Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa. Produktivitas secara tidak langsung menyatakan kemajuan dari suatu perusahaan. Peningkatan berarti perbandingan yang naik antara jumlah sumber daya yang dipakai dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Pengurangan input pada saat output tetap atau penambahan hasil sedangkan input tetap, menunjukkan kenaikan produktivitas. Ukuran produktivitas merupakan cara yang terbaik untuk mengevaluasi kemampuan suatu negara menyediakan standar hidup yang baik bagi penduduknya. Hanya lewat penambahan produktivitas, maka tenaga kerja, modal, dan manajemen menerima pembayaran tambahan. Sehingga dapat meningkatkan standar kehidupan. Jika tenaga kerja, modal, manajemen ditingkatkan tanpa meningkatkan produktivitas maka harga akan naik pula, di sisi lain tekanan ke bawah pada harga saat produktivitas meningkat, menghasilkan lebih banyak yang di produksi dengan sumber daya yang sama.Peningkatan produktivitas dapat dilakukan apabila terjadi peningkatan produksi sumber daya manusia, peningkatan produksi sumber daya manusia dapat dipicu dengan meningkatkan motivasi dan insentif tenaga kerja. Unsur-unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mungkin memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja dan motivasi. Selain factor-faktor kejiwaan ini, ada juga faktor-faktor keuangan. Uang sering berfungsi sebagai pemberi motivasi jiwa maupun keuangan. Penghargaan dalam bentuk uang bisa berbentuk bonus, pembagian laba dan system insentif. Bonus biasanya dalam bentuk uang tunai atau opsi saham, sering digunakan pada tingkat eksekutif rangka pemberian penghargaan kepada manajemen. System pembagian laba memberikan sebagian laba untuk dibagikan pada tenaga kerja. Variasi pembagian laba adalah pembagian keuntungan. Teknik pembagian keuntungan memberikan penghargaan pada tenaga kerja untuk berbagai peningkatan kinerja organisasi. Sistem insentif yang berdasarkan produktivitas individu ataupun kelompok digunakan di hampir seluruh perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya. Sistem ini sering mendasar pada pencapaian produksi di atas standar yang ditentukan. Standar ini dapat dibuat berdasarkan waktu standar per tugas atau jumlah unit yang di buat. Sistem waktu standar kadangkala disebut hari kerja terukur, dimana tenaga kerja dibayar berdasarkan jumlah waktu standar yang dicapai. Sistem upah berdasar unit yang dihasilkan pekerja menggunakan waktu
Produktivitas Tenaga Kerja 1

standar untuk setiap unit produk, dan upah tenaga kerja dibayarkan berdasarkan jumlah unit produk yang di buat. System hari kerja terukur dan system upah per unit biasanya menjamin tenaga kerja untuk mendapatkan upah dasar sesuai standar waktu kerja mereka. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa itu Produktivitas ? b. Apa itu tenaga kerja ? c. Bagaimana mengukur produktivitas tenaga kerja ? d. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja ? e. Bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan ? f. Bagaimana upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja ? 1.3 Tujuan Masalah a. Mengetahui apa itu Produktivitas. b. Mengetahui apa itu tenaga kerja. c. Mengetahui bagaimana mengukur produktivitas tenaga kerja. d. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. e. Mengetahui bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.

f. Mengetahui upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Produktivitas Tenaga Kerja 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa itu produktifitas ? Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input, masukan) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input bisa mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan (defects) (Gomes,1995, p.157). Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1). Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, p.119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem. Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan tenaga kerja dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.
Produktivitas Tenaga Kerja 3

Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).

Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137). Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138). Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai: a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang. Konsep Produktivitas Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.

Produktivitas Tenaga Kerja 4

Sebuah konsep yang menggambarkan antara hasil dengan sumber modal, tanah, energi dan sebagainya. Ravianto (1990 :2) mengemukakan produktivitas adlah hubungan kerja antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut atau dengan rumusan umum yang lebih rasio antara keputusan kebutuhan dan pengorbanan yang diberikan. Menurut berbagai pendapat di atas mengenai produktivitas, maka untuk mencapai produktivitas harus dengan cara tepat memastikan sumber-sumber daya harus dipergunakan. Secara umum produktivitas mencerminkan efisiensi dari penggunaan sumber daya yang menghasilkan. Ukuran (tenaga kerja, modal dan energi) yang menghasilkan keluaran tersebut. Atas dasar masukan dan keluaran tersebut, dicantumkan beberapa rumusan produktivitas yang dikemukakan oleh Ravianto (1992 : 21) yaitu : Produktivitas Total (PT) = Output / Input Berdasarkan uraian mengenai pengertian-pengertian produktivitas diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) pada perusahaan industri dan ekonomi secara keseluruhan. Penghargaan serta penggunaan motivator yang tepat akan menimbulkan produktivitas yang lebih tinggi. Semua ini mencakup pemberian insentif dan usaha-usaha menambah kepuasan kerja melalui sarana yang beraneka macam. Produktivitas Sumber Daya Manusia dapat digambarkan sebagai suatu proses dari fungsi proses dari sisi respons individu terhadap ukuran kerja yang diharapkan oleh organisasi, yang mencakup desain kerja, proses pemberdayaan, dan pembimbingan, serta dari sisi individu itu sendiri yang mencakup ketrampilan, kemampuan, dan pengetahuannya. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa kinerja individu merupakan hasil suatu proses perpaduan antara kapabilitas individu dengan sikap individu terhadap aspek pekerjaan dan organisasi. (Walker, 1993) Sejalan dengan pernyataan diatas, Robbins (1990) secara tegas menyatakan bahwa produktivitas menggambarkan suatu sikap kerja yang ditampakkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat dijelaskan melalui sistem evaluasi atau sistem penilaian kinerja. Kinerja seorang tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh cara individu tersebut dalam merespons kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses kerjanya. Menurut Benardin & Russel (1998) menjelaskan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah hasil keluaran yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas kerja tertentu selama periode

Produktivitas Tenaga Kerja 5

waktu tertentu. Hal itu berarti bahwa produktivitas seseorang tenaga kerja identik dengan hasil upaya dalam menjalankan tugasnya. 2.2 Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anakanak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. 2.3 Pengukuran Produktifitas T.K Ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat produktifitas tenaga kerja: Cara pertama adalah dengan membagi nilai tambah yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja. Dengan cara pertama, bisa diketahui berapa jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap tenaga kerja Cara kedua adalah dengan cara membandingkan nilai tambah yang dihasilkan dengan pengeluaran untuk tenaga kerja. dengan cara kedua, kita bias mengetahui besarnya nilai tambah yang dihasilkan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system pemasukan fisik

perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya

Produktivitas Tenaga Kerja 6

diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana = Hasil dalam jam-jam yang standar : Masukan dalam jam-jam waktu. Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan, 2003, p.24-25). Menurut Wignjosoebroto, (2000, p.25), produktivitas secara umum akan dapat diformulasikan sebagai berikut: Produktivitas = Output/input(measurable) + input (invisible). Invisible input meliputi tingkat pengetahuan, kemampuan teknis, metodologi kerja dan pengaturan organisasi, dan motivasi kerja. Untuk mengukur produktivitas kerja dari tenaga kerja manusia, operator mesin, misalnya, maka formulasi berikut bisa dipakai untuk maksud ini, yaitu: Produktivitas = total keluaran yang dihasilkan Tenaga Kerja jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan Di sini produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang jam manusia (man-hours), yaitu jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung, akan tetapi biasanya meliputi keduanya. 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruki produktifitas T.K Perusahaan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap produktivitas kerja tenaga kerja. Perusahaan harus dapat menjaga agar prodiktivitas kerja tenaga kerja tidak megalami penurunan dari waktu sebelumnya. Untuk dapat mengetaui turun atau tidaknya produktivitas
Produktivitas Tenaga Kerja 7

perusahaan harus dapat membuat standar kerja yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dentgan standar kerja. Sedangkan factor yang mempengaruhi produktivitas kerja tenaga kerja yaitu : A. Karyawan 1. Motivasi diri, integritas 2. Kompensasi Pengetahuan Keterampilan Pengalaman Pendidikan dan pengalaman

3. Kesehatan dan keamanan B. Suasana kerja 1. Hubungan sesama pegawai 2. Hubungan atasan dengan bawahan C. Budaya kerja 1. Disiplin 2. Gugus kendali mutu D. Manajemen 1. Gaya kepemimpinan 2. Kompetensi Manajerial Memimpin Mengendalikan dan operasional

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam

Produktivitas Tenaga Kerja 8

pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas. Kedua pengerian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda. Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini, keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung, dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung. Remunerasi Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaannya di dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi kelangsungan hidup perusahaan. Secara teoritis dapat dibedakan dua sistem remunerasi, yaitu yang mengacu kepada teori Karl Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik. Kedua teori tersebut masing-masing memiliki kelemahan. Oleh karena itu, sistem pengupahan yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua sistem tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupun pola yang dapat berlaku umum. Yang perlu dipahami bahwa pola manapun yang akan dipergunakan seyogianya disesuaikan dengan kebijakan remunerasi masing-masing perusahaan dan mengacu kepada rasa keadilan bagi kedua belah pihak (perusahaan dan tenaga kerja). Besarnya tingkat remunerasi untuk masing-masing perusahaan adalah berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya, yaitu permintaan dan penawaran tenaga kerja, kemampuan perusahaan, kemampuan dan

Produktivitas Tenaga Kerja 9

keterampilan tenaga kerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besar kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan pemerintah, dan biaya hidup. Dilihat dari sistemnya pembelian remunerasi dapat dibedakan atas prestasi kerja, lama kerja, senioritas atau lama dinas, kebutuhan, dan premi atau upah borongan Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu invesatasi di bidang sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari tenaga kerja. Oleh karena itu pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi perusahaan. Pentingnya pendidikan dan latihan disamping berkaitan dengan berbagai dinamika (perubahan) yang terjadi dalam lingkungan perusahaan, seperti perubahan produksi, teknologi, dan tenaga kerja, juga berkaitan dengan manfaat yang dapat dirasakannya. Manfaat tersebut antara lain: meningkatnya produktivitas perusahaan, moral dan disiplin kerja, memudahkan pengawasan, dan menstabilkan tenaga kerja. Agar penyelenggaraan pendidikan dan latihan berhasil secara efektif dan efisien, maka ada 5 (lima) hal yang harus di pahami, yaitu 1) adanya perbedaan individual, 2) berhubungan dengan analisa pekerjaan, 3) motivasi, 4) pemilihan peserta didik, dan 5) pemilihan metode yang tepat. Pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja dapat diklasifikasikan kepada dua kelompok, pertama, yakni pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja yang termasuk kepada kelompok tenaga kerja operasional, kedua, pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja yang termasuk kepada kelompok tenaga kerja yang menduduki jabatan manajerial. Untuk masing-masing kelompok tenaga kerja tersebut diperlukan metode pendidikan yang berbeda satu sama lain Pengertian dan Proses Perencanaan Tenaga kerja Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan. Rencana pembangunan memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di seluruh sektor atau sub sektor. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan membutuhkan tenaga kerja yang sesuai. Perencanaan tenaga kerja memuat perkiraan permintaan atau kebutuhan dan penawaran atau penyediaan tenaga kerja, serta kebijakan maupun program ketenagakerjaan yang diperlukan dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Produktivitas Tenaga Kerja 10

Perencanaan tenaga kerja dapat dilakukan pada tahap perusahaan, lembaga pemerintah atau unit organisasi swasta lainnya. Perencanaan tenaga kerja seperti ini disebut perencanaan tenaga kerja mikro. Pemerintah biasanya juga membuat perencanaan tenaga kerja dalam cakupan wilayah tertentu maupun secara nasional. Jenis perencanaan tenaga kerja seperti itu dikenal sebagai perencanaan tenaga kerja makro, nasional atau perencanaan tenaga kerja regional. Sistem perencanaan tenaga kerja menunjukkan kedudukan perencanaan tenaga kerja dalam kerangka perencanaan pembangunan secara keseluruhan. Perencanaan pembangunan yang disertai dengan data-data kependudukan dan informasi pasar kerja merupakan masukan utama dalam penyusunan perencanaan tenaga kerja. Hasil perencanaan tenaga kerja adalah berupa rencana tenaga kerja. Dalam sistem perencanaan pembangunan yang melihat perencanaan tenaga kerja sebagai bagian integral dari perencanaan pembangunan, maka proses perencanaan tenaga kerja akan melibatkan instansi. Proses perencanaan tenaga kerja itu sendiri menunjukkan langkahlangkah yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan perencanaan tenaga kerja. Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor Produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan meningkat. Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu: a. Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja. b. Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan moral dan semangat kerja . c. Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua tenaga kerja dapat bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada. d. Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan produktivitas. e. Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja.

Produktivitas Tenaga Kerja 11

f. Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja. g. Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban tenaga kerja. Sebaiknya ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja. h. Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas.

Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja


Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja ; Banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan.

Menurut balai pengembangan produktivitas daerah yang dikutip oleh Soedarmayanti bahwa ada enam faktor ytama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah : 1. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim. 2. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervise serta keterampilan dalam tehnik industry. 3. Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles). 4. Manajemen produktivitas, yaitu : manajemen yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. 5. Efesiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. 6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah :

Produktivitas Tenaga Kerja 12

1. Sikap mental a. Motivasi kerja b. Disiplin kerja c. Etika kerja

2. Pendidikan Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif

3. Keterampilan Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup.

4. Manajemen Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.

5. Hubungan industrial pancasila Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan : 1. Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktifitas meningkat. 2. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dinamis sehingga menumbuhkan partisipasi dalam usaha meningkatkan produktivitas. 3. Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong

diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.


Produktivitas Tenaga Kerja 13

6. Tingkat penghasilan Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

7. Jaminan social Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

8. Lingkungan dan iklim kerja Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas. 9. Sarana produksi Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai. 10. Teknologi Apabila teknologi yang dipakai tepat dan tingkatannya maka akan memungkinkan: 1. Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi 2. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu 3. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas.

Produktivitas Tenaga Kerja 14

11. Kesempatan berprestasi Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

2.5 Bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan ? Pengaruh produktivitas kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Suatu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan tersebut dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya di masa yang akan datang. Tujuan peningkatan produktivitas ini dapat dilihat dari beberapa sisi, bagi suatu perusahaan peningkatan produktivitas ini mempunyai tujuan antara lain: a. agar perusahaan tersebut mempunyai daya saing pasar b. untuk menjamin kelangsungan kegiatan di perusahaan tersebut c. untuk dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja d. agar perusahaan tersebut memungkinkan memperluas perusahaan e. agar perusahaan tersebut dapat meningkatkan volume produksinya Dari pembahasan di atas perusahaan akan dengan mudah mencapai tujuannya dengan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari tenaga kerja perusahaan tersebut. Dengan adanya pemberian insentif maka pengaruh terhadap produktivitas kerja tenaga kerja akan sangat mendorong pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri dan pemberian insentif ini merupakan salah satu factor dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

Produktivitas Tenaga Kerja 15

2.6 Bagaimana upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja ? Pertama, perbaikan terus menerus, yaitu upaya meningkatkan produktivitas kerja salah satu implementasinya ialah bahwa seluruh komponen harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari filsafat manajemen mutakhir. Suatu organisasi dituntut secara terus-menerus untuk melakukan perubahanperubahan, baik secara internal maupun eksternal. Perubahan internal, meliputi: a. perubahan strategi organisasi b. perubahan kebijakan tentang produk c. perubahan pemanfaatan teknologi d. perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkannya perundang-undangan baru oleh pemerintah. Perubahan eksternal, meliputi: a. perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat acak; b. perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok c. perubahan yang terjadi dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di masyarakat; dan d. perubahan yang terjadi cepat, menyeluruh dan kontiniu. Kedua, peningkatan mutu hasil pekerjaan. Peningkatan mutu hasil pekerjaan dilaksanakan oleh semua komponen dalam organisasi. Bagi manajemen, misalnya, perumusan strategi, penentuan kebijakan, dan proses pengambilan keputusan. Yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan kegiatan organisasi yaitu mutu laporan, mutu dokumen, mutu penyelenggaraan rapat, dan lain-lain. Ketiga, pemberdayaan sumberdaya manusia. Memberdayakan sumberdaya manusia mengandung kiat untuk:

Produktivitas Tenaga Kerja 16

a. mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan berbagai kebutuhan yang beraneka ragam b. manusia mempunyai hak-hak yang asasi dan tidak ada manusia lain (termasuk manajemen) yang dibenarkan melanggar hak tersebut. Hak-hak tersebut yaitu hak menyatakan pendapat, hak berserikat, hak memperoleh pekerjaan yang layak, hak memperoleh imbalan yang wajar dan hak mendapat perlindungan c. penerapan gaya manajemen yang partisipasif melalui proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi. Dalam hal ini pimpinan mengikutsertakan para anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Keempat, kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan.Kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas kerja, antara lain: a. ventilasi yang baik; b. penerangan yang cukup; c. tata ruang rapi dan perabot tersusun baik; d. lingkungan kerja yang bersih; dan e. lingkungan kerja vang bebas dari polusi udara. Kelima, umpan balik. Pelaksanaan tugas dan karir tenaga kerja tidak dapat dipisahkan dari penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang objektif, rasional, baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan pada norma-norma yang telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau tidak senang pada seseorang. rasional dalam arti dapat diterima oleh akal sehat. Jika seseorang harus dikenakan sangsi disiplin, status berat-ringannya disesuaikan dengan jenis pelanggarannya. Validitas yang tinggi, dalam arti siapapun yang melakukan penilaian atas kinerja tenaga kerja didasarkan pada tolok ukur yang menjadi ketentuan.

Produktivitas Tenaga Kerja 17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) pada perusahaan industri dan ekonomi secara keseluruhan. Maka, untuk mencapai produktivitas harus dengan cara tepat memastikan sumber-sumber daya harus dipergunakan. Secara umum produktivitas mencerminkan efisiensi dari penggunaan sumber daya yang menghasilkan. Ukuran (tenaga kerja, modal dan energi) yang menghasilkan keluaran tersebut. Input bisa mencakup biaya produksi (production cost) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan (sales), earnings (pendapatan), market share, dan kerusakan (defects) Produktivitas tenaga kerja adalah hasil keluaran yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas kerja tertentu selama periode waktu tertentu. Hal itu berarti bahwa produktivitas seseorang tenaga kerja identik dengan hasil upaya dalam menjalankan tugasnya. 3.2 Saran Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal

Produktivitas Tenaga Kerja 18

Anda mungkin juga menyukai