Surat Pemberitahuan(SPT)
a. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan pengambilan atau penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dilakukan melalui media elektronik, maka ketentuan mengenai pengambilan, pengisian, penandatanganan dan penyampaian Surat Pemberitahuan perlu disesuaikan untuk menampung :
Pengambilan formulir Surat Pemberitahuan secara elektronik. Penandatanganan Surat Pemberitahuan dengan menggunakan tanda tangan stempel atau tanda tangan elektronik/digital (tidak harus dengan tanda tangan basah). Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik.
Sanksi Administrasi
a. Sanksi administrasi berupa denda bagi Wajib Pajak yang terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan dinaikkan menjadi sebagai berikut:
Rp500.000,00 untuk SPT masa PPN;
Wajib Pajak Badan ; Rp 100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
Sanksi Administrasi
b. Kealpaan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara yang dilakukan pertama kali tidak dikenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari pajak yang kurang dibayar.
Pembayaran Pajak
a. Menegaskan bahwa pajak yang dibayar pada tempat pembayaran yang ditentukan merupakan pembayaran pajak yang sah apabila telah disahkan oleh Pejabat kantor penerima pembayaran atau telah mendapatkan Validasi. b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan disampaikan.
Pembayaran Pajak
c. Pajak yang masih harus dibayar dalam ketetapan pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. Namun demikian untuk Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu, jangka waktu pelunasan tersebut dapat diperpanjang paling lama menjadi 2 (dua) bulan.
Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam negeri yang melakukan pembelian Barang di dalam negeri dan dibawa ke luar negeri, dapat diberikan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah dibayar.
Hak Mendahulu
Hak mendahulu untuk melakukan penagihan pajak atas barangbarng milik penanggung pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, yang selama ini dibatasi selama 2 (dua) tahun, diubah menjadi sampai dengan daluwarsa penagihan pajak.
Gugatan
Menambah objek gugatan yang dapat diajukan gugatan oleh Wajib Pajak ke badan peradilan pajak, yaitu : a.Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak.s b.Penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang tidak sesuai dengan prosedur.
Keberatan
a. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak surat ketetapan pajak dikirim. b. Wajib Pajak wajib melunasi paling sedikit sejumlah yang telah disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan. c. Jangka waktu pelunasan atas jumlah pajak yang kurang dibayar dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.
Keberatan
d. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau
dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen). Sanksi administrasi tersebut tidak dikenakan apabila Wajib Pajak mengajukan banding. e. Wajib Pajak diberikan hak untuk hadir dan memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai permohonan keberatannya. f. Permohonan keberatan yang tidak memenuhi persyaratan bukan merupakan surat keberatan, sehingga tidak dapat dipertimbangkan. g. Jumlah pajak yang diajukan keberatan belum merupakan utang pajak yang dapat ditagih dengan Surat Paksa dan belum boleh dikompensasi dengan kelebihan pajak lainnya.
Banding
a.
b. c.
Untuk Wajib Pajak yang mengajukan banding, jangka waktu pelunasan atas jumlah pajak yang kurang dibayar dalam Surat Keputusan Keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding, Dalam hal permohonan banding Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen). Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan permohonan banding, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis terhadap halhal yang menjadi dasar keputusan keberatan. Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan banding belum merupakan pajak yang terutang sampai dengan Putusan Banding. Jumlah pajak yang diajukan banding belum merupakan utang pajak yang dapat ditagih dengan Surat Paksa dan belum boleh dikompensasi dengan kelebihan pajak lainnya.
d. e.
Imbalan Bunga
Kelebihan pembayaran akibat dari keberatan, banding, peninjauan kembali, pembetulan, pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
Pemeriksaan
a.
b.
Mempertegas dan memperjelas ketentuan yang mengatur kewenangan pemeriksa pajak untuk melakukan penyegelan terhadap barang bergerak atau barang tidak bergerak. Tata cara pemeriksaan mengatur antara lain tentang penyampaian pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pemberi kesepakatan Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir temuan hasil pemeriksaan. Wajib Pajak orang pribadi yang diperiksa tetapi tidak memperlihatkan atau meminjamkan buku, catatan atau dokumen yang diperlukan sehingga tidak dapat dihitung besarnya pajak, maka pajaknya dapat dihitung secara jabatan. Buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen, data, informasi dan keterangan lain, ,dalam rangka pemeriksaan pajak wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lambat 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.
c.
d.
Sunset Policy
a.
Dalam rangka mendorong Wajib Pajak mengungkapkan penghasilan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum tahun 2007, Wajib Pajak diberikan kesempatan untuk menyampaikan pembetulan dengan diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dengan syarat pembetulan tersebut dilakukan pada tahun pertama berlakunya Undang-Undang ini. Paling lama 1 (satu) tahun setelah berlakunya UndangUndang ini, Wajib Pajak orang pribadi yang sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP diberikan penghapusan sanksi administrasi atas pajak yang tidak atau kurang dibayar. Disamping itu terhadap Wajib Pajak tersebut tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali terhadap data atau keterangan yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan Wajib Pajak tidak benar atau lebih bayar.
a.
b.
c.
d.
Ketentuan Pidana
Untuk meningkatkan pengawasan pelaksanaan kewjiban perpajakan maka perlu menyempurnakan ketentuan yang mengatur tentang tindak pidana dibidang perpajakan, atas: a. Kealpaan/kesalahan yang kedua kali dan seterusnya dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan, yang merugikan pendapat negara. b. Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan atau tidak menyimpan pembukuan di Indonesia. c. Setiap orang yang dengan sengaja menerbitkan, atau menggunakan, atau menerbitkan dan menggunakan, Faktur Pajak atau bukti pemungutan pajak atau bukti pemotongan pajak, bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya. d. Setiap orang dari asosiasi, instansi dan lembaga pemerintah, dan pihak ketiga yang tidak melaksanakan kewajiban memberikan data dan informasi kepada Derektorat Jenderal Pajak, termasuk pihak yang menyebabkan tidak terpenuhinya data dan informasi dimaksud. Disamping itu, kontruksi pidana pajak yang sebelumnya hanya mengatur ancaman pidana maksimal disesuaikan menjadi ancaman pidana minimal dan maksimal.
Ketentuan Penyidikan
Penegasan dan penyempurnaan ketentuaan yang mengatur tentang penyidikan terutama dalam hal : a. Wewenang penyidikan tidak pidana di bidang perpajakan hanya dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Derektorat Jenderal Pajak. b. Penyitaan terhadap barang bergerak maupun tidak bergerak termasuk rekening bank, piutang, dan surat berharga, milik Wajib Pajak, Penanggung Pajak, atau pihakpihak lainnya yang telah ditetapkan sebagai tersangka. c. Batas waktu penetapan keputusan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan oleh Jaksa Agung berdasarkan permintaan Menteri Keuangan, paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permintaan. d. Dalam hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang perpajakan yang menyangkut Derektorat Jenderal Pajak, Menteri Keuangan dapat menugaskan unit pemeriksa internal di lingkungan Departemen Keuangan untuk melakukan pemeriksaan bukti permulaan.