Anda di halaman 1dari 15

Marine Science Padjadjaran University

Beranda cErAh (cerita kehidupan) dear all,,

IDENTIFIKASI ADAPTASI ORGANISME NEKTON PERAIRAN LAUT


April 22, 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem merupakan salah satu atau serangkaian komunitas beserta lingkungan fisik dan kimianya yang hidup bersama-sama dan saling mempengaruhi (Nybakken,1988).Lingkungan pantai dan laut yang biasanya dikatakan sebagai lingkungan akuatik marine juga mempunyai komponen abiotic serta biotik seperti pada halnya kondisi lingkungan terestrial pada umumnya. Komponen biotik yang umumnya mempunyai alur rantai makanan/jaring makanan atau bahkan bisa berupa suatu siklus rantai makanan, factor biotik merupakan factor yang hidup yang terdiri dari organisme hidup dari mulai bakteri laut, plankton, golongan invertebrate seperti cacing laut, bangsa kerang kerangan dan siput laut, beragam ganggang laut/rumput laut, berbagai jenis ikan (nekton), sampai kepada burung burung laut, dan hewan hewan besar seperti mamalia laut. Untuk menyelenggarakan proses kehidupan yang selaras, maka kedua factor tersebut secara kualitatif maupun kuantitatif harus dalam keadaan seimbang. Keadaan ideal yang seimbang yang demikian ini disebut sebagai lingkungan perairan dalam keadaan keseimbangan ekosistem, dalam peranannya sendiri organisme di lautan dapat mempunyai peran serta manfaat dalam siklus kehidupannya. Begitu banyak organisme yang menghuni di lautan, berbagai macam pula karakter setiap organisme ini tetapi pada dasarnya organisme tersebut masing masing mempunyai kelebihan atau pun kekurangan dalam lingkungan laut ini, berbagai manfaat masih belum tergali sepenuhnya oleh manusia lingkungan laut masih dijadikan sebagai misteri dalam kehidupan manusia dan kita sebagai manusia wajib mencari tahu serta mengeksplor hasil laut kita dengan memperhatikan berbagai macam aspek kehidupan di dalam sana jangan

sampai kita merusak ekosistem di laut kita ini. Oleh karena itu kami mencoba membahas komunis yang ada di laut,salah satunya nekton secara umum di perairan laut. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui karakteristik mengenai nekton perairan laut, sebagai penunjang kegiatan mata kuliah Biologi Laut serta untuk memberikan pengetahuan secara khusus tentang berbagai organisme nekton yang ada di perairan laut. 1.3 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan informasi tentang berbagai macam organisme nekton yang ada di perairan laut dan sebagai bahan referensi untuk kegiatan pendidikan serta penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Nekton Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water column) baik di perairan tawar maupun laut. Kata nekton diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang (the swimming) yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid locomotion, locomotor physiology).Ilmunya disebut Nektology dan orangnya disebut sebagai nektologis. Sementara pengertian dari nekton bahari adalah hewan-hewan nektonic yang tersebar di zona epipelagik pada laut terbuka. Nekton bahari merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun. 1.2 Klasifikasi Nekton Nekton(hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas : 1. Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau tulang rawan. 2. Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang. 3. Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting. Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok nekton :

1. Holoepipelagik Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu ( cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain. 1. Meroepilagik Meroepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya : 1. Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelopmok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak, dolpin, kacang-kacang. 2. Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan. 3. Organism yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.

1.1 Kondisi Lingkungan Beberapa kondisi lingkungan perlu diperhatikan karena memberikan perbedaan yang jelas bagi nekton dan di mana adaptasi terjadi, pertama, laut merupakan daerah tiga dimensi yang sangat besar. Kedua, tidak ada substrat padat di mana pun, sehingga hewan-hewan ini selalu melayang dalam medium yang transparan tanpa perlindungan terhadap predator yang potensial. Oleh sebab itu, tidak ada tempat perlindungan bagi hewan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Terakhir, kurangnya subtract, yang berarti

tidak adanya pendukung yang kuat bagi hewan yang kebanyakan mempunyai daging yan glebih padat daripada air laut disekelilingnya. Kombinasi antara keadaan tiga dimensi dan kurangnya rintangan, memudahkan evolusi adaptasi untuk mobilitas yang besar. Besarnya mobilitas dan kemampuan untuk menempuh jarak-jarak jauh pada gilirannya menyebabkan perkembangan sistem saraf dan indria(sensory) yang akan menangkap dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menjelajahi daerah, mencari dan menangkap makanan, serta untuk menghindari predator. Kurangnya perlindungan serta besarnya ukuran kebanyakan nekton, juga menyebabkan perkembangan kecepatan renang yang tinggi untuk menghindari predator dan sekaligus untuk mencari makanan. Kamuflase juga merupakan usaha yang lain. Keadaan tersuspensinya tubuh hewan nektonic yang kerapatan tubuhnya lebih besar daripada kerapatan air laut secara terus-menerus menyebabkan perkembangan progresif berbagai adaptasi agar dapat tetap terapung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penangkapan yang kami gunakan dalam melakukan penelitian mengenai nekton adalah dengan menggunakan metode alat tangkap Gill Net dan Covering Net, berikut penjelasan mengenai dua hal tersebut : 1. Gill Net. Gill Net merupakan salah satu teknik penangkapan ikan yang menggunakan sistem(gillet) pada mata jarring maupun terbelit(entangled) pada tubuh jaring. Pada umumnya ikan-ikan yang menjdi tujuan penangkapan ialah jenis ikan yang horizontal migration dan vertical migrationnya tidak seberapa aktif. Dengan kata lain, migration dari ikan-ikan tersebut terbatas pada suatu range layer-depth tertentu. Berdasarkan depth dari swimming layer ini lebar jarring ditentukan. Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ini ialah jenis-jenis ikan yan berenang dekat permukaan laut seperti cakalang, jenis-jenis tuna, saury, fying fish dan lainlain. A. Jenis-jenis Gill Net dan Teknik Penangkapannya. 1. Surface Gill Net Pada salah satu ujung jarring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak (posisi) jarring menjadi tertentu oleh letak jangkar. Beberrapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Fpoat line (tali pelampung, tali ris atas) akan berada di pemukaan air (sea surface). Dengan demikian, arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat.

Teknik Operasi Penangkapan Setelah tiba pada suatu fishing groud yang telah ditentukan(sebaiknya bukan daerah pelayaran) maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jarring (setting). Setelah semua jarring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya 2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat melakukan hauling, jarring diatur dengan baik seperti semula penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penagkapan biasa pula dilakukan. Hal yang penting adalah bagaimana warna jarring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu, warna jarring sering sama dengan warna periran. 1. Bottom Gill Net Pada kedua ujung jarring diikatkan jangkar, sehingga letak jarring akan tertentu. Hal ini sering juga disebut set bottom gill net. Karena jarring ini direntangkan dekat pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan demersal. Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis, misalnya herring, cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, dan sebagainya. Teknik Operasi Penangkapan Posisi jarring dapat diperkirakan pada float berbendera/bertanda yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jarring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik-buruknya rentangan jarring itu sendiri. Operasi penangkapannya sama dengan surface gill net, perbedaannya hanya posisi jarring dalam air. 3. Drift Gill Net Sering juga disebut dengan drift net saja, atau ada juga yang member nama lebih jelas misalnya salmon drift net, atau salmon drift trammel net, dan ada pula yang menerjemahkannya dengan jarring hanyut. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan, antara lain ialah saury, sardine, mackerel, flying fish, skipjack, tuna salmon, herring. Teknik Operasi Penangkapannya Posisi jaring ini tidak ditentukan oleh adanya jangkar, tetapi bergerak hanyut bebas mengikuti arah gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jarring diletakkan tali, dan tali ini dihubungkan dengan mempengaruhi posisi jarring. Selain dari gaya-gaya arus, gelombang, maka kekuatan angin juga akan mempengaruhi keadaan hanyut dari jarring. Dengan perkataan lain, gaya dari angin akan bekerja pada bagian dari float yang tersembul pada permukaan air.

Berbeda dengan set gill net, maka drift gill net ini dapat pula digunakan untuk mengejar gerombolan ikan, dan merupakan suatu alat penangkap yang penting untuk perikanan laut bebas. Karena posisinya tidak ditentukan oleh jangkar, maka pengaruh dari kecepatan arus terhadap kekuatan tubuh bersamaan dengan gerakan arus, sehingga besarnya tahanan dari jaring terhadap arus dapat diabaikan. 1. Covering Net Covering net adalah salah satu jenis alat tangkap dengan cara menutup ikan darri atas. Alat tangkap ini ada yang sangat sederhana seperti cash net (jala lempar) tetapi ada juga yang sudah modern, seperti pukat sotong (Malaysia). Penggunaan jala lempar misalnya sudah lama dikenal dan digunakan oleh para nelayan dan petani tambak untuk menangkap udang atau ikan dengan berbagai modifikasi, namun umumnya digunakan pada daerah-daerah yang dangkal. 1. Jala Lempar (Cast Net) Jala lempar termasuk alat tangkap yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang sangat besar dalam pembuatannya. Bias dibuat sendiri dengan menjurai tetapi banyak juga dijual dalam bentuk sudah jadi. Bahannya terbuat dari nilon multifilament tetapi bias juga dari monofilament. Diameter dari alat tangkap ini bermacam-macam, biasanya 3-5 m. pada bagian kaki jaring biasanya diberikan pemberat yang terbuat dari timah. Pada jal lempar yang digunakan untuk menangkap udang terdapat modifikasi pada bagian kakinya (sedikit ke mata jaring) untuk menghindari udang lepas. Alat ini banyak digunakan pada perairan pedalaman (sungai, eaduk, danau) dan perairan pantai dengan kedalaman 0,5-10 m. jenis-jenis ikan yang tertangkap umumnya adalah jenis ikan yang bermigrasi ke pantai mencari makan, seperti ikan belanak, julung-julung, udang, dan lain-lain. 1. Pukat sotong Di Malaysia alat tangkap ini lebih khusus digunakan untuk menangkap cumi-cumi dengan menggunakan cahaya sebagai alat bantu, dan dioperasikan dengan menggunakan kapal fiber glass berukuran panjang 15,9 m lebar 3,6 m (Shahardin dan Mohd Said,1989). Teknik Operasi Penangkapan Operasi penngkapan dilakukan pada malam hari saat bulan gelap. Setelah tiba pada fishing groud yang telah ditentukan, lampu dinyalakan baik lampu yang ada pada sisi kiri maupun sisi kanan kapal. Apabila gerombolan cumi-cumi sudah banyak berkumpul disekitar kapal (bisa dilihat melalui echosounder yang ada di kapal) maka lampu pada salah satu sisi kapal dipadamkan. Dengan demikian, kumpulan cumi-cumi akan terkonsentrasi pada sisi kapal yang bagian atasnya terdpat jaring. Untuk lebih mengkonsentrasikan cumi-cumi berda di atas permukaan air lebih tepat berada di bawah jaring maka yangdinyalakan hanya lampu warna merah.

Setelah persiapan untuk menjatuhkan jaring telah selesai dan kumpulan cumi-cumi sudah terkonsentrasi di permukaan air maka jaring dijatuhkan dengan menarik secara serentak tali yang menahannya. Dengan demikian, mulut jaring akan menutupi permukaan air dan tenggelam ke bawah dan mengurung cumi-cumi yang berada didalamnya. Setelah itu, mulut jaring ditutup untuk menghindari cumi-cumi bergerak keluar. Setelah jaring tertutup, lalu diangkat ke atas kapal. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adapatasi Morfologi), ada yang mengalami perubahan proses metabolisme tubuh (adaptasi Fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku).Dalam kehidupan nekton di laut sendiri mempunyai macam macam karakteristik serta tingkah laku yang berbeda beda tentunya karena nekton sendiri menyangkut seluruh jenis ikan jadi dalam makalah ini kami akan menjelaskan sedikit tentang beberapa adaptasi nekton dilaut, adaptasi secara umumdapat kita artikan sebagai proses penyesuaian diri terhadap lingkungannya dalam hal ini kita mempunyai batasan yaitu lingkungan laut terhadap nekton. Berbagai macam adaptasi nekton di laut tentunya setiap spesies akan berbeda tergantung spesies serta factor lingkungannya, Berikut merupakan macam Macam adaptasi secara umum: 4.1 Adaptasi MORFOLOGI Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. v Ciri adaptasi hewan air : 1. Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line). Contohnya pada ikan tuna :

Tuna very streamline

bentuk tubuh streamline pada ikan hiu

1. Permukaan tubuh licin karena berlendir. 2. Anggota gerak tubuh berupa sirip. 4.1 Adaptasi FISIOLOGI

Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang memperlihatkan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya.

Ciri adaptasi hewan air : Ikan air laut dan ikan air tawar , Ikan air laut Sedikit Pekat Ciri adaptasi Pengeluaran urine Urine yang diekskresikan Banyak Minum air Lebih rendah dari pada air Tekanan osmosis laut sel tubuh ikan Lebih tebal Dinding sel tubuh 4.2 Adaptasi Tingkah Laku

Ikan air tawar Banyak Encer Sedikit Lebih tinggi dari pada air tawar Laebih tipis

Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku.

Ciri adaptasi hewan air :

1. Pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri. 2. Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap 30 menit sekali.

Cumi cumi dapat mengeluarkan tinta untuk pertahanan diri 1. Migrasi pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di daerah air tawar.

Migrasi ikan salmonke sungai untuk bereproduksi Berikut merupakan factor factor yang menentukan adaptasi hewan air : 1. Salinitas/kadar garam perairan

Masing-masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06% sedangkan air laut salinitasnya 3,5 %. Salinitas akan mempengaruhi perbedaan tebal-tipisnya lapisan kulit, tingkah laku, susunan atau fungsi organ tubuh organisme perairan.

1. Kedalaman air

Semakin dalam suatu perairan makasemakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi. Mempengaruhi intensitas cahaya yang diperoleh individu.Semakin dalam maka semakin sedikit cahaya yang diperoleh.

Ex :

Ikan Pari dengan tubuh pipih dan lebar. Ikan Cucut dengan tubuh langsing. Gurat sisi/linea lateralis pada tubu ikan. Gelembung udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan.

1. Intensitas cahaya

Semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah. Mempengaruhi suhu air dan aderajat fotosintesis. Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik, daerah perbatasan (remang-remang), daerah afotik. Semakin kearah daerah afotik makam intensitas cahaya yang masuk perairan akan semakin berkurang. Hal ini akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.

1. Kadar Oksigen

Daerah permukaan kadar oksigenlebih banyak dibandingkan dengan daerah di bawahnya. Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.

Ciri adaptasinya adalah :


Perluasan labirin. Munculnya ikan ke permukaan Tubuh ikan ramping dan berlendir. Tumbuhan Algae banyak memiliki kantung/gelembung udara untuk mengapung.

Ada beberapa adaptasi nekton dalam ekosistem di laut diantaranya yaitu, daya apung organisme nekton, daya penggerak, hambatan permukaan serta bentuk tubuh, system pertahanan diri yang dimiliki oleh masing masing organisme nekton, reproduksi, dan juga migrasi nekton tersebut. 1. Daya apung : Kebanyakan ikan dapat mengatur jumlah gas dalam kandung kemih dan dengan demikian dapat mengendalikan daya apung, Gas mengisi rongga (paru-paru) untuk membantu mengapung, cara lain yang digunakan oleh mamalia laut untuk meningkatkan buoyance adalah pengurangan tulang dan adanya lapisan lipid (lemak atau minyak).gelembung

renang juga digunakan sebagai alat mengapung. Bila akan turun kedaerah yang lebih dalam, gas di gelembung renang diserap oleh darah. Bila kembali kebagian atas gas mengisi gelembung lagi. 1. Hambatan permukaan serta bentuk tubuh : Beberapa Jenis ikan yang hidup dilaut dalam mempunyai bentuk tubuh yang aneh.Ikan laut dalam yang terlihat hanya beberapa sentimeter di atas dasar laut ternyata hanya sedikit bergerak.Ini karena adanya tekanan tinggi membuatikan perlu energy besar untuk bergerak melawannya.Sirip ekor ikan relative panjang dan ada yang salah satu tulang dari sirip perut dan siri pekor bagian bawah memanjang, membentuk tiga kaki untuk berdiri di dasar laut. 1. Sistem pertahanan diri : Dalam system pertahanan diri biasanya pada pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri. Serta beberapa ikan di dasar laut yang dapat berubah bentuk mengikuti kondisi lingkungannya seperti bersembunyi atau menyerupai pasir di dasar laut serta menyerupai tumbuhan tumbuhan dasar laut untuk menghindari dari para predator yang ingin memangsanya contohnya ikan pari yang ekornya sangat beracun, lalu juga ada lion fish yang dapat menyengat jika disentuh atau mengalami gangguan dari predator lain hewan ini sangat berbahaya bagi para penyelam .

Lion fish dapat menyengat sebagai system pertahanan diri

1. Reproduksi : Reproduksi merupakan kemampuan individu menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau kelompoknya.Meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini.

Secara umum ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina (biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Istilah lain untuk keadaan ini disebut gonokhoristik yang terdiri atas dua kelompok yaitu :

Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan gonad belum dapat diidentifikasi apakah berkelamin jantan atau betina. Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah tampak jenis kelaminnya apakah jantan atau betina.

Selain gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina).Bila kedua jenis gonad ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit sinkroni.Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla, Serranus subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut sebagai hermafrodit protandri. Sedangkan hermafrodit protogini adalah istilah untuk individu yang pada awalnya berkelamin betina, namun semakin tua akan berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut. Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya.Ciri seksual pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta ovarium dan salurannya pada ikan betina.Ciri seksual primer sering memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya.Hal ini membuat ciri seksual sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga tidak memberikan hasil yang nyata. Ciri seksual sekunder terdiri atas dua jenis yaitu yang tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan reproduksi secara keseluruhan, dan merupakan alat tambahan pada pemijahan.Bentuk tubuh ikan merupakan ciri seksual sekunder yang penting.Biasanya ikan betina lebih buncit dibandingkan ikan jantan, terutama ketika ikan tersebut telah matang atau mendekati saat pemijahan (spawning).Hal tersebut disebabkan karena produk seksual yang dikandungnya relatif besar. Pada saat puncak pemijahan, tampak pada banyak ikan jantan suatu benjolan yang timbul tepat sebelum musim pemijahan dan menghilang sesaat setelah pemijahan.Contoh kejadian seperti ini dapat dilihat pada ikan minnow (Osmerus).Ada juga ikan yang memiliki sirip ekor bagian bawah yang memanjang pada ikan jantan Xiphophorus helleri, sirip ekor yang membesar dijumpai pada ikan Catostomus commersoni.Contoh yang sangat ekstrim dijumpai pada ikan anglerfish (Ceratias) dimana ikan jantan jauh lebih kecil daripada ikan betinanya.

Ciri seksual sekunder tambahan yang mencirikan ikan jantan pada beberapa spesies, dalam hal ini sirip anal berkembang menjadi alat kopulasi (intromittent).Gonopodium terdapat pada ikan Gambusia affinis, Lobistes reticulatus dan ikan-ikan famili Poeciliidae. Pada ikan Xenodexia, modifikasi sirip dada digunakan dalam perkawinan untuk memegang gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan masuk ke dalam oviduct betina.Pada Chimaera jantan berkembang suatu organ clasper di bagian atas kepalanya yang dinamakan ovipositor yang berfungsi sebagai alat penyalur telur.Bentuk seperti ini dijumpai pada ikan Rhodeus amarus dan Carreproctusbetina. Pewarnaan pada ikan sering juga digunakan sebagai pengenal seksualitas.Umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan betina.Pada ikan sunfish, Lepomis humilis, jantannya mempunyai bintik jingga yang lebih terang dan lebih banyak dibandingkan betinanya. Strategi reproduksi yg berbeda ditemui pada ikan hiu.Mereka menghasilkan sedikit telur dan embrio yg besar.Hiu (Alopias) hanya dua embrio, hiu biru menghasilkan embrio hingga 54. Jika seperti ikan bertulang sejati yg melepaskan telurnya saja di air, akan bahaya bagi mereka yg sedikit telur. Strategi mereka adalah, telur besar, disimpan di induk betina (lama), anak yg dilahirkan atau ditetaskan berukuranbesar(organlengkap). Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran-salurannya.Kelenjar kelamin jantan disebut testis.Pembungkus testikular yang mengelilingi testis, secara luas menghubungkan jaringan-jaringan testis, membentuk batasan-batasan lobular yang mengelilingi germinal epithelium.Spermatozoa dihasilkan dalam lobule yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai fungsi nutritive. Saluran sperma terdiri dari dua bagian, yaitu : Bagian pertama berbatasan dengan testis, berguna untuk membuka lobule (juxta-testicular part) dan bagian lainnya adalah saluran sederhana yang menghubungkan bagian posterior testis ke genital papilla.Pada beberapa ikan, misalnya ikan salmon, tidak memiliki kantung seminal, tetapi pada bagian luar saluran sperma terdapat sel-sel yang berfungsi mengatur komposisi ion-ion cairan seminal dan mensekresihormon. Tingkah laku reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur.Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan hanya terjadi sekali dalam hidupnya (big-bang spawner).Termasuk dalam golongan ini adalah ikan salmon (onchorhyncus), lamprey laut (Petromyzon marinus) dan sidat (Anguilla). Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun.Ikan seribu (Lebistes reticulatus) memijah kira-kira empat minggu sekali.Ikan mujair (Sarotherodon) dapat memijah 2-3 kali dalam satu tahun. Suhu yg terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merintangi perkembangan. Perubahan suhu yg ekstrim dpt menyebabkan kematian. Kelarutan gas O2 yg optimum bervariasi,

bergantung pd jenis ikan. Umumnya yg dpt diterima 4-12 ppm. Ikan-ikan yg memijah diair dingin dan mengalir memerlukan O2 yg lebih tinggi drpd ikan2 di air menggenang atau berarus lambat. 1. Migrasi Ikan-ikan dari suku Myctophidae biasanya melakukan migrasi vertikal, naik ke lapisan atas pada malam hari dan turun kelapisan yang lebih dalam pada siang hari.Ikan ini sering ditangkap oleh nelayan pada malam hari.Ikan ini mempunyai mulut yang amat lebar dan disepanjang tubuhnya yang langsing berderet organ yang menyala. Lalu ada beberapa migrasi pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di daerah air tawar ikan salmon ini bermigrasi ke arah sungai atau muara untuk melakukan reproduksi setelah itu mereka kembali lagi kelaut anak anknya pun jika sudah mulai dewasa akan kembali lagi ke laut begitupun seterusnya jika akan bereproduksi akan kembali lagi ketempat itu. BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Organisme nekton merupakan salah satu organime yang memiliki peran yang penting dalam ekosistem laut, salah satunya sebagai pemeran konsumen dalam rantai makanan makhluk hidup di laut. Organism nekton memiliki beberapa jenis adaptasi, diantaranaya adaptasi secara morfologis, adaptasi fisiologis serta adaptasi tingkah laku. Adaptasi morfologis seperti bentuk tubuh seperti torpopedo, hal ini tentu berkaitan dengan tekanan yang terjadi di dalam laut, sementara pada adaptasi fisiologis, seperti sedikit mengeluarkan urin dan banyak minum air, dan pada adaptasi tingkah laku seperti munculnya ikan paus ke permukaan air untuk menghirup oksigen setiap 30 menit sekali. Dari ketiga adaptasi tersebut dapat dinyatakan bahwa nekton laut memiliki sistem adaptasi yang bervariasi dan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan mereka di laut, semakin dapat beradaptasi, maka peluang untuk bertahan hidup tentu akan semakin besar. 5.2 Saran Perlu di kaji lebih lanjut mengenai organism nekton bahari, bagaimana peranan dan manfaatnya bagi ekosistem laut dan tentunya bagi kesejahteraan manusia yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2009. available at http://digilib.itb.ac.id

Anonim.2010. available at http://rudyct.com Anonim.2010. available at http://docstoc.com Anonim.2010. available at http://scribd.com Anonim.2010. available at http://ilmukelautan.com Nybakken, James W.1992.Biologi Laut. Jakarta: Gramedia Sudirman dan Achmar Mallawa.2002.Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai