Anda di halaman 1dari 3

ASAS ASAS HUKUM DI INDONESIA Nullum crimen nulla poena sine lege Tidak ada kejahatan tanpa peraturan

an perundang undangan yang mengaturnya Lex superiori derogat lege priori Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah , lihat dalam pasal 7 UU No.10 Tahun 2004 Lex posteriori derogat lege priori Peraturan yang terbaru mengesampingkan peraturan yang sebelumnya . pahami juga lex prospicit , non res cipit. Lex specialis derogate lege generali Peraturan yang lebih khusus mengesampingkan peraturan yang bersifat lebih umum , lihat Pasal 1 KUHD. Res judicata pro veritate habeteur Putusan hakim dianggap benar sampai ada putusan hakim lain yang mengoreksinya Lex dura set tamen scripta Undang undang bersifat memaksa , sehingga tidak dapat diganggu gugat Die normatieven kraft des faktischen Perbuatan yang dilakukan berulang kali memiliki kekuatan normative , lihat Pasal 28 UU No.4 tahun 2004 Analisis analisis : Nullum crimen nulla poena sine lege Tidak ada kejahatan tanpa peraturan perundang undangan yang mengaturnya ? Bahwa semua kejahatan yang terjadi diindonesia adalah yang melanggar undang undang . karena pernyataan diatas menyatakan bahwa tidak ada kejahatan tanpa peraturan perundang undangan yang mengaturnya, jadi suatu tindak kejahatan dikatakan sebagai perbuatan melanggar hukum apabila melanggar undang undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. http://www.scribd.com/doc/22899470/asas-asas-hukum-di-Indonesia Dalam kehidupan bermasyarakat, ada 4 macam norma atau kaedah hukum yang berlaku antara lain : 1. Norma Agama adalah peraturan hidup yang berisi pengertian-pengertian, perintah-perintah, larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan yang merupakan tuntunan hidup ke arah atau jalan yang benar. Contoh norma agama : "Hormatilah orang tuamu agar engkau selamat", "Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat.." dan sebagainya. Norma-norma itu bersifat universal dan berlaku bagi seluruh manusia di dunia. 2. Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati. Peraturan ini berisi suara batin yang diakui oleh sebagian orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya. Contoh norma kesusilaan : "Kita harus berbuat baik kepada siapapun, terutama pada orang yang sangat membutuhkan". 3. Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang muncul dari hubungan sosial antar individu. Tiap golongan masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan tertentu mengenai kesopanan. Contoh : "Hendaklah tersenyum bila bertemu orang lain untuk menghargai orang tersebut", "Janganlah memakai pakaian yang terlalu minim".

4. Norma Hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang diakui oleh negara dan harus dilaksanakan di tiap-tiap daerah dalam negara tersebut. Dapat diartikan bahwa norma hukum ini mengikat tiap warganegara dalam wilayah negara tersebut. Contoh : "Barangsiapa dengan sengaja mencuri maka harus dihukum ..". Kelebihan norma hukum dibandingkan dengan norma / kaedah yang lain adalah adalah sifatnya yang memaksa, yakni dapat dikenakan hukuman ataupun sanksi secara nyata atau konkrit pada saat ini juga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. http://belajarhukumindonesia.blogspot.com/2010/02/kaedah-hukum-dan-kaedah-lainnya.html Yurisprudensi atau putusan pengadilan merupakan produk yudikatif yang berisi kaidah hukum atau peraturan hukum yang mengikat pihak-pihak yang bersangkutan atau terhukum. Jadi yurisprudensi hanya mengikat orang-orang tertentu saja, namun putusan pengadilan adalah hukum sejak dijatuhkan. Pada umumnya dikenal adanya dua sistem peradilan, sistem Eropa Kontinental dan sistem Anglo Saxon. Dalam sistem eropa Kontinental, termasuk Indonesia, hakim tidak terikat pada precedent atau putusan hakim terdahulu mengenai perkara atau persoalan hukum yang serupa dengan yang akan diputuskan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak sedikit hakim berkiblat pada putusan-putusan pengadilan yang lebih tinggi atau Mahkamah Agung mengenai perkara serupa. Namun dalam sistem Anglo Saxon hakim terikat pada precedent atau putusan mengenai perkara yang serupa dengan yang akan diputus. Asas keterkaitan hakim pada precedent disebut stare decisis et quieta non movere atau disebut juga the binding force of precedent. http://thetantoindonesia.blogspot.com/2009/11/kajian-yuridis-yurisprudensi-sebagai.html Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dan pada umumnya melatarbelakangi peraturan konkret dan pelaksanaan hukum. Dalam bahasa Inggris, kata " asas " diformatkan sebagai " principle ", sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada tiga pengertian kata " asas": 1) hukum dasar, 2) dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat) dan 3) dasar cita- cita. peraturan konkret ( seperti undang- undang) tidak boleh bertentangan dengan asas hukum, demikian pula dalam putusan hakim, pelaksanaan hukum, dan sistem hukum . Dalam sistem hukum,asas hukum memiliki beberapa fungsi , yaitu : 1. Menjaga ketaatan asas atau konsistensi. Contoh, dalam Hukum Acara Perdata dianut " asas pasif bagi hakim ", artinya hakim hanya memeriksa pokok-pokok sengketa yang ditentukan oleh para pihak yang berperkara dan bukan oleh hakim. Hakim hanya membantu para pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya keadilan. Dengan demikian hakim menjadi pasif dan terjagalah ketaatan asas atau konsistensi dalam Hukum Acara Perdata, karena para pihak dapat secara bebas mengakhiri sendiri persengketaannya. 2. Menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam sistem hukum. Fungsi ini diwujudkan dalam beberapa asas hukum di bawah ini: Lex dura sed ita scripta : Undang- Undang adalah keras tetapi ia telah ditulis demikian. Lex niminem cogit ad impossibilia, undang- undang tidak memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin,

Lex posterior derogat legi priori atau Lex posterior derogat legi anteriori, undang- undang yang lebih baru mengenyampingkan undang- undang yang lama. Lex specialist derogat legi generali, undang- undang yang khusus didahulukan berlakunya daripada undang- undang yang umum. Lex superior derogat legi inferiori, undang- undang yang lebih tinggi mengenyampingkan undangundang yang lebih rendah tingkatannya. 3. Sebagai rekayasa sosial, baik dalam sistem hukum maupun dalam sistem peradilan. Pada fungsi rekayasa sosial, kemungkinan difungsikannya suatu asas hukum untuk melakukan rekayasa sosial di bidang peradilan, seperti asas Hukum Acara Peradilan di Indonesia menganut asas tidak ada keharusan mewakilkan kepada pengacara, diubah menjadi " asas keharusan untuk diwakili ". Asas yang masih dianut tersebut, sebetulnya sebagai bentuk diskriminasi kolonial Belanda, sehingga sudah perlu dihapuskan. Dengan demikian, asas hukum difungsikan sebagai a tool of social engineering bagi masyarakat. Tapi sekarang ada dari sebagian masyarakat yang melakukan acara pengadilan tanpa didampingi oleh seorang pengacara, apakah fungsi ini masih berlaku?. Fungsi ilmu hukum adalah mencari asas hukum dalam hukum positif, sedangkan asas hukum mempunyai dua fungsi yaitu, : fungsi dalam hukum dan fungsi dalam ilmu hukum . Asas dalam hukum mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk undang-undang dan hakim ( ini merupakan fungsi yang bersifat mengesahkan ) serta mempunyai pengaruh yang normatif dan mengikat para pihak. Asas dalam ilmu hukum hanya bersifat mengatur dan eksplikatif atau menjelaskan. Tujuannya adalah memberi ikhtisar, sifatnya tidak normatif dan tidak termasuk hukum positif. Ada beberapa perbedaan mendasar antara asas dan norma , yaitu : 1. Asas merupakan dasar pemikiran yang umum dan abstrak, sedangkan norma merupakan peraturan yang riil. 2. Asas adalah suatu ide atau konsep, sedangkan norma adalah penjabaran dari ide tersebut. 3. Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma mempunyai sanksi. Tentu saja keduanya berbeda, karena asas hukum adalah merupakan latar belakang dari adanya suatu hukum konkrit, sedangkan norma adalah hukum konkrit itu sendiri. Atau bisa juga dikatakan bahwa asas adalah asal mula dari adanya suatu norma. http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/05/asas-hukum.html

Anda mungkin juga menyukai