Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN & PERKEMBANGAN MANAJEMEN SDM Dewasa ini secara ilmiah dan praktik dalam mengelola Sumber Daya

Manusia khususnya di lingkungan perusahaan, telah menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa kegiatannya pada masa lalu mempunyai banyak kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu pada umumnya bersifat fundamental, sehingga sebagian besar harus disesuaikan, yang menempatkan perbaikan dan penyempurnaan menjadi sesuatu yang baru, yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia. Sifat fundamental itu terletak pada kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang lama, yang tidak terarah pada usaha mendayagunakan manusia untuk mewujudkan eksistensi organisasi/perusahaan yang kompetitif. Titik beratnya lebih ditekankan pada aspek-aspek administrasi dalam arti sempit, berupa kegiatan pelayanan ketatausahaan yang tertib dan sistematik. Pada giliran berikutnya memang terlihat beberapa perkembangan yang lebih maju, namun harus diterima kenyataan bahwa bobotnya lebih ditekankan pada kepentingan organisasi/perusahaan dan pemiliknya, yang sangat kurang memperhatikan kepentingan SDM atau keseimbangan antara kepentingan kedua belah pihak. Kenyataan itu terlihat dari penempatan para eksekutif di satu pihak, yang berhadapan dengan pekerja di pihak lain secara bertentangan. Sedangkan perkembangan berikutnya hanya sampai pada usaha menyelaraskan kepentingan kedua belah pihak, yang masih tetap ditempatkan dalam kotak masing-masing yang berbeda. Pendekatan baru secara tegas menempatkan kedua belah pihak seperti tersebut diatas, sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam mewujudkan eksistensi organisasi/perusahaan yang sukses. Pendekatan baru tersebut setidak-tidaknya menempatkan kedua belah pihak sebagai partner, yang saling memiliki ketergantungan dan kesamaan kepentingan dalam mempertahankan kelangsungan organisasi/perusahaan yang kompetitif, maka tidak dapat lain pengelolaan kedua belah pihak sebagai SDM di lingkungan organisasi/perusahaan harus dilakukan secara terpadu. PENGERTIAN MANAJEMEN SDM Dilihat dari struktur kata-katanya, terdapat dua perkataan yang masing-masing memiliki konsep, meskipun seluruhnya sebenarnya terdiri dari empat perkataan. Dengan kata lain, bahwa perkataan Manajemen merupakan satu konsep, sedang tiga perkataan lainnnya yakni Sumber Daya Manusia juga memiliki satu konsep. Untuk itu agar pengertiannya dapat dipahami, akan diketengahkan lebih dahulu pengertian manajemen, dengan memilih yang memiliki hubungan dengan SDM. PENGERTIAN MANAJEMEN Sejalan dengan uraian di atas, berikut pendapat G.R. Terry yang mengatakan bahwa: Manajemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain. Pengertian tersebut secara eksplisit menyatakan unsur SDM dengan menyebutkan bantuan orang lain. Oleh karena itu pengertianini sangat dekat hubungannya dengan pandangan-pandangan baru di dalam manajemen SDM. Kedekatan itu tersurat dan tersirat dalam pengajuan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi, terdapat sejumlah manusia (SDM) yang ikut berperanan dan harus diperankan.

Selanjutnya jika dipilah-pilah, ternyata pengertian tersebut memiliki unsur-unsur secara keseluruhan sebagai berikut:

Unsur Tujuan Organisasi

Yang bila dikaitkan dengan pandangan baru adalah keuntungan dan manfaat lainnya, melalui dihasilkannya produk dan pelayanan yang berkualitas.

Unsur Bantuan

Yang bila dihubungkan dengan pandangan baru berarti pengikutsertaan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai eksistensi organisasi, melalui kerja individual dan kerja di dalam tim (team work).

Unsur Orang Lain

Yang jika dikaitkan dengan pandangan baru berarti para pekerja dan para manajer, yang harus diikutsertakan oleh top manajer. Namun jika para manajer dan top manajer dipandang sebagai kesatuan dan disebut eksekutif, maka orang lain adalah para pekerja yang harus diperlakukan sebagi partner. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA Berikut diketengahkan tiga pengertian, yang masing-masing mengatakan sebagai berikut:

SDM adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja pekerja atau karyawan) SDM adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. SDM adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwijudkan sebagai potensi nyata secara fisik dan non fisik dlaam mewujudkan eksistensi organisasi.

Ketiga pengertian tersebut tidaklah bertentangan, meskipun pengertian pertama dan kedua sifatnya sangat sederhana. Untuk itu akan dapat diketengahkan beberapa identifikasi mengenai unsur-unsurnya sebagai berikut:

Unsur manusia yang dilihat dari potensinya disebut sumber daya, berbeda dengan sumber daya material. Manusia sebagai manusia bersifat potensial/abstrak, tidak dapat diukur dari jumlahnya. Potensi itu merupakan proses dan hasil interaksi substansi fisik dan psikis, berupa kemampuan mencipta, kemampuan mengkhayal, kemampuan berpikir yang menghasilkan gagasan, kreatifitas, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, memprediksi, wawasan ke masa depan, keterampilan dan keahlian, dan lain-lain. Manusia adalah sumber daya yang harus disediakan pembiayaannya untuk imbalan atas pekerjaan dan jasa-jasanya kepada organisasi/perusahaan. Manusia sebagai sumber daya berbeda dengan sumber daya lainnya berupa sumber daya material dan financial bagi sebuah organisasi/perusahaan. SDM merupakan subyek yang aktif dan menentukan, bukan obyek yang pasif sebagaimana kedua sumber daya yang lainnya.

PROSES MANAJEMEN SDM Human Resorce Policy/Human Resource Plan/Employee Relations Policy Recruitment Selection Renumeration and Benefits

Appointment

Records and Statistic

Introduction/Orientation Performance Appraisal Training Development/Company Plan/Individual Needs

Transfers

Promotions Terminations: Dismissal/Resignation/Retirement/Redundancy FUNGSI MANAJEMEN SDM

Pelayanan (service)

Manajemen SDM berfungsi memberikan pelayanan kepada para pekerja dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya, agar menjadi sumber daya yang kompetitif. Pelayanan diberikan dengan menyelenggarakan program-program yang berisi kegiatan perluasan wawasan, perbaikan sikap, penambahan pengetahuan dan keterampilan, dan upaya-upaya menciptakan rasa aman dan kepuasan bekerja.

Kontrol

Manajemen SDM berfungsi untuk mengontrol perwujudan kontribusi para pekerja dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan/industri, melalui proses mempartisipasikan diri dan cara memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan produktifitas. Misalnya melalui proses mendapatkan umpan balik dari pekerja untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan seorang manajer.

Kompensasi dan akomodasi

Fungsi ini dalam manajemen SDM pada dasarnya bermaksud untuk mewujudkan dan mengembangkan rasa aman dan kepuasan kerja di lingkungan pekerja. Kompensasi langsung dan tidak langsung yang dirasakan adil akan memacu untuk berkompetisi dalam berprestasi. Rasa aman dan kepuasan merupakan kondisi yang memungkinkan para pekerja bersedia bekerja keras dengan disiplin dan moral kerja yang tinggi.

Advis

Fungsi ini diwujudkan dalam manajemen SDM dalam pemberian informasi, bantuan, saran, dan pendapat kepada manajer bahkan manajer tertinggi (top manajer) dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah SDM dilingkungannya masing-masing. TUJUAN MANAJEMEN SDM

Produktifitas

Produktifitas sebagai tujuan Manajemen SDM pada dasarnya bukan hasil proses produksi. Hasil tersebut adalah indicator bahwa tujuan berupa produktifitas dalam Manajemen SDM sudah tercapai. Produktifitas sebagai tujuan Manajemen SDM adalah tersedianya tenaga kerja yang produktif. Tujuan ini hanya dapat dicapai bilamana sejak rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan karir dan seterusnya dilakukan secara tepat.

Keamanan dan kepuasan kerja (quality of work life atau qwl)

Kondisi yang hendak diwujudkan adalah perasaan aman dan puas dalam bekerja, karena berada dalam posisi yang menyenangkan dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

Kualitas SDM

Tujuan Manajemen SDM bukanlah produk dan pelayanan yang berkualitas tinggi sebagai tujuan bisnis, tetapi tujuan Manajemen SDM adalah mewujudkan SDM yang berkualitas, agar mampu mewujudkan tujuan bisnis berupa produk dan pelayanan yang berkualitas.

Keuntungan dan manfaat

Manajemen SDM bertujuan menyediakan dan mengembangkan SDM yang mampu mewujudkan keuntungan dan manfaat lainnya bagi organisasi/perusahaan. Sedang dari segi lain Manajemen SDM bertujuan pula agar pekerja memperoleh pembagian yang layak dari keuntungan dan manfaat lainnya yang dicapai oleh perusahaan/industri. TANTANGAN MANAJEMEN SDM TANTANGAN EKSTERNAL/LINGKUNGAN

Adalah kekuatan-kekuatan dari luar yang mempengaruhi bisnis organisasi/perusahaan, yang berpengaruh pula pada kegiatan Manajemen SDM. Tantangan ini pada dasarnya masih berada dalam lingkup control manajemen, sehingga selalu mungkin dan dapat diatasi. Sehubungan dengan itu setiap manajer memikul tugas untuk: memonitor secara terus-menerus atau secara efektif dan efisien perubahan dan perkembangn lingkungan bisnis. Selain itu setiap manajer harus selalu merespon atau mereaksi secara cepat setiap informasi baik melalui media cetak, media elektronik, internet, dan lain-lain.

Perubahan yang cepat

Organisasi/perusahaan yang sukses dan unggul, harus mampu mengadaptasi dan mengantisipasi setiap perubahan lingkungan/iklim bisnis, dengan memberikan respon secara tepat dan cepat atau secara efektif dan efisien. Respon seperti itu hanya dapat dilakukan oleh SDM yang berkualitas.

Keragaman tenaga kerja

Semakin banyaknya latar belakang kebudayaan para pekerja, perbedaan etnis, menimbulkan perbedaan etos kerja dan hubungan social antar pekerja, bahkan lebih jauh lagi berpengaruh pada budaya perusahaan, karena perbedaan pandangan/filsafat hidup yang sulit disatukan. Dalam rangka mengantisipasi era global, dimana keragaman akan meluas dengan masuknya modal asing yang berarti juga masuknya tenaga kerja asing dari berbagai etnis/bangsa, maka Manajemen SDM di Indonesia akanmenghadapi tantangan dalam menyusun struktur upah/gaji, mendesain kompensasi tidak langsung, mendesain tim kerja, memotivasi pekerja, dan lain-lain.

Globalisasi

Beberapa aspek bisnis global yang berpengaruh pada Manajemen SDM: 1. Reorganisasi global Perusahaan perlu melakukan restrukturisasi dan kegiatan operasional sesuai dengan tantangan baru yang dihadapi. 1. Pelatihan khusus/internasional Sebagai manifestasi kemampuan mempersiapkan SDM yang sensitif terhadap kebudayaan asing yang berpengaruh terhadap kegiatan bisnis. 1. Adaptasi produk Perusahaan harus mampu melakukan adaptasi produk dengan menyediakan SDM yang memiliki keahlian untuk menyelaraskan produk dengan kondisi-kondisi kebudayaan di berbagai lingkungan, yang mengakibatkan perbedaan dalam keinginan dan kebutuhan konsumen. 1. Budaya perusahaan SDM harus mampu mengembangkan budaya yang mampu mengikuti atau mengadaptasi budaya internasional, khususnya dalam kegiatan bisnis dan penunjangnya. 1. Persekutuan global

Dalam bisnis global, sebuah perusahaan tidak mungkin melakukan bisnis sendiri, sehingga diharuskannya memiliki SDM yang mampu mewujudkan kerjasama atau perkongsian untuk memungkinkan meraih keuntungan bersama dari pasar global yang bersifat kompetitif. 1. Mamasuki pasar tenaga kerja global Terutama berupa kemampuan membiayai (cost) tenaga kerja yang bersaing dengan berbagai negara lainnya yang memiliki perusahaan dalam bidang bisnis yang sama. 1. Terbuka untuk mempekerjakan tenaga asing.

Peraturan Pemerintah

Setiap perusahaan harus memilki SDM yang mampu membuat keputusan dan kebijaksanaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dari pemerintah, sehingga terhindar dari tindakan yang merugikan karena melanggar aspek hukum yang terdapat di dalam peraturan pemerintah. Kondisi lain di lingkungan yang tidak dapat dielakkan pengaruhnya adalah iklim politik, yang mudah memasuki serikat pekerja yang berarti juga berpengaruh pada para pekerja.

Perkembangan pekerjaan dan peranan keluarga

Perkembangan perusahaan cenderung meningkatkan volume dan beban kerja. Kondisi itu menuntut tanggung jawab optimal dari para pekerja, yang berarti juga memerlukan perubahan sikap terhadap pekerjaan. Bersamaan dengan itu dalam abad modern kenyataan semakin banyak pasanagn suami istri yang bekerja, sehingga sering terjadi kesulitan untuk bertanggung jawab secara optimal. Untuk mengatasi kondisi seperti itu banyak perusahaan yang menyelenggarakan program keluarga. Diantaranya dalam bentuk:
o o o o

Pelarangan rekrutmen dengan sistem keluarga Mengatur jadwal kerja secara fleksibel Menyelenggarakan penitipan bayi dan anak Menyediakan penasihat untuk konsultasi dalam menghadapi masalah keluarga

Semua program tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada suami istri yang bekerja agar menaruh perhatian penuh pada tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.

Kekurangan tenaga kerja terampil

Perkembangan sektor pelayanan/jasa yang sanagt pesat, berhubungan erat dengan faktor SDM, yang tidak mudah mendapatkan yang terampil untuk dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien. Kondisi itu tidak sekedar menyangkut jumlah atau banyaknya tenaga terampil yang diperlukan, tetapi juga berkenaan dengan kualitasnya.

TANTANGAN INTERNAL/KEORGANISASIAN

Posisi organisasi dalam bisnis yang kompetitif

Untuk mewujudkan organisasi/perusahaan yang kompetitif sebagai tantangan, diperlukan berbagai kegiatan Manajemen SDM sebagai berikut:

Kontrol pembiayaan (cost)

Control pembiayaan pada dasarnya merupakan usaha yang bermaksud mewujudkan dan mempertahankan pembiayaan yang rendah (low cost) dan cash flow yang kuat, tanpa mengorbankan pembiayaan SDM di bawah kewajaran.
o

Meningkatkan kemampuan SDM untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk (barang/jasa) dan pelayanan pada konsumen. Mengembangkan kemampuan khusus yang dimiliki para pekerja yang tidak dimiliki oleh pekerja/orang lain. Menyelenggarakan program pemeliharaan dan peningkatan kualitas kesehatan pekerja, agar selalu prima dalam bekerja

o o

Fleksibilitas

Perusahaan dalam globalisasi ekonomi, tidak dapat lagi mempertahankan sistem sentralisasi, dengan wewenang dan tanggung jawab terpusat pada satu orang yang disebut top manager. Tantangan itu hanya dapat diatasi dengan usaha meningkatkan peran serta para pekerja sesuai dengan posisinya masing-masing. Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan tenaga kerja, dengan mengurangi kecenderungan mengangkat pekerja regular (pekerja tetap), tetapi lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer (tidak tetap). Hal ini dapt memperkecil pembiayaan (cost) SDM.

Pengurangan tenaga kerja

Manajemen SDM suatu perusahaan sering dihadapkan dengan keharusan mengurangi secara besar-besaran tenaga kerja, karena berbagai sebab, seperti resesi, berkurangnya aktivitas bisnis, dan lain-lain. Untuk mengatasi tantangan ini dapat ditempuh juga dengan cara mengatur proses melaksanakan pekerjaan yang tidak kontinyu, agar dapat menghindari pengangkatan pekerja tetap baru. Misalnya dengan mengggunakan sistem shif, pekerja temporer (harian/honorer), kontrak berjangka waktu, dan lain-lain.

Tantangan restrukturisasi

Tantangan ini muncul karena perubahan lingkungan/iklim bisnis yang mengharuskan perusahaan menyesuaikan kegiatan bisnisnya, yang berdampak pada perlunya melakukan restrukturisasi. Misalnya dengan mengatur kembali pembagian dan pembidangan kerja, mengutamakan terwujudnya prosedur kerja di dalam tim (team work) antara para manajer dengan pekerja di tingkat bawah.

Bisnis kecil

Semakin besar sebuah perusahaan, sehingga akan memperbanyak masalah dan resiko yang dihadapi. Sebaliknya manajemen SDM akan lebih mudah meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, jika jumlah pekerja tidak terlalu besar, tapi berkerja di dalam net work (jaringan kerja) untuk bisnis besar, yang akan memperkecil dan mengurangi resiko.

Budaya organisasi

Budaya akan menjadi tantangan bagi Manajemen SDM jika perbedaan nilainilai/norma-norma yang diyakini pekerja terlalu besar. Perbedaan ini dapat terjadi karena latar belakang kebudayaan yang mewarnai kehidupan keluarga, suku, etnis para pekerja. Manifestasi budaya seperti itu dari sudut manajemen SDM, sangat besar pengaruhnya terhadap usaha menciptakan, mempertahankan, dan mengembangkan perasaan kebersamaan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan sebagai tujuan bersama.

Teknologi

Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin canggih menuntut kemampuan perusahaan menyerap dan menggunakannya, terutama dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, yang bermuara pada terwujudnya peningkatan produktivitas perusahaan. Pada giliran berikutnya tantangan teknologi berhubungan juga dengan pengembangan sikap dalam menerima perubahan cara bekerja sesuai dengan perkembangan teknologi.

Serikat pekerja

Perusahaan harus berusaha menjadikan serikat pekerja sebagai partner, antara lain dengan menjadikannya sebagai sumber informasi khususnya mengenai para pekerja, membantu menyelesaikan masalah-masalah SDM, dan lain-lain yang dapat meningkatkan untuk menjadi perusahaan yang semakin kompetitif. TANTANGAN INDIVIDUAL/PROFESIONALITAS

Keserasian antara pekerja dengan organisasinya

Srategi Manajemen SDM harus diarahkan pada kemampuan memperoleh tipe pekerja yang mampu menyesuaikan diri dengan budaya seluruh kegiatan bisnis perusahaannya, dan bukan sebaliknya. Perusahaan tidak mungkin menyesuaikan budayanya dengan budaya setiap pekerja, meskipun tidak berarti mengabaikannya. Untuk itu perusahaan harus berusaha menciptakan dan mengembangkan budaya bisnisnya dan budaya lingkungan sekitarnya. Sedangkan para pekerja harus berusaha menyesuaikan diri dengan budaya yang paling serasi tersebut.

Tanggung jawab etnis dan sosial

Di antara banyak para pekerja, norma-norma etnis dan sosial itu tidak sama satu dengan yang lain. Dalam keadaan seperti itu banyak perusahaan yang memandang perlu menyusun dan menetapkan kode etik. Sedang yang lainnya lebih menyukai merumuskan dan menetapkan rule of conduct sebagai normanorma yang menjadi tanggung jawab setiap anggota perusahaan untuk melaksanakan dan mewujudkannya.

Isi dari ketentuan tersebut adalah garis besar nilai-nilai yang bersifat prinsipil dan standar, untuk mengatur perilaku para pekerja, dalam melakukan interaksi guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas masing-masing.

Produktifitas

Dari sudut manajemen SDM, produktifitas sebagai ukuran tingkat kemampuan pekerja secara individual dalam menghargai hasil kerjanya dan keikutsertaannya dalam menghasilkan barang atau jasa, sebagai produk perusahaannya. Dalam kenyataannya terdapat dua faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas. Kedua faktor tersebut adalah:
o

Tingkat kemampuan pekerja (kompetensi) dalam melakukan pekerjaan, baik yang diperoleh dari hasil pendidikan dan pelatihan maupun yang bersumber dari pengalaman kerja. Tingkat kemampuan eksekutif dalam memberikan motivasi kerja, agar pekerja sebagai individu bekerja dengan usaha maksimum.

Pelimpahan kekuasaan/wewenang

Manajemen SDM di lingkungan suatu perusahaan sanagt mengutamakan prinsip pembagian pekerjaan, dengan sistem desentralisasi. Dalam mengantisipasi hal tersebut seharusnyalah para manajer menyepakati bahwa pelimpahan wewenang/kekuasaan merupakan kebutuhan untuk mewujudkan organisasi yang sukses. Untuk itu perusahaan berkewajiban melengkapi para pekerja dengan keterampilan dan kewenangan menetapkan keputusan. Dengan keterampilan dan kewenangan mengambil keputusan sesuai dengan posisi atau jabatannya, maka setiap masalah dapat diselesaikan pada jenjang yang tepat, tanpa birokrasi yang berlebihan. Kondisi seperti itu sangat menguntungkan bagi perusahaan karena merupakan bagian dari kecepatan memberikan respon dalam berbisnis.

Penyaluran buah pikiran

Manajemen SDM sangat menitikberatkan sikap keterbukaan yang memungkinkan pemberian kesempatan kepada para pekerja untuk menyampaikan buah pikirannya mengenai bisnis yang sedang dijalankan atau untuk masa mendatang. Peluang itu harus diberikan secukupnya terutama kepada para frontliner yang berhubungan langsung dengan produk lini perusahaan serta konsumen.

Anda mungkin juga menyukai