Anda di halaman 1dari 3

Jawaban Soal 1 Impian atau cita-cita dari semua mahasiswa adalah sukses.

Dan umumnya mereka menginginkan sukses kuliah di waktu yang singkat agar dapat bisa langsung terjun di dunia kerja, menapaki karirnya yang cemerlang. Gambaran seperti itu adalah gambaran dari kebanyakan mahasiswa. Tidak ada yang salah dengan prinsip ini, karena memang sebenarnya tujuan dari kuliah itu adalah menimba ilmu yang nantinya akan diaplikasikan didunia pekerjaan. Tapi, sebagai manusia yang berbudaya dan beragama yang baik, kita juga tidak seharusnya selalu mengedepankan urusan kuliah di atas segalanya dan mengalahkan waktu kita untuk beribadah sebagai mahkluk Tuhan. Tidak dipungkiri banyak juga mahasiswa yang dengan membabi-butanya menyelesaikan tugas hingga mungkin waktunya untuk menyapa Tuhan sama sekali tidak ia lakukan. Alasannya mungkin karena untuk mengejar impian, atau celetukan yang mungkin didengar adalah, ah, mungkin Tuhan akan mengerti, kita ini mahasiswa, sibuk mengerjakan tugas. Lalu pertanyaannya, kapan kita akan mengerti Tuhan? Jika saya dihadapkan pada hal yang demikian, yakni ketika saya ingin mengejar waktu agar cepat kuliah dalam waktu 9 semester dan dengan nilai IP 3.1, saya akan berusaha sekuatkuatnya tanpa perlu mengorbankan waktu saya dengan Tuhan. Tuhan memberi kita waktu 24 jam dalam sehari, masa kita tega sama sekali tidak meluangkan waktu untuk bersamaNya? Selain itu, menurut saya, ketika saya beribadah kepada Tuhan, pasti Tuhan akan membantu kita dengan cara mempermudah jalan untuk menapaki kesuksesan saya. Saya akan berusaha membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Kebetulan saya berada di tempat persinggahan atau tempat kos yang secara tata aturannya sudah seperti tinggal di asrama. Berkumpul dengan para makhluk Tuhan yang begitu taat. Karena saya adalah muslim, maka setiap tiba kewajiban mengerjakan solat 5 waktu, kami mengerjakannya bersama-sama. Untuk solat saja, tidak lebih dari 5 menit. Jika 5 kali, maka jadinya akan 25 menit sehari, waktu bersama Tuhan. Sedangkan waktu yang diberikan Tuhan kepada kita adalah 24 jam yakni 1440 menit, dan saya hanya menghabiskan 25 menit dari 1440 menit, menurut saya itu sama sekali tidak mengganggu aktivitas kita sebagai mahasiswa. Disamping itu, ketika kita belajar tentang seluk beluk ilmu di alam semesta ini, kita seharusnya semakin sadar akan keagungan Tuhan, akan semakin bersyukur atas segala limpahan karuniaNya.. Untuk itu, ada relasi antara memahami ilmu dan mengimani Tuhan.

Semakin banyak ilmu kita, semakin rajin pula ibadah kita kepada Tuhan, sebagai wujud bersyukur kita atas segala keagunganNya. Jawaban Soal 2 Manusia adalah makhluk sosial. Ia membutuhkan manusia lain dalam segala aktivitasnya. Relasi ini harus terjalin kuat guna menciptakan sebuah kerja sama yang apik. Pentingnya kerjasama dapat dikatakan salah satu jalan untuk meraih kesuksesan. Sebagai mahasiswa, tak jarang dosen yang memberikan tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Tugas yang modelnya seperti ini bagus, karena dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk bekerjasama dengan mahasiswa yang lainnya. Seperti contohnya, dalam pembuatan tugas praktikum. Laporan praktikum biasanya menjadi tanggung jawab bersama dibawah nama kelompok. Kelompok yang baik adalah kelompok yang memiliki anggota-anggota yang semuanya ikut andil dalam pengerjaan tugas kelompok tersebut. Itulah pentingnya kerjasama. Tapi, tak sedikit juga anggota kelompok yang tidak ikut andil dalam pembuatan tugas, mereka biasanya ingin tau beresnya saja, tanpa perlu bersusah payah mengerjakan, asalkan nilai mereka bagus, itu saja. Jika saya dihadapkan pada situasi yang demikian, yakni salah satu anggota kelompok saya tidak ikut andil dalam pembuatan tugas kelompok, saya akan segera menegurnya. Menasehatinya, bahwa ini adalah tugas bersama, dan dia juga memiliki tanggung jawab didalamnya. Sifatnya yang demikian itu menandakan bahwa dia memiliki sikap mau menang sendiri dan egois. Saya tidak peduli jika sekalipun ia tidak pintar dan tidak bisa membantu saya dalam pengerjaan tugas kelompok ini, tapi setidaknya, ia harus memiliki rasa tanggung jawab bersama atas tugasnya, tidak seharusnya bersikap masa bodo seperti itu. Namun jika pada akhirnya, ia tetap bersikukuh untuk tidak tau menau soal tugas kelompok kami, saya tetap mengerjakan tugas kelompok tersebut tanpa dia sekalipun. Biar dia bersenang-senang mendapat nilai yang sepadan dengan saya, itu tidak jadi masalah untuk saya. Yang jelas, jika suatu saat nanti diadakan ujian dadakan atau ujian lisan mengenai tugas kelompok itu, pasti ia tidak akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tugas kelompok tersebut sebab dia tidak mengerjakannya. Saya harap karena itu, ia bisa kapok, dan ia akan ikut andil di pengerjaan tugas kelompok berikutnya.

Jawaban Soal 3 Sebagai mahasiswa, kita tidak asing dengan katan open book atau close book, yakni jenis cara pengerjaan soal ujian saat ujian berlangsung. Open book, berarti boleh membuka buku, melihat catatan yang tersedia, sedangkan close book, berarti tidak boleh membuka buku untuk melihat catatan. Ini bukan berarti open book lebih mudah daripada close book. Biasanya soal pada pengerjaan open book lebih sulit daripada soal pada pengerjaan close book. Ketika diadakan ujian yang cara pengerjaannya adalah open book, biasanya mahasiswa menjadi ribut dan tidak sedikit dari mereka yang memanfaatkan suasana keributan itu untuk menyontek kepada temannya. Bagaimana jika saya melihat teman-teman saya saling contek-menyontek seperti situasi tersebut? Saya tidak munafik, pasti saya akan tergiur untuk ikut melakukannya. Saya pasti ingin memanfaatkan kesempatan yang ada agar saya mendapatkan nilai yang tinggi. Tapi, saya menyadari, menyotek adalah perbuatan yang sangat sia-sia. Lagipula, jika begitu, kapan Indonesia akan maju? Pelajar Indonesia memang berbudaya menyontek, mau dipungkiri bagaimana pun kenyataannya adalah seperti itu. Maka jangan heran jika para koruptor semakin menjamur di negeri ini. Karena awal dari korupsi adalah menyontek. Jika ingin menghentikan budaya korupsi, ya hentikan dulu budaya menyontek. Saya ingin diri saya bersih, ilmu saya bersih. Dan saya harap bukan saya saja yang berlaku yang demikian, masih ada saya-saya yang lain. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakannya sendiri. Saya tidak ambil pusing dengan teman-teman yang lain, ilmu mereka tidaklah bermanfaat. Selanjutnya, saya akan memberitahu dosen, jika alangkah lebih baik untuk melaksanakan ujian dengan cara close book, agar meminimalisir kegiatan contek-menyontek. Agar generasi Indonesia dimasa datang, bukan generasi bermental koruptor.

Anda mungkin juga menyukai