Anda di halaman 1dari 7

POMPA JANTUNG BUATAN

Tiga pasien Rumah Sakit Presbytarian, New York (Columbia University Medical Center), merupakan pasien pertama yang menggunakan pompa jantung buatan generasi terbaru, bernama DuraHeartTM Left-Ventricular Assist System. Rumah sakit tersebut adalah satu dari tiga rumah sakit lainnya di USA yang menawarkan studi klinis alat tersebut pada pasiennya. DuraHeart dirancang untuk membantu pasien dengan kerusakan jantung pada ventrikel (bilik) kiri, sebelum mereka mendapat donor jantung. Tanpa bantuan dari alat ini, sulitnya mencari donor yang sesuai dapat menyebaban kematian bagi pasien-pasien yang terlalu lama menunggu giliran operasi. Oleh karena itu, setelah mendapat persetujuan resmi dari pasien, tim ahli bedah yang dipimpin Dr. Yoshifumi Naka memutuskan untuk memasang DuraHeart tanpa menghentikan denyut jantung, disertai pemasangan alat pompa jantung dan paru-paru. Penggunaan pompa tersebut dapat mengurangi resiko pendarahan dan stroke selama operasi. Dr. Naka berharap dengan alat ini pasien penyakit jantung dapat menikmati hidup yang normal sementara menunggu transplantasi. Beliau juga berharap alat ini dapat bertahan lama sebagai solusi jangka panjang bagi pasien-pasien yang dinyatakan tidak memenuhi syarat transplantasi. Transplantasi jantung di USA tercatat kurang dari 2500 pasien, sementara 500.000-800.000 pasien mengalami gagal jantung. Selain itu, ada banyak sekali pasien yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan transplantasi karena mereka sendiri memiliki masalah kesehatan lainnya. Waktu untuk menunggu jantung dari donor rata-rata 9 bulan untuk masing-masing pasien. Pasien-pasien dengan kasus gagal jantung berat memiliki jantung yang terlalu lemah untuk memompa darah demi memenuhi kebutuhan tubuh dalam melakukan aktivitas normal. Mereka mudah lelah dan kesulitan bernapas sehingga banyak yang harus menghabiskan sisa hidupnya terbaring di tempat tidur. DuraHeart dapat membantu sirkulasi darah dari ventrikel kiri ke aorta sehingga suplai darah ke seluruh tubuh akan lebih baik. Riset sebelumnya telah membuktikan bahwa alat ini dapat mengurangi simptom atau gejala yang dialami pasien gagal jantung, serta meningkatan harapan hidup mereka. Alat pembantu sirkulasi darah ventrikel kiri (LVAD) pertama kali diproduksi pada pertengahan tahun 1980-an. Sejak saat itu, teknologinya telah mengalami kemajuan yang sangat pesat; menjadi lebih ringan dan praktis. Alat generasi sebelumnya juga diujicobaan oleh New YorkPresbyterian/Columbia, yaitu Thoratecs HeartMate dan HeartMate II. Setelah lolos uji klinis, kedua alat tersebut telah mendapat persetujuan dari FDA. Oleh karena itu, DuraHeart dianggap sebagai generasi ketiga dari LVAD dengan fitur-fitur yang lebih unik dari generasi sebelumnya, termasuk di antaranya suatu komponen mirip roda kapal atau kincir angin yang melayang di udara dengan bantuan eletromagnet. Komponen tersebut dapat terhindar dari gesekan dan dapat bergerak dengan kecepatan rendah sehingga mengurangi kerusakan alat dan resiko pecahnya sel darah merah.

Dengan segenap pengetahuan yang telah dicapai, sistem aliran darah dalam tubuh manusia masih merupakan salah satu misteri besar kehidupan. Jantung sebagai pusat sistem peredaran darah ini, secara metaforis adalah pusat emosi, perasaan, dan kehendak dalam tubuh manusia. Seseorang biasa meletakkan tangan di pertengahan dadanya ketika menyatakan sebuah tempat yang bernama 'lubuk hati yang terdalam'. Sementara secara fisik, ia adalah sebuah 'pompa' di dalam jazad ragawi ini. Dengan cara yang tidak bisa dipahami, perasaan, intuisi dan keyakinan bisa mempengaruhi kinerja 'pompa' ini.

Dr. Riccardo Ceccarelli, kepala Formula Medicine, sebuah perusahaan yang telah menangani kebugaran 600-an pembalap, dengan metode fisiknya melatih pembalap untuk memperkuat otototot yang paling krusial selama balapan. Muka pembalap F1 selama hampir 2 jam rata-rata menanggung beban lateral sebesar 2G, otot leher menanggung beban berat sampai 3G; dan otot lengan yang sepanjang balapan harus menopang beban 20 kg roda kemudi. Namun pada akhirnya dia menekankan,"Sebuah grand prix bukanlah maraton untuk kekuatan otot, tapi untuk otak/pikiran." Dalam keadaan biasa, ritme jantung seorang pembalap antara 50-60 bpm (beat per minute). Ketika lampu start tanda mulai balapan berkedip seketika denyut jantungnya naik sampai 140 bpm, dan sepanjang balapan denyutnya secara rata-rata akan berada pada level 160 bpm. Angka ini adalah level untuk balapan normal. Jika pembalap berada dalam tekanan khusus seperti saat melakukan overtaking atau mempertahankan posisi dari overtaking, atau saat mengalami crash, denyutnya masih akan naik lagi sekitar 20 bpm. Perbedaan itu itu murni dikarenakan aktivitas mental/emosi dan pikiran. Itu hanya salah satu ilustrasi betapa luar biasanya cara kerja jantung.

Jantung adalah 'pompa' yang sangat mengagumkan, bekerja tanpa kita harus melakukan usaha untuk membuat denyut itu secara sengaja. Ia bekerja tanpa perintah kesadaran diri manusia. Dan begitulah, ia akan tetap berdenyut, sekitar seratus ribu kali setiap hari selama 30, 50, 100 tahun atau berapapun lama umur seseorang. Tak seorangpun ahli jantung bisa mengerti, darimana 'baterai' atau 'arus listrik' yang menghidupi 'pompa' ini. Jantung merupakan mesin yang sangat efisien, lebih efisien dari mesin apapun yang ada di sekitar kita. Berukuran sekepalan tangan, sekitar 280 gram, jantung memompa dan menyirkulasikan darah sebanyak 5.6 liter setiap selang waktu 2 menit, melintasi 'perpipaan' di sekujur tubuh mulai aorta (arteri terbesar), menuju arteri, cabang arteri, kapiler, dan sampai cabang kapiler yang terhalus, sedemikian halus sehingga jika disentuh akan menjadi percikan darah, yang panjang totalnya lebih dari 96.000 km! Jika menggunakan rumus pompa buatan manusia, daya 'pompa' jantung tidak lebih besar dari pompa akuarium kecil, jadi sungguh menakjubkan bisa melakukan tugas memompa fluida (darah) melintasi pembuluh sepanjang itu hanya dalam waktu 2 menit.

Apa yang membuatnya bisa terjadi, ternyata karena arteri dan pembuluh-pembuluh itu memiliki elastisitas. Jadi, menganggap sistem aliran darah sebagai 'pipa ledeng' dalam tubuh manusia adalah pendekatan keliru, dan memang saat ini sudah ditinggalkan. Arteri memiliki elastisitas yang memungkinkan menerima semburan aliran darah dari jantung, sekaligus ikut berdenyut untuk membantu mendorong darah mengalir ke bagian tubuh yang paling jauh. Dan juga memungkinkan darah mengalir kembali ke jantung, yang luarbiasanya, tanpa terjadi penumpukan, kemacetan atau benturan aliran di pembuluh yang sedemikian panjang berliku-liku

dan banyak persimpangan dalam tubuh. 2 katup masuk dan 2 katup buang jantung selalu bekerja sempurna tanpa salah arah, sehingga darah tidak terkirim ke bilik yang keliru. Anda pasti sadar kekeliruan beberapa detik saja bisa berarti berakhirnya kehidupan. Dan pompa ini bekerja terus siang malam yang memungkinkan kita duduk membaca tulisan ini, bercengkerama menonton tv atau berkendara di mobil mewah anda. Ia bekerja tanpa henti dengan sangat presisi, namun harus selalu diingat juga, tanpa kontribusi apapun dari kesadaran kita dalam operasi kerja itu.

Kemukjizatan juga dimiliki darah yang menjadi 'fluida kerja'nya. Ia berputar mengikat oksigen pada suatu saat, dan melepas karbon dioksida pada saat lainnya. Ia menyerap sumber kehidupan, lalu membersihkan kotoran dalam tubuh dan menjaga tubuh dari berbagai infeksi yang memungkinkan tubuh tetap hidup. Ini merupakan aktivitas konstan memurnikan dan menghidupi tubuh manusia. Ini adalah kerja mesin yang paling kompleks sekaligus efisien, dan juga tanpa menghasilkan kebisingan.

Rasa takjub dan misteri ini semakin bertambah ketika para ahli --sebagai bagian dari kewajiban menghargai kehidupan-- berikhtiar membuat jantung buatan. Mereka telah berusaha menggunakan segala jenis baterai, mencoba beberapa tipe pompa pengganti jantung. Ada yang berhasil beberapa jam, beberapa minggu, ada yang menggunakan baterai dan peralatan sebesar tas bagasi, ada yang detak kerja jantungnya terdengar sampai kamar sebelah, dan itu masih terus berlangsung dengan kesadaran yang luar biasa bahwa di dalam tubuh kita ada mesin yang lebih handal dari kendaraan atau mesin apapun yang bisa diciptakan manusia.

Proyek jantung buatan (artificial heart) ternyata telah dicanangkan di USA pada tahun 1964 oleh Presiden Johnson. Sejumlah penggantian dan pengujian klinis telah dikembangkan. Saat ini setidaknya ada 2 tipe total artificial heart (TAH) yang telah melalui tes feasibilitas. Dua tipe jantung buatan itu secara komersial dikenal sebagai CardioWest TAH dan AbioCor TAH, telah mendapat persetujuan pihak berwenang masing-masing pada tahun 2004 dan 2006.

CardioWest TAH yang didesain sebagai pengganti jantung, kini disetujui sebagai jembatan untuk transplantasi jantung bagi pasien sekarat akibat kegagalan dua sisi jantung; dan sejauh ini telah melakukan lebih dari 850 implan dengan 190 pasien berhasil bertahan hidup lebih dari setahun dengan alat ini. Jantung buatan ini terbuat dari polyurethane, dengan penggerak pneumatik dan aliran berdenyut (pulsatile flow, mengembang dan mengerut secara periodik). Penggunaan pulsatile flow merupakan pertimbangan vital untuk mengurangi resiko pelebaran dan kerusakan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh akibat pemakaian jantung buatan.

AbioCor TAH merupakan jenis yang sepenuhnya dapat diimplan (dipasang di dalam tubuh) tanpa kabel atau pipa yang menembus kulit sehingga mengurangi resiko infeksi. Jenis ini digunakan untuk kegagalan jantung tingkat akhir yang sudah tidak memungkinkan transplantasi atau tidak ada pilihan untuk penanganan lainnya. Sekitar 15 pasien telah diimplan dengan AbioCor, dan salah seorang diantaranya bisa hidup sampai 512 hari. AbioCor TAH berupa unit seperti thorax (rongga dada) yang melingkupi 2 pompa darah dalam satu rumah yang bekerja lebih mirip pompa seri, daripada paralel. Pompa ini bekerja dengan rotasi 3000 - 10000 rpm, dilengkapi pressure transducer, katup kontrol dua arah dan peralatan tambahan lainnya. AbioCor TAH dapat mengatur level dan keseimbangan detak jantung sehingga tekanan jantung juga bisa lebih dikontrol.

Itulah sekelumit cerita tentang ikhtiar kepintaran manusia mempelajari dan meniru mesin luar biasa yang ada dalam tubuh nya sendiri.

Jadi, dalam tubuh kita, ada mesin yang kompleks, bekerja demikian rumit dan kontinyu, dengan akurasi luar biasa namun dengan 'kontrol' yang sangat sederhana karena mesin ini bekerja di luar kesadaran kita. Dan mesin inilah yang menghidupi keping demi keping waktu hidup dan tiap helaan nafas seluruh perjalanan hidup kita. Dan pusat misteri dari mesin ini adalah energi yang menghidupinya. Darimana dan bagaimana mekanisme charging energi ini, tak ada ahli yang bisa menjelaskannya. Ini sama rumitnya dengan menjelaskan hukum-hukum fundamental alam semesta semisal gravitasi. Darimana sumber awal energinya, bagaimana ia terus bertumbuh. Di tengah segala skeptisisme, toh para ilmuan tetap penasaran bagaimana alam bermula dan akan berakhir. Dan kebenaran yang nyata adalah jantung tetap berdenyut, alam semesta tetap bertumbuh, sampai saatnya nanti berhenti, dan selesai. Tidak akan ada tambahan waktu lagi sekalipun satu detik.

Ketika merenungkan alam semesta yang jauh di luar diri manusia, Stephen Hawking sampai pada pergulatan pikiran mengenai sebuah desain, desain super besar, sebuah grand design, dan keteraturan yang demikian agung yang memungkinkan alam semesta tercipta dan berjalan pada tempatnya dengan seimbang. Ia menginginkan 'teori segalanya' (theory of everything) yang menjelaskan desain itu dengan satu persamaan sederhana. Nampaknya, di tempat yang teramat dekat, bersemayam dalam diri, kita juga harus memikirkan desain agung dan keteraturan

kehidupan yang tak kalah dahsyat dibanding alam semesta yang dipikirkan Hawking, yaitu pada jantung manusia. Dan tentu saja, kita juga perlu mencari makna dan tujuan di balik desain itu.

Anda mungkin juga menyukai