Rumusan Masalah Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektf. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah kelola ditambah awal pe dan akhiran an. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa inggris yaitu managemen, yang berarti ketata laksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciftakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik. atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987;311), adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. B. Tujuan Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajarnya. Yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tau menjadi tau, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional dan Intelektual didalam kelas. Suharsimi Arikunto (1988, 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. C. Macam-macam Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas 2 Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah pengadministrasian, pengaturan
1. Pendekatan Kekuasaan Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi displin dalam kelas. 2. Pendekatan Ancaman Pengelolaan kelas adalah sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik yang dilakukan dengan cara memberikan ancaman. 3. Pendekatan Kebebasan Pengelolaan diartikan suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk melakukan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru disini adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik. 4. Pendekatan Resep Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Dalam daftar ini digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk yang seperti tertulis dalam resep. 5. Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan pelajaran yang baik. 6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkahlaku yang kurang baik. 7. pendekatan suasana emosi dan hubungan social Pendekatan pengelola kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana social (socioemotional climate approach) didalam kelas sebagai sekelompokindividu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Menurut pendekataan ini pengelolaan 3
kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan social yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan social yang positif, artinya,ada hubungan yang baik yang positif antara guru dan anak didik,atau antara anak didik dengan anak didik. 8. pendekatan proses kelompok Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu system social, dimana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peran guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar. 9. pendekatan electis(electis approach) Ini menekankan pada potensialitas,kreativitas dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan situasi yang dihadapinya. Pengguna pendekat itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut diatas. Pendekatan electis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efesien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaanya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set(rumpun) kegiata guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efesien1. D. Prinsip prinsip pengelolaan kelas Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan.Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu.Secara umum factor- factor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, factor internsiswa dan faktor ekstern siswa.Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.Kepribadian siswa dengan ciri- ciri khasnya masing- masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya
. Syaiful Bahri Djamarah, strategi belajar mengajar. PT. RINEKA CIPTA. Jakarta: 1196. Hal: 4
secara individual.Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis. Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dikelas, dan sebagainya. Masalah jumblah siswa dikelas akan diwarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumblah siswa dikelas, misalnya dua puluh dua oramg ke atas cenderung lebih mudah terjadi konfelk.Sebalinya, semakin sedikit jumblah siswa dikelas cenderusng lebih kecil terjadi konflek. Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas.Prinsip- prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunaka. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip prinsip pengelolaan kelas yang akan diuraikan berikut ini. 1. Hangat dan antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. 2. Tantangan Penggunaan kata kata tindakan , cara kerja atau bahan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi, akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka. 3. Bervariasi Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya ganagguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apa lagi bila penggunaanya bervariasi, sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. 4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efekti.Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya ganguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya. 5. Penekanan pada hal hal yang positif Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendididk, guru harus menekankan pada hal hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal hal yang negatife.Penekana pada hal hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggun jalannya proses belajar mengajar. 6. Penanaman disiplin diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksankan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam degala hal. E. Komponen komponen keterampilan pengelolaan kelas 1. keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal diantaranya sebagai berikut: a. sikap tanggap, ini dapat dilakukan dengan 1). Memandang secara seksama 2). Gerat mendekati 3). Memberi pertanyaan 4). Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketidak acuhan b. Membagi Perhatian dapat dilakukan dengan cara : 6
1). Visual 2). Verbal c. Pemusatan Perhatian Kelompok, ada beberapa hal yang harus dilakukan: 1). Memberi tanda 2). Pertanggung Jawaban 3). Pengarahan dan Petunjuk yang Jelas 4). Penghentian 5). Penguatan 6). Kelancaran (Smoothnees) 7). Kecepatan atau Pacing 2. Keterampilan yang Berhubungan dengan pengembangan Kondisi Belajar yang Optimal, Strategi yang dilakukan adalah: a. Modifikasi tingkah laku b. Pendekatan pemecahan masalah kelompok c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah2 F. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas Tingkah laku anak didik bervariasi.Variasi perilaku anak merupakan permasalahan bagi guru dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta, masalah masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah : 1. Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok kelompok, klik klik,dan pertentangan jenis kelamin.
2
. Syaiful Bahri Djmarah. Guru dan Anak didik dalam interaksi edukatif. PT RINEKA CIPTA. Jakarta: 2010.
Hal:
2. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya rebut, bercakap cakap, pergi kesana kemari, dan sebagainya. 3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya rebut, bermusihan, mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh. 4. Kelas mentoleransi kekeliruan kekeliruan temannya, misalnya menerima dan mendorong perilaku anak didik yang keliru. 5. Mudah mereaksi ke hal hal negatif / terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya. 6. Moral rendah, permusuhan , agresif , misalnya dalam lembaga yang alat alat belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain lain. 7. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebagainya. Variasi perilaku anak didik itu menurut Made Pidarta bukan tanpa sebab. Faktor faktor penyebab itu adalah : 1. Pengelompokan (pandai, sedang, bodoh ) kelompok bodoh akan menjadi sumber negatif , penolak, aatau apatis. 2. Karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, ketidak puasan atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemammpuannya. 3. Kolompok pandai merasa terhalang oleh teman temannya yang tidak seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini membentuk norma sendiri yang tidak sesuai dengan harapan sekolah. 4. Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja, sepanjang jam pelajaran,kalau ada interupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tegang atau cemas. Karena itu perilaku perilaku menyimpang seorang dua orang bias ditoleransi asal tidak merusak kesatuan. 5. Dari organisasi kurikulum tentang tim teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guruke guru yang lain dan dari kelompok satu ke kolompok yang lain. Sehingga tenaga 8
mereka banyak dipakai dijalan, harus menyesuaikan diri berkali kali, tidak ada kestabilan, dan harus menyesuaikan terhadap guru dan metode metodenya (guru vak) pengembangan diri yang sesungguhnya bersumber dari hubungan sosialmenjadi terlambat. G. Penataan ruang kelas. Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan / penataan ruang kelas / belajar,.Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal hal berikut diperhatikan : a. Ukuran dan bentuk kelas b. Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa c. Jumlah siswa dalam kelas d. Jumlah siswa dalam setiap kelompok e. Jumlah kelompok dalam kelas 1. Pengaturan tempat duduk Tempat duduk mempengaruhi anak dididk dalam belajar. Bila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar tidak berat, bundar, persegi empat panjang, dan sesuai dengan postur tubuh anak didik, maka anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang. a. Posisi berhadapan b. Posisi setengah lingkaran c. Posisi berbaris kebelakang 2. Pengaturan alat-alat pengajaran kelas antara lain : a. Perpustakaan kelas b. Alat-alat peraga media pengajaran 9
c. Papan tulis, kapur tulis d. Papan presensi siswa 3. Penataan kebersihan dan keindahan kelas contohnya, hiasan dinding , burung garuda, tek proklamasi,selogan pendidikan, para pahlawan,peta/global, penempatan lemari. Untuk pemeliharaan kebersihan contohnya, siswa bergiliran untuk membersihkan kelas, guru memeriksa kelas dan ketertiban kelas. 4. Pentilasi dan tata cahaya contonya, ada pentilasi, tidak meroko, pengaturan cahaya, cahaya yang masuk harus cukup.
H. PENGATURAN SISWA Abu ahmadi dan widodo supriyono melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga asfek diatas persamaan dan perbedaannya antara lain : 1. Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuaan, minat,cita-cita,kebutuhan,kepribadian,dan latar belakang lingkungan.
1) Pembentukan Organisasi Pembentukan organisasi untuk melatih siswa dalam berorganisasi dalam rangka menciptakan ketertertiban kira nya perlu dibentuk organisasi siswa dikelas.Organisasi siswa dapat membantu guru dalam menyediakan sarana pengajaran, misalnya penyediaan batu kapur, alat peraga, buku paket, mengisi absen siswa atau guru, dan sebagainya.
Organisasi-organisasi kelas pada umumnya berbentuk sederhana yang peresonelnya mengikuti ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris, dan beberapa buah seksi sesuai dengan keperluan. Pemilihan para personel ini dilakukan oleh anggota kelas ( para sisiwa ). Secara demokratis dengan bimbingan oleh guru kelas( wali kelas). 10
Selain dari pola pengelompokan siswa sebagai mana disebutkan diatas, pengelompokan siswa dapat pula dilakukan dengan cara berikut ini: a. Pembentukan kelompok diserahkan kepada siswa b. Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri c. Pembentukan kelompok diatur guru atas usul siswa 2) Pengelompokan Siswa Menurut Roestiyah N.K membagi pengelompokan siswa dengan melihat dari segi waktu, kecepatan, dan sifanya. a. Waktu : kelompok jangka pendek, kelompok, jangka panjang (3 bulan) b. Kecepatan : kelompok anak cepat, pengelompokan anak lambat c. Sifat : kelompok untuk mengatasi alat pelajaran, intelegensi,minat, memperbesar partisipasi, pembagian pekerjaan, dan belajar secara efisien untuk mencapai suatu tujuan.
I. Pengelolaan Kelas yang Efektif Menurut made pidarta, untuk mengelola kelas secar efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru. b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutur untuk satu anak pada waktu tertentu tetapi bagi semua anak atau kelompok. c. Kelompok mempunyai prilaku sendiri yang berbeda dengan prilaku masingmasing individu dalam kelompok itu. d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka dikelas dikala belajar. 11
e. Praktek guru waktu belajar cendrung terpusat pada hubungan siswa dan guru. makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota-anggota dalam kelas. f. Stuktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang masa bodoh atau yang bermusuhan. Thomas Gordon mengatakan bahwa hubungan guru dengan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1) Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain. 2) Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain 3) Saling ketergantunga antar satu dengan yang lain 4) Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan
mengembangkan keunikannya, kreativitas nya dan kepribadiannya. 5) Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi.3
13
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful, Djamarah. strategi belajar mengajar. 1196. Jakarta. RINEKA CIPTA. Bahri, Syaiful, Djmarah. Guru dan Anak didik dalam interaksi edukatif. 2010. Jakarta. RINEKA CIPTA Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. 1995. Jakarta. PT RINEKA CIPTA.
14
15