Anda di halaman 1dari 52

DRAF AKHIR 10 MUKA KANDUNGAN E-MENU

BATIK
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Batik Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaankain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagaiwax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu serta yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, yang sebagai terkait,

keseluruhan teknik, teknologi,

pengembangan motif dan

budaya

olehUNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of Oktober, 2009.[1] the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2

Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]

Sejarah teknik batik

Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok

Detail ukiran kain yang dikenakanPrajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa. Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesirmenunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di Indiadan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke danWolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3] Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal. Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmuduntuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik. Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2] Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Budaya batik

Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik Cirebon bermotif mahluk laut

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.

Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan

oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil

minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini bahan batik juga dibuat di atas bahan lain

seperti sutera, poliester, rayon dan

sintetis

lainnya. Motif batik

dibentuk

dengan

cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis batik

Pembuatan batik cap

Menurut teknik

Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Menurut asal pembuatan

Batik Jawa batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbedabeda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

Batik Tiga Negeri

Batik Jawa Hokokai 1942-1945

Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa

Batik Buketan

Batik Lasem

BLANGKON
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Blangkon adalah

tutup kepala yang

dibuat

dari batik dan

digunakan

oleh

kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa. Menurut wujudnya, blangkon dibagi menjadi 4: blangkon Ngayogyakarta, blangkon Surakarta, blangkon Kedu, dan Blangkon Banyumasan.[1] Untuk beberapa tipe blangkon ada yang menggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkon. Tonjolan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambutpanjang mereka di bagian belakang kepala, sehingga bagian tersebut tersembul di bagian belakang blangkon. Blangkon sebenarnya bentuk praktis dari iket yang merupakan tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa. Untuk beberapa tipe blangkon ada yang menggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkon yang

disebut mondholan. Mondholan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambut panjang mereka di bagian belakang kepala, sehingga bagian tersebut tersembul di bagian belakang blangkon. Lilitan rambut itu harus kencang supaya tidak mudah lepas. Sekarang lilitan rambut panjang yang menjadi mondholan sudah dimodifikasi karena orang sekarang kebanyakan berambut pendek dengan membuatmondholan yang dijahit langsung pada bagian belakang blangkon. Blangkon Surakarta mondholannya trepes atau gepeng sedang mondholan gaya Yogyakarta berbentuk bulat seperti onde-onde.
CONTOH-CONTOH KOLEKSI BLANGKON

BAHASA JAWA
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bahasa

Jawa adalah

bahasa

yang

digunakan

penduduk suku

bangsa

Jawa di Jawa

Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang,Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon.

Penyebaran Bahasa Jawa

Penduduk Jawa yang merantau, membuat bahasa Jawa bisa ditemukan di berbagai daerah bahkan di luar negeri. Banyaknya orang Jawa yang merantau ke Malaysia turut membawa bahasa dan kebudayaan Jawa ke Malaysia, sehingga terdapat kawasan pemukiman mereka yang dikenal dengan nama kampung Jawa, padang Jawa. Di samping itu, masyarakat pengguna Bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kawasan-kawasan luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang cukup signifikan

adalah : Lampung (61,9%),Sumatra

Utara (32,6%), Jambi (27,6%), Sumatera

Selatan (27%).

Khusus masyarakat Jawa di Sumatra Utara, mereka merupakan keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera), dengan dialek dan beberapa kosa kata Jawa Deli. Sedangkan masyarakat Jawa di daerah lain disebarkan melalui program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak zaman penjajahan Belanda. Selain di kawasan Nusantara, masyarakat Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Barubahkan sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan

menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke Korea, Hong Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun belum bisa dipastikan kelestariannya.

Fonologi
Dialek baku bahasa Jawa, yaitu yang didasarkan pada dialek Jawa Tengah, terutama dari sekitar kota Surakarta dan Yogyakarta memiliki fonem-fonem berikut:

Vokal:

Depan Tengah Belakang

()

()

Konsonan:

Labial Dental Alveolar Retrofleks Palatal Velar Glotal

Letupan

pb

td

t d

kg

Frikatif

()

Likuida & semivokal w

Sengau

()

Perhatian: Fonem-fonem antara tanda kurung merupakan alofon. Catatan pembaca pakar bahasa Jawa: Dalam bahasa Jawa [a],[], dan [o] itu membedakan makna [baba?] 'luka'; [bb?]'param' atau 'lobang', sikile di-bb?i 'kakinya diberi param', lawange dibb?i 'pintunya dilubangi'; dan [bobo?] 'tidur'. [war?] 'rakus' sedang [wara?] 'badak'; [lr] 'utara' sedangkan [lar] 'sayap', [g?] 'gedung' sedangkan [ga?] 'pisang; [cr]'cara' sedang [coro] 'kecoak', [lr]'sakit' sedang [loro] 'dua', dan [pl] 'pala/rempah-rempah' sedang [polo] 'otak'. Dengan demikian, bunyi [] itu bukan alofon [a] ataupun alofon [o] melainkan fonem tersendiri.

Sugengrawuh atau "Selamat datang" yang ditulis menggunakan aksara Jawa

Penjelasan Vokal:

Tekanan kata (stress) direalisasikan pada suku kata kedua dari belakang, kecuali apabila sukukata memiliki sebuah pepet sebagai vokal. Pada kasus seperti ini, tekanan kata jatuh pada sukukata terakhir, meskipun sukukata terakhir juga memuat pepet. Apabila sebuah kata sudah diimbuhi dengan afiks, tekanan kata tetap mengikuti tekanan kata kata dasar. Contoh: /jaran/ (kuda) dilafazkan sebagai [j'aran] dan /pajaranan/ (tempat kuda) dilafazkan sebagai [paj'aranan]. Semua vokal kecuali //, memiliki alofon. Fonem /a/ pada posisi tertutup dilafazkan sebagai [a], namun pada posisi terbuka sebagai []. Contoh: /lara/ (sakit) dilafazkan sebagai [l'r], tetapi /larane/ (sakitnya) dilafazkan sebagai [l'arane] Fonem /i/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [i] namun pada posisi tertutup lafaznya kurang lebih mirip [e]. Contoh: /panci/ dilafazkan sebagai [p'aci] , tetapi /kancil/ kurang lebih dilafazkan sebagai [k'acel]. Fonem /u/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [u] namun pada posisi tertutup lafaznya kurang lebih mirip [o]. Contoh: /wulu/ (bulu) dilafazkan sebagai [w'ulu] , tetapi /uyul/ (tuyul) kurang lebih dilafazkan sebagai ['uyol]. Fonem /e/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [e] namun pada posisi tertutup sebagai []. Contoh: /lele/ dilafazkan sebagai [l'ele] , tetapi /bebek/ dilafazkan sebagai [b'b]. Fonem /o/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [o] namun pada posisi tertutup sebagai []. Contoh: /loro/ dilafazkan sebagai [l'oro] , tetapi /bolo/ dilafazkan sebagai [b'l].

Penjelasan Konsonan:
Fonem /k/ memiliki sebuah alofon. Pada posisi terakhir, dilafazkan sebagai []. Sedangkan pada posisi tengah dan awal tetap sebagai [k]. Fonem /n/ memiliki dua alofon. Pada posisi awal atau tengah apabila berada di depan fonem eksplosiva palatal atau retrofleks, maka fonem sengau ini akan berubah sesuai menjadi fonem homorgan. Kemudian apabila fonem /n/ mengikuti sebuah /r/, maka akan menjadi [] (fonem sengau retrofleks). Contoh: /panja/ dilafazkan sebagai [p'aja], lalu /anap/ dilafazkan sebagai ['aap]. Kata /warna/ dilafazkan sebagai [w'ar]. Fonem /s/ memiliki satu alofon. Apabila /s/ mengikuti fonem /r/ atau berada di depan fonem eksplosiva retrofleks, maka akan direalisasikan sebagai []. Contoh: /warsa/ dilafazkan sebagai [w'ar], lalu /esi/ dilafazkan sebagai ['ei].

Register (undhak-undhuk basa)

Bahasa Jawa mengenal undhak-undhuk basa dan menjadi bagian integral dalam tata krama (etiket) masyarakat Jawa dalam berbahasa. Dialek Surakarta biasanya menjadi rujukan dalam hal ini. Bahasa Jawa bukan satu-satunya bahasa yang mengenal hal ini karena beberapa bahasa Austronesia lain dan bahasa-bahasa Asia Timur seperti bahasa Korea dan bahasa Jepang juga mengenal hal semacam ini. Dalam sosiolinguistik, undhak-undhuk merupakan salah satu bentuk register. Terdapat tiga bentuk utama variasi, yaitu ngoko ("kasar"), madya ("biasa"),

dan krama ("halus"). Di antara masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake,honorific) dan "perendahan" (ngasorake, humilific). Seseorang dapat berubah-ubah registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status bisa ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain. Seorang anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan berbicara dengan varian ngoko, namun ketika bercakap dengan orang tuanya akan menggunakan krama andhap dan krama inggil. Sistem semacam ini terutama dipakai di Surakarta, Yogyakarta, dan Madiun. Dialek lainnya cenderung kurang memegang erat tata-tertib berbahasa semacam ini. Sebagai tambahan, terdapat bentuk bagongan dan kedhaton, yang keduanya hanya dipakai sebagai bahasa pengantar di lingkungan keraton. Dengan demikian, dikenal bentuk-bentuk ngoko lugu, ngoko andhap, madhya, madhyantara, krama, krama inggil, bagongan, kedhaton. Di bawah ini disajikan contoh sebuah kalimat dalam beberapa gaya bahasa yang berbeda-beda ini.

Bahasa Indonesia: "Maaf, saya mau tanya rumah Kak Budi itu, di mana?" 1. Ngoko kasar: Eh, aku arep takon, omah Budi kuwi, nng*ndi? 2. Ngoko alus: Aku nyuwun pirsa, dalem mas Budi kuwi, nng endi? 3. Ngoko meninggikan diri sendiri: Aku kersa ndangu, omah mas Budi kuwi, nng ndi? (ini dianggap salah oleh sebagian besar penutur bahasa Jawa karena menggunakan leksikon krama inggil untuk diri sendiri) 4. Madya: Nuwun swu, kula ajeng tanglet, griyan mas Budi niku, teng pundi? (ini krama desa (substandar)) 5. Madya alus: Nuwun swu, kula ajeng tanglet, dalem mas Budi niku, teng pundi? (ini juga termasuk krama desa (krama substandar))

6. Krama andhap: Nuwun swu, dalem badh nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi? (dalem itu sebenarnya pronomina persona kedua, kagungan dalem 'kepunyaanmu'. Jadi ini termasuk tuturan krama yang salah alias krama desa) 7. Krama lugu: Nuwun sewu, kula badh takn, griyanipun mas Budi punika, wonten pundi? 8. Krama alus Nuwun sewu, kula badhe nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?
*

nng adalah bentuk percakapan sehari-hari dan merupakan kependekan dari bentuk baku ana

ing yang disingkat menjadi (a)nng. Dengan memakai kata-kata yang berbeda dalam sebuah kalimat yang secara tatabahasa berarti sama, seseorang bisa mengungkapkan status sosialnya terhadap lawan bicaranya dan juga terhadap yang dibicarakan. Walaupun demikian, tidak semua penutur bahasa Jawa mengenal semuanya register itu. Biasanya mereka hanya mengenal ngoko dan sejenis madya.

Bilangan dalam bahasa Jawa

Bila dibandingkan dengan bahasa Melayu atau Indonesia, bahasa Jawa memiliki sistem bilangan yang agak rumit. Bahasa 1 Kuna Kawi Krama Ngoko sa eka 2 rwa dwi 3 4 5 lima panca 6 7 8 9 10

telu pat tri catur

enem pitu sad

walu sanga sapuluh nawa dasa

sapta asta

setunggal kalih tiga sekawan gangsal enem pitu siji loro telu papat lima enem pitu

wolu sanga sedasa wolu sanga sepuluh

Angka 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Ngoko sewelas rolas telulas patbelas limalas nembelas pitulas wolulas sangalas rong puluh

Krama setunggal welas (sewelas) kalih welas tiga welas sekawan welas gangsal welas enem welas pitulas wolulas sangalas kalih dasa

21 22 23 24 25 26 30 31 32 40 41 42 50 51 52 60 61 62 70 80 90 100 101 102 120 121 200 500 1.000 1.001 1.002 1.500 1.520 1.550 1.551

selikur rolikur telulikur patlikur selaw nemlikur telung puluh telung puluh siji telung puluh loro patang puluh patang puluh siji patang puluh loro sket sket siji sket loro swidak swidak siji swidak loro pitung puluh wolung puluh sangang puluh satus satus siji satus loro satus rong puluh satus selikur rong atus limang atus swu swu siji swu loro swu limang atus swu limang atus rong puluh swu limang atus sket swu limang atus sket siji

selikur/kalih dasa setunggal kalih likur tigang likur sekawan likur selangkung nemlikur tigang dasa tigang dasa setunggal tigang dasa kalih sekawan dasa sekawan dasa setunggal sekawan dasa kalih sket sket setunggal sket kalih swidak swidak setunggal swidak kalih pitu dasa wolu dasa sanga dasa setunggal atus setunggal atus setunggal setunggal atus kalih setunggal atus kalih dasa setunggal atus kalih dasa setunggal kalih atus gangsal atus setunggal wu setunggal wu setunggal setunggal wu kalih setunggal wu gangsal atus setunggal wu gangsal atus kalih dasa setunggal wu gangsal atus sket setunggal wu gangsal atus sket setunggal

2.000 5.000 10.000 100.000 500.000

rong wu limang wu sepuluh wu satus wu limang atus wu

kalih wu gangsal wu sedasa wu setunggal atus wu gangsal atus wu setunggal yuta

1.000.000 sayuta

1.562.155 sayuta limang atus swidak loro setunggal yuta gangsal atus swidak kalih wu wu satus sket lima setunggal atus sket gangsal

MARTVIEW BACA EBOOK DI KOMPUTER ANDA DENGAN LEBIH SELESA

Adakah anda selesa membaca ebook atau dokumen dalam format pdf menggunakan pdf reader seperti Adobe Reader dan Foxit Reader? Mahukan cara yang lebih interaktif untuk membaca pdf? Gunakan Martview, perisian windows yang membolehkan anda membaca ebook dengan gaya yang unik dan canggih.

Kita lihat perbezaan apabila membaca ebook menggunakan Foxit Reader dan juga Martview.

Menggunakan Foxit Reader, anda boleh scroll ke bawah untuk membaca page seterusnya dalam ebook, dan juga menggunakan keyboard untuk navigation keseluruh dokumen tersebut. Cara ini bagi sesetengah orang adalah normal dan tiada masalah cuma bagi saya ia kekurangan dari segi eye-candy dan kepuasan sebenar apabila membaca ebook.

Keseluruh ruang skrin jika menggunakan monitor beresolusi tinggi tidak dimanfaatkan oleh perisian seperti Foxit dan Adobe Reader ini.

Ini pula antaramuka jika anda membaca ebook menggunakan Martview.

Hampir keseluruhan ruang pada monitor anda dimanfaatkan untuk memaparkan dokumen dalam saiz penuh dan selesa untuk dibaca. Selain itu, anda boleh menyelak setiap helai dokumen dengan mudah dan canggih. Martview juga dioptimasikan untuk monitor yang mempunyai fungsi skrin sentuh (touch screen) membolehkan anda membaca ebook dengan lebih bergaya.

Anda boleh menukar pandangan dan memaparkan thumbnail bagi memudahkan membuka page dokumen yang hendak dibaca. Selain itu, Martview juga mempunyai fungsi upload dan search ebooks untuk didownload.

Saya rasa anda semua pasti tidak gunakan lagi adobe reader atau foxit reader lagi selepas menggunakan Martview ini

POWER POINT

Microsoft Powerpoint adalah pakej persembahan grafik yang lengkap. Menyediakan semua keperluan dalam mengeluarkan persembahan secara professional. Perisian persembahan elektronik/power point(PP) membantu pembina perisian membuat persembahan dengan mengabungan unsur animasi, grafik, audio, video dan teks bertujuan menarik perhatian pengguna dan menjadikan persembahan tidak membosankan. Melalui perisian asas ini, persembahan akan dapat dibentuk dengan menghasilkan dari slaid pertama hingga slaid terakhir dengan mendedahkan ciri-ciri tambahan persembahan seperti background format, drawing, colour, dan ciri-ciri pengawalan masa. Penguasaan yang baik dalam perisian ini akan memudahkan seseorang untuk menjadi pengendali persembahan yang professional.

Elemen Utama Microsoft Powerpoint Kelebihan terletak pada persembahan slide, ia membolehkan slide di dimasukkan warna latar belakang dimasukkan teks yang sesuai ditambah dimasukkan gambar, audio, video dimasukkan kesan khas seperti yang terdapat dalam slide transition dipadam dimasukkan bullet atau numbering

Integrasi Power point dalam P&P Sebagai alat bantu mengajar. Ada 2 kategori iaitu sebagai alat untuk buat persembahan dan alat tunjuk cara. Sebagai alat persembahan, power point(PP) sebagai media untuk menyampaikan maklumat. Sebagai alat tunjuk cara, guru guna PP sebagai alat buat demonstrasi.

Kelebihan Power Point PP dapat memotivasikan murid dalam pembelajaran. PP yang mengaplikasikan kesemua unsur multimedia dapat menarik perhatian pengguna. Pembinaan PP mempunyai arahan yang tidak mengelirukan serta mesra pengguna. PP membenarkan unsur interaktif diselitkan dengan mudah dalam persembahan.

Kelemahan Power Point Alatan yang mahal: Penggunaan PP memerlukan komputer dan LCD atau komputer. Alatan yang sensitif: Alatan elektronik juga amat sensitif kepada suhu dan keadaan melampau. Masa Pembinaan: Bagi membentuk PP yang baik dan berkesan,guru perlu merancang persembahan elektronik menggunakan modul reka bentuk perisian.

STRUKTUR MENU MODERN


Menu modern pada dasarnya adalah penyederhanaan dari struktur menu klasik. Beberapa makanan digabungkan dan muncul dalam satu kelompok (courses). Contoh penyederhanaan tersebut misalnya pada menu klasik: poison, grosse piece, entre froid dan entre chaud dijadikan sebagai menu pilihan dan dikategorikan sebagai main course pada menu modern.

Walaupun jenis makanan disederhanakan, namun susunan menu masih tetap mengikuti pola kerangka menu klasik. Dengan penyederhanaan ini akan memungkinkan penampilan jenis makanan yang lebih banyak dalam satu kelompok hidangan (course). Ini berarti ada kesempatan yang lebih luas bagi tamu untuk memilih makanan yang sesuai dengan selera mereka.

Pada susunan menu singkat untuk hidangan makan siang (luncheon) maka entre yang dihidangkan bersama sayuran (vegetable) dan kentang (potato dishes) dapat dihidangkan sebagai main course. Sherbets atau disebut juga frozen drinks dan savouries pada menu klasik tidak muncul pada kerangka menu modern yang disederhanakan. Sherbets yang hampir sama dengan ice cream digabung dalam kelompok ice cream dan dihidangkan sebagai dessert. Savoury karena bentuk dan penampilannya mendekati hors dceuvre maka hot savoury digabung dengan hot hors dceuvre dan cold savoury dengan cold Hors dceuvre. Contoh struktur menu modern (table dhote):

1. Menu dengan 6 kelompok hidangan (courses)

a. Soup appetizer b. Soup c. Warm Appetizer d. Main Course: vegetables & potatoes e. Sweet f. Dessert

2. Menu dengan 5 kelompok hidangan (courses) a. Cold appetizer b. Soup c. Warm appetizer d. Main course: vegetables & potatoes e. Sweet/dessert

3. Menu dengan 4 kelompok hidangan (courses) a. Appetizer b. Soup c. Main course: vegetables & potatoes d. Sweet/dessert

4. Menu dengan 3 kelompok hidangan (courses) a. Soup b. Main courses: vegetables & potatoes c. Sweet/dessert

RUJUKAN
Chang Hon Woon. (2007). Getting Creative With Adobe Photoshop. Selangor : Venton Publishing Sdn Bhd.

Mary Suffudy. (1985). Sketching Techniques. New York : Watson_Guptill Publications.

Rosli Ab Ghani. (2005). Rekabentuk Antaramuka Dengan Photoshop CS2. Selangor : Venton Publishing Sdn Bhd.

URL http://id.wikipedia.org/wiki/Batik, dilayari pada 18 Januari 2012.

URL http://ilmuperhotelangratis.blogspot.com/2009/05/struktur-menu-modern.html , dilayari pada 18 Januari 2012. URL http://ilmuperhotelangratis.blogspot.com/2009/05/sejarah-dan-definisi-menu.html, dilayari pada 18 Januari 2012. URL http://jomphp.com/martview-baca-ebook-di-komputer-anda-dengan-lebih-selesa.html, dilayari pada 18 Januari 2012. URL http://deela-bmm3103pbmsk.blogspot.com/2009/09/interaksi-12-penilaian-bahasa.html, dilayari pada 18 Januari 2012. URL http://mstar.com.my/variasi/rencana/cerita.asp?file=/2009/11/30/mstar_rencana/20091130090748 &sec=mstar_rencana , dilayari pada 18 Januari 2012.

REFLEKSI

Syukur yang tidak terhingga dipanjatkan ke hadrat Ilahi kerana dengan limpah kurnianya saya dapat menyempurnakankan tugasan projek ini dengan jayanya. Sememangnya, tugasan bagi mata pelajaran Pendidikan Seni Visual 3109 ini amat mencabar, lebih-lebih lagi tugasan ini melibatkan kajian tentang penghasilan karya seni digital dengan mengaplikasikan pelbagai teknik terutamanya menggunakan perisian adobe photoshop dan pada masa yang sama saya perlu menguasai beberapa kemahiran dalam penghasilan karya seni. Dalam jangka waktu lebih dua bulan lebih saya bertungkus lumus dengan rakan-rakan saya untuk menyempurnakan tugasan ini dengan sebaik-baiknya. Pada mulanya saya agak sukar memahami tugasan ini. Namun begitu, selepas penjelasan yang lengkap dan sedikit gambaran tentang tugasan ini diberikan oleh pensyarah pembimbing iaitu Puan Hartini Bt Kana dan Encik Mohd Huzaifah B. Abd Rahman, saya dan rakan-rakan yang lain dapat memahaminya dengan lebih jelas. Saya memulakan tugasan ini dengan mengumpul maklumat dan nota yang telah

diberikan oleh pensyarah pembimbing. Pelbagai sumber telah dirujuk bagi memperoleh isi atau maklumat yang lengkap untuk dijadikan bahan kajian . Saya juga menjadikan beberapa buku sebagai panduan dalam membuat tugasan ini. Untuk mengukuhkan lagi bukti-bukti yang telah saya kemukakan, saya bukan sahaja merujuk satu buah buku sahaja , malah saya telah membandingkan isi-isi kandungan antara satu buku dengan buku yang lain. Selain itu, saya juga mencari pelbagai maklumat dari sumber internet untuk dijadikan bahan kajian dan rujukan. Perkara ini membantu saya dalam mencari maklumat secara meluas dan menggunakan pelbagai medium agar maklumat yang diperoleh pelbagai. Sepanjang proses menyempurnakan tugasan ini, saya memperoleh banyak faedah, pengalaman dan pengetahuan melalui tugasan ini. Tugasan ini telah menguji diri saya agar senantiasa bersabar, berfikiran positif dan berusaha membuat yang terbaik bagi mendapatkan hasil kerja yang tersusun dan kemas. Walaupun saya berpuashati dengan hasil tugasan ini, namun begitu terdapat beberapa perkara yang saya lalui semasa saya menyiapkan tugasan ini memberi tekanan kepada saya terutamanya berkaitan peruntukan masa untuk menyempurnakan tugasan ini. Akan tetapi, masa yang diperuntukkan ini mengajar saya agar berdisiplin dan sentiasa menepati waktu. Sememangnya, Saya banyak berkorban wang ringgit bagi menghasilkan folio ini. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna , saya perlu berhabisan wang untuk menjadikan hasil tugasan ini nampak kemas dan menarik.

Untuk mendapatkan hasil tugasan yang sempurna , saya juga perlu berkorban masa dan tenaga bagi mendapatkan hasil tugasan yang terbaik dan menarik. Pada masa yang sama, saya cuba tabahkan diri untuk menyempurnakan tugasan ini sehingga ke akhirnya. Sebenarnya, segala kelemahan yang berlaku semasa penghasilan tugasan ini menjadikan saya lebih bersemangat untuk menyempurnakannya. Segala pengetahuan yang saya peroleh dari tugasan ini akan saya aplikasikan dalam proses pengajaran dan pembelajaran yang akan saya hadapi pada masa depan kelak. InsyaAllah.

Insyaallah.

Sekian, terima kasih.

Oleh : Mohd Rafiqi Bin Bahuddin

CONTOH CARTA ALIR PROSES MEMBUAT KANDUNGAN MENU GABUNGAN MUKA SURAT 6 DAN 7

Buka perisian adobe photoshop.

Klik butang file dan klik new..

Pilih resolution dan saiz yang sesuai dan klik ok.

Paparan new file akan terpapar.

Pilih gradient tool untuk mewarnakan latar belakang menu.

Pilih fungsi Reflected gradient dan klik Gradient picker untuk memilih tema warna yang diigini.

Paparan latar warna menu yang telah dipilih.

Pilih shape (motif batik jawa ) yang telah sedia ada ( brush tool bushessy + effect stroke)

Shape - Brusheezy (motf batik, kiri dan kanan)

Masukkan logo restoran yang telah siap.

Klik edit dan Free transform untuk mengubah saiz logo . Guna move tool untuk menggerakkan logo ke sebelah atas kanan menu

Kedudukan logo yang sebenar.

Klik Horizontal type tool dan pilih fon Verona dan tambahkan effect stroke pada tajuk muka surat 6 dan 7 pada menu tersebut.

Klik File dan open, seterusnya pilih menu yang ingin dipaparkan.

Menu pertama yang dipilih ialah pecal.

Klik Magnetic lasso tool untuk memotong gambar seterusnya gunakan move tool untuk memasukkan gambar menu pada buku menu yang sebenar.

Menu pertama yang siap untuk diedit.

Klik Eraser tool untuk mendapatkan bentuk menu yang diingini.

Klik blur tool untuk mengaburkan supaya warna menu dan warna latar boleh bersatu.

Klik Free transform untuk mengubah saiz menu.

Klik Move tool untuk meletakkan menu pada kedudukan yang sesuai.

Untuk pilih menu kedua klik file dan open.

Menu yang telah dipilih.

Klik Magnetic lasso tool untuk memotong gambar seterusnya gunakan move tool untuk memasukkan gambar menu pada buku menu yang sebenar.

Menu kedua yang siap untuk diedit.

Klik Eraser tool untuk mendapatkan bentuk menu yang diingini.

Klik blur tool untuk mengaburkan supaya warna menu dan warna latar boleh bersatu.

Klik Free transform untuk mengubah saiz menu dan Klik Move tool untuk meletakkan menu pada kedudukan yang sesuai.

Untuk pilih menu ketiga klik file dan open.

Pilih menu ketiga.

Menu yang telah dipilih.

Klik Magnetic lasso tool untuk memotong gambar seterusnya gunakan move tool untuk memasukkan gambar menu pada buku menu yang sebenar.

Menu ketiga yang siap untuk diedit.

Klik Eraser tool untuk mendapatkan bentuk menu yang diingini.

Klik blur tool untuk mengaburkan supaya warna menu dan warna latar boleh bersatu.

Klik Free transform untuk mengubah saiz menu dan Klik Move tool untuk meletakkan menu pada kedudukan yang sesuai.

Klik Horizontal type tool - Calligraphic untuk menu sambal goreng ( create warped text)

Klik Free transform untuk mengubah saiz fond dan klik move tool untuk mengubah kedudukan fon.

Proses yang sama untuk ketiga-tiga nama menu.

Klik Horizontal type tool fon Verona untuk harga menu dan tambahkan sedikit effect stroke.

Klik Free transform dan move tool.

Proses yang sama untuk ketiga-tiga harga menu makanan.

Simpan sebagai psd file dan jpeg file.

Simpan sebagai psd file (boleh edit).

Simpan sebagai jpeg file.

Hasil yang telah siap ( JPEG FILE) dan siap untuk dipaparkan.

Anda mungkin juga menyukai