Trachea bercabang menjadi dua bronchi utama, dan lalu bercabang lagi sekunder dan tertier bronchi dan terakhir sebagai brochioles. Bronchioles berakhir di kantung buntu berdinding tipis yg disebut alveoli Alveoli adalah tempat pertukaran gas Epitel alveolar tersusun atas dua tipe sel. Sel alveolar tipe I untuk pertukaran gas, sel alveolar tipe II untuk menjaga keseimbangan cairan paru-paru dan mensekresi surfactant Kedua paru-paru dilindungi oleh kantung pleural yg terdiri atas dua lapis sel dengan sejumlah kecil cairan diantaranya yg membentuk ruang pleural
1
Paru-paru mammalia
Alveoli yang memperluas permukaan. Permukaan pertukaran gas pada paru-paru mencit 800 cm2 permukaan per cm3 jaringan paru-paru (Weibel, 1979). Permukaan pertukaran gas pada paru-paru manusia 100 m2. Permukaan yang luas esensial untuk pengambilan oksigen dengan kecepatan tinggi yang dibutuhkan untuk kecepatan metabolik tinggi pada hewan berdarah panas. Selaput yang memisahkan udara dalam paru-paru dan dalam darah harus sangat tipis. Paru-paru manusia ketebalan selaput alveolinya < 0,2 m. Kombinasi tipisnya selaput alveoli dan luasnya permukaan menjamin berlangsungnya pertukaran gas pada paru-paru dengan kecepatan tinggi. Volume paru-paru mamalia ukurannya kira-kira 5% dari volume tubuh. Makin besar ukuran hewan makin besar ukuran paru-paru (SchmidtNielsen, 1990, p.30)
residual volume Kapasitas total paru-paru adl jumlah kapasitas vital dan residual
volume
Pengaturan Respirasi
Ventilasi adl proses ritmik otomatis Neuron2 di CNS yi central pattern generator di medula yg menginisiasi gerakan ventilasi hewan Kemoreseptor yg mendeteksi perubahan CO2, H+ dan O2, mengirim informasi afferent sensori ke otak. Otak mengintegrasi informasi, lalu mengirim input ke generator respirasi untuk memodifikasi kecepatan dan kedalaman respirasi Pada hewan air level oksigen yg rendah merupakan faktor pengatur ventilasi, sebaliknya pada hewan darat adalah CO2 Hewan air memp. Kemoreseptor O2 internal yg memonitor Po2 darah didalam insang. Hewan darat memp. Kemoreseptor CO2/pH. Terdapat dua kelompok yi central chemoreceptor (di medula) dan peripheral chemoreceptor di arteri
Environmental Hypoxia
Pada lingkungan akuatik, dapat terjadi di lingkungan perairan tertutup, terutama di malam hari, dgn konsumer oksigen utama adalah tumbuhan air Di lingkungan terestrial, dapat terjadi di lubang persembunyian dibawah tanah atau dataran tinggi Hypoxemia, kadar oksigen arteri dibawah normal, dapat disebabkan oleh lingk hypoxia, ventilasi tidak cukup, kurangnya kadar hemoglobin. Hypercapnia dan hypocapnia, lebih tinggi atau lebih rendah PCO2 drpd normal di lingkungan atau darah, dapat terjadi di dalam lingkungan tertutup spt lubang dibawah tanah
6
Pengaruh ketinggian
Temperatur tubuh manusia 37 0C, tekanan uap air 47 mmHg. Jika seseorang berada pada tekanan atmosfir 47 mmHg (yaitu pada ketinggian 19.000 m), maka paru-paru terisi uap air dan tidak ada oksigen yang masuk ke paruparunya. Pada 3000-4000 m dpl manusia mulai menurun kinerjanya, tetapi setelah teraklimatisasi kinerjanya normal kembali. Pada >4000 m dpl mountain sickness (gejala kekurangan O2). Kinerjanya menurun, lemah, kehilangan keseimbangan, pusing, kunang-kunang, muntah-muntah, fungsi pikiran menurun, susah tidur. Pada 12000 m dpl manusia dapat lulus hidup apabila menghirup oksigen murni.
8
pH darah naik
2. Kapasitas difusi paru-paru orang gunung >, aklimatisasi tidak merubah kapasitas difusi paru-paru orang dataran rendah
Pada 4000 m, darah merah berubah dari 5 jt/mm3 mjd 8 jt/mm3 darah manusia
3. Pengangkutan oksigen dalam darah meningkat, afinitas oksigen memfasilitasi penghantaran oksigen ke jaringan 4. Difusi oksigen dari darah ke jaringan ditingkatkan 5. Pemanfaatan oksigen dalam jaringan ?
9
Meningkatkan jumlah kapiler per unit volume jaringan (memperpendek jarak difusi) dan meningkatkan konsentrasi myoglobin otot (meningkatkan kecepatan difusi).
Respirasi Telur
During avian development there are three sequential stages of respiration (Tazawa 1987): prenatal (embryonic), paranatal (hatching), and postnatal (posthatching). During the prenatal stage respiratory gas exchange occurs via diffusion between the external environment and the initial gas exchanger (i.e., the area vasculosa, or the region of the chorioallantoic membrane) in early embryonic life and later the vascular bed of the chorioallantois. The paranatal stage starts when the beak penetrates into the air pocket between the inner and outer shell membranes (both internal to shell; i.e., internal pipping) this occurs during the last 2-3 days of incubation. During this stage, the lungs begin to replace the chorioallantois as the gas exchanger, yet diffusion remains the major mechanism moving gas across the shell. The postnatal stage begins 10 when the beak penetrates the shell (i.e., external pipping) (Brown et al. 1997).