Anda di halaman 1dari 5

Nama penyakit Penyebab Gejala

: : :

Bercak daun Cercospora capsici 1. Bercak kecil berbentuk bulat dan kering 2. Bercak meluas sampai diameter 0.5 cm 3. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua 4. Bercak yang tua dapat menyebabkan daun berlubang 5. Bila terdapat banyak bercak maka daun cepat mengering dan gugur tanpa menguning terlebih dahulu 6. Bercak sering terdapat pada batang, tangkai daun, dan tangkai buah. 7. Kadang menyerang anak semai cabai di persemaian. 1. Kultur teknis: pola tanam, pergiliran tanam dengan tanaman Solanaceae, tanam pada musim kemarau, perbaikan drainase. 2. Perlakuan benih sebelum ditanam. 3. Sanitasi gulma dan sisa tanaman yang sakit harus dibuang. 4. Penyemprotan Agens Antagonis Pseudomonas fluorescens dan Corynebacterium. 5. Penggunaan fungisida anjuran bila diperlukan antara lain Velimec 80 WP, Topsin 70 WP, Benlate, dll.

Pengendalian

Nama penyakit Penyebab Gejala

: : :

Virus kuning Gemini virus TYLCV 1. Helaian daun mengalami vein clearing dimulai dari daun-daun pucuk berkembang menjadi warna kuning yang jelas. 2. Tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). 3. Infeksi lanjut menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang. 4. Tanaman kerdil dan tidak berbuah. 1. Mengerondongi persemaian sejak benih disebar dengan menggunakan kasa/ kelambu halus yang tembus sinar matahari 2. Pemupukan berimbang (150-200 kg UREA, 450-500 kg ZA, 100-150 kg SP 36, 100-150 kg KCL) serta 20-30 ton pupuk organik. 3. Menanam varietas yang agak tahan seperti gagang keriting Bukit Tinggi. 4. Perendaman benih dengan Pseudomonas fluorescens (Pf) selama 15-20 menit, dikeringkan (dianginkan) baru disemai. 5. Menanam bibit yang sehat (bebas dari virus) atau bukan berasal dari daerah yang terserang. 6. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan dari famili Solanaceae (tomat, cabai, kentang, tembakau) dan famili Cucurbitaceae (seperti timun), paling sedikit dalam satu hamparan tiap musim tanam dan

Pengendalian

seluas mungkin 7. Menanam tanaman Gorder (jagung) untuk mencegah masuknya serangga penular virus ke lahan pertanaman cabai (5-6 baris) dengan jarak tanam 1520 cm, yang ditanam 2-3 minggu sebelum tanaman cabai . 8. Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu berdaun lebar seperti babadotan, bunga kucing, dan ciplukan. 9. Menggunakan mulsa perak di dataran tinggi dan jerami di dataran rendah. 10. Memasang perangkap likat kuning sebanyak 40 lembar/ha secara serentak di pertanaman, digantung atau dijepit pada kayu/bambu setinggi 30 cm untuk mengurangi populasi vektor. 11. Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala segera dicabut dan dimusnahkan. Nama penyakit Penyebab Gejala : : : Layu Fusarium Jamur Fusarium sp. 1. Kelayuan terjadi pada daun bagian bawah 2. Tulang daun yang halus menguning 3. Bila infeksi mengembang maka tanaman layu secara cepat 4. Batang muda menjadi layu dan berubah warna menjadi cokelat 5. Akar yang terserang berwarna cokelat kehitaman diikuti dengan busuk basah 6. Pada kelembaban tinggi ditempat yang terluka terlihat putih seperti kapas. 7. Bila serangan terjadi pada saat pertumbuhan sudah maksimum, maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Pengendalian : 8. Bila serangan sudah sampai pada batang maka buah kecil akan gugur 1. Menanam varietas tahan (menurut kondisi setempat) 2. Pencegahan dengan menggunakan Trichoderma spp yang dicampur dengan pupuk organik sebagai pupuk dasar 3. Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae 4. Penambahan pupuk organik di lahan 5-10 ton/ha 5. Perbaikan/pengaturan pengairan 6. Sanitasi dengan mengeradikasi tanaman yang terserang dengan cara dicabut dan dimusnahkan 7. Penggunaan fungisida efektif yang dianjurkan, antara lain Checkpoint 75 WP (Klorotalnil 75%) Nama penyakit Penyebab Gejala : : : Virus Keriting Gemini virus TYLCV 1. Helaian daun mengalami vein clearing dimulai dari daun-daun pucuk,

berkembang menjadi warna kuning yang jelas 2. Tulang daun menebal dan daun menggululng ke atas (cupping) 3. Infeksi lanjut menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang 4. Tanaman kerdil Pengendalian : 5. Buah tidak sempurna 1. Mengerondongi persemaian sejak benih disebar dengan menggunakan kassa/ kelambu halus yang tembus sinar matahari 2. Penyemprotan bibit di persemaian dengan pestisida nabati dari daun sirsak atau mimba (1 x 7 hari) atau penyemprotan dengan agens hayati Sc.Bx pada sore hari 3. Pemberian pupuk kandang/kompos minimal 20 ton/ha 4. Menanam varietas yang agak tahan misalnya cabai keriting jenis Bukit tinggi 5. Perendaman benih ke dalam larutan suspensi Pseudomonas fluorescens dengan dosis 20 ml/liter air selama 6-12 jam 6. Menanam bibit tanaman yang sehat tidak mengandung virus dan tidak berasal dari tanaman yang terserang virus 7. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang atau dari famili Solanaceae (seperti tomat, tembakau, kentang, dan lain-lain), dan famili Cucurbitaceae seperti mentimun dan semangka paling sedikit dalam 1 hamparan 8. Menanam tanaman border (misalnya jagung) untuk mencegah masuknya serangga penular ke dalam lahan pertanaman cabai 5-6 baris dengan jarak rapat 15-20 cm yang ditanam 2-3 minggu sebelum tanaman cabai 9. Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu berdaun lebar seperti babadotan, bunga kancing, dan lain-lain 10. Pengaturan jarak tanam tidak terlalu rapat 11. Menggunakan mulsa plastik perak hitam 12. Eradikasi tanaman sakit dan dimusnahkan 13. Bila masih ada vektor melakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif Imidakloporid yang mampu menekan populasi kutu Nama penyakit Penyebab Gejala : : : Antraknosa (Busuk buah) Jamur Colletotrichum capsici 1. Muncul bercak coklat kehitaman pada permukaan buah 2. Buah menjadi busuk lunak 3. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik hitam yang merupakan

hipa dan konidia 4. Seluruh buah menjadi keriput dan mengering 5. Warna kulit buah seperti jerami padi Pengendalian : 6. Buah muda lebih cepat gugur Kultur teknis: 1. Penggunaan benih yang sehat 2. Mengatur pola tanam dengan menanam pada musim kemarau dan melakukan pergiliran tanaman dengan yang bukan Solanaceae 3. Perbaikan drainase 4. Sanitasi gulma, buah dan ranting yang terserang, kemudian dimusnahkan 5. Pemakaian Agens Antagonis Trichoderma spp dengan mengaplikasikan pada kantong persemaian sebelum penaman benih. 6. Merendam benih selama 6-12 jam dalam larutan suspensi Agens Hayati Pseudomonas fluorescens dengan dosis 20 ml/liter air. 7. Penggunaan varietas tahan antara lain: Tombak 1, Tombak 2, Cemeti, Manggala 1, Tampar 1 dan Tampar 2 Secara kimiawi: 1. Penggunaan fungisida efektif antara lain Alto 100 SC, Amistar 250 SC, Anvil 50 SC, Bavistin 50 WP, Champion 77 WP, Daconil 75 WP, Rubigan 120 EC dan Topsin 70 WP Nama penyakit Penyebab Gejala : : : Layu bakteri Bakteri Pseudomonas solanacearum 1. Daun-daun yang layu biasanya dimulai dari daun-daun muda 2. Jika batang dipotong terlihat bahwa berkas pembuluhnya berwarna coklat 3. Jika potongan batang yang terserang patogen dicelupkan ke air yang jernih, setelah beberapa menit terlihat benang-benang putih halus, ini merupakan Pengendalian : massa dari bakteri yang keluar 1. Mengadakan pergiliran tanaman yang tepat, menghindari dari tanaman yang merupakan inangnya (terutama bangsa terung-terungan) 2. Memperbaiki drainase bagi tanah-tanah yang basah 3. Menanam bibit yang sehat 4. Pencelupan bibit sebelum ditanam ke dalam larutan Pseudomonas fluorescens dengan dosis 1 ml/liter air 5. Sanitasi terhadap sisa tanaman sakit yang dapat menjadi sumber infeksi 6. Mengurangi perlakuan yang dapat melukai akar 7. Pemberian Agens Antagonis Trichoderma sp yang diinfestasikan ke pupuk

kandang dan menaburkannya ke lobang tanam 8. Menurunkan PH tanah dengan pemberian belerang sekitar 900 kg/Ha 9. Penggunaan bakterisida efektif yang terdaftar dan diizinkan

Anda mungkin juga menyukai