktif, saat puncak gelombang (en:crest) berinterferensi dengan puncak gelombang yang lain, dan membentuk maksima. Pita cahaya yang gelap terjadi saat puncak gelombang berinterferensi dengan landasan gelombang (en:trough) dan menjadi minima. Interferensi konstruktif terjadi saat:

dimana adalah panjang gelombang cahaya a adalah jarak antar celah, jarak antara titik A dan B pada diagram di samping kanan n is the order of maximum observed (central maximum is n = 0), x adalah jarak antara pita cahaya dan central maximum (disebut juga fringe distance) pada bidang pengamatan L adalah jarak antara celah dengan titik tengah bidang pengamatan Persamaan ini adalah pendekatan untuk kondisi tertentu.[22] Persamaan matematika yang lebih rinci dari interferensi celah ganda dalam konteks mekanika kuantum dijelaskan pada dualitas Englert-Greenberger.

Difraksi celah majemuk

Difraksi celah ganda (atas) dan difraksi celah 5 dari sinar laser

Difraksi sinar laser pada celah majemuk

Pola difraksi dari sinar laser dengan panjang gelombang 633 nm laser melalui 150 celah

Diagram dari difraksi dengan jarak antar celah setara setengah panjang gelombang yang menyebabkan interferensi destruktif Difraksi celah majemuk (en:Diffraction grating) secara matematis dapat dilihat sebagai interferensi banyak titik sumber cahaya, pada kondisi yang paling sederhana, yaitu yang terjadi pada dua celah dengan pendekatan Fraunhofer, perbedaan jarak antara dua celah dapat dilihat pada bidang pengamatan sebagai berikut: Dengan perhitungan maksima: dimana adalah urutan maksima adalah panjang gelombang

adalah jarak antar celah and adalah sudut terjadinya interferensi konstruktif Dan persamaan minima: . Pada sinar insiden yang membentuk sudut i terhadap bidang halangan, perhitungan maksima menjadi: Cahaya yang terdifraksi dari celah majemuk dapat dihitung dengan penjumlahan difraksi yang terjadi pada setiap celah berupa konvolusi dari pola difraksi dan interferensi.
S

Anda mungkin juga menyukai