Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

Perkembangan Pelaksanaan Pendidikan Islam Di Sekolah Umum Mata Kuliah : Metode Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu: Erna Widya Astutik

Oleh :

Fahrul Arifin (201110020311056)

JURUSAN SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu perhatian sentral masyarakat Islam baik dalam negara maupun minoritas. Dalam ajaran agama Islam pendidikan mendapat posisi yang sangat penting dan tinggi. Karenanya, umat Islam mempunyai perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan untuk kepentingan masa depan umat Islam. Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan mendapat prioritas utama masyarakat muslim Indonesia di samping karena besarnya arti. Dengan makin kuatnya posisi Pendidikan Agama Islam di dalam sistem pendidikan Indonesia setelah mengalami masa pergulatan yang sangat panjang, tentunya secara ideal telah menunjukkan hasil yang signifikan. Namun di dalam kenyataan di lapangan, banyak sekali problematika yang muncul sehingga berakibat tidak maksimalnya pendidikan Agama Islam di sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian PAI di sekolah umum?
2. Bagaimanakah perkembangan Pendidikan Agama Islam di sekolah?

3.

Apa sajakah problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan solusisolusinya?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian PAI di sekolah umum.


2. Untuk mengetahui perkembangan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. 3. Untuk mengetahui problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan

solusi-solusinya 1.4 Manfaat


1. Sebagai penambah wawasan mengenai perkembangan pendidikan Agama Islam.

2. Memberi pemahaman kepada pembaca mengenai peranan PAI di sekolah umum.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Pendidikan Agama Islam (PAI) Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah umum yang berlangsung saat ini melewati pergumulan panjang. Sejarah membuktikan bahwa sejak masa klonial beberapa tokoh Islam berusaha mengintegrasikan PAI kedalam kurikulum pendidikan pada sekolah umum pemerintah, di masa pemerintahan kolonial Belanda, para pemimpin dan tokoh-tokoh Islam telah memperjuangkan agar godsdient onderwijs atau pendidikan agama dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah umum.1 Seperti Kyai Haji Ahmad Dahlan (1869 1923), Kyai Haji Hasyim Asyari (1871-1947), KH Abdul Halim (1887 1962) adalah 3 dari sekian banyak toko yang berjasa memasukan PAI kedalam sekolah klonial. Gagasan serupa juga banyak dilakukan tokoh pendidikan Islam di Sumatera, yaitu dengan mendirikan madrasah-madrasah yang kurikulumnya berusaha memadukan pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Abdullah ahmad di Padang Panjang mendirikan madrasah yang bobot kurikulum pengetahuan umumnya lebih dominan daripada pengetahuan agamanya, bahkan pengetahuan agamanya hanya dua jam dalam seminggu. Madrasah dalam batas-batas tertentu merupakan lembaga persekolahan ala Belanda yang diberi muatan keagamaan.2 Setelah Indonesia merdeka, pendidikan agama telah mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah negeri maupun swasta. Usaha tersebut dimulai dengan memberikan bantuan sebagaimana anjuran oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945, disebutkan : "Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang telah berurat dan berakar dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaknya mendapatkan perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah".
1 2

Saridjo dalam Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia,hal.224 Maksum dalam Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Di Indonesia, hal. 225

2.2 Perkembangan Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Umum Sejak masa pasca kemerdekaan hingga masa Orde Baru, pemerintah menaruh perhatian yang cukup besar terhadap pelaksanaan pendidikan agama. Meskipun kalau diperhatikan dari tahap-tahap perkembangannya hingga pendapatkan legalitas hukum dalam pelaksanaannya butuh waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Dalam proses mendapatkan legalitas hukum dalam pelaksanaan pendidikan agama sejak kurun kemerdekaan terjadi tarik menarik antara kelompok yang menggangap PAI penting diberikan disekolah dan mereka yang menganggap tidak penting dan bisa diganti dengan pendidikan budi pekerti. Dalam proses mendapatkan legalitas hukum atas pelaksanaan pendidikan agama sejak kurun kemerdekaan, terjadi tarik menarik antara kelompok yang pro dan yang kontra. Dari pemikiran kelompok ke dua dapat dipahami antara lain: a. Karena agama (Islam) dalam pengertian mereka adalah Fiqh, sehingga tidak perlu diajarkan di sekolah. b. Kelompok pertama berpandangan bahwa agama tidak sekeda dalam pengertian itu (Fiqh), tetapi ajaran normal yang bersumber dari kitab suci meski dalam prakteknya yang lebih di kedepankan adalah ajaran yang bersifat fiqhiyah.3 Perhatian ini tidak saja dari segi legalitas hukum, tetapi kebikakan politik yang berupa pemberian dasar hukum bagi pelaksanaan pendidikan Agama berimplikasi terhadap penyediaan tenaga pengajar, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya. menunjukan adanya perhatian terhadap PAI.4 Dari segi hukum, maka UU No.2 tahun1989 tentang SPN sebagai SPN sebagai produk Orde Baru telah memberikan kekuatan hukum tersendiri bagi pelaksanaan pendidikan agama. UU ini tidak lagi membatasi hanya tersendiri pada sekolah negeri adan universitas negeri, tetapi untuk semua termasuk sekolah dan perguruan swasta. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional(UUSPN) Struktur organisasi pada Depertemen Agama dari pusat hingga pada level paling rendah juga

memperkenalkan dua istilah, yaitu Pendidikan Agama dan Pendidikan keagamaan. Pendidikan Agama adalah program Pendidikan Agama yang diselenggarakan di sekolah umum, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sedangkan Pendidikan Keagamaan adalah lembaga
3 4

Khozin,Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia, hal.225 Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia,hal.225-226

pendidikan Islam atau satuan pendidikan Islam yang lazim dinamakan dengan Perguruan Agama. Seperti disebutkan dalam UUSPN pasal 11 ayat 6, bahwa : Pendidikan Keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.5 Ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau perguruan tinggi umum kurang tepat jika disebut sebagai pendidikan Islam. Pendapat ini mengatakan, bahwa PAI di sekolah atau perguruan tinggi umum, lebih tepat kalau disebut sebagai pengajaran agama. Karena dalam praktik penyelenggaraannya terdapat sejumlah keterbatasan, bahkan masih jauh dari praktek pendidikan Islam yang sesungguhnya, sehingga dirasakan kurang efektif.6 2.3 Landasan Pendidikan Agama Islam (PAI) Secara Yuridis Dilihat dari legalitas hukum penyelenggaraan hukum PAI di sekolah umum, maka hal ini mengalami proses yang panjang, sejak masa pasca kemerdekaan hingga ditetapkan undangundang no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Semenjak awal kemerdekaan sampai masa Orde Baru, pelaksanaan PAI disekolah selalu masuk dalam agenda pembahasan atau atas dasar kemauan politik tokoh-tokoh nasional.7 karena itu, setiap keputusan tentang pelaksanaan PAI pada dasarnya merupakan keputusan politik. Di bawah ini adalah Hasil penelusuran dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan pelaksanaan agama di sekolah umum dari masa pasca kemerdekaan hingga tahun 1990-an.
a) Rapat Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) Tanggal 27desember

1945 antara lain merekomendasikan agar pendidikan agama mendapat tempat yang teratur, seksama dan mendapat perhatian yang semestinya dengan tidak mengurangi kemerdekaan. b) Sebagai tindak lanjut usul BPKNIP dan hasil keputusan rapat komisi penyelidik Pengajaran, maka dibentuklah kementrian agama pada tanggal 3 Jannuari 1946. Kementrian Agama di beri tugas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan membina pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.
c) Perkembangan selanjutnya, pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah umum tetap

merupakan keputusan politik. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk politik sebagai berikut: (1) peraturan pemerintah No.38 thn 1950 pasal 1;(2) peraturan pemerintah No.8 thn 1950 pasal

5 6 7

Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia,hal.223 Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia,hal.223 Saridjo dalam Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia,hal.227

6; (3)Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) Pasal 3; (4)Undang-undang dasar sementara (UUDS) Pasal 41. d) Dalam UU No.4 thn 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah terdapat pasal khusus tentang Pengajaran Agama disekolah-sekolah Negeri yaitu pasal 20.
e) Dalam ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960,Bab II pasal 2 ayat (3) dinyatakan bahwa

pendidikan agama menjadi pelajaran disekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan Universitas negeri.
f) UU No.2 tahun 1989 Bab IX pasal 39 ayat (2) disebutkan bahwa isi kurikulum setiap

jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat; Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
g) Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1993 Pendidikan Agama juga mendapatkan

perhatian yang memadai dari wakil-wakil rakyat.8 2.3 Masalah atau Kendala Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Umum Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, banyak sekali muncul problematika-problematika. Berbagai problematika yang muncul, bisa berkenaan dengan masalah yang bersifat internal, maupun eksternal. Yang berkaitan dengan internal sekolah, misalnya guru yang belum berkompeten, maupun sarana prasarana yang tidak mendukung. Sedangkan permasalahan dari eksternal, bisa datang dari kurangnya dukungan masyarakat (orang tua murid), ataupun kurangnya dukungan dari pemerintah daerah setempat. Contoh Kendala yang timbul pada PAI:
Adanya kejenuhan yang disebabkan oleh terbatasnya tenaga pengajar dan monotonnya

metode yang digunakan.


Dikalangan mahasiswa kajian ilmu-ilmu agama itu hanya dijadikan ilmu pengetahuan

saja, tetapi tidak diaplikasikan atau direalisasikan dalam kehidupan sehari- hari.
Munculnya akulturasi asimetris atau pola hubungan yang timpang antara negara yang

maju dengan negara yang berkembang, sehingga akan melahirkan tingkat kompetisi yang sangat tinggi dalam masyarakat atau bangsa. Solusi Yang Dilakukan : Melakukan pembaharuan pendidikan dalam sistem birokasi Perlu adanya metode-metode yang lain Mengadakan sosialisasi masalah PAI
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam hal ini Profesional Guru
8

Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia,hal.227-230

Perpaduan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu modern

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) memperkenalkan dua istilah, yaitu Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pendidikan Agama adalah Pendidikan yang diselenggarakan disekolah umum, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi Pendidikan Agam Islam disekolah umum pada dasarnya telah mendapat respon yang positif, dengan dikeluarkanya. Pendidikan Keagamaan adalah lembaga pendidikan Islam atau satuan pendidikan Islam yang lazim dinamakan dengan perguruan Agama. Pendidikan Keagaman merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. Pemerintah menaruh perhatian yang cukup besar terhadap pelaksanaan pendidikan Agama,sejak jaman pasca Orde Baru. 3.2 Saran Dalam penulisan makalah ini, saran penulis untuk pembaca yakni Pemerintah telah menaruh perhatian yang cukup besar terhadap pelaksanaan pendidikan Agama,sejak jaman pasca Orde Baru. Oleh sebab itu tidak perlu ada kekhawatiran lagi dalam diri kita sebagai calon pendidik dalam bidang agama.

Daftar Pustaka

Khozin. 2006. Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia. Malang : UMM Press http://farhansyaddad.wordpress.com/2009/03/06/strategi-penyelenggaraan-pendidikan-agama-islamdi-sekolah-umum/ http://universal-79.blogspot.com/2008/09/pendidikan-islam-pada-sekolah-umum-dan.html http://www.google.co.id/search?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US %3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&biw=&bih=&q=perkembangan+pendidikan+islam+di+s ekolah+umum&meta=&oq=perkembangan+pendidikan+islam+di+sekolah+umum&aq=f&aqi=&aql= &gs_l=firefox-hp.12...53942l69717l0l71490l45l45l0l32l32l1l223l1641l2j10j1l13l0.frgbld.

Anda mungkin juga menyukai