PIAS ( MARGIN ) KETIKAN SPASI KETIKAN SISTEM SIMBOL ORGANISASI NOMOR HALAMAN CATATAN KAKI
PIAS ( MARGIN )
Adalah
bagian kertas yang kosong di bagian atas, bawah, kiri dan kanan. Untuk bagian atas dan kiri kertas, diberi jarak 4 cm. Untuk bagian bawah dan kanan kertas diberi jarak 3 cm
SPASI KETIKAN
KETENTUAN UMUM : Jarak antara kalimat - kalimat 2 spasi Jarak antara no bab judul bab 2 spasi Jarak antara judul bab kalimat dibawahnya 3 spasi Jarak antara sub bab kalimat diatas dan dibawahya 3 spasi Jarak antara sub sub bab kalimat diatas dan dibawahnya 3 spasi
SPASI KETIKAN
gambar kalimat diatasnya 3 spasi judul gambar kalimat dibawahnya 3 spasi no gambar garis gambar diatasnya 2 spasi no gambar judul gambar 2 spasi no tabel kalimat diatasnya 3 spasi tabel kalimat di bawahnya 3 spasi no tabel judul tabel 2 spasi judul tabel garis tabel dibawahnya 2 spasi
Misal,
BAB II.
Ketentuan-ketentuan lain adalah sebagai berikut : 1. Setiap nomor bab diberi urutan angka Romawi besar. 2. Nomor-nomor sub bab ( dan seterusnya ) diberi urutan berdasarkan bab berapa ia berada dan pada urutan keberapa pada bab ( sub bab dan seterusnya ) itu dengan menggunakan huruf arab.
3.
4.
5.
6.
Nomor halaman untuk setiap bagian awal/ permulaan karangan ditulis dengan huruf romawi kecil. Halaman-halaman berikutnya yang dimulai dengan halaman 1 ( Bab Pendahuluan ) ditulis dengan Angka Arab. Nomor halaman, pada setiap lembaran awal judul suatu bab atau bagian awal/akhir karangan diletakkan di tengah-tengah bagian bawah kertas 1.5 cm dari pinggiran kertas. Nomor-nomor halaman selain dari point (5) ditempatkan pada bagian kanan atas kertas 1.5 cm dari pinggir atas kertas ( pinggir kanan sesuai pias : 3 cm ).
7.
Nomor tabel atau gambar ditulis berdasarkan pada bab berapa /gambar tersebut ditempatkan dan pada urutan keberapa tabel/gambar tersebut berada. Nomor tabel/gambar tersebut ditulis dengan huruf Arab. Contoh : misalkan pada Bab III ada 5 buah tabel berarti nomornomor tabel tersebut :3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5. Begitu pula pada Bab IV yang mempunyai 3 tabel berarti mempunyai nomor tabel 4.1, 4.2 dan 4.3.
*****
Nomor Halaman
Beberapa ketentuan untuk penulisan nomor halaman :
Untuk bagian permulaan karangan, mulai dari halaman ringkasan menggunakan angka Romawi kecil, mulai dari i, ii, iii, iv, v, vi, vii. Halaman 1 dimulai dari bab pendahuluan . Nomor halaman diletakkan pada bagian bawah kertas pada posisi tengah-tengah, yaitu untuk setiap awal penampilan bab, judul awal permulaan karangan dan bagian akhir karangan. Untuk halaman-halaman lainnya, nomor halaman dari pinggir kertas bawah 1,5 cm. Untuk halaman-halaman lainnya, nomor halaman diletakkan dipojok kanan atas 1,5 cm dari batas atas.
Catatan Tambahan
Catatan tambahan adalah segala catatan yang diambil dari kepustakaan untuk menjelaskan atau memperkuat apa yang dikemukakan dalam karangan. Oleh karena catatan tambahan kadangkadang banyak, maka catatan-catatan itu harus diberi nomor. Nomor tersebut disesuaikan dengan urutan pustaka yang ada dan ditulis spasi di atas kata terakhir dari kutipan yang diambil dari sumber kepustakaan .
Catatan Tambahan
( lanjutan )
Kemudian data sumber ditulis dikaki halaman yang bersangkutan . Sebelum data sumber ditulis, dibuat dulu garis batas 2 spasi di bawah di bawah kalimat terakhir. Garis ini dibuat sepanjang 14 ketikan dari batas bias kiri, nomor catatan ditulis setelah 7 ketikan kosong spasi diatas data sumber yang akan ditulis.
Catatan Tambahan
( lanjutan )
Nama pengarang, judul sumber dan kota penerbit, ditulis sama seperti daftar pustaka, kecuali :
Dibelakang tahun disebutkan halaman yang dikutip dari sumber. Nama pengarang ditulis lebih dahulu dari nama keluarga. Judul buku tidak diberi tanda petik, tetapi di garis bawahi.
Catatan seperti ini disebut dengan catatan kaki atau foot note.
Nama pengarang adalah nama asli, nama keluarga tetap dibelakang ) Judul tidak perlu diberi tanda petik. Diberi nomor hal yang dikutip diletakkan setelah data tahun.
IBID, dari kata Ibiden yang artinya sama. Singkatan ini dipakai untuk menyatakan bahwa kutipan itu diambil dari sumber dan halaman yang sama dengan yang telah dicantumkan sebelum tersebut. Jadi antar kutipan itu dengan kutipan lainnya tidak ada sumber lain. Bila halamannya berbeda maka dipakai Ibid, hal. Dari Locca Citato, artinya karya yang telah disebut. Singkatan ini dipakai untuk menyatakan bahwa sumber itu sama dengan sumber yang telah mendahuluinya. Begitu pula dengan halamannya, hanya telah diselingi sumber lain.
2.
3.
Dari Opere Citato, artinya karya yang telah dikutip lebih dahulu. Singkatan ini digunakan jika kutipan yang sudah tercantum , tetapi sudah diselingi sumber lain dan halamannya pun berbeda dengan kutipan sebelumnya.
Contoh : Bergman, Philosophy of Science, University of Wisconsin Press, Madison, 1957, hal 87. 3 rudolf Flesch, How to Test Resibility, Herper and Brother, New York, 1981, hal 96. 4Ibid. 5Bergman, LOC CIT. 6Flesh, OP CIT, Hal 37 Jadi nama pengarang yang diikuti LOC CIT dan OP CIT hanya nama akhirnya saja.
2Gustav
Ketentuan lain :
Umumnya kutipan harus sama dengan aslinya. Nomor kutipan tidak diberi tanda titik, tanda kurung atau tanda-tanda lainnya. Nomor kutipan berurut sampai akhir bab tersebut. Kalau pada bab baru maka nomor kutipan dimulai lagi dengan nomor satu. Tidak boleh menempatkan foot note pada halaman berikutnya. Foot note ditulis dengan satu spasi. Kalau foot notenya lebih dari satu baris maka baris kedua dan seterusnya dimulai dari batas pias kiri. Jarak baris terakhir dari foot note tetap 3 cm dari batas kertas bawah.
Untuk memudahkan mahasiswa dalam hal ini catatan tambahan ini maka diterapkan metode yang paling sederhana, yaitu :
1.
2.
3.
Kutipan yang ada dalam karangan diberi nomor unit satuan yang sama dengan nomor unit daftar pustaka yang ada. Nomor unit tersebut terletak spasi diatas kata terakhir dari kutipan. Foot note ditulis hanya satu kali saja, yaotu pada saat awal kutipan pertama dicantumkan dalam isi karangan.
5.
6.
7.
Foot note ditulis dengan kalimat, angka menunjukkan nomor unit daftar pustaka. Halaman-halaman berikutnya tidak ada lagi Foot note tetapi nomor unit daftar pustaka harus ada pada setiap kutipan yang diambil dari sumber data. Judul gambar dan tabel yang dikutip dari sumber data dibuat nomor kutipannya sesuai dengan nomor unit daftar pustaka.
4.
.Sekian..