Anda di halaman 1dari 5

Artikel Bali - Hindu & Adat Bali

NAWA WIDHA BHAKTI Posted by Jero Mangku Sudiada on 2011-10-24 [ print artikel ini | dilihat 105 kali ]

OM Svastyastu,

"BEBAN-KEBIASAAN-KEWAJIBAN-KEBUTUHAN-CINTAKASIH"

VEDA disampaikan dalam bentuk informal

"PUJA-SESANA-INDIK-TUTUR"

Mengubah Paradigma yang tadinya bergama dirasakan menjadi BEBAN-kita usahakan menjadi sesuatu yang ringan dengan cara membiasakan menjadi KEBIASAAN, dari kebiasaan menjadi suatu KEWAJIBAN, semoga dari kewajiban ini menjadi suatu KEBUTUHAN, dan akhirnya ketika ini sudah dirasakan menjadilah suatu CINTAKASIH, perwujudan cintakasih kepada Sang Maha Pencipta beserta ciptaannya inilah yang akan kami sampaikan dalam bentuk "NAWA WIDA BHAKTI" karena di jaman KALIYUGA ini perangkat yang paling ampuh untuk mendekatkan diri adalah 9 jalan bhakti diantaranya Nawa Widha Bhakti :

1.SRAWANAM

= Mendengarkan piteket/pitutur sane rahajeng / baik

2. WANDANAM

= Membaca kitab kita suci agama yang kita yakini

3. KIRTHANAM

= Melantunkan Tembang tembang suci / kidung, wirama rohani

4. SEMARANAM

= Secara berulang-ulang menyebutkan NamaNYA

5. PADASEWANAM= Sujud Bhakti di kaki Nabe

6. SAKYANAM

= Menjalin persahabatan

7. DAHSYAM

= Menjadi pelayan / memberikan pelayanan yang baik

8. ARCANAM

= Bhakti kepada Hyang widhi melalui symbol.....

9. SEVANAM

= Memberikan pelayanan

Inggih salah satu materi ini disajikan dalam bentuk Pareindikan dalam sesana, yang diramu dalam TUTUR"

inggih dumogi memargi dengan baik manut sekadi pengabdian titiange maring umat.

Titiang ngelungsurang pemargi sane Rahayu.

NAWA WIDA BHAKTI KE VI. DAHSYANAM MENGABDI DALAM PELAYANAN

MATERI DHARMA WECANA PURA EKA WIRA ANANTHA SERANG BANGTEN

Oleh : Jeromangku_sudiada@ yahoo.com

Dahsyanam, dari etimologinya kata Dahsyanam berasal dari suku kata DAS yang artinya mengabdi atau melayani, sedangkan Nam berarti memuja. Dahsyanam adalah merupakan salah satu dari bagian Nawa Wida Bhakti, Sembilan bentuk bakti kepada Tuhan ( Hyang Maha Kawiya ). Disebutkan dalam Epos Ramayana disebutkanlah Wanara Petak ( Hanumanlah ) yang mempunyai suatu pengabdian yang sangat tulus, tanpa pamerih, pengabdiannya yang begitu tulus kepada sang Sri Rama, yang dipercayai sebagai Avatara sang Dewa Wisnu. Sampai sedemikian bhaktinya hanuman, sampai sampai setiap helai bulunyapun ditulisi dengan Hanuman, karena itulah sang Hanuman dijuliki dengan Roma Rama, yang artinya berbulu roma Rama.Hanuman begitu yakin bahwa Tuhan menjelma ke Mayapadha untuk menegakan dharma.

Didalam implementasi pengabdiannya itu Hanuman selalu ingin dekat dengan sang Rama. Agar dia selalu dapat menyeslesaikan tugas tugasnya dengan baik. Hanuman sangat yakin kalau kalau tugasnya itu datangnya dari Sang Sri rama sudah-pastilah tugas itu suci dan tidak ada celah kotornya. Puncak pengabdian Hanuman ketika sang Rama berperang dengan raja Alengka yaitu raja Denawa Rawana.

Dalam peperangannya itu, Rahwana akhirnya kalah karena Rahwana berada dalam pihak A-dharma. Nah untuk menggantikan raja alengka yang dikalahkan oleh sang Rama, maka dinobatkanlah Gunawan wibisana sebagai pengganti kakaknya Rawana sebagai raja Alengkadireja.

Atas kesuksesan semua itu diakhir dari penobatanya itu maka sang Sri Rama membagi bagikan hadiah, sesuai dengan ajaran nitisastra Sang Rsi Kautilya, raja harus berani menegakan kebenaran menghukum yang salah dan memberikan anugerah kepada mereka yang berjuang dan berhasil dengan baik.

Setelah semua mendapatkan hadiah-hadiah yang luar biasa sebagai tanda penghormatan maka tinggalah sang Hanuman diberikan Hadiah yang luarbiasa yaitu berupa kalung Liontin penganten sang Rama dengan Nidiah Sita. Disamping demikian tinggi nilainya mungkin hampir sama dengan budged / anggaran belanja negara tahun 2009. Namun apa yang dilakukan oleh Hanuman.....? luar biasa tersinggungnya, sampai kalung itupun diremas remas oleh Hanuman sehingga menjadi bubuk tepung tawar....demikian pula Sang Sugriwa tersinggung dan marah luar biasa melihat kejadian dan kelakuan keponakannya seperti itu.

Namun sang Sri Rama cepat menengahi permasalahan ini, dan menyambutnya dengan senyuman yang sangat sejuk, sambil menanyakan kenapa Hanuman menanggapi seperti itu. Akhirnya Hanuman pun mejelaskan dengan nada yang bergetar karena tujuannya mengabdi kepada Sang Sri Rama bukanlah untuk mendapatkan penghargaan seperti itu, karena itu adalah hanya merupakan harta duniawi semata, karena ternyata Hanuman menghedaki agar Sri rama dan Ni Diah Sita selalu dapat bersemayam dalam hati sang Hanuman yang paling dalam. Setelah itu dengan kuku pancanakanya itu hanuman membelah dan merobek dadanya kelihatanlah jantung hati sang Hanuman kemudian Sri Rama dan Diah Sita nampak dlam jantung hati sang hanuman. ( hemm Para Darmika sekalian ) demikianlah ceritra aslinya sehingga nampak di beberapa toko di India, banyak yang menjual gambar hanuman yang dadanya di belah, sehingga disitulah maring hrudaya hatinya Hanuman bersemayam sri rama dan Diah Sita.

Hanuman mengabdi bukan untuk mencari kedudukan, bukan untuk popularitas, maupun kekayaan, tujuannya hanyalah gar sang Sri Rama dan Sita selalu bersemayam dalam hatinya sang Hanuman.

Yang artinya pengabdian yang utama dalam hidup kita ini adalah untuk mendapatkan sifat sifat Hyang Widhi, kalau sifat sifat itu dapat kita wujudkan dalam diri, maka kehidupan yang bahagia lahir dan bhatin dapat dirasakan.

Karena itu lakukanlah pengabdian dengan tulus dan ihklas, sehigga kita mendapatkan suatu ka-Lepasan Lega kelawan legawa.

Rasa ketuhanan yang mendalam inilah yang akan menjadikan pengendali hidup kita yang utama di dunia. Keinginan untuk pengendali hidup yang paling utama di dunia. Keinginan untuk membangun rasa ketuhanan adalah keinginan yang paling mulia. Salah satu caranya adalah berbhakti kepada Tuhan, melalui pengabdian sesama manusia ciptaan tuhan karena dengan demikian kita akan dapat membangun rasa ketuhanan yang mendalam MANAWA SEVA & MENDAWA SEVA mengabdi kepada tuhan sangat identik dengan mengabdi kepada sesama karena itu juga merupakan ciptaanya.

Namaste.

sumber: HDnet

Anda mungkin juga menyukai