4/27/12
Ika By : sti S De
4/27/12
4/27/12
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat operasi dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak dalam rongga kranium yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu : serebrum, batang otak dan serebelum. Semua berada dalam suatu bagian struktur tulang yang disebut tengkorak, yang juga menjaga otak dari cedera. Empat tulang tengkorak yaitu frontal, parietal, temporal dan 4/27/12 oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari
a)
Meningen
Meningen terletak dibawah tengkorak. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung dan memelihara otak. Meningen terdiri dari tiga lapisan, yaitu : Durameter, Arakhnoid, Piameter.
4/27/12
LAPISAN MENINGEN
Durameter
Lapisan paling luar, menutup otak dan medula spinalis. Sifat duramater tebal, tidak elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu. Bagian pemisah dura : flax serebri yang memisahkan kedua hemisfer dibagian longitudinal dan tentorium, yang merupakan lipatan dari dura yang membentuk jaring-jaring membran yang kuat. Jaringan ini mendukung hemisfer dan memisahkan hemisfer dengan bagian bawah otak (fossa posterior). Jika tekanan dalam rongga otak meningkat, jaringan otak tertekan kearah tentorium atau berpindah kebawah, dan keadaan ini 4/27/12 disebut herniasi.
Arakhnoid Membran bagian tengah, membran yang bersifat tipis dan lembut ini menyerupai sarang laba-laba, oleh karena itu disebut arakhnoid. Membran ini berwarna putih karena tidak dialiri darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus khoroid, yang bertanggungjawab memproduksi cairan serebrospinal (CSS). Membran yang mempunyai bentuk seperti jari tangan ini disebut arakhnoid villi yang mengabsorbsi cairan serebrospinal (CSS). Pada usia dewasa normal, CSS diproduksi 500 ml/hari, tetapi 150 ml diabsorbsi oleh villi. Villi mengabsorbsi CSS juga pada saat darah masuk ke dalam sistem (akibat trauma, pecahnya aneurisme, stroke dan lain-lain) dan yang mengakibatkan
Piameter Membran paling dalam, berupa dinding yang tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas kesetiap lapisan daerah otak.
b)
Serebrum Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Subtansia grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum bagian dalam. Pada prinsipnya kompisisi substansia grisea yang terbentuk dari badan-badan saraf memenuhi korteks serebri, nukleus dan basal ganglia. Susbtansi alba terdiri dari sel-sel saraf yang menghubungkan bagian-bagian otak dengan bagian yang lain. Sebagian besar hemisfer serebri berisi jarigan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terhadap fungsi individu dan intelegensi. Pada serebrum ada empat lobus, yaitu:
Lobus frontal, adalah lobus besar yang terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri Lobus parietal, adalah lobus sentral. Area ini menginterprestasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya. Kerusakkan pada daerah ini menyebabkan syndrom hemineglect
Lobus temporal, adalah bagian bawah lateral dan fisura serebralis dan di depan lobus oksipitalis. Area ini berfungsi 4/27/12 mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan
c) )
Diensepalon Fossa bagian tengah atau diensepalon berisi talamus, hipotalamus, dan kelenjar hipopisis. Diensepalon terdiri dari dua lapisan, yaitu :
Talamus
Talamus berada pada salah satu sisi pada sepertiga ventrikel dan aktivitas primernya sebagai pusat penyambung sensasi bau yang diterima. Semua impuls memori, dan nyeri melalui bagian ini.
Hipotalamus
Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior talamus. Berfungsi mengontrol dan mengatur sistem saraf autonom. Hipotalamus juga bekerja sama dengan hipopisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan, pengatur suhu tubuh, sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan, sebagai pengatur tidur, tekanan darah, 4/27/12 perilaku agresif dan seksual dan respon emosional (rasa
d)
Batang Otak Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri dari otak tengah, pons dan medula oblongata. Otak tengah berisi jalur sensorik dan motorik dan sebagai pusat refleks pendengar dan pengelihatan. Pons terletak di depan sereblum antara otak tengah dan medula oblongata. Pons berisi jaras sensorik dan motorik. Medula oblongata meneruskan serabutserabut sensorik dari medula spinalis ke otak. Dan serabut-serabut tersebut menyilang pada daerah ini. Pons berisi pusat-pusat terpenting dalam mengontrol jantung, pernafasan dan tekanan darah dan sebagai asal-usul saraf otak kelima sampai kedelapan. Serebelum Serebelum terletak pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral, lipatan dura meter, tentorium sereblum. Sebelumnya mempunyai dua aksi yaitu merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakkan halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasikan input sensorik.
e)
4/27/12
4/27/12
Meningitisadalah Peradangan pada susunan saraf, Radang umum pada araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
PENGE RTIAN
Meningitisadalah peradangan yang hebat pada selapus otak.Peradangan itu mungkin terjadi sesudah serangan otitis media, radang mastoid,abses otak ,malahan radang tonsil. Sesuatu retak pada tengkorak atau suatu luka kepala yang menembus mungkin mengakibatkan radang selaput otak.
(Harsono, 1996)
Meningitis/Radang selaput otakadalah Infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dan dengan cepat sekali menyebar ke bagian yang lain, 4/27/12 sehingga leptomening medulla spinalis terkena.
ETIOLOGI
Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria monositogenes Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus, Pneumococcus.
2.
3.
Pembuluh Darah
FAKTOR RESIKO
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko meningitis, antara lain:
Usia. Banyak kasus meningitis terjadi pada usia dibawah 5 tahun. Berada pada lingkungan sosial dimana kontak sosial banyak berlangsung sehingga mempermudah penyebaran faktor penyebab meningitis, contohnya sekolah, kamp militer, kampus, dsb. Kehamilan. Jika anda sedang hamil maka anda mengalami peningkatan listeriosis infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, yang juga menyebabkan meningitis. Jika anda memiliki listeriosis, janin dalam kandungan anda juga memiliki risiko yang sama. Bekerja dengan hewan ternak dimana dapat
4/27/12
Infeksi jalan nafas bagian atas. Otitis media, mastoiditis. Anemia sel sabit hemoglobinopatis lain. Prosedur bedah saraf baru. Trauma kepala imunologis. dan pengaruh dan
FAKTOR PREDISPOSISI
4/27/12
KLASIFIKASI
Meningitis Kriptikokus
Adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis Kriptokokus ini paling sering terjadi pada orang dengan CD4 di bawah 100.
Viral meningitis
Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu. (Anonim., 2007)
Bacterial meningitis
Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian. (Anonim., 2007)
Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat, 4/27/12 hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. Tanda Kernigs dan Brudzinky positif. (Harsono., 2003) Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan. 4/27/12 (Japardi, Iskandar., 2002)
MANIFESTASI KLINIS
4/27/12
4/27/12
KOMPLIKASI
Peningkatan TIK, karena ada edema serebral bila air yang bisa menyebabkan peningkatan didalam susunan saraf pusat Gagal pernapasan, karena herniasis batang otak sehingga fungsi selebral menjadi buruk
Koma, karena terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan kurangnya 4/27/12 oksigen pada otak
PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus. Meningitis adalah suatu penyakit infeksi akut dari selaput meningen otak. Organisme penyebab meningitis bakteri ( pneumococcus, meningooccus, steapilo coccus dan lain-lain ) Masuk ke meningen secara langsung akibat cidera traumatik atau secara tidak langsung 4/27/12 dipindahkan dari tempat lain di dalam tubuh kedalam cairan serebro spinal. Kuman yang masuk menyebabkan penyakit seperti otitis media, mastoiditis, abses otak yang
WOC
4/27/12
4/27/12
TRIGGER CASE
Tn. K masuk rumah sakit pada tanggal 5 April dengan keluhan demam menggigil, malaise, aktivitas terbatas, ataksia, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia, riwayat endokarditis, TD meningkat, nadi menurun, inkotinensia, atau retensi urine, anoreksia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering, sakit kepala, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, gangguan penglihatan, fotofobia, ketulian, delirium, afasia, pupil anisokor. Pada pemeriksaan diagnostik TIK meningkat, cairan keruh atau berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur positif 4/27/12
PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 17 April 2012 Tanggal Pengkajian : 17 April 2012 Jam Pengkajian : 10.00 Data Demografi
a)
I.
Identitas Klien Nama : Tn. K Umur : 28 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Status perkawinan : Kawin Alamat : Paiton, Probolinggo Ruang perawatan : Ruang Delima Identitas Penanggung jawab Nama : Ny. S Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMP Alamat : Paiton, probolinggo
b)
4/27/12
II. a.
b.
4/27/12
Riwayat Kesehatan Keluhan Utama : Nyeri telan Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada tenggorokan dan sakit saat menelan, demam, bau mulut dan tidak nafsu makan sejak 2 hari yang lalu. Klien juga mengeluh mual dan muntah. Skala nyeri 7 dan sifatnya hilang timbul. Awalnya klien mengalami batuk 3 hari sebelum keluhan nyeri telan muncul. Keluhan bertambah berat apabila klien makan makanan berminyak.
c.
Riwayat Penyakit Dahulu : Sebelumnya Pasien mengalami keluhan serupa 1 bulan yang lalu, sudah diberi obat dan keluhan berkurang, tetapi keluhan muncul lagi 7 hari yang lalu. Riwayat infeksi telinga (-). Riwayat keluar cairan dari telinga (-). Riwayat penyakit gangguan pembekuan darah(-). Riwayat Diabetes Mellitus (-).
d.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien.
4/27/12
III.
Tampak cemas, gelisah Tampak meringis kesakitan dan memegangi tenggorokan Edema submandibular Tampak pucat Tampak lemah S : 38,5C N : 84x/menit TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/menit
TTV :
Masalah Keperawatan :
-
4/27/12
Body System B1 (Breathing) Keluhan : nyeri (-), sesak (-) Batuk : produktif (+), nonproduktif (-) Bentuk dada : normal Pola nafas : 22x/menit Irama nafas : teratur Suara nafas : ronchi Alat bantu napas : tidak ada
B4 (Bladder) Kebersihan : bersih Produksi urine : 1000 ml/hari Kandung kemih : nyeri tekan (-), pembesaran (-) Intake cairan oral : 900 ml/hari Alat bantu kateter : tidak
B5 (Bowel) Mukosa : kering Tenggorokan : ada pembesaran tonsil (ukuran T3-T3), nyeri saat menelan (+), skala nyeri 7 Abdomen : nyeri tekan (-) Peristaltik : 29 x/menit
IV.
Hemoglobin
12 g/dl
12-14
Normal
Leukosit
12.100/l
4000 11.000
Tinggi
ANALISA DATA
4/27/12
DATA Ds : Klien mengatakan nyeri tenggorokan dan sakit saat menelan Do: Keadaan umum q Klien tampak meringis kesakitan dan memegangi tenggorokan Pemeriksaan fisik q Skala nyeri 7 q Mukosa faring ; edema (+), hiperemis (+) q Tonsil ; hiperemis (+), T3 kanan dan kiri q Nyeri tekan sekitar leher (+)
4/27/12
ETIOLOGI
PROBLEM
Inflamasi tonsil Edema tonsil Nyeri telan Gg. Rasa nyaman nyeri
DATA Ds : Klien mengatakan bau mulut dan tidak nafsu makan Klien mengatakan sakit saat menelan Klien mengeluh mual muntah
ETIOLOGI
PROBLEM
Anoreksia Do: Pemeriksaan fisik q BB turun dari 50kg Intake tidak menjadi 49kg q adekuat Frekuensi makan 2x/hari q Hanya mampu menghabiskan porsi Perubahann nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4/27/12
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4/27/12
Intervensi keperawatan 1
HARI/TG NO.DIAGNOSA L INTERVENSI RASIONAL
Jumat, Diagnosa 1 1. Kaji lokasi, karakteristik,1. Tujuan : 30 MaretSetelah durasi, frekuensi, dilakukan 2012 asuhan keperawatan kualitas dan faktor
selama 1x8 jam: Nyeri berkurang atau hilang 2. Rasa nyaman terpenuhi
presipitasi nyeri. Ajarkan teknik non1. farmakologi dengan distraksi/latihan nafas Kriteria hasil : dalam. Klien mengatakan nyeri berkurang3. Anjurkan pasien untuk atau hilang istirahat. Skala nyeri turun dari 7 menjadi 4 4. Kolaborasi : Berikan Wajah klien 2. analgesik misalnya tampak rileks Mukosa faring ; kodein, ASA, dan darvan edema berkurang, sesuai indikasi. 3. hiperemis (-) Tonsil ; hiperemis5. Kolaborasi : Berikan (-), T1 kanan dan antibiotik misalnya4. kiri penicilin, cefotaxim, amoxilin sesuai indikasi. 4/27/12
-
Untuk mengetahui dan menangani sumber nyeri, tingkat nyeri, lamanya nyeri, dan factor yang menyebabkan nyeri. Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal melalui mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri. Mengurangi aktivitas atau istirahat akan membantu mengurangi rasa nyeri. Analgesik membantu dalam mengurangi nyeri. Antibiotik sebagai terapi kausal.
Intervensi keperawatan 2
HARI/T GL Jumat, 30 Maret 2012 NO.DIAGNOSA
Diagnosa 2 1. Tujuan : Setelah dilakukan2. intervensi selama 3x24 jam kebutuhan nutrisi adekuat 3. Kriteria hasil : Klien mengatakan nafsu makan meningkat, tidak mual4. dan nafas segar. Mampu menghabiskan porsi makan yang di sediakan 5. BB meningkat Frekuensi makan 3x/hari 6.
INTERVENSI
Kaji pola dan nafsu1. makan klien Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan2. dan menelan Anjurkan klien untuk menghabiskan 1 porsi makanan dengan cara di makan sedikit-sedikit 3. dan diberi jeda. Anjurkan klien untuk4. melakukan perawatan mulut sebelum dan 5. sesudah makan. Dorong tirah baring dan atau pembatasan aktivitas. 6. Kolaborasi : Berikan antiemetik 3x1 dan vit. B komplek 3x1. Kolaborasi : Berikan7. intake makanan per sonde.
RASIONAL
7.
4/27/12
Mengetahui pola dan kebiasaan makan klien dapat menentukan intervensi selanjutnya. Lesi mulut, tenggorokan dan inflamasi pada tonsil dapat menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan pasien untuk mengolah makanan dan mengurangi keinginan untuk makan. Menghindari refluks makanan. Memberi rasa segar dan bertujuan untuk menjaga kebersihan sehingga timbul keinginan untuk makan Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi. Antiemetik mengurangi rasa mual dan muntah. Vit. B komplek memenuhi kebutuhan vitamin dan meningkatkan nafsu makan. Mungkin diperlukan untuk mendukung pemasukan oral yang tak adekuat.
Implementasi Keperawatan 1
JAM IMPLEMENTASI 10.15 1. Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi nyeri. 2. Mengajarkan teknik distraksi dan latihan nafas dalam. 3. Menganjurkan pasien untuk istirahat. 4. Memberikan analgesik. 5. Memberikan antibiotik.
TTD
10.45 11.30
4/27/12
HARI/TG NO. L DX
Jumat, 30Dx Maret 2012
Implementasi keperawatan 2
JAM IMPLEMENTASI 2
10.15 10.45
1.
TTD
2.
1. 11.10 2. 11.30 3.
4.
4/27/12
Mengkaji pola dan nafsu makan klien Mengkaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan dan menelan Mendorong tirah baring Menganjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan Menganjurkan klien untuk menghabiskan 1 porsi makanan dengan cara di makan sedikitsedikit dan diberi jeda. Memberikan antiemetik 3x1 dan vit. B komplek 3x1.
Evaluasi Keperawatan 1
HARI/TG NO. DX L EVALUASI Jumat/ Diagnosa S : Klien mengatakan nyeri berkurang 30 1 O: Maret Skala nyeri turun dari 7 menjadi 5 2012 Wajah klien masih meringis
-
Mukosa faring ; edema berkurang, hiperemis (+) Tonsil ; hiperemis (+), T2 kanan dan kiri A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi no. 2, 3, 4, 5
4/27/12
Evaluasi keperawatan 2
HARI/T GL NO. DX EVALUASI
Senin, Diagnosa S : Klien mengatakan nafsu makan 2 April2 meningkat, tidak mual lagi dan nafas segar 2012 O:
-
Klien menghabiskan porsi makan yang di sediakan BB 49,5 kg Frekuensi makan 3x/hari A : Masalah teratasi P : Hentikan intervensi
4/27/12
HEALTH EDUCATIO N
4/27/12
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Meningitis Sub Pokok Bahasan : Perawatan Meningitis Waktu Tempat Sasaran Penyuluh semester 4 : Pkl 07.30 08.20 : Kamis, 19 April 2012 : Aula RSNU Tuban : Klien dan keluarga di RSNU Tuban : Mahasiswa STIKES NU Tuban Hari/Tanggal
---------------------------------------------------------------------------------------------4/27/12
B.
Metode belajar
C.
4/27/12
D. Kegiatan Penyuluhan
No 1. Kegiatan Pembukaan -Perkenalan/salam -Penyampaian Tujuan
a)
Waktu 5 Menit
2.
b)
c)
Penyampaian materi, tentang: Pengertian,penyebab, tanda gejala, pencegahan, dan penatalaksanaan pada pasien meningitis. Pemberian kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi.
Memperhatikan 30 menit penjelasan dan demonstrasi dengan cermat Menanyakan hal yang belum jelas Memperhatikan jawaban penyuluh 10 Menit
3.
Penutup -Tanya jawab (evaluasi) -Menyimpulkan hasil materi -Mengakhiri kegiatan -Mengucapkan salam -Membagikan leaflet 4/27/12
Menjawab salam
Pembimbing : 1. 2. Moderator : Job Description : - Membuka dan menutup kegiatan - Membuat susunan acara dengan jelas Penyaji : Job Description : - Menyampaikan materi penyuluhan
4/27/12
Observer : Job Description : -Mengobservasi jalannya kegiatan Fasilitator : 1. 2. 3. Job Description : -Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan -Memotivasi audience untuk bertanya -Menjawab pertanyaan audience
4/27/12
F. Kriteria Evaluasi
Evaluasi struktur Klien dan keluarga di RSNU Tuban Penyelenggaraan penyuluhan di aula RSNU Tuban. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh Mahasiswa STIKES NU semester 4. Kontrak waktu dilakukan 1 hari sebelum Penyuluhan dan 15 menit sebelum pelaksanaan Penyuluhan. Evaluasi proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar. Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan sharing. Evaluasi hasil Peserta mampu menjelaskan tentang pengertian meningitis Peserta mampu menjelaskan tentang penyebab meningitis Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala meningitis Peserta mampu menyebutkan pencegahan meningitis Peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan meningitis
4/27/12
MATERI PENYULUH AN
q
Pengertian Meningitis adalah peradangan pada membran (meninges) disekitar otak dan tulang belakang, biasanya infeksi penyakit ini menyebar.
oleh
Tanda dan gejala Demam Mudah kesal Sembelit Muntah-muntah. Kaku pada leher Kejang Sensitif terhadap cahaya
influenza,
PENCEGAHAn
Penatalaksanaan
Pemberian terapi antibiotik Pemberian cairan yang optimum Pemberian oksigen
Cuci tangan anda secara benar untuk menghindari terkena penyebab infeksi. Tetap sehat. Jaga sistem imun anda berfungsi dengan baik dengan cukup istirahat, olahraga teratur dan makan makanan sehat dan bergizi. Tutup mulut dan hidung anda ketika bersin atau batuk. Jika anda sedang hamil, berhati-hatilah dengan apa yang anda konsumsi.
4/27/12
PERHATIAN PERAWAT Melakukan pencegahan untuk melindungi anak dan orang lain dari kemungkinan infeksi . Mencegah aktifitas yang menyebabkan nyeri/ meningkatkan ketidaknyamanan, seperti mengangkat kepala. Memberi dukungan pada keluarga
Berdiskusi dengan keluarga Memberikan informasi tentang perkembang klien dan semua
4/27/12
PENATALAKSANAA N
Perawatan umum
Meningitis termasuk penyakit gawat darurat, karena itu penderita harus menginap dirumah sakit untuk perawatan dan pengobatan yang intensif.
a.
Penderita istirahat mutlak. Infeksi berat perlu dirawat diruang isolasi. Fungsi respirasi harus dikontrol secara ketat. Pemberian cairan parentral Pantau terhadap kejang, keogulasi intra vaskularis diseminata, hiperpireksia, edema otak, plebitis, serta kekurangan gizi.
b.
Pemberian cairan infus diberikan pada Klien yang tidak sadar atau ada shock, misalnya pada anak : infus KAEN-3B.
c.
Pemberian oksigen. Kortikosteroid, berikan deksametason 0,6 mg/kg BB/hr selama 4 hari 15-20 menit sebelum pemberian antibiotik.
d.
e.