Anda di halaman 1dari 122

RINGKASANEKSEKUTIF

RENCANAAKSIREHABILITASIDANREKONSTRUKSI WILAYAHPASCABENCANAGEMPABUMI DIPROVINSIJAWABARATDANKABUPATENCILACAP,PROVINSIJAWATENGAH, 2SEPTEMBER2009 Kejadian bencana gempabumi mengguncang wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya pada hari Rabu, 2 September 2009, jam 14:55 WIB. Sesuai informasi dari BMKG, pusatgempaberada142kmbaratdayaTasikmalayapadakoordinat8,24LS107,32BT,pada kedalaman30kmdibawahpermukaanlaut.SementaraUSGS(UnitedStatesGeologicalSurvey) mencatat gempa tersebut dengan magnitude 7,4 SR pada kedalaman 60 km di bawah permukaanlaut. KuatnyagempatersebutjugadapatdirasakandiBandung(144km daripusatgempa), Sukabumi(156km daripusatgempa),Jakarta(242kmdaripusat gempa),danjugabeberapa kota lain di Jawa Barat dan sekitarnya. Gempa juga dapat dirasakan di kota lainnya seperti YogyakartadanSolo. Berdasarkan data terakhir yang diterbitkan Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB) Provinsi Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 25 September 2009 jam 06.00 WIB, korban pascabencana gempa bumi di Selatan Jawa Barat tercatat81jiwameninggaldunia,1.917jiwakorbanlukaberatdanlukaringansertapengungsi sejumlah50.964KK(194.719jiwa)yangtersebardi15Kabupaten/KotadiProvinsiJawaBarat. Di samping itu pula berdasarkan pemutakhiran data tanggal 14 Oktober 2009 tercatat di ProvinsiJawaBarat45.690rumahrusakberat,94.862rumahrusaksedangdan119.374rumah rusak ringan. Jumlah terbanyak korban meninggal berada di Kabupaten Cianjur, akibat tertimbun tanah longsor yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Dampak bencana gempa di Kabupaten Cilacap tidak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia, namun cukup banyak kerusakan fisik yang terjadi. Dampak bencana di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah mengakibatkan 1.007 rumah rusak berat, 108 rumah rusak sedang dan 2.150 rumah rusak ringan. Dampak bencana juga mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas kesehatan, yaitu rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu, fasilitas pendidikan mulai dari taman kanakkanak sampai tingkat SMU, termasuk madrasah, pasar dan sejumlah besar gedung pemerintahtermasukkantorkecamatandanbalaidesa.

Perkiraan kerusakan dan kerugian pascabencana mengindikasikan bahwa kerusakan dan kerugian terparah terjadi pada komponen perumahan dengan nilai kerusakan dankerugianmencapaiRp.6,9triliun.Sektorinfrastrukturmengalamikerusakandankerugian mencapaiRp.16,8miliar,diikutisektorsosialRp.755,4 miliar,sektorekonomiRp.7,6miliar, dan sektor pemerintahan sebesar Rp. 156 miliar; sehingga total nilai kerusakan dan kerugian tercatatRp7,9triliun. Potensi bencana alam di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di ProvinsiJawaTengahantaralainadalahgempabumi,tsunami,letusangunungberapi,banjir, kekeringan, angin topan dan gerakan tanah/longsor. Pembelajaran untuk Provinsi Jawa Barat yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah belum tersedianya system peringatan dini dan pengenalan terhadap faktorfaktor penyebab risiko bencana; kurangnya pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana; dan belum tersedianya kerangka kebijakandankelembagaanpenanggulanganbencanadidaerah. Prinsip, kebijakan dan strategi rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah adalah menggunakan kegiatan rehabilitasidanrekonstruksisebagaisaranamembangunkomunitas,membukalapangankerja dan menstimulasi ekonomi masyarakat dalam kerangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan pengurangan risiko bencana. Strategi pemulihan pasca bencana terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu: 1) Pemulihan perumahan dan prasarana permukiman;2)Pemulihanprasaranapublikdan3)Pemulihansosialdanekonomimasyarakat. Denganpertimbanganskaladandampakkerusakanyangditimbulkan,pelaksanaanrehabilitasi danrekonstruksidilaksanakanselama2tahunanggaran;yaitudimulaidenganpersiapanpada triwulan IV tahun anggaran 2009, selama tahun anggaran 2010 dan berakhir pada tahun anggaran2011. Strategi umum pemulihan pasca bencana gempa bumi di wilayah selatan Provinsi Jawa Baratditetapkandenganmemperhatikan: a) b) c) d) Sosial,ekonomidanbudayamasyarakat; Kelestarianlingkunganhidupdanpenguranganrisikobencana; Kemanfaatandanefektivitasbantuanbagikorbanbencanaalam; Lingkupluaswilayah,yaitu15(limabelas)kabupaten/kotadiwilayahProvinsiJawaBarat dan1(satu)kabupatendiwilayahProvinsiJawaTengah. Perencanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan bagian yang tidak terpisahkandarisistemperencanaanpembangunannasionalyangdiaturdalamUndangUndang Nomor 25 Tahun 2004. Pendanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bersumber dari ii

APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota/Kabupaten dan masyarakat. Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi merupakan kebijakan yang diintegrasikan dalam sistem perencanaan pembangunannasionaldandaerah,sesuaiamanatUndangUndangno.25tahun2004.Dalam kaitannyadenganmekanismeperencanaandanpenganggaranpembangunantahunan,Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah untuk penyusunan RAPBN, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk penyusunanRAPBD,sesuaidenganmekanismedalamperaturandanperundangundangan. Pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi adalah pemerintah daerah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksidilakukansecarasistematis,terpadudanterkoordinasisehinggakebutuhanuntuk memperbaiki sarana dan parasarana di setiap sektor dapat dilaksanakan secara efektif dan efisiensertasesuaidenganketentuanyangberlaku. Pemantauan penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan sebagai upaya pengendalianprosesrehabilitasidanrekonstruksi,sedangkanevaluasipelaksanaandilakukan dalam rangka pencapaian standar minimum pelayanan dan peningkatan kinerja penanggulangan bencana serta sesuai dengan peraturan dan perundangundangan. Kegiatan pemantauandanevaluasipelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksiyangbersumberdariAPBN dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional.UntuksumberpendanaanAPBDProvinsidanAPBDKabaupaten/Kotamakakegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh Badan PerencanaanPembangunanDaerahdanBadanPenanggulanganBencanaDaerah. Pengakhiran masa tugas dilaksanakan melalui langkahlangkah peatausahaan aset rehabilitasidanrekonstruksiyangdibiayaiAPBNuntukdisampaikankepadaMenteriKeuangan. Kesinambungan pemulihan pascabencana dilaksanakan melalui reformasi kerangka peraturanpenanggulanganbencanakedalamkerangkapembangunandaerahjangkamenengah dan panjang, dan reformasi kelembagaan penanggulangan sesuai amanat Undang Undang Nomor24tahun2007tentangPenanggulanganBencana.

iii

DAFTARISI
RINGKASANEKSEKUTIF...................................................................................................................................................i DAFTARISI...........................................................................................................................................................................iv DAFTARTABEL.................................................................................................................................................................vii DAFTARGAMBAR.............................................................................................................................................................ix BABI I.1 I.2 I.3 I.4 PENDAHULUAN...............................................................................................................................................1 LATARBELAKANG..........................................................................................................................................1 MAKSUDDANTUJUAN.................................................................................................................................6 RUANGLINGKUP.............................................................................................................................................7 JANGKAWAKTUPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI.............................8 . PROVINSIJAWABARAT...............................................................................................................................9 II.1.1 II.1.2 II.1.3 II.2.1 II.2.2 II.2.3 PERUMAHAN,SARANA,DANPRASARANAPUBIK.....................................................10 KONDISISOSIALDANBUDAYA...........................................................................................11 KONDISIPEREKONOMIAN....................................................................................................16 PERUMAHAN,SARANA,DANPRASARANAPUBLIK..................................................20 KONDISISOSIALDANBUDAYA...........................................................................................21 KONDISIPEREKONOMIAN....................................................................................................23

BABII GAMBARANUMUMDAERAHYANGTERKENADAMPAKBENCANA.......................................9 II.1

II.2

PROVINSIJAWATENGAH.........................................................................................................................19 .

BABIII PERKIRAANKERUSAKANDANKERUGIAN.....................................................................................25 III.1 III.2 III.3 KEJADIANBENCANADANWILAYAHKERUSAKAN......................................................................25 METODOLOGIPENILAIANKERUSAKANDANKERUGIAN........................................................28 PERKIRAANKERUSAKANDANKERUGIANDIPROVINSIJAWABARATDAN KABUPATENCILACAP,PROVINSIJAWATENGAH........................................................................28 III.3.1 III.3.2 III.3.3 III.3.4 III.3.5 III.4.1 III.4.2 III.4.3 SEKTORPERUMAHAN.............................................................................................................30 SEKTORINFRASTRUKTUR....................................................................................................32 SEKTORSOSIAL..........................................................................................................................33 SEKTOREKONOMI....................................................................................................................38 LINTASSEKTOR..........................................................................................................................40 DAMPAKTERHADAPPEREKONOMIANPROVINSIJAWABARATDAN KABUPATENCILACAP.............................................................................................................41 DAMPAKTERHADAPPEREKONOMIANNASIONALDANDAERAH...................42 DAMPAKTERHADAPKETENAGAKERJAAN..................................................................42

III.4

DAMPAKKERUSAKAN................................................................................................................................41

iv

BABIV PENYELENGGARAANPENANGGULANGANBENCANADANPENGURANGANRISIKO BENCANA..........................................................................................................................................................44 IV.1 POTENSIBENCANAALAMDIPROVINSIJAWABARATDANPROVINSIJAWATENGAH .................................................................................................................................................................................44 IV.1.1 IV.1.2 POTENSIBENCANAALAMDIPROVINSIJAWABARAT...........................................44 POTENSIBENCANAALAMDIPROVINSIJAWATENGAH.......................................55

IV.2 IV.3

BELAJARDARIPERISTIWABENCANAGEMPABUMISELATANJAWABARAT...............66 PERUBAHANPARADIGMAPENANGGULANGANBENCANA....................................................67 . IV.3.1 IV.3.2 IV.4.1 IV.4.2 REFORMASIPERANGKATPERATURANDANKELEMBAGAAN...........................67 PERENCANAANPENANGGULANGANBENCANA........................................................69 BEBERAPAHALMENGENAIMITIGASIBENCANA.....................................................71 UPAYAMITIGASIDANPENGURANGANRISIKOBENCANATERKAITDENGAN ANCAMANBAHAYA..................................................................................................................72

IV.4

MITIGASIRISIKOBENCANA....................................................................................................................70 .

IV.5 V.1 V.2

KESIAPSIAGAAN............................................................................................................................................73 PRINSIPDASARREHABILITASIDANREKONSTRUKSI................................................................76 KEBIJAKANUMUMREHABILITASIDANREKONSTRUKSI.........................................................78 V.2.1 V.2.2 V.3.1 V.3.2 V.3.3 SKENARIOREHABILITASIDANREKONSTRUKSI.......................................................78 RUANGLINGKUPKEBIJAKANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI...............78 STRATEGIUMUMPEMULIHANPERUMAHANDANPRASARANA LINGKUNGANPERMUKIMAN..............................................................................................80 STRATEGIUMUMPEMULIHANPRASARANAPUBLIK.............................................82 STRATEGIUMUMPEMULIHANSOSIALDANEKONOMIMASYARAKAT.........83

BABV PRINSIP,KEBIJAKANDANSTRATEGIREHABILITASIDANREKONSTRUKSI.................76

V.3

STRATEGIUMUMREHABILITASIDANREKONSTRUKSI.......................................................79

V.4 PENTAHAPANDANSUMBERPENDANAANREHABILITASIREKONSTRUKSI................84 V.5 PERKIRAANKEBUTUHANPENDANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI............87 PERENCANAANDANPENGANGGARANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI........97 . MEKANISMEPENDANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI...................................100 VI.2.1 VI.2.2 DASARHUKUMPENDANAANPASCABENCANA......................................................100 MEKANISMEPENDANAAN.................................................................................................102

BABVI MANAJEMENREHABILITASIDANREKONSTRUKSI..................................................................97 VI.1 VI.2

VI.3 VI.4 VI.5

KELEMBAGAANPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI.....................104 PERANSERTALEMBAGAINTERNASIONALDANLEMBAGAASINGNONPEMERINTAH DALAMREHABILITASIREKONSTRUKSI......................................................................................105 PENGENDALIANPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI......................106

VI.6 VI.7

PEMANTAUANDANEVALUASIPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI ..............................................................................................................................................................................107 PENGAKHIRANMASATUGASDANKESINAMBUNGANPEMULIHAN............................109 . VI.7.1 VI.7.2 VI.7.3 PENATAUSAHAANASSETREHABILITASIDANREKONSTRUKSI....................110 PENGAKHIRANMASATUGAS...........................................................................................110 KESINAMBUNGANPEMULIHANPASCAREHABILITASIDANREKONSTRUKSI ...........................................................................................................................................................111

LAMPIRAN

vi

DAFTARTABEL
TabelI.1 TabelII.1 TabelII.2 TabelII.3 TabelII.4 TabelII.5 TabelIII.1 TabelIII.2 TabelIII.3 TabelIII.4 TabelIII.5 TabelIII.6 TabelIII.7 TabelIII.8 TabelIII.9 TabelIII.10 TabelIII.11 TabelIV.1 TabelIV.2 TabelIV.3 TabelIV.4 TabelV.1 TabelV.2 TabelV.4 DataKerusakanBidangPerumahan....................................................................................3 DataPerumahanWilayahTerkenaDampakBencana..............................................10 JumlahPendudukBerdasarkanKabupaten/KotayangterkenaDampak BencanaAlamGempaBumi..................................................................................................11 IndeksPendidikandiKabupaten/KotayangterkenaDampakBencanaAlam GempaBumi.................................................................................................................................12 . IndeksKesehatandiKabupaten/KotayangterkenaDampakBencanaAlam GempaBumi.................................................................................................................................14 . Penduduk10TahunkeatasyangbekerjaMenurutLapanganUsahadi Kabupaten/KotayangterkenaDampakBencanaAlamGempaBumi...............15 JumlahKorbanJiwadanPengungsi...................................................................................25 RekapitulasiPenilaianKerusakandanKerugianperSektordiProvinsiJawa BaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah(RpJuta)...........................29 . RekapitulasiKerusakanRumah..........................................................................................30 JumlahKerusakandanKerugianpadaSektorInfrastruktur(dalamjuta rupiah).............................................................................................................................................32 KerusakandanKerugianpadaSektorSosial.................................................................33 KerusakanbangunanTK,SDdanSMP.............................................................................36 KerusakanbangunanSMA,SMKdanPondokPesantren.........................................37 Kerusakanprasaranakesehatan.........................................................................................38 Kerusakanrumahibadah.......................................................................................................39 Kerusakansaranadanprasaranapadasektorekonomiproduktif....................40 Kerusakankantordangedungpemerintahan..............................................................42 DaerahRawanGempabumiTektonikdiJawaBarat..................................................47 WilayahPotensiGerakanTanahdiProvinsiJawaBarat BulanOktober2009..................................................................................................................47 WilayahPotensiGerakanTanahdiProvinsiJawaTengah BulanOktober2009..................................................................................................................57 WilayahPotensiGerakanTanahdiProvinsiDIYBulanOktober2009.............64 PentahapanRehabilitasidanRekonstruksi...................................................................85 Skemapembiayaanrehabilitasidanrekonstruksi.....................................................87 Perkiraankebutuhanpendanaanberdasarkankomponenpemulihandi ProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah..................88

vii

TabelV.5

Rincianperkiraankebutuhanpendanaanbagikomponenpemulihan perumahandiProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawa Tengah.............................................................................................................................................89

TabelV.6 TabelVI.1

Kegiatanprioritas,lokasisasarandanperiodapelaksanaan................................90 MekanismepelaporanpemantauandanevaluasisumberdanaAPBN.........107 .

viii

DAFTARGAMBAR
GambarI.1 GambarI.2 GambarIII.1 GambarIII.2 GambarIII.3 GambarIII.4 GambarIV.1 GambarIV.2 GambarIV.3 GambarIV.4 GambarIV.5 GambarIV.6 GambarIV.7 GambarIV.8 GambarV.1 GambarVI.1 GambarVI.2 PetaLokasiKejadianBencana................................................................................................2 AlurProsesPenyusunanRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi.............5 Petasebarankerusakansaranadanprasaranasertakorbanjiwa.....................27 KomposisikerusakandankerugianberdasarkansektordiProvinsiJawaBarat danKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah............................................................30 JumlahRumahRusakdi15Kabupaten/KotadiProvinsiJawaBaratserta KabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah.....................................................................31 PetasebarankerusakansaranadanprasaranaPendidikan..................................35 PetaPrakiraanDaerahPotensiBanjirdiJawaBarat.................................................45 ZonaSumbersumberGempabumidiJawaBarat.......................................................46 PetaPrakiraanTitikPotensiterjadiLongsordiJawaBarat...................................54 GrafikNilaiRisikoBerbagaiAncamanBahayadiProvinsiJawaBarat.............55 PetaPrakiraanPotensiBanjirdiJawaTengah.............................................................56 Petacitrasatelit(dariketinggian31,7kilometer)daerahJogyakartadanJawa Tengah.............................................................................................................................................57 PetaPrakiraanWilayahPotensiterjadiGerakanTanahdiJawaTengah........66 RencanaPenanggulanganBencanadanRencanaAksiPRBdalamKerangka SistemPerencanaanPembangunanNasionaldanDaerah......................................70 Sumberpendanaanrehabilitasidanrekonstruksi.....................................................86 KedudukanRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksidalamsystem perencanaanpembangunan..................................................................................................98 Pemahamandasarpenyusunanrencanarehabilitasidanrekonstruksi..........99

ix

BABI PENDAHULUAN

I.1. LATARBELAKANG Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya pada hari Rabu,2September2009,jam14:55WIB.SesuaiinformasidariBMKG,pusatgempaberada142 km barat daya Tasikmalaya pada koordinat 8,24 LS 107,32 BT, pada kedalaman 30 km di bawah permukaan laut. Sementara USGS (United States Geological Survey) mencatat gempa tersebutdenganmagnitude7,4SRpadakedalaman60kmdibawahpermukaanlaut. Kuatnya gempa tersebut juga dapat dirasakan di Bandung (144 km dari pusat gempa), Sukabumi(156km daripusatgempa),Jakarta(242kmdaripusat gempa),danjugabeberapa kota lain di Jawa Barat dan sekitarnya. Gempa juga dapat dirasakan di kota lainnya seperti YogyakartadanSolo. Gempa ini terjadi akibat tumbukan antarlempeng, yang diperkirakan patahan penyebab gempa bumi sedang menuju keseimbangan baru. Penyebab gempa bumi berkaitan dengan aktifitas zona subduksi yang terletak di Selatan Pulau Jawa akibat penujaman Lempeng Indo Australia dengan Lempeng Euroasia. Episentrum gempa bumi terletak di sebelah utara episentrum kejadian gempa bumi sebelumnya, yang terjadi pada 17 Juli 2006, yang menimbulkantsunamidiwilayahPantaiSelatanJawaBarat.

GambarI.1 PetaLokasiKejadianBencana

Secaraumumkondisigeologiswilayahlokasigempabumitersusunolehendapankuarter, berupaendapanaluvium,endapanrombakangunungapi,sertaendapantersieryangsebagian telah mengalami pelapukan sehingga besifat memperkuat goncangan. Wilayah yang tersusun olehendapankuarterakanmengalamigoncangangempabumilebihkuatdibandingkanwilayah lainnya. BerdasarkandataterakhiryangditerimaTimSekretariatP3BBAPPENASpertanggal14 Oktober2009,jumlahkorbanpascabencanagempabumidiSelatan JawaBaratadalah81jiwa meninggaldunia,1.287jiwakorbanlukaberatdanlukaringansertapengungsisejumlah50.964 KK(194.805jiwa)yangtersebardi15Kabupaten/KotadiProvinsiJawaBaratdanKabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Jumlah terbanyak korban meninggal berada di Kabupaten Cianjur,akibattertimbuntanahlongsoryangdiakibatkanolehgempatersebut.Sekitar263.191 unit rumah rusak akibat bencana tersebut, dengan rincian seperti tergambar dalam tabel berikut:

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

TabelI.1 DataKerusakanBidangPerumahan
LOKASI (KAB/KOTA) Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Cilacap Kab.Garut Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Subang Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya KotaBanjar KotaSukabumi KotaTasikmalaya Total DATAKERUSAKAN RUSAK RUSAK TOTAL/BERAT SEDANG 11.711 13.786 1.894 2.515 317 953 13.247 25.519 5.931 7.662 1.007 108 7.612 17.990 122 145 249 448 18 3 1 640 4.947 3.050 17.189 58 284 298 725 540 2.698 46.697 94.970 RUSAK RINGAN 25.605 4.892 869 2.687 4.509 2.150 20.273 472 1.087 56 99 17.325 29.575 654 915 10.356 121.524

Sumber:DataSekretariatP3BBAPPENAS14Oktober2009

Penilaian awal kerusakan dan kerugian dampak bencana gempa bumi di Provinsi Jawa BaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengahinidilakukanduaminggusetelahterjadinya bencana,mengadopsi metodologipenilaiankerusakandankerugianyangtelah dikembangkan sejak tahun 1970an oleh sebuah badan PBB, Economic Commission for Latin America and Caribbean (ECLAC). Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian dilakukan oleh beberapa lembaga donor internasional yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB)bersamadenganBappenasmelaluidukungan WorldBankdanUnitedNations DevelopmentProgramme(UNDP). Upayaupaya tanggap darurat (emergency relief efforts) telah dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, bersamasama dengan kelompokkelompok masyarakat baik nasional maupun internasional yang bersimpati. Pembentukan tempattempat penampungan pengungsi sementara, penyebaran bantuan logistik, penerjunan sukarelawan kesehatan dan juga penggalangan dana, telah dilakukan untuk membantu meringankan penderitaan korban bencanagempabumitersebut. Berdasarkan hasil penilaian kerusakan dan kerugian pascabencana diketahui bahwa kerusakandankerugianterparah dialamiolehbidangperumahan dengannilaikerusakandan kerugian mencapai Rp. 6,9 triliun. Selanjutnya sektor infrasruktur menalami total kerusakan
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 3

dankerugianmencapaiRp.16,8miliar,diikutisektorsosialRp.755,4miliar,sektorekonomiRp. 7,6miliar,danlintassektorRp.156miliar. Dengan melihat besaran kerusakan dan kerugian yang dialami, maka fokus pemulihan wilayahpascabencanagempabumidiProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawa Tengah,diarahkankepada: 1. 2. 3. Rehabilitasidanrekonstruksibidangperumahandanpermukiman; Rehabilitasidanrekonstruksibidangprasaranapublik;serta Rehabilitasidanrekonstruksibidangekonomi Rehabilitasi perumahan dan pemukiman mendapatkan perhatian khusus, mengingat sebagian besar kerusakan dan kerugian di daerah yang terkena dampak bencana merupakan industriberbasisrumahtanggayangberlokasidirumahrumahpenduduk.Denganrehabilitasi perumahandanpemukiman,diharapkansektorindustrirumahtangga(homeindustry)iniakan segerabangkitpula.Untukitupemerintahmemberikanperhatian khususterhadappemulihan bidang perumahan dan permukiman melalui bantuan yang bersifat stimulan yang bersumber kepada pendanaan APBN sekitar Rp. 2,7 miliar. Namun demikian, tetap diperlukan dukungan aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi yang ditujukan langsung untuk pemulihan kegiatan ekonomimasyarakat,termasuk bantuan alat danmodal kerja.Untuk menunjang halini,maka rehabilitasisaranadanprasaranapublikmenjadipentinggunamemastikanagarperekonomian lokaldapatsegerabangkitkembali. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah yang terkena dampak bencana di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, memerlukan perencanaan yangmatangdanterpadu.Sesuaidengankesepakatanantarapemerintahpusatdanpemerintah daerah, buku rencana aksi ini akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksidiwilayahterkenadampakbencanadiwilayahProvinsiJawaBaratdanKabupaten Cilacap,ProvinsiJawaTengah. Sedangkan pembiayaan untuk prioritasprioritas pemulihan di wilayah pascabencana ProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengahberasaldariberbagaisumber. Sumbersumber pembiayaan tersebut berasal dari dana pemerintah pusat, dana pemerintah daerah,danaswasta,danaperseorangandandanamasyarakatsendiri. Bukurencanaaksiinidihasilkanmelaluisebuahprosesperencanaanyangdilakukanoleh pemerintah daerah kedua provinsi, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Peran Pemerintah Pusat dalam proses penyusunan rencana aksi ini adalah sebagai koordinator dan fasilitator, sementara peranan dari pemerintah daerah sebagai penyusun rencana aksi rinci
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 4

rehabilita asidanrekon nstruksiyan ngselanjutny yaakandijad dikanacuanu utamadalam mpelaksanaa an dilapang gan.
Gam mbarI.2 Alur rProsesPeny yusunanRenc canaAksi Rehabilitasi R danRekonst truksi

Sumb ber:Bappenas; ;2009

Pen nangananda anpenanggul lanaganbencanadiIndo onesiasaatin nimengacuk kepadasistem m peraturan nperundang gundangany yangberlaku u.Selainitu,t terdapatkeb bijakannasio onalmengenai penanggu ulangan be encana di Indonesia yang siste ematis dan komprehe ensif denga an diterbitka annya Undan ngundang N 24 Tahun 2007 tent No. tang Penangg gulangan Be encana. Dalam m UUterseb butdiaturm mengenailang gkahlangkah h,antaralain n;penangana anbencanay yangdibagik ke dalam tig tahap yai tahap pr bencana, tahap tangg darurat dan tahap p ga itu ra gap pascabencan na. Selainitu u,telahdirancangpulaten ntangkelembagaanyang gmempunyaiwewenangdantanggun ng jawabda alampenangg gulanganbencanabaik d dipusatmau upundidaer rah.Permasa alahanlainny ya yang san ngat penting dalam UU i yang me itu enyangkut pe enganggaran dalam pen n nanggulanaga an bencana yang bersum mber dari A APBN, APBD Provinsi/Kabupaten/Ko serta su ota umbersumbe er lainnya.
k h bl d k k b

I.2.

MAKSUDDANTUJUAN BukuRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiWilayahPascabencanaGempaBumidi

ProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengahinidisusunsebagairencana programdankegiatanuntuk: 1. Membangun kesepahaman dan komitmen antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi/akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat, dalam membangun kembali seluruh sendi kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana di Provinsi Jawa BaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah; 2. Menyelaraskan seluruh kegiatan perencanaan rehabilitasi pascabencana gempa yang disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang terkena bencanadidiProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah; 3. Menyesuaikanperencanaanyangdilakukanpemerintahpusat,pemerintahprovinsidan pemerintah kabupaten/kota dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); 4. Memaduserasikan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dengan perencanaan tahunan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah, Pusat dan Daerah; 5. Memberikan gambaran yang jelas kepada pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya mengenai pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa, sehinggatidakterjaditumpangtindihkegiatanrehabilitasidanrekonstruksi; 6. Mengembangkan sistem dan mekanisme mobilisasi pendanaan dari sumber APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota dan masyarakat secara efisien, efektif, transparan, partisipatif dan akuntabel, sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik(goodgovernance). Sedangkan tujuan diterbitkannya Buku Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi PascabencanaGempainiadalah: 1. Terbentuknyasalingpengertianantarapemerintahpusatdandaerahsertaunsurunsur swasta,masyarakatnasionaldandaerahagarpelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi pascabencanagempadapatberlangsungdenganbaik;

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

2.

Perencanaanprogramdankegiatanrehabilitasidanrekonstruksi pascabencanagempa tundukdansesuaidenganSistemPerencanaanPembangunanNasional;

3.

Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan, sesuai dan selaras dengan dokumenperencanaannasionaldandaerah;

4.

Perencanaan dan penganggaran yang partisipatif dan konsultatif, yakni program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa telah dikonsultasikan dan memuat masukandaridankepadaseluruhpemangkukepentingan(stakeholders);

5.

Memudahkan dilakukannya pemantauan dan pengendalian atas kegiatan rehabilitasi danrekonstruksipascabencanagempa;

6.

Penggunaandanpengelolaansumberdanauntukkegiatanrehabilitasidanrekonstruksi pascabencana gempa yang tunduk pada prinsip "prudent" (kehatihatian) dan "accountable"(bertanggungjawab).

I.3.

RUANGLINGKUP Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi ini secara

keseluruhanterdiridarienambab,yaitu: Bab Pertama Buku Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana GempaBumiiniberisikanlatarbelakang,maksuddantujuan,ruanglingkup,sertajangkawaktu pelaksanaandarirencanaaksiini. Bab Kedua memaparkan gambaran umum daerah yang terkena dampak bencana di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, berupa: (1) Kondisi perumahan, sarana dan prasarana; (2) kondisi sosial dan budaya; (3) kondisi perkonomian. Gambaran umum yang disarikan pada bab kedua ini adalah kondisi sebelum terjadinya bencana. Bab Ketiga Buku ini, memaparkan perkiraan kerusakan dan kerugian pascagempa di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat. Dalam bab ini dijelaskan mengenai: (1) Metodologi penilaian kerusakan dan kerugian; (2) Perkiraan kerusakan dan kerugian pada sektor perumahan dan permukiman; (3) Perkiraan kerusakan dan kerugian pada sektor infrastruktur; (4) Perkiraan kerusakan dan kerugian pada sektor ekonomi produktif; dan (5) Perkiraankerusakandankerugianpadalintassektor. Bab Keempat, memaparkan tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dan penguranganrisikobencana.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

Bab Kelima berisikan prinsip, kebijakan dan strategi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksiwilayahpascabencanagempabumidiProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap, ProvinsiJawaTengah. Bab keenam memamparkan tentang manajemen pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang meliputi: (1) Penatausahaan aset rehabilitasi dan rekonstruksi; (2) Pengakhiran masa tugas; serta (3) keberlanjutan dan kesinambungan pemulihan pascarehabilitasidanpascarekonstruksi. I.4. JANGKAWAKTUPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Pelaksanaan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi di ProvinsiBengkuludanProvinsiSumateraBaratinimencakupkurunwaktu18(delapanbelas) bulan, dengan mulai berlakunya sejak tahun anggaran 2009 hingga tahun 2011 dengan mengikutitahunanggaranyangberlaku. Dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, pemulihan perumahan dan permukiman serta pemulihan sarana dan prasarana publik merupakan prioritas utama yang diharapkandapatsegeradiselesaikanpadatahun2010,dengantujuan: 1. 2. 3. Masyarakatkorbanbencanagempadapatsegerakembalikerumahmasingmasing; Pelayanan umum dapat segera terselenggara untuk mendukung pemulihan kehidupan dankegiatanmasyarakatsepertisediakala; Untukmendukungupayarevitalisasiperekonomiandaerah.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

BABII GAMBARANUMUMDAERAHYANG TERKENADAMPAKBENCANA

II.1. PROVINSIJAWABARAT ProvinsiJawaBaratmencakupwilayahdaratanseluas3.709.528,68hektardangarispantai sepanjang 755,829 km. Secara topografis, Jawa Barat dapat dibagi menjadi tiga kawasan: daerah dataran rendah dikawasanUtara,daerahberbukitbukitdengansedikitpantai dibagian Selatan; dan dataran tinggi bergununggunung di kawasan Tengah. Ciri utama daratan "Tanah Pasundan" iniadalahbagiandaribusurkepulauangunungapibaikaktifmaupuntidakaktif,membentangdari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung Utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah Jawa Barat) di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m dpl, wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) di bagian Tengah dengan ketinggian 10 1.500 m dpl, dan wilayah dataran luas (54,03%) di bagian Utara dengan ketinggian 0 10 m dpl. Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa kebun campuran (22,89 % dari luas wilayah Jawa Barat), sawah (20,27%), dan perkebunan (17,41%), sementara hutan primerdanhutansekunderdiJawaBarathanya15,93%dariseluruhluaswilayahJawaBarat. Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Barat adalah ratarata sekitar 1.157 jiwa. AdapundistribusikepadatanpendudukdimasingmasingwilayahdiJawaBaratdapatdilihatpada peta kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Jawa Barat terutama di wilayah perkotaan mengakibatkan provinsi ini cukup rentan terhadap berbagai bencana di antaranyagempabumidankebakaran. Dampakbencanagempameliputi15kabupaten/kotadiwilayahProvinsiJawaBarat,yakni: Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten

Majalengka, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Subang, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, dan Kota Sukabumi; meliputi 296 kecamatan atau 47% dari seluruh kecamatan di Jawa Barat. Namun, kerusakan yang lebih besar dengan korban jiwa yang signifikan dialami wilayahJawaBaratbagianSelatan,terutamadiKabupatenCianjur,Kabupaten/KotaTasikmalaya, KabupatenCiamis,danKabupatenBandung,sertaKabupatenSukabumi.Jumlahterbanyakkorban meninggal terdapat di Kabupaten Cianjur, yang sebagian besarnya merupakan korban bencana tanah longsor yang merupakan bencana ikutan, yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Bantuan kemanusiaan telahdisampaikanoleh instansipemerintah pusat,instansipemerintah daerah, dan LSM, meskipun masih menghadapi kendala distribusi bantuan karena sulitnya akses ke daerah yangterkenadampakbencana. II.1.1. PERUMAHAN,SARANA,DANPRASARANAPUBIK Umumnya pemukiman di wilayah Jawa Barat terutama di perkotaan berdensitas tinggi (sangat padat) dan sebagian besar bangunan rumah tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan(IMB).DemikianpulahalnyadengankebanyakanzonaperindustriandiJawaBarat,juga mempunyaiandilkepadakerentananProvinsiJawaBaratterhadaprisikobencana.

Berdasarkan data potensi desa tahun 2008 jumlah rumah yang berdiri di wilayah yang terkena dampak bencana berjumlah 3.215.503 unit, yang terdiri atas rumah permanendanrumahnonpermanen,denganrincianyangtergambarpadatabelberikut:
TabelII.1 DataPerumahanWilayahTerkenaDampakBencana
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kabupaten/Kota Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi Total JumlahRumah 406.704 205.143 530.631 213.703 221.744 242.077 22.946 95.418 216.737 216.737 131.201 248.362 192.226 233.548 38.326 3.215.503

Sumber:DataPotensiDesa;2008

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

10

II.1.2. KONDISISOSIALDANBUDAYA A. KEPENDUDUKAN JumlahpendudukJawaBaratpadatahun2008menuruthasilSurveiSosialEkonomiDaerah berjumlah42.194.869jiwa,dengankomposisimenurutjeniskelaminterdiridarilakilakisebanyak 21.262.743 jiwa atau 50,39% dan penduduk perempuan sebanyak 20.932.126 jiwa atau 49,61% darijumlahpendudukJawaBarat. DatapendudukperKabupatendanKotayangterkenadampakbencanaalamgempabumi adalahsebagaiberikut:
TabelII.2 JumlahPendudukBerdasarkanKabupaten/Kota yangterkenaDampakBencanaAlamGempaBumi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kabupaten/Kota Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi Jumlah JenisKelamin Lakilaki 1.558.023 787.042 2.232.370 785.557 1.117.285 1.226.670 92.117 315.335 583.588 609.031 403.990 1.158.964 914.510 732.298 156.457 12.673.237 Perempuan 1.558.033 744.030 2.169.656 820.334 1.052.699 1.254.801 92.400 321.748 579.571 601.780 405.972 1.118.056 925.172 744.120 149.343 12.537.715 Jumlah 3.116.056 1.531072 4.402.026 1.605.891 2.169.894 2.481.471 184.577 637.083 1.163.159 1.210.811 809.962 2.277.020 1.839.682 1.476.418 305.800 25.210.922

Sumber:SusedaProvinsiJabarTahun2008(datadiolah)

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa sekitar 60% penduduk Jawa Barat berdomisili di 15 Kabupaten dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa bumi yang berpusatdi142kmbaratdayaTasikmalayapadakoordinat8,24LS107,32BT,padakedalaman 30kmdibawahpermukaanlaut.KabupatendanKotatersebutmerupakandaerahyangmemiliki jumlahpendudukterbesardiJawaBaratyaituKabupatenBogor4,40jutajiwa,KabupatenBandung
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 11

3,11 juta jiwa, Kabupaten Cianjur 2,16 juta jiwa, Kabupaten Garut 2,48 juta jiwa dan Kabupaten Sukabumi2,27jutajiwa. B. PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Jawa Barat, dimana ukurankeberhasilannya ditentukan olehindeks pendidikan. Indeks pendidikan adalah salah satu indeks komposit dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di samping Indeks Kesehatan dan IndeksDayabeli. Indeks Pendidikan (IP) pada Tahun 2008 meningkat sebesar 1,43 poin dari Tahun 2007, yaitu sebesar 81,64 dari angka 80,81 pada Tahun 2007. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari meningkatnyakomponenIndeksPendidikanyaituAngkaMelekHuruf(AMH)danRatarataLama Sekolah (RLS). Pada Tahun 2008, AMH Jawa Barat sebesar 96,10% meningkat dari 95,32% pada Tahun 2007. Sedangkan RLS menunjukkan peningkatan dari 7,5 tahun pada Tahun 2007menjadi 7,91tahunpadaTahun2008. Apabila data tersebut diklasifikasikan berdasarkan Kabupaten dan Kota yang terkena dampakbencanaalamgempabumi,makadapatdilihatpadatabelberikutini:
TabelII.3 IndeksPendidikandiKabupaten/Kota yangterkenaDampakBencanaAlamGempaBumi
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kabupaten/Kota Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi JawaBarat AMH 98.37 98.00 93.59 96.68 97.09 98.89 96.43 99.20 93.64 94.81 95.59 96.59 98.81 92.38 99,64 95,32 RLS 8.20 8.00 7.20 6.90 6.40 7.10 7.80 8.40 6.80 6.70 7.00 6.39 6.80 6.60 9 7,50 Indeks Pendidikan 83.80 83.11 78.39 79.79 78.95 81.07 81.62 84.80 77.54 78.10 79.28 78.59 80.98 76.25 86,43 80,21

Sumber:BPSProvinsiJabar,11Desember2008(datadiolah)

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

12

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa Angka Melek Huruf (AMH) penduduk JawaBaratyangberdomisilidi15KabupatendanKotayangterkenadampakbencanaalamgempa bumimerupakandaerahyangmemilikiAMHdiatasrataratapendudukJawaBaratyangmencapai 95,32. Adapun Kabupaten dan Kota yang AMHnya di atas AMH penduduk Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Cianjur, Garut, Purwakarta, dan Kabupaten Tasikmalaya serta Kota Banjar, Tasikmalaya dan Kota Sukabumi. Kabupaten lainnya yang terdiri dari Kuningan, Subang, Majalengka dan Kabupaten Bogor merupakan daerahdearah yang AMH nyadibawahangkaratarataJawaBarat. Demikian pula dengan Ratarata Lama Sekolah (RLS ) penduduk Jawa Barat yang berdomisilidi15KabupatendanKotayangterkenadampakbencanaalamgempabumimerupakan daerahyangmemilikiRLSdiatasrataratapendudukJawaBaratyangmencapai7,5tahun.Adapun Kabupaten dan Kota yang RLSnya di atas RLS penduduk Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, serta Kota Banjar, Sukabumi dan Kota Tasikmalaya dan Kota Sukabumi. KabupatenlainnyaRLSnyadibawahangkaratarataJawaBarat. C. KESEHATAN Kesehatan juga merupakan salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Jawa Barat, di mana ukuran keberhasilannya ditentukan oleh indeks kesehatan. Indeks kesehatan adalah salah satuindekskompositdariIndeksPembangunanManusia(IPM). Indeks Kesehatan (IK) mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah pada periode waktu tertentu yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir (AHH). Indeks kesehatanJawaBaratmengalamipeningkatansebesar0,37poinpadakurunwaktuTahun2007 2008, 71,00 pada Tahun 2007 dan 71,37 poin pada Tahun 2008. Dari sisi Angka Harapan Hidup (AHH), menunjukkan bahwa ratarata usia penduduk Jawa Barat adalah 67,58 tahun meningkat dariTahun2006yaitu67,40tahun. Apabila data tersebut diklasifikasikan berdasarkan Kabupaten dan Kota yang terkena dampakbencanaalamgempabumi,makadapatdilihatpadatabelberikutini:
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 13


TabelII.4 IndeksKesehatandiKabupaten/Kota yangterkenaDampakBencanaAlamGempaBumi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kabupaten/Kota Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi JawaBarat AHH 68.78 68.53 68.59 66.77 64.96 64.42 65.91 68.78 67.12 65.57 66.20 66.12 67.32 68.95 68,67 67,60 IndeksKesehatan 72.97 72.55 72.65 69.62 66.60 65.70 68.18 72.97 70.20 67.62 68.67 68.53 70.53 73.25 72,78 71,00

Sumber:BPSProv.Jabar,11Des2008(datadiolah)

BerdasarkandatadiatasmenggambarkanbahwaAngkaHarapanHidup(AHH)penduduk JawaBaratyangberdomisilidi15KabupatendanKotayangterkenadampakbencanaalamgempa bumimerupakandaerahyangmemilikiAHHdiatasrataratapendudukJawaBaratyangmencapai 67,60. Adapun Kabupaten dan Kota yang AHHnya di atas AHH penduduk Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Subang dan Kabupaten Bogor, serta Kota Tasikmalaya dan Kota Sukabumi. Kabupaten dan Kota lainnya merupakan daerahdearah yang AHHnya di bawah angkaratarataJawaBarat. D. KETENAGAKERJAAN Data Suseda Tahun 2008, menggambarkan bahwa sektor pertanian masih merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja, walaupun dari tahun ke tahun persentasenya mengalami penurunan. Dari 18,36 juta penduduk 10 tahun ke atas yang bekerja, sebesar 26,10 persen bekerja di sektor pertanian, 23,51 persen di sektor perdagangan, 16,83 persen di sektor industri, 16,61 persen di sektor jasa dan sebesar 16,95 persen tersebar di berbagaisektorsepertikeuangan,angkutan,kontruksidanlainlain.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

14

Dari sisi penyerapan tenaga kerja pada sektorsektor yang ada, sektor pertanian, perdagangan,industridanjasapalingbanyakdipilihmasyarakatJawaBarat.Sedangkanpenduduk yang bekerja sebagai pekerja kelaurga/pekerja tidak dibayar, pada umumnya hanya sekedar membantuusahayangdilakukanolehorangtuaatauanggotarumahtanggalainnyadengantingkat produktivitas yang rendah dan biasanya tidak mendapatkan upah/gaji atau sekalipun ada balas jasayangditerimapunsangatrendah. UntukmenggambarkanlapanganusahayangbanyakmenyeraptenagakerjadiKabupaten danKotayangterkenadampakbencanaalamgempabumi,dapatdigambarkansebagaiberikut:
TabelII.5 Penduduk10TahunkeatasyangbekerjaMenurutLapanganUsaha diKabupaten/KotayangterkenaDampakBencanaAlamGempaBumi
LapanganUsaha NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kabupaten/Kota Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi JUMLAH Pertanian 304,303 132,752 352,381 368,345 448,973 394,440 16,691 23,097 232,453 193,863 85,326 404,641 396,913 273,690 7,310 3,635,178 Industri 356,791 106,080 396,736 98,987 49,667 122,796 11,258 75,248 27,090 110,882 84,615 146,769 158,909 58,137 14,833 1,818,798 Perdagang an 300,678 120,656 432,393 163,052 187,045 177,524 18,842 78,927 161,509 141,674 64,717 160,696 163,471 166,175 45,744 2,383,103 Jasa 177,846 83,600 335,345 104,493 113,259 136,156 12,988 45,168 74,442 76,178 51,428 107,094 127,229 97,475 24,502 1,567,203 Lainnya 229,861 143,258 321,628 95,646 137,816 117,163 16,563 54,528 85,889 66,419 70,142 162,725 77,248 97,167 23,459 1,699,512 Jumlah 1,369479 586,346 1,838,483 830,523 936,760 948,079 76,342 276,968 581,383 589,016 356,228 981,925 923,770 692,644 115,848 11,103,794

Sumber:SusedaProv.Jabartahun2008(datadiolah)

Berdasarkandata di atas menggambarkanbahwa LapanganUsaha yang banyak menyerap tenaga kerjabagipenduduk JawaBaratyang berdomisili di15 KabupatendanKotayang terkena dampak bencana alam gempa bumi, hampir seluruhnya di sektor pertanian, kecuali untuk Kota Banjar, Kota Sukabumi dan Kota Tasikmalaya lapangan usahanya lebih banyak di sektor industri danperdagangan.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

15

II.1.3. KONDISIPEREKONOMIAN Pendapatan Regional Jawa Barat yang dihitung melalui Produk Domestik Bruto (PDRB), pada tahun 2008 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp. 602,42 triliun (mengalami peningkatan sebesar 14,40% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 526,61 triliun). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 5,83%yaitudariRp.274,18triliun(tahun2007)naikmenjadiRp.290,17triliunpadatahun2008. Tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Jawa Barat adalah sektor industripengolahansebesar44,91%,sektorperdagangan,hoteldanrestoransebesar19,11%dan sectorpertaniansebesar11,26%. Pendapatan regional di daerah yang terkena bencana gempa (15 kabupaten/kota), pada tahun 2008 kabupaten yang memiliki nilai PDRB (berdasarkan harga konstan tahun 2000) terbesar adalah Kabupaten Bandung sebesar Rp. 19,45 miliar dan Kabupaten Garut sebesar Rp. 10,01miliarsedangkanyangpalingrendahadalahKabupatenTasikmalayasebesarRp.4,89miliar. A. PETERNAKAN Komoditas ungulan Jawa Barat pada bidang peternakan adalah sapi perah, domba, ayam ras petelur dan itik. Pada tahun 2007, populasi keempat jenis hewan tersebut menunjukkan peningkatan positif, lebih dari 6% dalam kurun waktu tahun 20062007. Bila produksi daging di Jawa Barat dalam kurun waktu 20072008 secara total menunjukkan penurunan, produksi telur dan susu di Jawa Barat menunjukkan peningkatan yang cukup besar lebih dari 10% untuk telur dan 5% untuk susu. Namun penurunan pada produksi daging diikuti pula dengan penurunan jumlahproduksikulithewandandalamkurunwaktuyangsamaberkuranglebihdari10%untuk kulitkerbau,dombadankambing,sementarakulitsapihanyaberkurangsebesar5%. Populasi ternak sapi potong terbesar ada di Kabupaten Ciamis sebesar 31.873 ekor, Kabupaten Sumedang sebesar 28.463 ekor sedangkan yang terkecil adalah Kota Sukabumi 432 ekor.PopulasisapiperahterbesaradadiKabupatenBandung53.965ekordenganproduksisusu sebanyak 117.438,30 ton dan Kabupaten Garut 15.959 ekor dengan produksi susu sebesar 34.729,88ton.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 16

B. PERIKANAN Jumlah rumah tangga perikanan darat di Jawa Barat, pada tahun 2008 menunjukkan penurunanjumlah bila dibandingkan dengankondisipadatahun 2007. sementarahasil produksi ikan menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 20062008 dengan proporsi produksi ikan hasil budidaya terus meningkat. Apabila dari sisi produksi hasil budidaya perikanan terus meningkat, namun dari sisi produksi hasil penangkapan menunjukkan grafik yang meningkat sementaranilaiproduksihasilbudidayamenujukkangrafikyangmenurun. Produksi perikanan tangkap di Jawa Barat sebesar 162.344,48 ton, dengan produksi terbesar Kabupaten Sukabumi sebesar 9.732,91 ton, Kabupaten Tasikmalaya 1.015,90 ton dan Kab.Ciamis1.732,31ton. C. PERDAGANGANDANPERINDUSTRIAN Sarana perdagangan dibagi berdasarkan jenis pasar, yaitu pasar tradisional dan modern. KeduajenispasartersebutdiJawaBaratpadaperiodetahun20062007menunjukkanpenurunan jumlah. Revitalisasi pasar yang ada untuk meningkatkan nilai tambah dari kedua jenis pasar tersebutmerupakansalahsatualasanpenurunanjumlahtersebut. Sarana perdagangan di Jawa barat menurut jenis pasar tradisional tahun 2007 sebanyak 538unit,pasarswalayan667unit.Jumlahunitusahamenurutjenisindustrimeliputijenisindustri besar sebanyak 3.278 unit dan menengah 195.465 unit. Pada umumnya industri di Jawa Barat berorientasiekspor,sehinggasecaramakrodapatmeningkatkanpenerimaanNegaradalambentuk devisa. Kabupaten yang memilikipasartradisionalterbanyak adalah Kabupaten Ciamis sebanyak 75unit,KabupatenTasikmalaya38unitsedangkanyangmemilikipasartradisionalpalingsedikit adalahKabupatenBanjar,yaknihanyamemiliki4unitpasartradisional. D. PARIWISATA Jenis objek wisata terdiri dari 3 (tiga) yaitu wisata alam, budaya dan minat khusus. Pada tahun 2007, jenis objek wisata minat khusus di Jawa Barat meningkat sebanyak 10 objek wisata sejak tahun 2006. penambahan objek wisata tersebut mempengaruhi jumlah wisatawan yang menginap di Jawa Barat, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara. Dibandingkan dengan tahun 2006 jumlah wisatawan mancanegara yang menginap meningkat
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 17

sebanyak18%.JumlahakomodasiyangtersediadiJawaBarat,baikhotelberbintangmaupunhotel non bintang menunjukkan peningkatan. Jumlah hotel berbintang pada tahun 2007 menjadi 155 buahdenganjumlahkamarsebanyak11.925unityangtersebardarihotelberbintangsatuhingga hotelberbintanglima(padatahun2006jumlahhotelberbintangsebanyak142buah).Sedangkan jumlah hotel melati meningkat dari 800 buah pada tahun 2006 menjadi 1.041 buah pada tahun 2007. JenisobjekwisataalampalingbanyakterdapatdiKabupatenSukabumisebanyak29objek, Kabupaten Bandung 25 objek wisata sedangkan yang paling sedikit jumalah objek wisata alam adalahKabupatenTasikmalayasebanyak1objek.Jumlahwisatawannusantaraterbesarterdapat di Kabupaten Garut sebanyak 289.756 orang dan Kota Tasikmalaya 220.744 orang. Jumlah wisatawan mancanegara terbesar terdapat di Kabupaten Garut sebesar 5.741 orang dan terkecil terdapatdiKotaTasikmalayasebanyak75orang. E. KOPERASIDANUMKM Pada tahun 2007, di Jawa Barat terdapat 22.522 unit koperasi, dengan jumlah koperasi yang aktif sebanyak 86,42 %. Jumlah Modal Sendiri, volume usaha, dan asset menunjukkan peningkatannilaidibandingkantahun2006.Walaupuntidaksebesarpeningkatanpadatahun2005 2006.UsahaKecildanMenengah(UKM)diJawaBaratdiperkirakanmencapaiangka7,jutaunit usaha dengan 99,74 % diantaranya merupakan usaha kecil. Sekitar 45 % dari UKM tersebut bergerak pada sector pertanian, dan 33 % lainnya bergerak di sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sisanya terbesar pada tujuh sector ekonomi lainnya. UKM pada tahun 2007 dapat menyerap tenaga kerja hingga 13.345 juta jiwa. Peran UKM terhadap PDRB Jawa Barat mencapai61,66%. JumlahkoperasiterbesarterdapatdiKabupatenSukabumisebanyak412unit,Kabupaten Bandung220unit,danyangterkecildiKotaBanjarsebanyak22 unit.Jeniskoperasiterdiridari2 (dua) yaitu koperasi primer dan sekunder, untuk koperasi primer terbanyak di Kabupaten Sukabumi sebanyak 1.720 unit dan yang terkecil di Kota Banjar sebanyak 198 unit. Sedangkan untuk koperasi sekunder terbanyak di Kabupaten Sukabumi sebanyak 7 unit, sedangkan terkecil terdapatdiKotaBanjarsebanyak1unit.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 18

II.2. PROVINSIJAWATENGAH Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, KabupatenBrebesdanKabupatenKuninganProvinsiJawaBarat,sebelahtimurberbatasandengan KabupatenKebumendansebelahbaratberbatasandenganKabupatenCiamisdanKotaBanjar, ProvinsiJawaBarat.Terletakdiantara108043010903030garisBujurTimurdan7030704520 garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan269desadan15Kelurahan.WilayahtertinggiadalahKecamatanDayeuhluhurdengan ketinggian198mdpldanwilayahterendahadalahKecamatanCilacapTengahdenganketinggian6 m dpl. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke KecamatanSampang. KabupatenCilacapJawaTengahmerupakanKabupatenyangberbatasandenganKabupaten Ciamis di Jawa Barat yang juga terkena dampak bencana gempa Tasikmalaya. Dampak bencana Gempa di Kabupaten Cilacap tidak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia, namun cukup banyakkerusakanfisikyangterjadi.Datadariupdatepertanggal4Septemberpk.17.00wibyang dilakukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Cilacap diketahui bahwa Gempadi Cilacap terjadi di16 Kecamatan, 82 Desa/Kelurahandengan korban 336 rumah roboh, 787 rumah rusak berat dan 1.274 rumah rusak ringan. Dengan penduduk yang mengungsi sebanyak5.507jiwa. Berdasarkan karakteristik daerah yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap pada awal Tahun 2009, sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap adalahdaerahyangrawanterkenabencana,baiksecaraFisiografis,Geografis,Geologis,Hidrologis dan Demografis. Hampir seluruh potensi/ancaman bencana berada di Kabupaten Cilacap dengan tipe dan jenis bencana yang bervariasi, dengan intensitas yang tinggi, dengan rincian sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. BencanaBanjir BencanaTanahLongsor BencanaTsunami BencanaKekeringan BencanaKebakaran BencanaAnginPutingBeliung/AnginTopan : : : : : : 202 Desa/Kelurahan 50 Desa/Kelurahan 51 Desa/Kelurahan 31 Desa/Kelurahan 5 Desa/Kelurahan 24 Desa/Kelurahan

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

19

II.2.1. PERUMAHAN,SARANA,DANPRASARANAPUBLIK A. PERUMAHAN Penduduk Kabupaten Cilacap setiap tahun terus bertambah, menurut hasil registrasi pendudukpadaakhirTahun2008mencapai1.730.469jiwayangterdiridari865.619lakilakidan 864.850 perempuan, dengan ratarata tingkat pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 0,39%. Berdasarkan data yang ada, jumlah rumah di Kabupaten Cilacap sebanyak 433.446 unit, dengan angka ratarata penghuni per rumah sebesar 3,99 jiwa, dan ratarata penduduk per desa 6.093 jiwa. B. JALANRAYA Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk menunjang kegiatan perekonomian.Padatahun2008panjangjalandiKabupatenCilacapadalah1.010,120Kmdengan kondisiyangbervariasi.Jalanberkondisibaiksepanjang552,150Kmatausekitar54,66%. Jumlah ini sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya dari 1.010,120 Km panjang jalan di Cilacap yang berkondisi baik tercatat sekitar 51,85%. Diharapkan pada tahuntahun mendatang prosentasejalanyangberkondisibaikakanbertambahtinggi. C. AIRBERSIH Sejalandenganpertumbuhanpenduduk,kebutuhanairminumjugabertambah.Berdasarkan datayangdiperolehdariPDAMKabupatenCilacap,banyaknyaairyangdisalurkandirincimenurut pelanggan antara lain pelanggan industri, pelanggan rumah tangga, pelanggan niaga, pelanggan kantor atau instansi, pelanggan sosial khusus, sosial umum, rumah tangga khusus dan lainlain. Padatahun2008darisegivolumepemakaianmaupunnilainya,terbesaradalahpelangganrumah tangga yaitu sebesar 6.218.222 m3, setara dengan nilai Rp. 14.848.956.150. Bila dibandingkan dengantahun2007,volumepemakaianairbersihmengalamipeningkatan3,54%,sedangkannilai produksinya mengalami peningkatan sebesar 18,17%. Penggunaan air minum terbesar kedua adalah dari sektor industri, dengan volume pemakaian sebanyak 727.342 m3, dengan nilai Rp. 5.316.648.450, walaupun volume pemakaiannya mengalami penurunan sebesar 26,78% dibandingkantahun2007.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

20

Secara keseluruhan volume pemakaian air dari PDAM Kabupaten Cilacap mengalami kenaikan7,9%,yaitudari7.470.296m3padatahun2007menjadi8.062.896m3padatahun2008. Nilai produksi naik dari Rp. 21.213.146.800 pada tahun 2007 menjadi Rp. 24.587.915.900 pada tahun2008. II.2.2. KONDISISOSIALDANBUDAYA A. PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu aspekpentingdalamupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Perhatian Pemerintah pada bidang ini antara lain diwujudkan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Perhatian pemerintahtersebutsesungguhnyatidaklahcukuptanpadisertaipartisipasiaktifmasyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kantor Departemen Agama KabupatenCilacap,jumlahmuridSDdanMItahun2008sebanyak229.290siswaataunaiksebesar 3,45%daritahunlaluyaitusebesar221.637siswa.JumlahmuridSLTPatausederajatmengalami kenaikan dari 86.987 siswa pada tahun 2007 menjadi 91.514 siswa pada tahun 2008. Sedangkan jumlah murid SLTA atau sederajat juga mengalami kenaikan dari 42.794 siswa pada tahun 2007 menjadi43.207siswapadatahun2008. Daya tampung sekolah negeri umumnya lebih besar dari sekolah swasta, terlihat ratarata siswa bersekolah pada sekolah negeri lebih tinggi daripada sekolah swasta. Ratarata siswa per sekolahuntukSLTPnegeri,MTsnegeri,SMUnegeri,SMKnegeri, danMAnegerisebesar684,632, 643, 741, dan 727 siswa, sedangkan untuk sekolah swastanya masingmasing sebesar 268, 226, 311,376,dan122siswa. B. KESEHATAN Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat esensial, karena kondisikesehatanseseorangakanmempengaruhikelancaranaktivitasnya.Kepedulianpemerintah terhadap masalah kesehatan diwujudkan antara lain melalui penyediaan beberapa sarana kesehatan seperti Puskesmas, Pustu, dan Polindes yang keberadaannya telah tersebar di setiap kecamatan.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

21

DiKabupatenCilacap telah memiliki minimalsatupuskesmas.Bahkan beberapa kecamatan yang penduduknya relatif banyak telah berdiri 2 (dua) Puskesmas, sehingga rasio puskesmas terhadappendudukpadatahun2008adalah1puskesmasrataratamelayani48.067penduduk. Disamping itu, untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, di KabupatenCilacaptelahada78PuskesmasPembantudan2.076Posyandu.Salahsatuperanserta masyarakat dalam upaya membangun kesehatan adalah dengan mengikuti Program KB dan ProgramImunisasi.Padatahun2008pencapaianakseptorKBtercatatsebanyak55.251daritarget sebanyak53.587.PUSyangmenjadiakseptoraktifKBtercatatsebanyak243.717atau73,92%dari 329.709PUSyangada. Melalui Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan lainnya pada tahun 2008 tercatat telah dilakukansebanyak18.670imunisasiBCG,18.464imunisasiDPT1,8.708imunisasiDPT2,18.812 imunisasi Polio1, 21.074 imunisasi Polio2. dan 17.436 imunisasi Campak. Dengan mengikuti imunisasidiharapkanparabalitadapattercegahdaripenyakitsedinimungkin. C. KETENAGAKERJAAN Dalam konsep ketenagakerjaan, angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja ditambahpendudukpencarikerja.DatadariDinasTenagaKerjaKabupatenCilacapmenyebutkan banyaknyapencari kerja yang mendaftarkan diri pada DinasTenaga Kerja mengalami penurunan dari 27.621 orang pada Tahun 2007 menjadi 21.359 orang pada Tahun 2008, atau turun sekitar 22,67%. Pencari kerja Tahun 2008 lebih banyak perempuan dari pada lakilaki, masingmasing sebanyak13.240orangdan8.119orang.SebagianbesarpencarikerjaTahun2008berpendidikan SLTP. Terbatasnya lapangan kerja menjadikan tidak semua pencari kerja segera mendapatkan tempatkerja.PenempatantenagakerjamelaluiDinasTenaga KerjaTahun2008sebanyak10.086 atau sebesar 47,22% dari jumlah pencari kerja. Secara prosentase angka ini lebih rendah dibandingkan prosentase penempatan tenaga kerja Tahun 2007 yang tercatat 53,87% (14.880 orangdari27.621orang). Penyaluran tenaga kerja ke Luar Negeri yang terdata di Dinas Tenaga Kerja mengalami penurunansebesar 34,31%, yaitu dari14.065 orangpadaTahun 2007 menjadi9.239 orangpada Tahun 2008. Sebagian besar AKAN (Angkatan Kerja Antar Negara) yaitu mencapai 10,82% dari seluruhAKAN.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 22

D. AGAMA Sebagian besar penduduk Kabupaten Cilacap memeluk agama Islam. Pada tahun 2008 tercatat sekitar 97% penduduk yang memeluk agama Islam, sedangkan 1,8% memeluk agama Kristen(KatolikdanProtestan)dansisanyamerupakanpemelukagamaBudha,Hindudanlainnya. SejalandenganitujumlahsaranaperibadatanyangbanyakdijumpaidiCilacapadalahmasjid danmusholayangtercatatmasingmasingsebanyak1.630buahdan5.529buahpadatahun2008. II.2.3. KONDISIPEREKONOMIAN A. PASAR Tahun 2008 menurut Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Cilacap tercatat sebanyak 104 jumlahpasar,dimanadiantaranyaadalahsebuahdepartemenstoredan17pasarswalayan. B. PERUSAHAAN Menurut catatan Kantor Pelayanan Perijinan dan Investasi Kabupaten Cilacap, pada tahun 2008jumlahperusahaanberbadanhukumyangwajibdaftartercatat1.385perusahaan,ataunaik sebesar 41,2% dari tahun sebelumnya. Hal ini cukup menggembirakan karena berarti iklim perekonomian di Kabupaten Cilacap cukup kondusif, yang tercermin pula dari meningkatnya jumlahSIUPyangditerbitkanolehKantorPelayananPerijinandanInvestasiKabupatenCilacapdari 906SIUPpadatahun2007menjadi1.744SIUPpadatahun2008. C. PERDAGANGAN EkspordanimpormigasmaupunnonmigasKabupatenCilacapcenderungmenunjukantren yangfluktuatifdalamkurun waktu sepuluhtahun terakhir. Walaupundemikianpadatahun 2008 nilai ekspor non migas Kabupaten Cilacap mengalami kenaikan menjadi US$ 55.614.805,980 dari jumlah sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 40.547.011,073. Begitu juga dengan sektor migas yang mengalami kenaikan menjadi US$ 338.935.933,800 dari sebelumnya yang tercatat sebesar US$232.418.365,030ditahun2007.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 23

D. KOPERASI MenurutcatatanDinasPerindustrian,PerdagangandanKoperasijumlahKoperasidi KabupatenCilacaptercatatsebanyak437unitdenganjumlahanggota135.834orang.Jumlah perputaranuangyangterjadisebanyakRp.230.627.052.150meningkatdaritahunsebelumnya yangtercatatsebesarRp.167.478.315.954ataunaiksekitar37,7%.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

24

BABIII PERKIRAANKERUSAKANDAN KERUGIAN

III.1. KEJADIANBENCANADANWILAYAHKERUSAKAN Padatanggal2September2009,telahterjadigempabumidengankekuatan7,4SRdiwilayah selatan Jawa Barat. Sesuai informasi dari BMKG, pusat gempa berada 142 km Baratdaya Tasikmalayapadakoordinat8,24LS107,32BT,padakedalaman30kmdibawahpermukaanlaut. Gempa tersebut telah mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa di 15 Kabupaten/Kota di ProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapdiProvinsiJawaTengah.Berikutinirekapitulasiserta peta sebaran jumlah korban jiwa dan kerusakan berdasarkan data yang di peroleh dari Posko PenangananBencanaAlamJawaBaratdanBPBDProvinsiJawaTengahpertanggal25September 2009. TabelIII.1 JumlahKorbanJiwadanPengungsi
KorbanJiwa NO Kab/Kota Meninggal Luka Luka Hilang Mengungsi KK 42 19.165 163 8.919 2.389 10.273 69 Jiwa 75.805 2.369 663 26.400 10.047 40.894 3.387 249

ProvinsiJawaBarat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan 23 2 8 28 8 5 771 16 17 123 21 190 4 22


KorbanJiwa NO 10 11 12 Kab/Kota Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Cilacap Jumlah Meninggal 2 5 81 Luka Luka 14 109 10 1.297 Hilang 42 Mengungsi KK 519 9.467 50.964 Jiwa 1.029 33.962 1.388 196.107

ProvinsiJawaTengah

Sumber:LaporanHarianPoskoPBGempabumiProvinsiJabar,PusdalopsBNPBdanBPBDJateng,25 September2009

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

26

GambarIII.1 Petasebarankerusakansaranadanprasaranasertakorbanjiwa

Sumber:PusdalopsBNPB,9Oktober2009

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

27

III.2.

METODOLOGIPENILAIANKERUSAKANDANKERUGIAN UntukmenilaikerusakandankerugianpascagempabumidiJawaBaratdanJawaTengah,tim

gabungan BAPPENAS, BNPB, pemerintah daerah, serta mitra international telah melaksanakan penilaiankerusakandankerugiandenganmenggunakanmetodologiyangdikembangkanolehPBB, yaitu Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC). Metodologi ECLAC tersebut pertama kali digunakan pada awal tahun 1970an dan telah dimodifikasi dan dikembangkanlebihdari3dekadedalamkonteksbencanadiseluruhdunia. Metodologi ini menghasilkan sebuah penilaian awal dari dampak kerugian dalam aset fisik yang akan diperbaiki/diganti bahkan kerugian lain yang ditimbulkan, sampai aset tersebut diperbaikiataudibangunkembali. Penilaianmenganalisis3aspekutama: 1. Damage/Kerusakan (Dampak Langsung) yang berhubungan dengan aset,

persediaan/ternak, dan kepemilikan lainnya (tanah, bangunan/rumah) dinilai dengan harga per unit sebesar nilai ganti yang sesuai (bukan rekonstruksi). Untuk perkiraan kerusakan,digunakansatuanhargasesuaidenganperaturanyangberlaku. 2. Losses/Kerugian(Dampaktidaklangsung)padahalhalyangakanberpengaruh,seperti income/pendapatan yang berkurang dan pertambahan biayabiaya, hingga saat aset asettersebutdiperolehkembali/recovered.Kerugianinidiukursebesarnilaisekarang (present value). Pendefinisian periode waktu tsb adalah hal yang tidak mudah (sulit/paling kritis). Jika kegiatan pemulihan menghabiskan waktu lebih dari yang diharapkan,sepertidiAceh,kerugianmungkinakanterusbertambahbanyak. 3. Economic effects/pengaruh pada kondisi ekonomi makro (sering disebut dampak kedua/secondary impacts) termasuk dampak fiskal/keuangan, yang berimplikasi pada GDP/PDB(ProdukDomestikBruto).Analisisinijugadapatdiaplikasikanpadatingkat wilayah. III.3. PERKIRAAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN DI PROVINSI JAWA BARAT DAN KABUPATENCILACAP,PROVINSIJAWATENGAH Perkiraan kerusakan dan kerugian pascabencana gempa bumi 2 September 2009 di 15 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat serta Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah, akan diuraikanberikutiniberdasarkandatapersektoryangdiperolehsetelahdilakukanverifikasilebih lanjutolehPemerintahDaerahdanBNPB.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 28

Bencana gempa bumi tanggal 2 September 2009 yang melanda wilayah selatan Jawa Barat telahmengakibatkankorbanjiwa,kerusakanpadasaranadanprasaranasertarumahmasyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Satkorlak Provinsi Jawa Barat per tanggal 25 September 2009, 81 orang dinyatakan meninggal dunia dan mengakibatkan kerugian materiil yang tidak sedikit.PenilaiankerusakandankerugianyangtelahdilalukanolehBappenas,BNPB,WorldBank danUNDP,memperkirakantotalkerusakandankerugianyangdialamioleh15Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp 7.905,63 miliar (Tabel III.2). Akibat bencana gempa bumi tersebut Provinsi Jawa Barat diperkirakan menderita kerugiansebesarRp.7.858,20miliar(99,5%)danKabupatenCilacapRp.47,43miliar(0,5%).
TabelIII.2 RekapitulasiPenilaianKerusakandanKerugianperSektor diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah(RpJuta)
Sektor/Subsektor Perumahan Infrastruktur Sosial Ekonomi LintasSektor TOTAL NilaiKerusakan 6.876.300 7.162 735.161 6.815 155.811 7.781.250 NilaiKerugian 93.394 9.680 20.270 807,2 234 124.385 Total 6.969.694 16.842 755.431 7.622,91 156.045 7.905.636

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September 2009,SekretariatP3BBappenas,8Okotber2009

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

29


Ga ambarIII.2 Komposisi ikerusakand dankerugian nberdasarka ansektordiP ProvinsiJawa aBarat danKa abupatenCila acap,Provins siJawaTenga ah

Sumber:IdentifikasiKerus sakanpascabe encanaGempa abumiJawaBa arat2September2009, Sek kretariatP3BB Bappenas,8Ok kotber2009

III.3.1. SEKTORPERUMAHAN Ber rdasarkan data terakhir yang diterima Tim Se r ekretariat P3 BAPPENA per tanggal 8 3B AS Oktober2 2009yangte elahdiverifik kasiolehBNPBdanpeme erintahdaer rah,diperoleh hsekitar263 3.191 unit rum yang me mah engalami ker rusakan, yan terdiri da 46.697 u ng ari unit rumah m mengalami r rusak total/ber 94.970 unit rusak sedang, dan 121.524 unit rusak ringan di kabu rat, u upaten/kota yang terkenad dampakbenc cana.
T TabelIII.3 Rekapitulas siKerusakan Rumah
Rumah h(unit) No Kabupaten/ /Kota Pra Bencana B 3.215.503 3 406.704 205.143 530.631 213.703 221.744 242.077 22.946 95.418 RusakBerat R 45.690 11.711 1.894 317 13.247 5.931 7.612 58 540 RusakSedan ng 94.86 62 13.78 86 2.51 15 95 53 25.51 19 7.66 62 17.99 90 28 84 2.69 98 Rusak Ringan n 119.3 374 25.6 605 4.8 892 869 8 2.6 687 4.5 509 20.2 273 654 6 10.3 356 Total l 260.7 765 51.102 9.301 2.139 41.4 453 18.102 9.301 996 9 13.594

Provinsi iJawaBarat 1 2 3 4 5 6 7 8 Kab.Bandung K Kab.BandungBa K arat Kab.Bogor K Kab.Ciamis K Kab.Cianjur K Kab.Garut K KotaBanjar K KotaTasikmalay K ya

RencanaAksiR R Rehabilitasidan nRekonstruksi iPascabencana aGempaBumi i

30


Rumah(unit) No 9 10 11 12 13 14 15 16 Kabupaten/Kota Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi Kab.Cilacap Total Pra Bencana 216.737 216.737 131.201 248.362 192.226 233.548 38.326 160.585 3.376.088 RusakBerat 122 249 18 640 3.050 3 298 1.007 46.697 RusakSedang 145 448 4.947 17.189 1 725 108 94.970 Rusak Ringan 472 1.087 56 17.325 29.575 99 915 2.150 121.524 Total 739 1.784 74 22.912 49.814 103 1.943 3.265 263.191

ProvinsiJawaTengah

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,SekretariatP3B Bappenas,8Okotber2009 GambarIII.3 JumlahRumahRusakdi15Kabupaten/KotadiProvinsiJawaBarat sertaKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah


RusakBerat RusakSedang RusakRingan

30.000 27.500 25.000 22.500 20.000 17.500 15.000 12.500 10.000 7.500 5.000 2.500

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,Sekretariat P3BBappenas,8Okotber2009

Gempabumidengankekuatan7,3SkalaRichteryangmelandawilayahselatanProvinsiJawa Barat pada tanggal 2 September 2009 telah mengakibatkan kerusakan dan kerugian harta benda dan korban jiwa yang tidak sedikit. Sebagian besar kerusakan yang di timbulkan meliputi sektor
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 31

perumahan, diikuti sarana dan prasarana sosial dan lintas sektor (sarana dan prasarana pemerintahan). Diantara sektor tersebut, perumahan merupakan sektor yang terkena dampak palingparah.TotalkerusakandankerugianpadasektorperumahanmencapaiRp. 6.969.694miliar lebih atau sekitar 88,17% dari total kerusakan dan kerugian (Gambar III.2). Provinsi Jawa Barat sendirimengalamikerusakandankerugiansebesarRp.6.934,42(99,4%)daritotalkerusakandan kerugian pada sektor perumahan, sedangkan di Kabupaten Cilacap total kerusakan dan kerugian mencapai Rp.33,55 miliar (0,6%) dari total kerusakan dan kerugian pada sektor perumahan. Sementara sebagai dampak kerusakan yang ditimbulkan, diperkirakan sektor perumahan akan mengalami kerugian sebesar Rp. 93.394 miliar, masingmasing Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 91,34 miliar serta Kabupaten Cilacap Rp 2,01 miliar. Hampir semua kerusakan pada sektor perumahan,merupakanrumahrumahmilikpribadi. III.3.2. SEKTORINFRASTRUKTUR Akibat gempa bumi 2 September 2099 lalu, sektor infrastruktur yang terkena dampak meliputisaranatransportasi(darat,udaradanlaut),energidaninfrastruktursumberdayaairyang diperkirakanmengalamikerusakandankerugiansebesarRp.16,84 miliar.Subsektortransportasi darat, laut, dan udara praktis tidak mengalami kerusakan yang parah dan tidak berdampak signifikan, sehingga distribusi barang dan perdagangan sudah kembali berjalan dengan normal. TotalkerusakandankerugianpadasubsektortransportasidiperkirakanmencapaiRp.9,34miliar. Sementara untuk prasarana energi tidak mengalami kerusakan yang parah, walaupun beberapa saat setelah gempa, terjadi pemadaman listrik namun tidak berpengaruh terhadap aktivitas perindustriandiwilayahyangterkenadampakbencana.Kerusakanyangterjadipadasambungan rumah dan beberapa gardu/pembangkit, beberapa hari kemudian sudah diperbaiki dan jaringan listriksudahberfungsikembali.Akibatbencanagempabumitersebut,totalkerusakandankerugian yangdialamiolehPT.PLNmencapaiRp.4,708miliar,dimanasebagianbesarmerupakankerugian yang diderita akibat kehilangan pendapatan dan tambahan biaya operasional perbaikan jaringan yang rusak. Sementara untuk infrastruktur sumber daya air, kerusakan prasarana irigasi diperkirakan tidak berdampak terhadap pertanian dengan jumlah kerusakan dan kerugian mencapaiRp.2,795miliar.
TabelIII.4 JumlahKerusakandanKerugianpadaSektorInfrastruktur(dalamjutarupiah)
SubSektor TransportasiDarat Terminal Kerusakan 3.939 250 Kerugian 5.400 Total 9.339 250

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

32

SubSektor Jalan Jembatan Energi(Listrik) JaringanTeg.Menengah JaringanTeg.Rendah Gardu/Pembangkit Sambunganrumah InfrastrukturSumberDayaAir IrigasiTeknis Total

Kerusakan 1.124 2.565 448 77 10 96 265 2.775 7.162

Kerugian

Total 1.124

5.400 4.260

7.965 4.708 77 10 96 265

20 9.680

2.795 16.842

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009, SekretariatP3BBappenas,8Okotber2009.

III.3.3. SEKTORSOSIAL Sektor sosial merupakan sektor terparah yang terkena dampak bencana gempa bumi 2 September 2009 lalu setelah sektor perumahan. Diperkirakan total kerusakan dan kerugian pada sektor sosial mencapai Rp.755,432 miliar yang meliputi prasarana pendidikan, peribadatan dan kesehatan dengan rincian Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 752,471 miliar dan Kabupaten Cilacap sebesar Rp. 2,96 miliar. Berikut dibawah ini diuraikan subsektor sosial yang mengalami kerusakan,sebagaiberikut:
TabelIII.5 KerusakandanKerugianpadaSektorSosial
SubSektorSosial Kesehatan Pendidikan Agama LembagaSosial Total Kerusakan(Rpjuta) 11.045 379.827 344.289 735.161 Kerugian(Rpjuta) 14 19.973 283 20.270 Total(Rpjuta) 11.059 399.800 344.572 755.432

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009, SekretariatP3BBappenas,8Okotber2009

A. PENDIDIKAN Bidang pendidikan, jumlah bangunan sekolah yang mengalami kerusakan sebanyak 2.358 unit, dengan nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp. 399,80 miliar dengan rincian kerusakan

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

33

dan kerugian yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 397,465 miliardanKabupatenCilacapRp.2,335miliar. Kerusakan sarana pendidikan meliputi gedung SD sejumlah 1.871 unit, SMP 271 unit, SMA 126 unit, SMK 46 unit serta pondok pesantren sebanyak 92 unit. Sementara perkiraan kerugian yangmencakupbiayapembangunanfasilitassekolahsementaradiperkirakanmencapaiRp.16.051 miliar.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

34

GambarIII.4 PetasebarankerusakansaranadanprasaranaPendidikan

Sumber:PusdalopsBNPB,9Oktober2009

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

35


TabelIII.6 KerusakanbangunanTK,SDdanSMP

TK(RKB) NO Kabupaten/Kota Pra Bencana 14 3 9 15 22 33 4 25 12 1 7 25 36 30 2 13 0 3 254 0 46 0 6 3 15 44 1 2 2 1 16 5 7 22 3 2 1 2 2 2 1 20 1 11 RB RS RR unit Pra Bencana 1.404 728 1.564 1.082 1.286 1.527 101 257 711 850 455 1222 1110 920 112 670 150 1010 15.159 RB

SD(RKB) RS RR unit Pra Bencana 71 60 130 318 659 149 14 69 16 54 230 940 555 235 17 45 24 403 38 3 6 15 3.224 15 1.069 14 4 18 1.492 1.871 347 76 46 187 43 182 140 243 5 259 12 31 112 491 38 4 4 135 196 129 10 28 97 102 64 150 117 89 16 64 12 77 1.547

SMP(RKB) RB RS RR unit

ProvinsiJawaBarat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi KotaBandung KotaCimahi Kab.Cilacap 4 3 600 151 16 431 47 241 109 162 27 34 55 2 1 11 6 16 50 111 221 9 41 71 5 4 4 6 489 0 817 15 452 271 6 231 22 264 2 92 5 99 67 119 30 25 44 29 10 3 26 1 4 31 58 5 4 1

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 36

ProvinsiJawaTengah Total(RBK) Total(unit)

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,SekretariatP3BBappenas,8Okotber2009


TabelIII.7 KerusakanbangunanSMA,SMKdanPondokPesantren

SMA(RKB) NO Kabupaten/Kota Pra Bencana 25 20 44 29 17 34 2 13 26 23 13 28 22 20 7 34 8 21 386 0 140 0 140 12 98 126 4 5 6 6 5 12 13 28 21 10 14 15 1 1 2 26 47 8 103 4 13 38 3 3 RB RS RR unit Pra Bencana 7 2 9 9 22 13 2 4 15 10 4 12 2 11 4 17 4 5 152

SMK(RKB) RB RS RR unit

PondokPesantren(unit) Pra Bencana 4 4 259 403 1763 501 1069 2 23 2 1 RB RS RR

ProvinsiJawaBarat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi KotaBandung KotaCimahi Kab.Cilacap Total(RBK) Total(unit) 46 7 25 11 11 4 14 3 13 8

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 37

3 3 43 27

1 29

840 37 162 352 449 273 997 823 241 10 1

46 2

6 2

6 2

82 59 21 167

ProvinsiJawaTengah 23 45 54

46

8.498

13

28

51

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,SekretariatP3BBappenas,8Oktober2009

B.

KESEHATAN Jumlah kerusakan dan kerugian pada sektor kesehatan mencapai Rp. 11, 06 miliar, dimana

seluruhkerusakanberadadiProvinsiJawaBarat,sedangkandiKabupatenCilacapdilaporkantidak adakerusakan.Kerusakanpadasektorkesehatanmeliputi,rumahsakit1unit,puskesmas37unit, pustu44unitdanpolindes17unit.


TabelIII.8 Kerusakanprasaranakesehatan
Puskesmas(unit) NO Kabupaten/Kota Pra Bencana 489 650 784 120 715 674 663 4.095 5 18 13 2 6 2 1 4 6 10 2 1 RB RS RR PuskesmasPembantu (unit) Pra Bencana 441 564 709 118 691 598 555 3.676 1 5 21 14 1 2 9 3 7 5 14 4 2 RB RS RR Polindes(unit) Pra Bencana 115 89 35 128 168 535 4 12 0 2 5 5 3 1 2 RB RS RR

ProvinsiJawaBarat 1 2 3 4 5 6 7 Kab.Bandung Kab.Cianjur Kab.Garut KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Total 3 1

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,SekretariatP3B Bappenas,8Okotber2009

C. AGAMA Totalkerusakandankerugiandibidangsaranaperibadatanakibatgempabumidiperkirakan sebesar Rp. 344,572 miliar. Bentuk kerusakan sarana ibadah meliputi robohnya bangunan dan kerusakan berat lainnya. Tercatat 6.138 unit rumah ibadah yang mengalami kerusakan akibat gempa tersebut, dengan sebaran utama kerusakan meliputi Kabupaten Bandung 447 unit, Kabupaten Bandung Barat 446 unit, Kabupaten Ciamis 945 unit, Kabupaten Garut 1.053 unit, KabupatenTasikmalaya1.589unitdanKabupatenSukabumi789unit(TabelIII.5).

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

38


TabelIII.9 Kerusakanrumahibadah
Kabupaten/Kota Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Bogor Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar KotaTasikmalaya Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang KotaSukabumi Kab.Cilacap Jumlah Pra Bencana 4.886 2.943 4.388 3.137 5.133 4.884 301 940 792 1.001 1.016 5.564 3.737 1.722 382 1.749 42.575 6 2.218 3 1.321 3 13 283 165 232 29 Kerusakan(unit) Rusak Berat 256 84 945 260 339 166 714 9 2 Rusak Sedang 30 Rusak Ringan 161 362 248 70 7 13 6 611 1.074 13 5 29 2.599 Total 447 446 945 674 1.053 9 101 7 13 9 789 1.589 13 5 38 6.138 Kerusakandan Kerugian(juta rupiah) 19.643 13.559 53.582 27.491 103.646 706 2.910 14 316 1.349 22.267 98.027 316 122 625 344.572

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,SekretariatP3B Bappenas,8Okotber2009

Sementarauntuksaranaperibadatanlainnyasepertigereja,viharamaupunpuradilaporkan tidak ada kerusakan, begitu pula halnya dengan subsektor sarana lembaga sosial lainnya tidak mengalamikerusakan. III.3.4. SEKTOREKONOMI Secara umum, bencana gempa bumi tidak berdampak terhadap sektorsektor produktif dalam perekonomian baik di Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data yang diperoleh dari BNPB serta laporan dari dinas terkait di daerah, kerusakanpada sektor ekonomi produktifhanya terjadi padasubsektor perdagangan, perikanan danpariwisataakantetapitidakberdampakseriusterhadapperekonomianlokal.Totalkerusakan dan kerugian pada sektor ekonomi produktif diperkirakan mencapai Rp.7,622 miliar. Sedangkan
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 39

untuk sektor ekonomi produktif lainnya, seperti pertanian dan industri dilaporkan tidak mengalamikerusakan.Berikutinidiuraikankerusakandankerugianuntukmasingmasingsektor yangtermasukdalamsektorekonomiproduktifyangterkenadampakbencanagempabumi(Tabel III.6).
TabelIII.10 Kerusakansaranadanprasaranapadasektorekonomiproduktif
Kerusakan(unit) Sektor/SubSektor Perdagangan Pasar Kios/Lapak FasumPasar Perikanan Peralatantangkapikan SaranaTPI Pariwisata FasilitasPariwisata Peternakan KandangSapi Lokasi Rusak Berat 2 105 7 275 1 1 1 12.000 Rusak Sedang 3 30 Rusak Ringan 1 154 TotalKerusakan danKerugian (jutarupiah) 1.941,025 38,70 1.727,325 175,00 101,888 87,00 14,888 30,00 30,00 5.550,00 5.550,00 7.622,913

Kab.Cilacap Kab.Bandung Kab.Bandung Kab.Cianjur Kab.Cianjur KotaTasikmalaya Kab.Bandung Total

Sumber:IdentifikasiKerusakanpascabencanaGempabumiJawaBarat2September2009,Sekretariat P3BBappenas,8Okotber2009

A. PERDAGANGAN Total kerusakan dan kerugian pada sektor perdagangan sebesar Rp.1,941 miliar yang ditimbulkanakibatkerusakanpadapasartradisionaldankios/lapak,denganrinciandiKabupaten Cilacapsebanyak6unitpasarmengalamikerusakan,KabupatenBandung289unitkios/lapakserta fasilitasumumpasarsebanyak7unit.Padasektorperdagangan, dampakakibatkerusakansarana dan prasarana perdagangan terutama di pasar tradisional, menyebabkan terjadinya penurunan aktivitasperdaganganyangberimplikasipadakehilanganpendapatansebesarRp.1,2juta. B. PERIKANAN Untuksubsektorperikanan,kerusakanyangterjadiakibatgempameliputikerusakanpada sarana dan prasarana TPI/PPI dan peralatan tangkap. Walaupun tidak berdampak signifikan, namun seiring dengan terjadinya penurunan aktivitas akibat kerusakan peralatan turut
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 40

mempengaruhi volume ikan hasil tangkapan yang berimplikasi pada kehilangan pendapatan nelayan mengalami stagnasi atau berkurang. Total kerusakan dan kerugian pada subsektor perikanansebesarRp.101,88jutayangseluruhnyadideritaoleh KabupatenCianjur,ProvinsiJawa Barat, dimana lebih dari 50% merupakan nilai kerugian yang diderita oleh nelayan akibat kehilanganpendapatan. C. PARIWISATA Berdasarkanhasilpendataandilapangan,saranadanprasaranapadasektorpariwisatayang mengalami kerusakan hanya 1 unit dengan nilai kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 30 juta. Namun, diperkirakan akan terjadi penurunan pendapatan akibat wisatawan mempersingkat kunjungannyapascabencanagempabumitersebut. D. PETERNAKAN Untuk sektor peternakan, dampak terjadi pada komoditas usaha sapi perah di Kabupaten Bandung, yaitu menurunnya tingkat produktivitas akibat terjadinya kerusakan sarana dan prasaranaproduksisepertikandang,saluranair bersihyangdisalurkankekandangsertatempat pelayanan koperasi susu dan kualitas susu perah yang disebabkan tidak beroperasinya tempat penyimpanansusuakibatpemadamanlistrik;dankecenderunganterjadinyapenurunanpopulasi sapi perah karena dijualnya sapi perah untuk perbaikan rumah peternak yang mengalami kerusakan. Akibat gempa tersebutterjadi penurunanproduksisususebesar 10% dan kehilangan pendapatansebesarRp.750juta. III.3.5. LINTASSEKTOR Totalkerusakandankerugianpadalintassektorhampirseluruhnyadisumbangolehsektor pemerintahan, dimana sebagian besar kerusakan terjadi pada sarana dan gedung perkantoran milik pemerintah seperti kantor SKPD, kantor kecamatan, balai desa serta rumah dinas yang nilainya diperkirakan mencapai Rp. 156,045 miliar. Subsektor perbankan dan keuangan serta lingkunganhidupdilaporkantidakmengalamikerusakan.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

41


TabelIII.11 Kerusakankantordangedungpemerintahan
Kerusakan(unit) Jenisprasarana KantorPemerintah KantorSKPD BalaiDesa KantorKecamatan Rumahdinaspuskesmas Lokasi Kab.Bandung Kab.BandungBarat Kab.Ciamis Kab.Cianjur Kab.Garut KotaBanjar Kab.Kuningan Kab.Majalengka Kab.Purwakarta Kab.Sukabumi Kab.Tasikmalaya Kab.Subang Kab.Cilacap Kab.BandungBarat Kab.Kuningan KotaTasikmalaya Kab.Cilacap KotaTasikmalaya Kab.Tasikmalaya Kab.Sukabumi Kab.Garut 1 2 4 4 2 429 2 5 7 2 16 10 192 Rusak Berat 30 8 179 57 75 1 1 4 35 5 21 1 3 6 12 10 59 349 16 24 20 77 4 Rusak Sedang 9 Rusak Ringan 7 57 22 1 59 106 1 5 TotalKerusakan danKerugian (jutarupiah) 9.936 8.028 45.108 20.340 32.760 720 252 108 252 10.260 21.490 108 1.800 1.029 2 556 220 402 2.061 614 156.045

Total

Sumber: Identifikasi Kerusakan pascabencana Gempa bumi Jawa Barat 2 September 2009, SekretariatP3BBappenas,8Okotber2009

III.4. DAMPAKKERUSAKAN

III.4.1. DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA BARAT DAN KABUPATENCILACAP Secaraumumdampakyangditimbulkamolehbencanagempabumiterhadapperekonomian daerah dan masyarakat di wilayah yang terkena dampak bencana, baik di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tidaklah signifikan, terutama di kabupaten/kota yang mengalami dampak langsung gempa di antaranya Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi, Kuningan, Bogor, Purwakarta,Majalengka,Sumedang,Subang,KotaBanjar,SukabumidanTasikmalaya.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 42

III.4.2. DAMPAKTERHADAPPEREKONOMIANNASIONALDANDAERAH Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengemukanan bahwa situasi pascagempa tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional, karena kawasan ini memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam memulihkan perekonomian pascabencana alam. Sebab kawasanJawaBaratmemilikipotensiyangmasihcukupbesaruntukterustumbuh. III.4.3. DAMPAKTERHADAPKETENAGAKERJAAN Lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja pada lokasi gempa adalah sektor pertanian, walaupun dari tahun ke tahun persentasenya mengalami penurunan. Sektor lain yang dipilih masyarakat pada umumnya adalah sektor perdagangan dan jasajasa. Selain itu masih tampaktinggipendudukyangbekerjasebagaipekerjayangmembantuusahayangdilakukanoleh orang tua atau anggota rumahtangga lainnya dengan tingkat produktivitas yang rendah dan biasanya tidak mendapatkan upah/gaji atau sekalipun ada balas jasa yang diterimapun sangat rendah.Padadaerahdaerahterkenadampakbencana,persentasependudukyangbekerjadengan statuspekerjaansebagaipekerjakeluargasebelumterjadinyabencananaik5,29. Meskipunterjadikerusakanpadainfrastruktur,namunsektorpertanianrelatiftidakterkena dampakbencana.Sektorperdaganganumumdanjasajasapunterkenadampakyangtidakterlalu besar. Tingkat pendidikan rataratadidaerah yang terkena bencanamenunjukkan angka 71,57% tidaktamatatauhanyatamatSDsaja(Kab.Sukabumi76,09%,Cianjur74,77%,Bandung57,72%, Garut72,01%,Tasikmalaya79%,Ciamis69,8%),yangmenunjukkan bahwapendudukdiwilayah terkenadampakbencana,bekerjadisektortradisional(pertanian)dansektorinformal(pedagang kecil). Akibatnya, tidak banyak penduduk yang kehilangan pekerjaannya dan tidak terjadi penurunantenagakerja.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

43

BABIV PENYELENGGARAAN PENANGGULANGANBENCANA DANPENGURANGANRISIKOBENCANA

IV.1. POTENSIBENCANAALAMDIPROVINSIJAWABARATDANPROVINSIJAWA TENGAH Berdasarkan Ketentuan Umum dalam UU nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka bencana dapat dibedakan menjadi Bencana Alam, Bencana NonalamdanBencana Sosial.BencanaAlamadalahbencanayangdiakibatkanoleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus,banjir,kekeringan,angintopandantanahlongsor. ProvinsiJawaBaratdanJawaTengah,merupakanduaprovinsiyangberdekatansecara geografis, dan berpotensi mengalami bencanabencana alam di atas, karena karakteristik dan potensiyangdimilikikeduawilayahtersebut,yakni: IV.1.1. POTENSIBENCANAALAMDIPROVINSIJAWABARAT 1. BencanaGunungBerapi Jawa Barat berpotensi mengalami bencana gunung berapi, karena memiliki sekitar 5 (lima)gunungberapiyangmasihaktif,yaitu:GunungTangkubanperahu, GunungPapandayan, Gunung Galunggung, Gunung Gede dan Gunung Ciremai (Sumber: PVMBG Badan Geologi).

Kecuali Gunung Papandayan yang berstatus waspada tingkat II, keempat gunung berapi lainnyaberstatusaktifnormal. 2. BencanaBanjir Potensi rawan banjir dapat dikelompokan ke dalam empat kelompok, yaitu: tinggi, menengah,rendahdanaman.KeempatkelompokrawanbanjirdiJawaBarattelahdipetakanke dalamPetaRawanBanjir,sepertiyangterdapatpadaGambarIV.1dibawahini. Kelompok berpotensi banjir di tingkat kecamatan, yaitu: Kategori Tinggi berada di wilayah Kecamatan Cianjur Kab. Cianjur; Kategori Menengah di wilayah Kecamatan Cariu dan CampakadiKab.Cianjur,danwilayahKecamatanPagelarandiKotaBogor;sedangkanKategori RendahberadadiwilayahKecamatanBanjaran(Kab.Bandung),KecamatanBekasiBarat,Bekasi Timur (Kota Bekasi), wilayah Kecamatan Gunung Putri (Kab. Bogor), wilayah Kecamatan Kalipucang (Kota Banjar), wilayah Kecamatan Cempaka (Kab. Purwakarta), Kecamatan Kadungora dan Kecamatan Tarogong (Kab. Garut), dan Kecamatan Teluk Jambe (Kab. Karawang).
GambarIV.1 PetaPrakiraanDaerahPotensiBanjirdiJawaBarat


RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 45

3. BencanaGempaBumi Potensi gempa yang besar berada di sekitar patahan utama gempa di Kecamatan Lembang,KabupatenBandungBarat. Sepanjang pantai selatan, dihadapkan langsung pada zona subduksi atau pertemuan antaralempengAustraliadanEuroasiadiPalungJawayangberadadiLautHindia.Sedangkandi daratan, ada sejumlah patahan aktif di dekat pemukiman padat penduduk, seperti Patahan CimandiriyangmelewatiSukabumidanPatahanLembangyangmemotongBandung. Cekungan Bandung yang berada di Kota Bandung (ibukota Provinsi Jawa Barat) memberikan sumbangan paling besar terhadap kerusakan alam. Jika Cekungan Bandung tak diperhatikan, bukan mustahil menyebabkan timbulnya bencana gempa bumi maha dahsyat. CekunganBandungyangmemilikiluas348.786hektarmempunyaitigakawasanyangmemiliki potensidanpermasalahanalamberbeda.CekunganBandungmembentangdiempatkabupaten ataukotamelewatiKotaBandung,KotaCimahi,KabupatenBandung,danKabupatenBandung Barat.(Sumber:SeputarIndonesia,Selasa30Desember2008)
GambarIV.2 ZonaSumbersumberGempabumidiJawaBarat

Sumber:PusatSurveyGeologi RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 46


TabelIV.1 DaerahRawanGempabumiTektonikdiJawaBarat
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 Kabupaten Bogor KotaBogor Cianjur Sukabumi Bandung KotaCimahi KotaBandung Purwakarta Subang Indramayu Majalengka Kuningan Garut Tasikmalaya Ciamis Cipanas, Cikalongkulon, Cibeber, Campaka, Sukanegara, Ciranjang, Bojongkele Cibodas,Cimerang,Ubrug,Cigombong,Pelabuhanratu,Sempur,Cigaru, JampangTengah,Cibaregbeg,2Ciemas,Waluran,Pagelaran. Santosa, Marujung, Gunung Halu, Cililin, Batujajar, Padalarang, CikalongWetan,Lembang,Cicalengka,Majalaya,Ciparay, Wanayasa Sagalaherang,Cisalak,Ciater,Kalijati Gantar Kadipaten,Maja,Telagakulon,Cikijing Lebakwangi Leles,Cibatu,Cilengsing,Cisurupan Ciawi,Cijulang,Singaparna,Salawu,Sukaraja,Cikamuning2 Sukajadi, Kalijati, Palumbung, Cijulang, Pangandaran, Kalipucang, Rancah. Lokasi(Kecamatan) Lawangtaji, Cibodas, Ciparahu, leuwiliang, Ciampea, Gunung Menyan, Brujul.

Sumber:DinasPertambanganProvinsiJawaBarat,2002

4.

BencanaGerakanTanah
TabelIV.2 WilayahPotensiGerakanTanahdiProvinsiJawaBarat BulanOktober2009
No 1. Propinsi JAWABARAT Kabupaten /Kota BOGOR Kecamatan PotensiTerjadiGerakan Tanah

KEDUNGHALANG MenengahTinggi RUMPIN Menengah CIAWI Menengah CIGUDEG MenengahTinggi LEUWILIANG MenengahTinggi NANGGUNG MenengahTinggi CIBUNGBULANG BAG. Menengah SELATAN CIAMPEA Menengah CIOMAS Menengah GUNUNGPUTRI Menengah CILEUNGSI CARINGIN CIJERUK MEGAMENDUNG CISARUA CITEUREUP Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

47


Kabupaten /Kota SUKABUMI KOTA SUKABUMI CIANJUR PotensiTerjadiGerakan Tanah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang

No

Propinsi

Kecamatan JONGGOL CARIU JASINGA PARAKANSALAK CISOLOK PARUNGKUDA KELAPANUNGGAL CIBADAK BAROS KABANDUNGAN CIDAHU CICURUG NYALINDUNG CIDOLOG CIEMAS TEGALBULEUD NAGRAK SUKARAJA KEDUDAMPIT SUKABUMI KALIBUNDER SAGARANTEN JAMPANGTENGAH JAMPANGKULON LENGKONG PELABUHANRATU CISAAT PABUARAN CIKEMBAR CIKIDANG WARUNGKIARA SURADE CIRACAP KELAPANUNGGAL GEGERBINTUNG SUKABUMIBARAT SUKABUMITIMUR KADUPANDAK PACET PAGELARAN CIBINONG CIBEBER CUGENANG

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

48


Kabupaten /Kota BEKASI BANDUNG PotensiTerjadiGerakan Tanah Menengah BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Tinggi MenengahTinggi MenengahTinggi

No

Propinsi

Kecamatan CIANJUR SUKARESMI TAKOKAK SUKALUYU KARANGTENGAH BOJONGPICUNG MANDE AGRABINTA SINDANGBARANG NARINGGUL CAMPAKA CIDAUN CIKALONGKULON WARUNGKONDANG SUKANEGARA TANGGEUNG CIBARUSAH GUNUNGHALU CILILIN CIPONGKOR SUKAJADI CIEMBUNYING BAGUTARA SINDANGKERTA PARONGPONG

MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah KALER Menengah

MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang KERTASARI Menengah BANJARAN Menengah ARJASARI Menengah PANGALENGAN Menengah IBUN Menengah CIKALONGWETAN MenengahTinggi LEMBANG MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang CIMENYAN Menengah CILENGKRANG Menengah CIDADAP MenengahTinggi NGAMPRAH Menengah PADALARANG BAG Menengah UTARA CIMAHIUTARA MenengahTinggi CISARUA MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang CIKANCUNG Menengah CIWIDEY MenengahTinggi CIPEUNDEUY MenengahTinggi CIPATAT MenengahTinggi BATUJAJAR Menengah CICALENGKA Menengah

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

49


Kabupaten /Kota GARUT KARAWANG PotensiTerjadiGerakan Tanah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang Menengah BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang Menengah BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah

No

Propinsi

Kecamatan SOREANGBAGSELATAN PASEH PACET PASIRJAMBU BALUBURLIMBANGAN SLAWI LEUWIGOONG MALANGBONG CIBATU KADUNGORA SUKAWENING CIBIUK LELES WANARAJA TAROGONG BANYURESMI KARANGPAWITAN GARUT SAMARANG CILAWU CISURUPAN BAYONGBONG PAMULIHAN CIBALONG PAKENJENG PEUNDEUY CISEWU PAMEUNGPEUK CIKELET CIKAJANG BUNGBULANG BANJARWANGI SINGAJAYA TALEGONG CISOMPET PANGKALAN TELUKJAMBE

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

50


Kabupaten /Kota PURWAKARTA SUBANG SUMEDANG TASIKMALAYA PotensiTerjadiGerakan Tanah

No

Propinsi

Kecamatan WANAYASA PLERED SUKATANI MANIIS JATILUHUR PURWAKARTA PASAWAHAN BOJONG TEGALWARU CAMPAKASELATAN DARANGDAN CIJAMBE SAGALAHERANG

MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang SUBANGBAGSELATAN Menengah KALIJATIBAGSELATAN MenengahTinggi CIPEUNDEUY BAG Menengah SELATAN CISALAK Menengah BerpotensiBanjirBandang TANJUNGSIANG Menengah JALANCAGAK MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang CIBOGOBAGSELATAN MenengahTinggi TOMOBAGSELATAN MenengahTinggi CADASNGAMPAR MenengahTinggi SUMEDANGSELATAN Menengah TANJUNGSARI Menengah SUMEDANGUTARA Menengah PASEH MenengahTinggi CONGGEANG MenengahTinggi BUAHDUA MenengahTinggi TANJUNGKERTA WADO CIBUGEL SITURAJA DARMARAJA CIMANGGUNG CIMALAKA RANCAKALONG TANJUNGSARI BANTARKALONG SODONGHILIR CIBALONG TARAJU CIGALONTANG LEUWISARI SALAWU SALOPA MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi MenengahTinggi

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

51


Kabupaten /Kota CIAMIS PotensiTerjadiGerakan Tanah MenengahTinggi Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang BAG. Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah Menengah

No

Propinsi

Kecamatan CIKATOMAS CIAWI PAGARAGEUNG JEMANIS CISAYONG INDIHIANG CIBEUREUM SELATAN TANJUNGJAYA MANONJAYA CINEAM PANCATENGAH CIKALONG CIPATUJAH BOJONGGAMBIR KAWALUBAG.SELATAN SUKARAJA KARANGNUNGGAL LANGKAPLANCAR SUKADANA PANAWANGAN PANUMBANGAN PANJALU CIJEUNGJING RAJADESA JATINAGARA RANCAH CIKONENG CIPAKU SADANANYA CIHAURBEUTI TAMBAKSARI BANJAR PAMARICAN BANJARSARI CIAMIS PADAHERANGBARAT PATURUMAN

PANGANDARAN BAG. Menengah UTARA CIMARAGAS MenengahTinggi CISAGA Menengah CIJULANG Menengah

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

52


Kabupaten /Kota MAJALENGKA KUNINGAN CIREBON PotensiTerjadiGerakan Tanah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang Menengah BAG Menengah Menengah MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi Menengah BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah BerpotensiBanjirBandang Menengah

No

Propinsi

Kecamatan CIMERAK PARIGI KALIPUCANG CIGUGUR TALAGA MAJALENGKA JATIWANGI SELATAN LEUWIMUNDING MAJA ARGAPURA LEMAHSUGIH SUKAHAJI RAJAGALUH BANTARUJEG CIKIJING CILIMUS SUBANG SELAJAMBE GARAWANGI CIDAHU PASAWAHAN CIWARU KARAMATMULYA CIGUGUR JALAKSANA LEBAKWANGI CIAWIGEBANG

Menengah MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang MANDIRACAN Menengah CINIRU Menengah KADUGEDE Menengah LURAGUNG Menengah DARMA Menengah CIBINGBIN Menengah KARANG SEMBUNG BAG. Menengah SELATAN BEBERBAG.UTARA Menengah LEMAHABANG BAG. Menengah SELATAN SUMBER MenengahTinggi WALEDBAG.SELATAN Menengah SEDONGBAG.SELATAN Menengah

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

53

Keterangan
Menengah Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zonainidapatterjadigerakantanahjikacurahhujandiatasnormal,terutamapada daerahyangberbatasandenganlembah,sungai,gawir,tebingjalanataujikalereng mengalamigangguan. Tinggi DaerahyangmempunyaipotensiTinggiuntukterjadiGerakanTanah.PadaZonaini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanahlamadapataktifkembali. Sumber:PUSATVULKANOLOGIDANMITIGASIBENCANAGEOLOGI

GambarIV.3 PetaPrakiraanTitikPotensiterjadiLongsordiJawaBarat

1. NilaiRisikoberbagaiAncamanBahayadiProvinsiJawaBarat Berdasarkan pemetaan terhadap ancaman bahaya tersebut di atas, serta dengan melakukanoverlaytingkatkerentanandankapasitasyangada,makasecaraumumnilairisiko terhadap bencana yang akan ditimbulkan adalah sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Nilairisikoyangdigambarkanpadagrafikdibawahinimerupakannilairisikorelatifdiantara berbagaiancamanbahayayangadadiProvinsiJawaBarat.Makintingginilairisiko,makamakin
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 54

tinggipulapotensikerugianyangakanditimbulkanolehancamanbahayatersebut.Padatabel tersebut,terlihatancamanbahayagempabumi,gerakantanahdanwabahpenyakitmempunai nilairisikoyangtertinggi.


GambarIV.4 GrafikNilaiRisikoBerbagaiAncamanBahayadiProvinsiJawaBarat 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0

ProvinsiJawaBarat

NilaiRisiko

FaktorRisiko
IV.1.2. POTENSIBENCANAALAMDIPROVINSIJAWATENGAH 1. BencanaGunungBerapi Jawa Tengah memiliki potensi bencana gunung berapi yang dihasilkan dari Gunung Dieng,GunungSlametdanGunungMerapi(Sumber:PVMBGBadanGeologi),yangberstatus aktifnormal. 2. BencanaBanjir Potensi rawan banjir dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: tinggi, menengah, rendah dan aman. Keempat kelompok rawan banjir di Jawa Tengah dapat dilihatpadaPetaRawanBanjirsebagaimanaGambar2dibawahini. ProvinsiJawaTengahtidakmemilikidaerahyangberpotensibanjirdenganKategori Tinggi.Namundemikian,potensibencanabanjirsesuaidengantingkatdibawahnyaadalah: Kategori Menengah di wilayah Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap; sedangkan
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 55

Kategori Rendah berada di wilayah Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Kalibagor, Kabasen, Sokaraja, Kamagede, Bantarkawung, Somagede, Bumiayu, Cipari, Kawunganten, Paguyangan, Sirampog, Cipari, Kawang Gantung, Kroya, Majenang, Nusawungu, Sampang, Kroya, Majenang, Dempet, Gajah; yang tersebar di empat kabupaten: Kabupaten Brebes, KabupatenBanyumas,KabupatenCilacapdanKabupatenDemak.
GambarIV.5 PetaPrakiraanPotensiBanjirdiJawaTengah

3. BencanaGempaBumi Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta dan sekitarnya terletak pada lintasan patahan yang memang rawan gempa. Kabupaten Bantul di Jogyakarta dan KabupatenKlatendiJawaTengah,tepatberadapadalintasangarispatahanSesarOpak(Opak Creek),salahsatuformasigeologisterpentingdidaratanPulauJawa. Di bawah ini adalah peta citra satelit (dari ketinggian 31,7 kilometer) yang meliputi daerahJogyakartadanJawaTengah,sertagambarangrafisdariperistiwagempabumidahsyat yangmelandakeduadaerahtersebutpadatanggal27Mei.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

56


GambarIV.6 Petacitrasatelit(dariketinggian31,7kilometer) daerahJogyakartadanJawaTengah

4. BencanaGerakanTanah
TabelIV.3 WilayahPotensiGerakanTanahdiProvinsiJawaTengahBulanOktober2009
No 1 PROPINSI JAWATENGAH KABUPATEN CILACAP BOYOLALI KECAMATAN DAYEUHLUHUR WANAREJA MAJENANG JERUKLEGI CIMANGGU SIDAREJA CILACAPBAGUTARA CIMANGGU KAWUNGANTENBAGIANATAS KARANGPUCUNG CIPARI KASUGIHANBAGIANUTARA SELO CEPOGO KLEGOBAGIANBAWAH AMPEL POLANHARJOBAGTIMUR ANDONGBAGTIMUR KARANGGEDE POTENSIGERAKAN TANAH MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

57


POTENSIGERAKAN TANAH Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Berpotensi Banjir Bandang MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN TEGAL MAGELANG

KECAMATAN SIMOBAG.UTARA NOGOSARIBAG.UTARA WONOSEGOROBAGIANBARAT MUSUKBAG.BARAT BUMIJAWA BOJONG SURADADIBAGSELATAN JATINEGARA MERGASARI KEDUNGBANTENG SURADADIBAGSELATAN PANGKAH PAGERBARANG LEBAKSIU WARUREJABAG.SELATAN BALAPULANG KAJORAN PAKIS WINDUSARI KALIANGKRIK SALAMAN BOROBUDUR DUKUNBAG.TIMUR SAWANGANBAGIANTIMUR NGABLAK GRABAGBAG.TIMUR SRUMBUNGBAGIANTIMUR

BANYUMAS PURWOKERTO

BANYUMAS KEBASEN AJIBARANG LUMBIR SOMAGEDE KALIBAGOR JATILAWANG PATIKRAJA SUMPIUH TAMBAK BATURADEN SUMBANG KEMRANJEN WANGON KARANGLEWAS KEDUNGBANTENG CILONGOK RAWALO PURWOJATI PEKUNCEN GUMELAR PURWOKERTOBAG.TENGAH

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

58


POTENSIGERAKAN TANAH PURWOKERTO BARAT BAG. Menengah TENGAH WONOTUNGGAL MenengahTinggi REBAN MenengahTinggi TULIS Menengah BLADO MenengahTinggi BANDAR MenengahTinggi TERSONO MenengahTinggi BAWANG MenengahTinggi LIMPUNG Menengah SUBAH Menengah GRINGSINGBAGSELATAN Menengah KALIWUNGUBAG.SELATAN MenengahTinggi SUKOREJOBAGBARAT Menengah BRANGSONGBAGSELATAN Menengah WELERIBAGBARAT Menengah PEGERUYUNG MenengahTinggi PATEHAN MenengahTinggi PLANTUNGAN MenengahTinggi GEMUHBAG.SELATAN Menengah SINGOROJO MenengahTinggi LIMBANGAN MenengahTinggi BOJA MenengahTinggi GEBOGBAGUTARA MenengahTinggi DAWE Menengah KECAMATAN JEKULOBAG.UTARA KALORANBAGIANUTARA KANDANGANBAGIANATAS PARAKAN NGADIREJO KRANGGANBAGTENGAH BULU TEMANGGUNGBAG.TENGAH TEMBARAKBAG.TENGAH TRETEP CANDIROTO JUMO KEMALANGBAG.UTARA Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Berpotensi Banjir Bandang Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN

BATANG KENDAL KUDUS TEMANGGUNG KLATEN

PEKALONGAN

KARANGDOWOBAGTIMUR BAYATBAG.BARAT WEDIBAG.TIMUR KANDANGSERANG PETUNGKRIONO KAJENBAGIANSELATAN KARANGABAG.SELATAN DOROBAG.SELATAN PANINGGARAN TALUN

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

59


POTENSIGERAKAN TANAH LEBAKBARANG MenengahTinggi KESESIBAGIANSELATAN MenengahTinggi SEMARANG SELATAN BAG Tinggi BARAT KECAMATAN SEMARANG TENGAH BAG BARAT CANDISARI NGALIYANBAGSELATAN MIJEN BAGIAN TIMUR DAN BARAT GUNUNGPATI GAJAHMUNGKUR BANYUMANIK TEMBALANG UNGARAN KLEPU BAGIAN BARAT DAN TIMUR AMBARAWABAG.UTARA PRIANGUS BAWENBAG.TIMUR SOMOWONO BANYUBIRU GETASANBAG.SELATAN TENGARANBAGIANSELATAN BRINGIN SUSUKAN SURUH BAGIAN UTARA DAN SELATAN BENER BRUNO GEBANGBAG.UTARA LOANO PITURUHBAGIANUTARA PURWOREJOBAGIANTIMUR BAGELEN KEMIRIBAG.UTARA KALIGESING SAPURAN KEJAJAR WATUMALANG LEKSONO GARUNGANBAGUTARA MOJOTENGAHBAGIANBARAT KALIKAJARBAGIANTIMUR WONOSOBOBAGBARAT KERTEKBAG.TIMUR KEPIL WADASLINTANG KALIWIRO KARANGKOBAR WANADADI BANJARNEGARA Tinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN KOTA SEMARANG SEMARANG PURWOREJO WONOSOBO BANJARNEGARA

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

60


POTENSIGERAKAN TANAH MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN

KECAMATAN SUSUKANBAGIANSELATAN WANAYASA PURWONEGORO PURWOREJO KLAMPOK BAG. SELATAN MANDIRAJA BAWANG BANJARMANGU KALIBENING BATUR PAGENTAN RAKIT MADUKARA PEJAWARAN SIGALUH PUNGGELAN JATIPURO GONDANGREJO MOJOGEDANGBAGIANBARAT KARANGANYAR BAGIAN UTARA KERJOBAGIANTIMUR KEBAK KRAMAT BAGIAN TENGAH KARANG PANDAN BAG UTARA DANSELATAN MATESIHBAG.TIMUR JUMANTORO NGARGOYOSO JATIYOSO JENAWI JUMAPOLO NGARGOYOSOBAG.TENGAH TAWANGMANGU KARANGREJO REMBANG MREBET BOJONGSARI PENGADEGAN BOBOTSARI BUKATEJA KEJOBONG PURBALINGGA KUTASARI KALIGONDONG KARANGANYAR KARANGMONCOL BELIK MOGA BOCEH WATUKUMPUL PULOSARI

KARANG ANYAR PURBALINGGA PEMALANG

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

61


POTENSIGERAKAN TANAH BANTARBOLANG Menengah SIRAMPOG MenengahTinggi SALEM MenengahTinggi BANJARHARJABAGSELATAN MenengahTinggi TONJONG MenengahTinggi PAGUYANGAN MenengahTinggi LARANGANBAGSELATAN MenengahTinggi BUMIAYU MenengahTinggi KETANGGUNGAN BAG MenengahTinggi SELATAN BANTARKAWUNG MenengahTinggi SEMPORBAG.UTARA MenengahTinggi ROWOKELEBAGIANUTARA Menengah ALIAN Menengah KARANGANYARBAGBARAT Menengah PEJAGOANBAG.ARA Menengah SRUWENGBAG.UTARA Menengah KEBUMENBAGBARAT Menengah KARANGGAYAM Menengah BUAYAN BAG TENGAH DAN Menengah SELATAN AYAH Menengah SADANG Menengah KRADENAN MenengahTinggi KECAMATAN RANDUBLATUNG BAGIAN MenengahTinggi UTARADANSELATAN JATI MenengahTinggi KUNDURANBAGSELATAN SAMBONGBAGIANTIMUR JEPONBAGIANSELATAN BANJAREJOBAGIANTIMUR TODANANBAGIANTENGAH Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN BREBES KEBUMEN BLORA GROBOGAN JEPARA

GABUSBAGUTARA&SELATAN MenengahTinggi KRADENAN BAG UTARA & MenengahTinggi SELATAN PULOKULONBAGIANSELATAN MenengahTinggi GEYERBAG.TIMUR Menengah WIROSARIBAGIANUTARA Menengah TAWANGHARJO BAGIAN Menengah UTARA KLAMBUBAGUTARA Menengah BRATIBAGIANUTARA GROBOGANBAGIANUTARA KELING MAYONG BANGSRI MLONGGO NALUMSARI BATEALIR Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

62


POTENSIGERAKAN TANAH Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN PATI SUKOHARJO SRAGEN WONOGIRI KODYASURAKARTA REMBANG

KECAMATAN G.MUNGKAL GEMBONG CLUWAK DUKUHSETIBAGIANBARAT TLOGOWUNGU KAYENBAGSELATAN MARGOREJOBAGUTARA SUKOLILOBAGIANSELATAN BULUBAGSELATAN TAWANGSARI BAG SELATAN& BARAT WERUBAGUTARA&SELATAN GONDANG SUMBER LAWANG BAGIAN UTARA MIRIBAGSELATAN KALIJAMBE GESI KARANGMALANG BAG. TENGAH SAMBIREJO TANGEN JENAR KARANGTENGAH PARANGGUPITO PRACIMANTORO BATUWARNO EROMOKO BATURETNO GIRITONTRO WURYANTORO GIRIMARTO JATIPURNO BULUKERTO TIRTOMOYO KISMANTORO PURWANTORO GIRIWOYO SELOGIRI NGUNTORONADI BAGIAN SELATAN SIDOHARDJOBAGSELATAN WONOGIRI NGADIREJOBAGIANBARAT SLOGOHIMO MANYARAN JEBRESBAGIANUTARA BANJARSARIBAGIANUTARA SLUKE KRAGAN SALE

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

63


POTENSIGERAKAN TANAH Tinggi MeneengahTinggi Menengah Menengah Menengah Menengah

No

PROPINSI

KABUPATEN

KECAMATAN SUMBERBAGTENGGARA BULUBAGBARAT LASEMBAG.UTARA SARANGBAG.BARAT SEDANBAGBARAT GUNEM

Keterangan:
Menengah Daerah yang mempunyai Potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama padadaerahyangberbatasandenganlembahsungai,gawir,tebingjalanataujika lerengmengalamigangguan. Tinggi Daerah yang mempunyai Potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona ini Gerakan Tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakantanahlamadapataktifkembali.

TabelIV.4 WilayahPotensiGerakanTanahdiProvinsiDIY BulanOktober2009


No 1 PROPINSI DIY KABUPATEN SLEMAN KULONPROGO BANTUL GUNUNGKIDUL POTENSIGERAKAN TANAH TURIBAG.UTARA MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang PAKEMBAGIANUTARA MenengahTinggi BerpotensiBanjirBandang CANGKRINGAN BAGIAN MenengahTinggi UTARA BerpotensiBanjirBandang GIRIMULYO MenengahTinggi KOKAP MenengahTinggi KECAMATAN KALIBAWANG TEMONBAGUTARA NANGGULAN BAG BARAT PENGASIH SAMIGALUH KRETEKBAGIANTIMUR PUNDONG BAGIAN SELATAN PLERETBAGTIMUR IMOGIRI PIYUNGAN DLINGO PATUK MenengahTinggi Menengah Menengah Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi Menengah MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi MenengahTinggi

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

64


POTENSIGERAKAN TANAH NGLIPAR MenengahTinggi TEPOS MenengahTinggi PALIYAN Menengah RONGKOPBAGTENGAH Menengah SEMANU Menengah KARANGMOJO BAG Menengah TIMUR NGAWEN MenengahTinggi SEMINBAG.SELATAN Menengah PONJONG Menengah PLAYENBAG.BARAT Menengah KECAMATAN

No

PROPINSI

KABUPATEN

Keterangan:
Menengah Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama padadaerahyangberbatasandenganlembahsungai,gawir,tebingjalanataujika lerengmengalamigangguan. Tinggi DaerahyangmempunyaipotensiTinggiuntukterjadiGerakanTanah.PadaZona ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakantanahlamadapataktifkembali.


RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 65


GambarIV.7 PetaPrakiraanWilayahPotensiterjadiGerakanTanahdiJawaTengah

IV.2. BELAJARDARIPERISTIWABENCANAGEMPABUMISELATANJAWABARAT Gempa bumi yang melanda Selatan Jawa Barat memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah. Pelajaran pertama yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah tidak tersedianya early warning system atau peringatan dini bencana. untuk mendeteksi tandatanda dini terjadinya bencana.Kesadarantentangperlunyahardwaresistemperingatandinimulaimengemukapasca tsunami di Provinsi Aceh pada akhir tahun 2004. Sistem peringatan dini juga dipasang di daerah gunung berapi, khususnya di daerahdaerah yang diperkirakan memiliki potensi bencana alam tinggi. Khusus untuk tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengoperasikan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang dikenal sebagai InaTEWS (Indonesia TsunamiEarlyWarningSystem),yangmemilikikemampuanmenciptakanalert5menitsetelah terjadinyagempa. Pelajaran kedua adalah pentingnya pemahaman dan kemampuan mengidentifikasi faktorfaktor penyebab bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, menggunakan kearifan lokal. Secara turun temurun, masyarakat Indonesia mewarisi kearifan lokal melalui legendadanbudayamasyarakatsetempat.Sebagaicontoh,masyarakatpulauSimeuleubanyak

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

66

yangselamatdariterjangantsunamidiProvinsiAceh,karenacaramenyelamatkandiridariair pasangtelahditanamkanmelaluikesenianlokalsecaraturuntemurun. Pelajaran ketiga adalah pentingnya pemahaman mengenai penanggulangan dan mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan daerah, sesuai potensi kebencanaan di daerah masingmasing seperti diamanatkan dalam Undang Undang no. 24 tahun2007tentangPenanggulanganBencana. IV.3. PERUBAHANPARADIGMAPENANGGULANGANBENCANA

IV.3.1. REFORMASIPERANGKATPERATURANDANKELEMBAGAAN Upaya pemerintah untuk penyelenggaraan penanggulangan becana secara holistic (menyeluruh), terintegrasi dan dengan pendekatan yang sistematis dapat ditandai dengan terbitnya Undang Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta peraturanturunannya,yaitu: 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang PenyelenggaraanPenanggulanganBencana; 2. PeraturanPemerintahRepbulikIndonesianomor22tahun2008tentangPendanaandan PengelolaanBantuanBencana; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana;dan 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional PenanggulanganBencana. Selain itu, secara sektoral telah diterbitkan pula undangundang yang juga memberikan pengaturanterkaitdenganupayamitigasibencana,yaitu: 1. UndangUndangRepublikIndonesianomor26tahun2007tentangPenataanRuang; 2. UndangUndangRepublikIndonesianomor27tahun2007tentangPengelolaanWilayah PesisirdanPulauPulauKecil. Beberapa prinsip pergeseran paradigma yang menjiwai makna dari UU nomor 24 tahun 2007adalahbahwapenangananbencana;(1)tidaklagibersifatreaktifakantetapiharuslebih mengarah pada preventif dan direncanakan secara holistic dan terintegrasi; (2) tidak hanya difokuskanpadapenanganantanggapdaruratakantetapiharusmulaidilakukansejakdiniatau
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 67

bahkan sejak belum terdapat pontensi bencana, sehingga focus bergeser ke arah upaya pengurangan risiko bencana; (3) tidak lagi hanya ditangani oleh pemerintah pusat secara sentralistik, akan tetapi merupakan urusan dan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan,termasukmasyarakat,yangdilaksanakansecaradesentralisasi. Reformasi kerangka peraturan tersebut selanjutnya diikuti dengan reformasi kelembagaandibidangpenanggulanganbencanasesuaimandatdalamUndangundangnomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada awal tahun 2008 BNPB dibentuk sebagai pengganti Bakornas Penanggulangan Bencana (PB), untuk melaksanakan fungsi koordinasi, komando dan pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulanganbencana. Sejalan dengan dibentuknya BNPB di tingkat nasional, kelembagaan di tingkat provinsi sertakotadankabupatenjugamengalamiperubahansesuaiamanatUndangundangnomor24 tahun 2007 yang selanjutnya pembentukan di tingkat daerah diatur melalui: (1) Peraturan MenteriDalamNegerinomor46tahun2008tentangPedomanOrganisasidanTataKerjaBadan Penanggulangan Bencana Daerah, dan (2) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Penanggulangan Benacana Daerah. Berdasarkan peraturan tersebut; maka setiap provinsi diwajibkan untuk membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi, sedangkan pemerintah kota/kabupaten dapat membentuk BPBD Kota/Kabupaten berdasarkan tingkat ancaman bahaya yang ada. Peraturan tersebut juga mengatur struktur organisasi, tata kerja, tanggung jawab dan kewenangan, serta tugas dan fungsi BPBD Provinsi dan BPBD Kota/Kabupaten. Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu provinsi yang sampai saat ini belum membentuk BPBDProvinsi. Dalam upaya memberikan wadah bagi partisipasi para pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non pemerintah, masyarakat dan swasta, maka Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana mengatur adanya suatu forumyangmeliputiseluruhunsurpemangkukepetingantersebutyang dikordiniroleh BNPB di tingkat nasional serta BPBD di tingkat daerah. Keberadaan forum tersebut lebih ditujukan untuk melakukan upayaupaya terkait pengurangan risiko bencana. Pembentukan forum ini juga merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana yang dilakukan di tingkat global, di mana saat ini lebih dari 60 negara di dunia telah mempunyai Forum Pengurangan Risiko Bencana. Di tingkat nasional, pada awal tahun 2009 telah dibentuk Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang dicanangkan oleh Kepala BNPB dengan anggota nya terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, organisasi non
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 68

pemerintah, dunia usaha, media, perguruan tinggi serta lembaga internasional serta lembaga asingnonpemerintah. IV.3.2. PERENCANAANPENANGGULANGANBENCANA

Sebagaimana diamanatkan di dalam Undangundang nomor 24/2007, upaya penyelenggaraanpenanggulanganbencanameliputi3(tiga)tahapkegiatan:(1)prabencana,(2) saattanggapdarurat,dan(3)pascabencana.Upayapenyelenggaraanprabencanadimulaibaik untuksituasitidakterjadibencanamaupundalamsituasiterdapatpotensiterjadinyabencana. PenyelenggaraanPBdalamsituasitidakterdapatpotensibencanameliputi: 1. PerencanaanPenanggulanganBencana(RPB); 2. PenguranganRisikoBencana; 3. Pencegahan; 4. Pemaduandalamperencanaanpembangunan; 5. Persyaratananalisisrisikobencana; 6. Pelaksanaandanpenegakanrencanatataruang; 7. PendidikandanPelatihan,serta 8. Persyaratanstandarteknispenanggulanganbencana. Adapundalamsituasiterdapatpotensiterjadibencanameliputi: 1. Kesiapsiagaan; 2. Peringatandini,dan; 3. Mitigasibencana. BNPB menyusun Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 20102014, yang merupakanrencananasionalpertamauntukpenanggulanganbencanasesuaiamanatUndang undang nomor 24 tahun 2007. Bappenas berkoodinasi dengan BNPB serta didukung oleh lembagadonorinternasionalmenyusunRencanaAksiPenguranganRisikoBencana(RANPRB) 20102012. RAN PRB disusun berdasarkan pokokpokok kebijakan dalam Undangundang nomor24tahun2007danPeraturanPemerintahnomor21tahun2008dankesepakatanglobal yang tertuang dalam Kerangka Aksi Hyogo PRB (Hyogo Framework for Action/ HFA) tahun 20052015. Kedua rencana ini akan dintegrasikan ke dalam sistem perencanaan

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

69

pembangunan nasional sehingga selanjutnya Pemerintah dan pemerintah daerah secara konsistendapatmemasukkankedalamsistempenganggaran.
GambarIV.8 RencanaPenanggulanganBencanadanRencanaAksiPRB dalamKerangkaSistemPerencanaanPembangunanNasionaldanDaerah
Rencana Jangka Panjang (20 Tahun)
RPJP NASIONAL

Rencana Jangka Menengah (5 tahun)


RPJM NASIONAL

Rencana Strategis Sektoral (5 tahun)

Rencana Aksi PRB (3 Tahun)

Rencana Tahunan
RKP NASIONAL

RENSTRA K/L RTRW NASIONAL RPB NASIONAL RAN PRB RENJA K/L

RPJP PROVINSI

RPJM PROVINSI RENSTRA SKPD PROV

RKPD PROVINSI

RTRW PROVINSI

RPB PROVINSI

RAD PRB PROVINSI

RENJA SKPD PROVINSI

RPJP KAB/KOTA

RPJM KAB/KOTA RENSTRA SKPD K/K

RKPD KAB/KOTA

RTRW KAB/KOTA

RPB KAB/KOTA

RAN PRB KAB/KOTA

RENJA SKPD KAB/KOTA

IV.4.
Sumber:Bappenas,2009

MitigasiRisikoBencana Undangundang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan mitigasi sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Pasal 47 Undangundang nomor 24 tahun 2007 menyatakan bahwa mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang beradapadakawasanrawanbencana.Kegiatanmitigasibencanadilakukanmelalui: 1. Pelaksanaanpenataanruang; 2. Pengaturanpembangunan,pembangunaninfrastruktur,tatabangunan; 3. Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensionalmaupunmodern.
70

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

IV.4.1. UPAYASTRATEGISMITIGASIBENCANA 1. Mengembangkanbudayakeselamatan Pengembangan budaya keselamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranyadenganmelakukanpengendalianpemanfaatanruang,investasipublikuntuk pembangunan prasarana yang memenuhi standar teknis kekuatan bangunan bagi keselamatan publik, serta mempersiapkan masyarakat dengan pengetahuan mengenai caracara penyelamatan diri ketika tandatanda bahaya akan terjadinya bencana dapat dikenali. Pengembangan budaya keselamatan memerlukan perubahan pola pikir dan perilakuyangperluditanamkansedinimungkin,padasituasiterdapatpotensiterjadinya bencana. 2. Pemahamanmengenaisifatbencana a. b. c. d. e. 3. Bagaimanabahayabencanamuncul Kemungkinanterjadidanbesarnya Karakteristikfisikkerusakan Kegiatanyangpalingrentanterhadapancamanbencana Konsekuensikerusakan Mentargetkanmitigasipadalokasiyangpalingrentan Prioritas mitigasi ditargetkan pada lokasi pelayanan publik, yang diperkirakan rentan terhadap dampak bencana. Menandai faktor penyebab bencana dimasa lampau dapatmenjadipetunjukuntukmelakukanupayamitigasi. 4. TingkatKeretanan Penilaian kerentanan merupakan aspek penting dari perencanaan mitigasi yang efektif.Upayamitigasiharusditargetkanpadalokasidankomponenkegiatanmasyarakat yangdapatmendorongpotensibahayamenjadisumberbencana.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

71

IV.4.2. UPAYA MITIGASI DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TERKAIT DENGAN ANCAMANBAHAYA 1. BanjirdanBahayaBahayaAir 2. Penetapan zona banjir sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang dan pengendalianpemanfaatanruang Rekayasa bangunan di dataran banjir untuk menahan rembesan, kekuatan aliranairdangenanganbanjir GempaBumi Penetapanzonabahayagempasebagaidasarpenyusunanrencanatataruang danpengendalianpemanfaatanruang Rekayasa konstruksi bangunan untuk menahan kekuatan gerakan dan getaran gempa bumi, melalui penerapan peraturan konstruksi bangunan sipiltahangempa 3. Memperkuatstrukturbangunanstrategisyangsudahadadantelahdikenali rentanterhadappotensibahayaakibatgempa LetusanGunungBerapi 4. Penetapan zona bahaya letusan gunung berapi sebagai dasar penyusunan rencanatataruangdanpengendalianpemanfaatanruang Penataan lokasi kegiatan strategis pada lerenglereng gunung berapi yang berpotensimenjadikanalalairanlava Rekayasa konstruksi bangunan tahan api dan tahan beban tambahan debu gunungapi InstabilitasTanah 5. Penetapan zona instabilitas tanah sebagai dasar perencanaan permukiman danprasaranastrategislainnya Rekayasakonstruksibangunanuntukmenahanataumengakomodirpotensi gerakantanah Relokasikawasanhuniandanprasaranabiladiperlukan Rekayasakonstruksibangunanberdasarkanpemantauaniklimmikrountuk menahan kekuatan angin terutama untuk bangunan strategis dan kawasan hunian 6. Pemilihan jenis vegetasi yang tepat untuk menahan kekuatan angin, termasukpenyediaanhutankota BahayabahayaTeknologi
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 72

AnginKencang

Penetapan zona kawasan industri manufaktur dan rekayasa teknologi yang berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan dalam rencana tata ruang 7. Menetapkan syarat teknis pengendalian pencemaran dan pembuangan limbahB3 Menetapkan syarat penyelenggaraan evakuasi pekerja dan penduduk disekitarlokasisumberpencemaran KekeringandanDesertifikasi IV.5. KESIAPSIAGAAN Sebagaimana kebijakan dan strategi nasional saat ini, upaya penanggulangan bencana lebih dititikberatkan pada upaya sebelum terjadinya bencana, yang salah satunya adalah kegiatankesiapsiagaan.Kesiapsiagaanmerupakanserangkaiankegiatanyangdilakukanuntuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (pelatihan, gladi, penyiapan sarana dan prasarana, SDM, logistik dan pembiayaan). Dengan Kesiapsiagaan yang tepat diharapkan upaya penanggulangandapat dilakukanlebihcepatdantepat,sehinggadapatmeminimalisirjumlahkorbandankerusakan. Kesiapsiagaan menghadapi bencana sebaiknya dilakukan oleh seluruh pihak, baik pemerintah,duniausahamaupunmasyarakat. Kesiapsiagaanbencanadilakukanmelalui: Perlindunganbadandanbangunanairsertamekanismepembagianair Pengendalian erosi melalui pengendalian penebangan hutan , bangunan air danpolapertanian Pengendalianpertumbuhanpermukimandisekitardaerahaliransungai

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Penyusunandanujicobarencanapenanggulangankedaruratanbencana; Pengorganisasian,pemasangan,danpengujiansistemperingatandini; Penyediaandanpenyiapanbahanpasokanpemenuhankebutuhandasar; Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat; Penyiapanlokasievakuasi; Penyusunandataakurat,informasi,danpemutakhiranprosedurtetaptanggapdarurat bencana;

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

73

7.

Penyediaandanpenyiapanbahan,barang,danperalatanuntukpemenuhanpemulihan prasaranadansarana.

Peringatan dini dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangirisikoterkenabencanasertamempersiapkantindakantanggapdarurat.Peringatan dinidilakukanmelalui:

1. 2. 3. 4. 5.

Pengamatangejalabencana Analisishasilpengamatangejalabencana Pengambilankeputusanolehpihakyangberwenang Penyebarluasaninformasitentangperingatanbencana; Pengambilantindakanolehmasyarakat.

Masyarakat juga harus turut dalam kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

rencanapenanggulangankedaruratanbencana, pengorganisasianmasyarakat, sistemperingatandini, penyediaandanpenyiapanbarang/bahanpemenuhankebutuhandasar, mekanismetanggapdarurat, penyiapanlokasievakuasi,dan memberiprioritasterhadapkelompokrentan

Permasalahan yang seringkali terungkap dalam aksi penanggulangan bencana adalah kurangnya informasi mengenai aspek kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat belum memadai dalam mekanisme kesiapsiagaan bencana,terutamamasyarakatyangberadadidaerahterisolir. Pemahaman bahwa bencana alam dapat dipantau namun belum sepenuhnya dapat diramalkan kapan terjadinya, harus dimiliki masyarakat. Pemerintah daerah yang rawan bencana harus melakukan reformasi kerangka kebijakan dan kelembagaan penanggulangan bencana yang mendorong tumbuhnya budaya keselamatan sebagai tanggungjawab bersama
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 74

seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah. Kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan langkah awal pemaduserasian pengurangan risiko bencana kedalam pelaksanaanpemulihanpascabencanadiwilayahProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapdi ProvinsiJawaTimur,yangakanmenjadilandasanpembangunandaerahjangkamenengahdan jangkapanjang.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

75

BABV PRINSIP,KEBIJAKANDANSTRATEGI REHABILITASIDANREKONSTRUKSI

V.1. PRINSIPDASARREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Selaras dengan uraian pada Bab IV mengenai potensi bencana alam, pembelajaran dari peristiwagempabumitanggal2September2009diwilayahselatanProvinsiJawaBarat,serta perubahan paradigma penanggulangan bencana berdasarkan Undang Undang No. 24 tahun 2007tentangPenanggulanganBencana;makadenganpertimbanganbahwadampakkerusakan sangatdominanpadakomponenperumahan,sertaakanmemberikandampakbagikehidupan sosialekonomimasyarakatkorbanbencana,kegiatanrehabilitasidanrekonstruksidiProvinsi JawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengahmengutamakanprinsipprinsipdasar sebagaiberikut: 1. Menggunakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai sebagai sarana membangun komunitas, membuka lapangan kerja dan menstimulasi ekonomi masyarakat; dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan jangka menengahdanpanjangdenganpendekatanpenguranganrisikobencana; 2. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup; mitigasi, kesiapsiagaan danpenguranganrisikobencana; 3. 4. Dilaksanakan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, sehingga kegiatan pembangunanperlumemperhatikandampakjangkapanjang; Dilaksanakan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat masa kini tanpamengurangikemampuangenerasimasadepanmemenuhikebutuhannya;

5.

Dilaksanakandenganmemperhatikanaspekkehidupansosialdanekonomimasyarakat korban bencana dengan pendekatan kesetaraan gender, dan dengan lebih memperhatikankelompokrentanseperti:penyandangcacat,miskin,keluargaorangtua tunggalperempuan,usialanjutdananakyatimpiatu;

6.

Dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal dengan mengedepankan prinsip alokasi ruang yang efisien, mengurangi pencemaran, melaksanakan pola efisiensi yang tinggi dalam penggunaan kembali dan daur ulang sumber daya yang tersedia,danmemanfaatkanenergiterbarukansebagaialternatifsumberenergi;

7. 8.

Dilaksanakandenganpendekatanpengendalianinflasi,terutamainflasiterhadapharga bahanbangunan; Khususuntukkegiatanpemulihankomponenperumahandankomponensosialekonomi masyarakat, keduanya dilaksanakan dengan pendekatan partisipatisi masyarakat, sekaligusmeningkatkanpemahamanmasyarakattentangpenguranganrisikobencana;

9.

Dilaksanakan dengan memperhatikan standar teknis perbaikan lingkungan permukiman di daerah rawan bencana termasuk gempa bumi, termasuk building code dansebagainya,sesuaiperaturanyangberlaku;

10.

Dilaksanakan dengan mengedepankan keterbukaan bagi semua pihak melalui penyediaan informasi yang akurat serta pelayanan teknis, perijinan dan termasuk penyediaanunitpengaduanmasyarakatkorbanbencanadiwilayahProvinsiJawaBarat danKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah;

11. 12.

Dilaksanakandenganmekanismepenyalurandanayangberpedomankepadaperaturan danperundangundanganyangberlaku; Dilaksanakan terutama oleh Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya, melalui koordinasi yang efektif dan kerjasama antar pihak lintas sektor, dengan mekanisme pemantauan dan pengendalian sesuai peraturan dan perundangundangan yang berlaku;

13.

Dengan pertimbangan skala dan dampak kerusakan yang ditimbulkan, kegiatan pemulihan dilaksanakan selama 2 tahun anggaran; yaitu dimulai dengan kegiatan persiapan pada triwulan IV tahun anggaran 2009, selama tahun anggaran 2010 dan berakhirpadatahunanggaran2011.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

77

V.2.

KEBIJAKANUMUMREHABILITASIDANREKONSTRUKSI

V.2.1. SKENARIOREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Skenario pemulihan pascabencana disusun berdasarkan asumsi ketersediaan sumberdaya,terutamasumberdayapembiayaandariPemerintahdanPemerintahDaerah,serta kondisi semula sebelum terjadi bencana. Berdasarkan asumsi tersebut, maka target upaya pemulihandapatdikelompokkankedalamtigaskenarioyaitu: 1. SkenarioI:SumberdayaPembiayaanBerlebih,upayapemulihandiharapkanmampu membangun wilayah secara keseluruhan, tidak terbatas pada sektor kerusakan dan kerugian dan tidak terbatas pada wilayah dan kehidupan masyarakat yang terkena dampakbencanagempabumi. 2. Skenario II: Sumberdaya Pembiayaan Cukup, upaya pemulihan diharapkan mampu melampauistandarpelayananminimalpembangunan,meliputisemuasektorkerugian dan kerusakan di wilayah dan kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana gempabumi. 3. SkenarioIII:SumberdayaPembiayaanKurang,upayapemulihandiprioritaskanpada pemulihanperumahandanpemulihanstandarpelayananminimum,danbantuanuntuk menstimulasiperekonomianmasyarakat. Dalam setiap skenario rehabilitasi dan rekonstruksi, aspek pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan dan pelaksanaan harus diperhatikan, mengingat wilayah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi bencana geologidanklimatologiseperti:letusangunungapi,banjiryangmengakibatkanlongsor,gempa daninstabilitasgerakantanah. V.2.2. RUANGLINGKUPKEBIJAKANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Kegiatanrehabilitasidanrekonstruksipascabencanaalampadaprinsipnyaadalahupaya mengembalikan kondisi dan kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana dan sarana di wilayah yang terkenadampakbencana. Ruanglingkupkebijakanumumrehabilitasidanrekonstruksimeliputi:

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

78

1. 2. 3. 4.

Pemberian bantuan/stimulasi dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk komponenperumahandanpermukimansertakomponenekonomimasyarakat. Pembangunan ulang atau perbaikan fisik berbagai infrastruktur publik untuk memulihkanpelayanankepadamasyarakat. Dukungan peraturan/kebijakan bagi percepatan pemulihan dan upaya lainnya yang dapatmendorongpemulihanekonomimasyarakatdandaerah. Pemberdayaanmasyarakatdalamrangkameningkatkankesiapsiagaan,pencegahandan pengurangan risiko bencana melalui berbagai kegiatan peningkatan pemahaman dan pendidikanuntukmembangunbudayakeselamatanmelaluikearifanlokal.

5.

Dengan pendekatan keselamatan, maka sesuai dengan Undang Undang no. 24 tahun 2007tentangPenanggulanganBencanapasal32,Pemerintahdapatmenetapkandaerah rawanbencanamenjadidaerahterlaranguntukpermukimandan/ataumencabutatau mengurangisebagianatauseluruhhakkepemilikanperoranganatassuatubendasesuai peraturandanperundangundangan.

V.3. STRATEGIUMUMREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Strategi umum pemulihan pascabencana gempa bumi di wilayah selatan Provinsi Jawa Baratditetapkandenganmemperhatikan: 1. 2. 3. 4. Kondisisosial,ekonomidanbudayamasyarakat. Kelestarianlingkunganhidupdanpenguranganrisikobencana. Manfaatdanefektivitasbantuanbagikorbanbencanaalam. Lingkup luas wilayah, yaitu 15 (limabelas) kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Baratdan1(satu)kabupatendiwilayahProvinsiJawaTengah. Berdasarkan penilaian awal kerusakan dan kerugian yang dilaksanakan oleh BNPB, Bappenas, UNDP dan World Bank status 8 Oktober 2009, bencana alam gempa bumi 2 September di wilayah selatan Provinsi Jawa Barat menimbulkan kerusakan dan kerugian terbesar pada komponen perumahan (88,17%); komponen prasarana publik (0,21%), komponen sosial (9,5%), komponen ekonomi (0,10%) dan komponen lintas sektor (1,97%). Dengan memperhatikan kondisi pascabencana alam tersebut, maka strategi umum pemilihan terdiridari3kelompok/komponenpemulihansebagaiberikut:

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

79

1. 2. 3.

Pemulihan Perumahan dan Prasarana Lingkungan Permukiman; yang seluruhnya merupakanmilikmasyarakat; PemulihanPrasaranaPublik;untuksegeramemberikanpelayanankepadamasyarakat; Pemulihan Sosial dan Ekonomi Masyarakat; untuk menata kembali dan mengembangkanpolakehidupansosialbudayamasyarakatyanglebihbaik.

V.3.1. STRATEGIUMUMPEMULIHANPERUMAHANDANPRASARANALINGKUNGAN PERMUKIMAN A. ISUPOKOKYANGPERLUDIPERHATIKAN 1. 2. 3. 4. 5. Hilangnya tempat tinggal dan asset rumah tangga berpotensi meningkatkan kemiskinandantimbulnyakerawanansosial; Penghunirumahroboh/rusakberatyangtidakmemilikistatuskepemilikantanah danbangunanyangsah,sebagianbesarnyaadalahkelompokyangsangatrentan; Potensi munculnya bencana lain, seperti wabah penyakit dan permasalahan kesehatanditempatpengungsian,akibatrentannyasanitasilingkungan; Rumahjugadigunakansebagaitempatusahamikro/kecil; Lokasi rumah rusak tidak berkelompok, dan umumnya pada daerah nonurban sertaterletakdidaerahrawanbencana. B. STRATEGIPEMULIHAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, pokokpokok pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Bantuan dimaksud merupakan bantuan Pemerintah sebagai stimulan untuk membantumasyarakatmemperbaikirumahnyayangmengalamikerusakanakibat bencanauntukdihunikembali; 2. Bantuan dimaksud dapat berupa bahan bangunan, komponen rumah atau uang yang besarnya ditetapkan berdasarkan verifikasi dan evaluasi tingkat kerusakan rumah;

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

80

3.

Bantuan yang dimaksud diberikan dengan pola pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan karakter daerah dan budaya masyarakat dengan mekanismeyangditetapkanolehpemerintah;

4. 5.

Perbaikan rumah yang dimaksud harus mengikuti standar teknis tahan gempa sesuaiketentuanperaturandanperundangundangan; Pembangunan kembali prasarana dan sarana permukiman harus berdasarkan pedoman perencanaan teknis dengan memperhatikan masukan dari instansi/lembagaterkaitdanaspirasimasyarakatdaerahbencana;

6. 7.

Pelaksanaanpemberianbantuanperbaikanrumahmasyarakatdilakukanmelalui bimbinganteknisdanbantuanteknisinstansi/lembagaterkait; Relokasi permukiman, apabila pemerintah menetapkan daerah rawan bencana menjadidaerahterlaranguntukpermukiman.

C.

KEGIATANPRIORITAS 1. 2. 3. 4. Validasi penerima bantuan perumahan, serta status kepemilikan tanah dan bangunan; Penyediaan tempat tinggal sementara bagi pengungsi rumah roboh/rusak berat, dilengkapidenganpelayananairbersihdansanitasi; Menyelenggarakan pelayanan keamanan dan ketertiban untuk mencegah konflik sosial; MenetapkanmekanismedanprosedurpenyaluranBantuanLangsungMasyarakat (BLM) dan percepatan penyaluran bantuan bagi pembangunan kembali dan perbaikanperumahanmasyarakat; 5. Menyusun pedoman dan rencana teknis yang memenuhi ketentuan persyaratan keselamatan, penggunaan bahan bangunan dan standar teknis bangunan tahan gempa; 6. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal baik dari segi tenaga kerja, ketrampilan, organisasi, maupun pembiayaan, dan secara spesifik mengoptimumkan pemanfaatan bahan bangunan bekas dari rumah yang rusak danmengembangkanbengkelkonstruksiyangmencakupperencanaandanteknik pembangunan serta bengkel bahan bangunan mencakup pengadaan bahan dan komponenpembangunanyangdikelolamasyarakat; 7. Membuka lapangan kerja konstruksi melalui cash for works, serta menyelenggarakan pelatihan mandor dan tukang bagi pembangunan rumah sederhanatahangempa;
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 81

8.

Membantu pembangunan perumahan dan permukiman yang akan dilakukan secara swadaya dan gotong royong oleh masyarakat, melalui mekanisme pendampingan;

9. 10. 11. 12.

Menyiapkan masyarakat pada permukiman rawan bencana yang akan direlokasi sesuaiperaturandanperundangundangan; Menyiapkansistempengawasandanpemantauanbantuanperumahan, termasuk pengawasanberbasiskomunitas; MenyediakanpospelayananteknisuntukpengurusanIMB,pengaduan,konsultasi teknis,pelayananutilitasdenganinformasiyangjelasdantransparan; Memberikan pemahaman mengenai mitigasi, kesiapsiagaan dan pengurangan risikobencanabagimasyarakat.

V.3.2. STRATEGIUMUMPEMULIHANPRASARANAPUBLIK A. ISUPOKOKYANGPERLUDIPERHATIKAN 1. 2. B. Kepastianpenyediaanpelayanankesehatan,pendidikan,sosial,perekonomiandan peribadatanbagimasyarakatkorbanbencana; Segeraterselenggaranyafungsipelayananpublik

STRATEGIPEMULIHAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencanapasal67,pokokpokokpemulihanprasaranapublikadalahsebagaiberikut: 1. Pembangunan kembali prasarana dan sarana publik harus memperhatikan kebijakan sektor terkait dan rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota; 2. Pembangunan kembali prasarana dan sarana publik harus berdasarkan perencanaan teknis sesuai peraturan yang berlaku dengan memperhatikan masukandariinstansi/lembagaterkait; 3. Penerapanrancangbangunyangtepatdanpenggunaanperalatanyanglebihbaik dilakukan dengan cara mengembangkan rancang bangun hasil penelitian dan pengembangan,memperhatikankondisikerusakan,memperhatikankearifanlokal

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

82

dan menyesuaikan dengan tingkat kerawanan bencana pada daerah yang bersangkutan. C. KEGIATANPRIORITAS 1. 2. 3. 4. 5. 6. V.3.3. STRATEGIUMUMPEMULIHANSOSIALDANEKONOMIMASYARAKAT A. ISUPOKOKYANGPERLUDIPERHATIKAN 1. 2. 3. Hilangnya mata pencaharian yang akan menambah jumlah pengangguran dan berpotensimenimbulkankonfliksosialdangangguankeamanansertaketertiban; Menurunnya kualitas hidup terutama bagi penyandang cacat, perempuan kepala keluargadananakanak; Segera memulihkan kondisi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya seperti kondisisebelumbencana. B. STRATEGIPEMULIHAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana pasal 67, pokokpokok pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat adalahsebagaiberikut: 1. Menyediakanpelayananpemulihanpsikososialbagimasyarakatkorbanbencana;
83

Menyediakan prasarana dan sarana kesehatan serta pelayanan kesehatan di daerahterdampakbencana; Menyediakan prasarana dan sarana pendidikan serta pelayanan pendidikan sementaradidaerahterdampakbencana; Menyediakan prasarana dan sarana perekonomian untuk membangkitkan ekonomimasyarakat; Menyusunperencanaanpenanggulanganbencanadanpenguranganfaktorfaktor penyebabrisikobencana; Melaksanakanpenelitian,pendidikandanpelatihanpenanggulanganbencanadan kesiapsiagaandalamrangkapengembanganbudayasadarbencana; Meningkatkankapasitaspemerintahdaerahdalampenanggulanganbencana.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

2.

Membantumasyarakatmenghidupkandanmengaktifkankembalikegiatansosial, ekonomi dan budaya melalui layanan advokasi dan konseling, bantuan stimulan kegiatanekonomidanpelatihan;

3. 4.

Menatakembalikondisidanpolakehidupansosialbudayamasyarakatyanglebih baik; Pemulihan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat harus dilaksanakan sesuai dengan kebijakan sektor terkait, dengan memperhatikan aspirasi masyarakat.

C.

KEGIATANPRIORITAS 1. Meningkatkankualitashidupdanperlindunganbagikelompokrentan;

2. 3.

Penyediaanpelayanankesehatantermasukpelayananbagipenderitatraumapsikologis; Penyediaan pelayanan sosial bagi penderita cacat, anakanak yatim piatu dan usia lanjut; 4. 5. 6. Pemulihan mata pencaharian melalui stimulan ekonomi dengan prioritas usaha mikrodankecildidaerahterdampakbencana; Penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi lokal dengan pendekatan optimalisasipemanfaatansumberdayaalamdansumberdayabuatan; Meningkatan ketahanan ekonomi masyarakat melalui kebijakan fiskal, peningkatan ketrampilan kewirausahaan, penyederhanaan perijinan, pelatihan danpendampingansertapengembangansentrausahaproduktif.

V.4.

PENTAHAPANDANSUMBERPENDANAANREHABILITASIREKONSTRUKSI Sesuai dengan prinsip dasar rehabilitasi dan rekonstruksi dan skala kerusakan akibat

bencanaalamgempabumi,makakegiatanrehabilitasidanrekonstruksidilaksanakanselama2 tahun anggaran; yaitu dimulai pada tahun anggaran 2010 dan berakhir pada tahun anggaran 2011.Pentahapan pemulihan pascabencanagempa JawaBaratdanJawa Tengah terdiridari 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pemulihan awal, tahap rehabilitasi dan tahap rekonstruksi. Tujuan umum dari pelaksanaan tiap tahapan tersebut adalah untuk mempercepat pemulihan kehidupanmasyarakatdiwilayahpascabencanaalam. Tahap Pemulihan Awal dilaksanakan segera dalam waktu 13 bulan, sangat mungkin masih bersinggungan dengan kegiatan bantuan kemanusiaan, bertujuan untuk memulihkan kondisi sosial psikologis korban bencana alam, menyediakan tempat tinggal sementara dan
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 84

pelayanan dasar seraya melakukan berbagai persiapan bagi pelaksanaan kegiatan rehabilitasi danrekonstruksi. Tahap Rehabilitasi dilaksanakan dalam waktu 3 12 bulan setelah masa tanggap darurat sebagai respon atas berbagai isu yang bersifat mendesak dan membutuhkan penanganan yang segera. Sesuai dengan Undang Undang no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 58, rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan: perbaikan lingkungan daerah bencana; perbaikan prasarana dan sarana umum; pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; pemulihan sosial psikologis; pelayanan kesehatan; rekonsiliasi dan resolusi konflik; pemulihan sosialekonomibudaya; pemulihan keamanan dan ketertiban; pemulihanfungsipemerintahandanpemulihanfungsipelayananpublik. Tahap Rekonstruksi dilaksanakan dalam waktu 6 24 bulan bersinggungan dengan kegiatan rehabilitasi, serta bertujuan untuk memulihkan sistem secara keseluruhan serta mengintegrasikan berbagai program pembangunan ke dalam pendekatan pembangunan daerah. Sesuai dengan Undang Undang no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 59, rekonstruksi dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik (building back better) meliputi: (i) pembangunan kembali prasarana dan sarana, (ii) pembangunan kembali sarana sosial masyarakat, (iii) pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat,(iv)penerapanrancangbangunyangtepatdanpenggunaanpenggunaanperalatan yang lebih baik dan tahan bencana, (v) peningkatan partisipasi dan peranserta lembaga/organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, (vi) peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, (viii) peningkatan fungsi pelayanan public, dan (ix)p eningkatan pelayananutamakepadamasyarakat.
TabelV.1 PentahapanRehabilitasidanRekonstruksi

Komponen

Tahapan

PemulihanAwal TriwulanIV2009 Penyediaantempattinggal sementara Penyediaanpelayananairbersih dansanitasi Persiapanpelaksanaanrehabilitasi danrekonstruksi Perbaikanrumahrusakringan Rehabilitasifungsipelayananpublik

Rehabilitasidan Rekonstruksi 20102011 Pembangunankembalirumah roboh/rusakberat/rusakringan danprasaranapermukiman Memberikanpemahamanmitigasi, kesiapsiagaandanpengurangan risikobencanabagimasyarakat Relokasipermukimanpadadaerah rawanbencana Penerapanrancangbangunsesuai peraturanbagipemulihan prasaranapublik Peningkatanpelayananpublik kepadamasyarakat Perencanaanpenguranganrisiko bencanadalamkerangka

Pemulihan Perumahandan Prasarana Permukiman

PemulihanPrasarana Publik

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

85

Komponen

Tahapan

PemulihanAwal TriwulanIV2009

Rehabilitasidan Rekonstruksi 20102011 pembangunandaerah

PemulihanSosialdan EkonomiMasyarakat

Pelayanansosialkepadamasyarakat korbanbencana Pemberianbantuanbagi pembangkitanusahamasyarakat

Peningkatankualitaskehidupan masyarakatdenganpeningkatan pemahamantentangpengurangan risikobencana

Sumber:Bappenas,2009

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan PengelolaanBantuanBencana,sumberdanapenanggulanganbencanamenjaditanggungjawab bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah. Dana penanggulangan bencana berasal dari APBN, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau masyarakat. Bantuan dari masyarakat dapat termasuk bantuan internasional berupa pinjaman dan/atau hibah Luar Negeri, yang tatacarapengadaandanpenerusannyadiaturdalamPeraturanPemerintahno.2tahun2006.
GambarV.1 Sumberpendanaanrehabilitasidanrekonstruksi

MULTILATERAL BILATERAL ONBUDGET OFF BUDGET

APBN-P RKP RAPBN BANTUAN LUAR NEGERI

APBN

APBD KAB/KOTA APBD-P RKPD RAPBD

APBD PROVINSI APBD-P RKPD RAPBD

Sumber:Bappenas,2009

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan PenanggulanganBencana;babIVPascabencana,ditetapkanbahwa: 1. 2. Dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah kabupaten/kota wajib menggunakandanaAPBDkabupaten/kota; Dalam hal APBD tidak memadai, pemerintah kabupaten/kota dapat meminta bantuan kepada pemerintah provinsi dan/atau Pemerintah untuk melaksanakan kegiatan rehabilitasidanrekonstruksi;
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 86

3. 4.

Dalam hal pemerintah kabupaten/kota meminta bantuan dana rehabilitasi dan rekonstruksi,permintaantersebutharusmelaluipemerintahprovinsibersangkutan; Selain permintaan dana tersebut, pemerintah kabupaten/kota dapat meminta bantuan kepadapemerintahprovinsidan/atauPemerintahberupa:a)TenagaAhli,b)Peralatan, danc)Pembangunanprasarana. Berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian; asset yang rusak akibat gempa bumi 2

September2009terdiridariassetmilikmasyarakat(75%)danpemerintah(25%).Berdasarkan kepemilikanasset,komponenpemulihandansumberpendanaanrehabilitasidanrekonstruksi, makaskemapendanaanrehabilitasidanrekonstruksidanpengurangan risikobencanaadalah sebagaiberikut:


TabelV.2 Skemapembiayaanrehabilitasidanrekonstruksi

Sumber Komponen Perumahandan Prasarana Permukiman PrasaranaPublik danpeningkatan pelayanan Sosial,Ekonomi, danBudaya Masyarakat Mitigasidan Pengurangan RisikoBencana (PRB)

Swasta/ Perusahaan/ Masyarakat Bantuan pembangunan Stimulasikeuangan danbantuanlainnya Sosialisasidan pendampinganbagi masyarakat

Swasta/ Perusahaan Didukung Pemerintah Listrik,airminum, telekomunikasi Stimulasikeuangan denganmekanisme UMKM Kesiapsiagaandan pendidikan kebencanaan

Pembiayaan Pemerintah Didukung masyarakat Bantuan pembangunan Pasardanfasilitas perdaganganlainnya Stimulasikeuangan denganmekanisme PNPM Pengarusutaman PRBdalam perencanaan pembangunan

Sepenuhnya pembiayaan pemerintah

Jalan,jembatan, irigasi

PembentukanBPBD

Sumber:Bappenas,2009

V.5.

PERKIRAANKEBUTUHANPENDANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Kebutuhanpendanaanrehabilitasidanrekonstruksidisusunberdasarkan: 1. 2. 3. PemberianbantuanbagipembangunanrumahmasyarakatdarisumberAPBN; UsulanKementerian/Lembagaterkaitdengansektorkerusakan; Data kerusakan dan kerugian dari pemerintah kabupaten/kota yang diverifikasi olehsektorterkait.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

87

Kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi diuraikan berdasarkan komponen pemulihanberikutini:


TabelV.4 Perkiraankebutuhanpendanaanberdasarkankomponenpemulihan diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah

NO

SEKTOR

A Perumahan B Infrastruktur C Sosial D Ekonomi E LintasSektor TotalKebutuhan

KEBUTUHAN PENDANAAN (Rp) 2.781.737.587.500 16.842.000.000 755.431.631.000 7.622.913.000 156.045.432.000 3.717.679.563.500

% tase (%) 74,8 0,5 20,3 0,2 4,2 100,0

KEPEMILIKAN Swasta/Masyarakat Pemerintah (%) (Rp) (%) (Rp) 0 0,0 2.781.737.587.500 74,8 11.452.560.000 0,3 5.389.440.000 0,1 634.562.570.040 17,1 120.869.060.960 3,3 1.905.728.250 0,1 5.717.184.750 0,2 156.045.432.000 4,2 0 0,0 803.966.290.290 21,6 2.913.713.273.210 78,4

Khususnyabagipemulihanperumahan,kebutuhanpendanaandiperkirakanberdasarkan asumsi: 1. KebijakanmengenaibesarnyastimulanyangdiberikanPemerintahadalah: Rp15juta/unitrumahroboh/rusakberat Rp10juta/unitrumahrusaksedang MaksimumRp5juta/unitrumahrusakringan Namun demikian tidak tertutup kemungkinan pemerintah provinsi/kabupaten/kota menambahkan bantuan stimulan kepada masyarakat korban bencana, sesuai kemampuan keuanganmasingmasingdaerah. 2. Kebutuhan lainnya bagi pembangunan rumah dan prasarana permukiman pada lokasi terdapatnya kerusakan rumah masyarakat disampaikan pada tabel dibawah ini, dengan asumsisebagaiberikut: Kebutuhan pemulihan prasarana permukiman sebesar 15% diperhitungkan terhadap nilai stimulan perbaikan rumah roboh/rusak berat, rusak sedang, rusak ringan Kebutuhan penyediaan tempat tinggal sementara sebesar Rp 2 juta/unit, diperhitungkanterhadapnilaistimulanrumahroboh/rusakberat Kebutuhanpenyediaanfasilitasairbersihdansanitasisebesar15%diperhitungkan terhadapkebutuhantempattinggalsementara Kebutuhan pendampingan (konsultan pemberdayaan masyarakat) sebesar maksimum 3% diperhitungkan terhadap kebutuhan pemulihan perumahan dan prasaranapermukiman.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 88

TabelV.5 Rincianperkiraankebutuhanpendanaanbagikomponenpemulihan perumahandiProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacap,ProvinsiJawaTengah

PerkiraanKebutuhab(dalamRpribu) No 1 2 3 4 Komponen RB (unit) Biaya RS (unit) Biaya RR (unit) Biaya

Jumlah

Stimulan 46.697 700.455.000 Rumah Prasarana Permukiman Penyediaan 46.697 Huntara AirBersihdanSanitasiHuntara

94.970 949.700.000

121.524 607.620.000

2.257.775.000 338.666.250 93.394.000 14.009.100 2.703.844.350 77.893.238 2.781.737.588

Subtotalbiayapemulihanperumahandanprasarananpermukiman Biayapendampingbagimasyarakatdalampembangunanperumahandanprasaranapermukiman Perkiraankebutuhandanabagipemulihanperumahandanpermukiman

Agar supaya bantuan tepat sasaran, pemerintah provinsi sebagai koordinator pelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksiharusmenetapkankriteriakerusakanrusakberat, rusak sedang dan rusak ringan dan melakukan validasi penerima bantuan untuk akuntabilitaspenyalurandana. Belajar dari pengalaman pemulihan pascabencana gempabumi di wilayah Provinsi DI YogyakartadanProvinsiJawaTengahsertaprinsiprehabilitasidanrekonstruksisebagaisarana membangun komunitas, membuka lapangan kerja dan menstimulasi ekonomi masyarakat; maka pemberian bantuan perbaikan rumah disalurkan bersamaan dengan pemulihan awal sosialekonomimasyarakat,untukpembangkitansumbermatapencaharianmasyarakatkorban bencanaalam. Alokasianggaranuntuksetiaptahunpelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksidilakukan berdasarkan mekanisme perencanaan dan penganggaran sesuai peraturan dan perundang undangan.Selanjutnya,berdasarkanstrategisetiapkomponenpemulihan, dalamtabelberikut ini disampaikan kegiatan prioritas untuk setiap komponen pemulihan disertai pentahapan pelaksanaanpadatriwulanIVtahunanggaran2009,tahunanggaran2010dantahunanggaran 2011.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

89

TabelV.6 Kegiatanprioritas,lokasisasarandanperiodapelaksanaan

No I 1

Komponen/ Program KegiatanPrioritas Pemulihan PEMULIHANPERUMAHANDANPRASARANAPERMUKIMAN Persiapan Dukunganbagivalidasikerusakan,berdasarkan pemberian kriteriarumahrusakberat/sedang/ringan bantuan perbaikanrumah masyarakat Pendataanstatuskepemilikantanahdan bangunan Penyediaantransitionalshelteruntukpenghuni rumahroboh/rusakberat Penyediaanairbersihdansanitasiuntuk transitionalshelter Persiapanmekanismepenyaluranbantuan stimulantpembangunanrumah(termasuk penyiapanclusterREKOMPAK/P2KP) Penyusunanstandarteknisperbaikanlingkungan permukimandidaerahbencana

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan Pemerintah, Pemdadibantu masyarakat

ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah

Pemerintah, Pemdadibantu masyarakat Pemerintah, Pemda,atau swasta/donor Pemerintah, Pemda,atau swasta/donor Pemerintah danPemda Pemerintah, Pemdadibantu donor Pemerintah, Pemdadibantu donor Pemerintah, Pemdadibantu donor Pemerintah, Pemdadibantu Donor Pemerintah, Pemdadibantu

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 90

Pengurangan Faktorfaktor PenyebabRisiko Bencana

ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah

Penyusunanpedomanperencanaanteknis perbaikanlingkunganpermukimandidaerah rawanbencana,penyusunanbuildingcodedll Sosialisasipedomanteknispembangunanrumah tahangempakepadamasyarakat PenyediaanPosPelayananTeknis(POSYANIS) untukpelayananIMB,pelayananutilitasdan fasilitas,pengaduandsb

ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah

ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah

Pelatihanfasilitatorpemberdayaanmasyarakat

Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:

No

Komponen/ Program Pemulihan

KegiatanPrioritas

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap, ProvinsiJawaTengah

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan donor

Pelatihanmandordantukangkonstruksi bangunanrumahsederhanatahangempa

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 91

Pemberian bantuan perbaikanrumah rusakringan Rekonstruksi rumah roboh/rusak beratdengan stimulan pemerintah

Penyuluhanperbaikanrumahrusakringan

Pemerintah, Pemdadibantu Donor

Dukunganuntukcashforworksdalam pembangunanrumahrusakberat/sedang

Dukunganfasilitatorpemberdayaanmasyarakat bagirekonstruksirumahrusakberat/sedang

DukunganPemantauandanPelaporan Dukunganbagikomunikasimediadansystem informasi Pembangunanrumahintidenganstrukturtahan gempa

Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis

Pemerintah, Pemdadibantu donor Pemerintah, Pemda,donor Pemerintah dibantudonor Masyarakat dibantu Pemerintah, Pemda Pemdadibantu donor

Rekonstruksi Prasarana Permukiman padakelompok rumah

Sosialisasipedomanteknisperbaikanlingkungan permukimandidaerahrawanbencana, penyusunanbuildingcodedll

No

Komponen/ Program Pemulihan roboh/rusak berat/sedang

KegiatanPrioritas

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan

Pelatihanfasilitatorpemberdayaanmasyarakat

Perbaikansaranadanprasaranalingkungan permukiman:airbersihdansanitasi

Relokasi perumahandan prasarana permukimandari daerahrawan bencana

Sosialisasirelokasikepadamasyarakat

Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat: Kab.Bandung,Cianjur,Garut,Tasikmalaya, Ciamis ProvinsiJawaBarat

Pemdadibantu donor

Masyarakat dibantu Pemerintah, Pemda Pemerintah Daerah

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 92

Validasistatuskepemilikantanahdanbangunan Penyelesaiangantirugi/kompensasi Pembangunanrumahintitahangempadengan stimulanpemerintah

ProvinsiJawaBaratdan Kab.Cilacap,ProvinsiJawaTengah ProvinsiJawaBarat ProvinsiJawaBarat

Pemerintah Daerah Pemerintah, Pemda Masyarakat dibantu Pemerintah, Pemda Pemerintah Daerah PLN Pemerintah Pemerintah danPemda

II 1 2 3 4

PEMULIHANPRASARANAPUBLIK Jalandan Jembatan Energi SaluranIrigasi Pertanian Pendidikan Rehabilitasidanrekonstruksijalandanjembatan nasional Perbaikanjaringanlistrik Rehabilitasidanrekonstruksisaluranirigasi teknis Pemulihankegiatanbelajarmengajarsementara untukSD,SMP,SMA/SMK,SLBdanyangsederajat. Kab.Tasikmalaya Kab.Tasikmalaya KabupatenKuningan Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut, Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya, Subang,KotaBanjar,KotaSukabumi, KotaTasikmalaya Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut, Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya,

Pengadaansaranadanprasaranapendidikan

Pemerintah danPemda

No

Komponen/ Program Pemulihan

KegiatanPrioritas

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana Subang,KotaBanjar,KotaSukabumi Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut, Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya, Subang,KotaBanjar,KotaSukabumi Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut, Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya, Subang,KotaBanjar,KotaSukabumi Kab.Cianjur,Garut,Banjar,Majalengka, Tasikmalaya,Subang, Purwakarta,Cilacap,KotaTasikmalaya KotaTasikmalaya Kab.Cianjur,Garut,Tasikmalaya,Sukabumi, Tasikmalaya Kab.Cianjur,Garut,Tasikmalaya,Sukabumi, Tasikmalaya Kab.Garut Kab.Bandung,BandungBarat,Bogor, Ciamis,Cianjur,Garut, Kuningan,Majalengka,Purwakarta, Sukabumi,Tasikmalaya,Subang,Cilacap, KotaBanjar,Tasikmalaya,Sukabumi Kab.Cilacap,Bandung Kab.Cianjur KotaTasikmalaya Kab.Bandung

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor Masyarakat didukung Pemda Pemerintah Daerah Pemerintah danPemda Pemerintah Daerah Pemerintah danPemda Masyarakat didukung Pemda

Penyelenggaraanpendidikanalternatifdiwilayah pascabencana Peningkatanpengetahuangurudansiswamelalui pengarusutamaanpenguranganrisikobencanake dalampendidikan. Rehabilitasidanrekonstruksipondokpesantren

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 93

Kesehatan

Rehabilitasikantor RehabilitasidanrekonstruksiRS,Puskesmas, PuskesmasPembantu,Polindes Pengadaanalatalatkesehatan Rehabilitasidanrekonstruksirumahdinas Rehabilitasidanrekonstruksimesjid

Peribadatan

Prasarana Perekonomian

Rehabilitasidanrekonstruksipasardanfasilitas umumpasar RehabilitasiprasaranadansaranaTPI Rehabilitasifasilitaspariwisata Rehabilitasiusahapeternakansapi

Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Masyarakat didukung Pemda Pemerintah Daerah

Pemerintahan

Rehabilitasidanrekonstruksikantorpemerintah

Kab.Bandung,BandungBarat,Ciamis, Cianjur,Garut,

No

Komponen/ Program Pemulihan

KegiatanPrioritas

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana Subang,Sukabumi,Purwakarta,Majalengka, Kuningan,Tasikmalaya,Cilacap,KotaBanjar Kab.Cilacap,Sukabumi,KotaTasikmalaya ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan

9 Perencanaan Penanggulangan Bencana RehabilitasidanrekonstruksiBalaiDesa Pengenalandanpengkajianancamanbencana

Pemerintah Daerah Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor

Melakukankajiananalisisrisikobencana MelakukananalisiskerentanandanKapasitas daerahdanmasyarakatdalamPenanggulangan Bencana IdentifikasitindakanPenguranganRisikoBencana PenyusunanDokumenRPBdanRADPRB Pengendaliandanpelaksanaanpenataanruang melaluireviewtataruangberbasismitigasi bencana PengarusutamaanPRBdalamRPJMDdanRKPD danRKASKPDdanRTRW PenyelenggaraanPendidikanPenguranganRisiko Bencanakedalamsistempendidikanformaldan informal

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 94

10

Pengurangan Faktorfaktor PenyebabRisiko Bencana Penelitian, Pendidikandan Pelatihan Penanggulangan Bencanadan Kesiapsiagaan

11

ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah

Pemdadibantu Donor Pemdadibantu Donor

III 1

ProvinsiJawaBaratdanKab.Cilacap,Provinsi JawaTengah PEMULIHANKONDISISOSIAL,EKONOMIDANBUDAYAMASYARAKAT Peningkatan Peningkatankualitashidupsertaperlindungan Terutamapadalokasirumahroboh/rusak kualitashidup bagipenyandangcacat,perempuandananak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, danperlindungan diwilayahpascabencana. Tasikmalaya,Ciamis terhadap kelompokrentan

PenyelenggaraanPenyuluhandanPelatihan

Pemdadibantu Donor Pemerintah danPemda

No

Komponen/ Program Pemulihan

KegiatanPrioritas Peningkatanpelayanankesehatandasaryang mencakuppromosikesehatan,kesehatanibudan anak,keluargaberencana,perbaikangizi, kesehatanlingkungan,pemberantasanpenyakit menular,danpengobatandasar Pemenuhanstandarminimallayanandasar kesehatan Peningkatankomunikasi,informasidanedukasi tentangbudayasadarbencanakepadamasyarakat PenyediaanJaminanHidupbagipengungsikorban bencana

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan Pemerintah Daerah

Peningkatan pelayanansosial bagikorban diwilayah pascabencana.

Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis

Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah danPemda

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 95

Pelayananpemulihanpsikososial

Pelayananpemulihantraumafisik(untukkorban yangcacatakibatbencana) Pemberdayaanpenyandangcacatakibatbencana

Pemulihanmata pencaharian

PendataanclusterUMKMdilokasirumah roboh/rusakberat/sedang Penyusunanguidelinepenyaluranstimulan ekonomiuntukclustermikro/kecil Stimulanekonomiperalatanproduksiusaha mikro/kecilyangrusak/hancur Penyusunankebijakanpemulihanekonomi diwilayahpascabencana

Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis ProvinsiJawaBaratdanProvinsiJawaTengah Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis

Pemerintah danPemda Pemerintah danPemda Pemerintah danPemda Pemerintah danPemda Pemerintah danPemda Pemdadibantu Donor Pemerintah danPemda

No

Komponen/ Program Pemulihan

KegiatanPrioritas PerlakuankhususterhadapUMKMdankredit bankdiwilayahpascabencana. PenyelenggaraanPendidikanPenguranganRisiko Bencanakedalamsistempendidikanformaldan informal

LokasiSasaran/ DaerahTerdampakBencana Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis

PeriodaPelaksanaan 2009 2010 2011

Sumber Pendanaan Pemerintah danPemda Pemdadibantu Donor

Penelitian, Pendidikandan Pelatihan Penanggulangan Bencanadan Kesiapsiagaan

Penilaiankebutuhanpeningkatankapasitasdan penyelenggaraanPenyuluhandanPelatihan

Terutamapadalokasirumahroboh/rusak berat:Kab.Bandung,Cianjur,Garut, Tasikmalaya,Ciamis

Pemdadibantu Donor

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 96

BABVI MANAJEMENREHABILITASIDAN REKONSTRUKSI

VI.1. PERENCANAANDANPENGANGGARANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban penggunaan dana penanggulangan bencanayang bersumber dari APBNdan APBDpadatahap pascabencana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangundangan. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaanpembangunannasionalyangdiaturdalamUndangundangNomor25Tahun2004. Berdasarkanamanatundangundang,terdapatduaentitasyangbertanggungjawabmelakukan penyusunanrencanapembangunanyaitu: 1. Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota), yang dikoordinasikan oleh Kepala BadanPerencanaanPembangunanDaerahBappeda(Pasal33ayat2);dan 2. SatuanKerjaPerangkatDaerah(SKPD)sesuaidengantugasdankewenangannya(Pasal33 ayat3). DewanPerwakilanRakyatDaerahmemegangperananpentingdalamprosesperencanaan pembangunan, baik sebagai representasi suara rakyat, maupun dalam fungsinya sebagai regulator pembangunan. Sebagai representasi suara rakyat, DPRD wajib memastikan bahwa aspirasirakyatterakomodirdalampembangunan;dansebagaiRegulatorPembangunan,DPRD berkewajiban menyusun PeraturanPeraturan Daerah yang mencerminkan kebutuhan dan aspirasimasyarakat. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen Rencana Kerja Pemerintah(RKP)danRencanaKerjaPemerintahDaerah(RKPD)sebagailandasanpenyusunan

RAPBN d RAPBD. Penyusunan rancangan RKP dilakuk melalui proses pembahasan yan dan n kan ng terkoordi inasi antara Kementeria Perencan a an naan Pemba angunan Nas sional/BAPPENAS denga an seluruh Kementerian n/Lembaga dan Pemer rintah Daer rah melalui penyelengg garaan Rapat asi Rakorpus) P Penyusunan RKP dan Musrenban Nasional. Penyusuna ng an Koordina Pusat (R rancanga RKPD dila an akukan mela alui proses pembahasan yang terko n oordinasi an ntara Bapped da dengan seluruh satua kerja per s an rangkat daer (SKPD) m rah melalui peny yelenggaraan Musrenban n ng Daerah. Musrenbang berfungsi s g sebagai forum untuk me enghasilkan k kesepakatan antar pelak n ku pembang gunan tentan rancanga RKP dan RKPD, yang menitikber ng an g ratkan pada pembahasa a an untuksin nkronisasire encanakerja(Renja)ant tarKementer rian/lLmbag ga/SatuanKe erjaPerangkat Daerah dan antara Pemerintah, P d Pemerintah D Daerah dan masyarakat dalam penc capaian tujua an pembang gunan nasion dan daer nal rah, dan land dasan pelaks sanaan sesuai Undangu undang nomo or 25tahun2004,Pasal27ayat2. Ren ncana Aksi Rehabilit tasi dan R Rekonstruksi merupak kan kebijak kan yang d di integrasik kan dalam s sistem peren ncanaan pem mbangunan nasional da daerah, s an sesuai amanat Undangu undangnomor25tahun n2004.Dala amkaitannya adenganmek kanismeper rencanaanda an pengangg garanpemba angunantahu unan,RencanaAksiRehabilitasidan nRekonstruk ksidituangka an dalam Re encana Kerja Pemerintah untuk pen a h nyusunan RA APBN, dan R Rencana Kerj Pemerinta ja ah DaerahP Provinsi/Kabupaten/Kota auntukpeny yusunanRAP PBD,sesuaid denganmekanismedalam m peraturan ndanperund dangundang gan.
Gam mbarVI.1 KedudukanR K RencanaAksi RehabilitasidanRekonst truksi dalam msystempere encanaanpem mbangunan

rdasarkan Peraturan P P Pemerintah no. 22 tah hun 2008 tentang Pen ndanaan da an Ber Pengelola aan Bantuan Bencana, Pemerintah menyediaka dana dar sumber A n an ri APBN sebag gai berikut:
RencanaAksiR R Rehabilitasidan nRekonstruksi iPascabencana aGempaBumi i diProvinsiJ JawaBaratdanKabupatenC CilacapProvins siJawaTengah h 98 Sumber:Bappenas,2009 9

1. Danakontijensiuntukkegiatankesiapsiagaanpadatahapprabencana; 2. Dana siap pakai yang ditempatkan dalam anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB)untukkegiatanpadasaattanggapdarurat; 3. Danabantuansosialberpolahibahuntukkegiatanpascabencana. Pemerintah dapat memberikan bantuan untuk pembiayaan pascabencana kepada pemerintah daerah yang terkena bencana berupa dana bantuan sosial berpola hibah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Permohonan pemerintah daerah akan dievaluasi, diverifikasi dan dikoordinasikan oleh BNPB dengan rencana alokasi anggaran Kementerian/LembagamelaluimekanismeDekonsentrasidanTugasPembantuan,sertaalokasi APBDpadaSKPDterkait,untukmemastikanefisiensipemanfaatananggaran. Dalam menyusun perencanaan dan penganggaran, harus dipertimbangkan rencana pembangunan sebelum bencana, tujuan pembangunan kembali daerah yang terdampak bencana, isu strategis pemulihan, pentahapan pemulihan, ketersediaan sumber daya serta alokasikewenanganpelakupembangunansebagaimanagambarberikutini.
GambarVI.2 Pemahamandasarpenyusunanrencanarehabilitasidanrekonstruksi

(Pertimbangan) RencanaSebelumBencana

1 Tujuan(Skenario)

PembangunanKembali Daerah
(Pertimbangan)

2 DampakBencana 3 4
IsuisuStrategis

Ketersediaan Sumberdaya

Pentahapan Pembangunan KembaliDaerah

(Pertimbangan) Alokasi Kewenangan antar pelaku

6
Strategi(dalamtiapIsu, tiaptahap,danantar pelaku)

5 StrategiUmumHolistik
Sumber:Bappenas,2009

Selaras dengan uraian pada Bab IV mengenai potensi bencana alam, pembelajaran dari peristiwagempabumitanggal2September2009diwilayahselatanProvinsiJawabaratserta perubahanparadigmapenanggulanganbencanaberdasarkanUndangundangnomor24tahun 2007tentangPenanggulanganBencana;makadenganpertimbanganbahwadampakkerusakan sangat dominan pada komponen perumahan serta akan memberikan dampak bagi kehidupan
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 99

sosialekonomi masyarakat korban bencana, perencanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah mengutamakanprinsipprinsipdasarsebagaiberikut: 1. 2. 3. Memperhatikan aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat korban bencana, berdasarkanstrategipemulihansertapeningkatanpelayananpublik; Memperhatikanaspeklingkunganhidup,mitigasi,kesiapsiagaandanpenguranganrisiko bencana; Memperhatikanprinsippembangunanberkelanjutandandampakjangkapanjang. VI.2. MEKANISMEPENDANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI

VI.2.1. DASARHUKUMPENDANAANPASCABENCANA Pendanaan penanggulangan bencana sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. Dana penanggulangan bencana adalah dana yang digunakan bagi penanggulangan bencana pada tahap prabencana, saat tanggap darurat dan/atau pascabencana. Dana penanggulangan bencana menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dana penanggulangan bencanaberasaldari:a)APBN,b)APBD;dan/atauc)Masyarakat. Dana penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN menyediakan juga dana kontijensibencana,danasiappakai dandanabantuansosial berpolahibah,dilaksanakanoleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BNPB, dan/atau BPBD sesuai tugas pokok dan fungsinya. Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008, maka untuk pendanaan penanggulangan bencana dari sumber APBD (Provinsi/Kabupaten/Kota), baik sistem perencanaan dan penganggarannya maupun pelaksanaan, penata usahaan keuangan dan pertanggungjawabanyaperludisesuaikandenganpengaturanmengenaipengelolaankeuangan daerah(APBD),yaitu: 1. 2. 3. 4. PeraturanPemerintahnomor58Tahun2005tentangPengelolaanKeuanganDaerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 junto nomor 59 Tahun 2007 tentangPedomanPengelolaanKeuanganDaerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD (diterbitkan tiap tahunanggaran; Peraturan lainnya yang terkait dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 100

Dana penanggulangan bencana dalam tahap pascabencana digunakan untuk kegiatan rehabilitasidanrekonstruksimeliputi: 1. Kegiatanrehabilitasi,dapatberupakegiatan: a) b) c) d) e) f) g) h) 2. Perbaikanlingkungandaerahbencana; Perbaikanprasaranadansaranaumum; Pemberianbantuanperbaikanrumahmasyarakat; Pemulihansosialpsikologis; Pelayanankesehatan; Rekonsiliasidanresolusikonflik; Pemulihansosialekonomibudaya;atau Pemulihanfungsipelayananpublik. Kegiatanrekonstruksi,dapatberupakegiatan: a) b) c) d) e) f) g) h) PembangunankembaliPerbaikanprasaranadansaranaumum; Pembangunankembalisaranasosialmasyarakat; Pembangkitankembalikehidupansosialbudayamasyarakat; Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dantahanbencana; Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha danmasyarakat; Peningkatankondisisosial,ekonomidanbudaya; Peningkatanfungsipelayananpublik;atau Peningkatanpelayananutamadalammasyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 21 tahun 2008, penggunaan dana bantuan sosial berpolahibahuntukpembiayaanpascabencanadilakukandengancara: 1. Pemerintah dapat memberikan bantuan pembiayaan pascabencana kepada pemerintah daerahyangterkenabencanaberupadanabantuansosialberpolahibah; 2. Pemerintah daerah mengajukan permohonan tertulis kepada Pemerintah melalui BNPB gunamemperolahbantuandimaksud; 3. BNPB melakukan evaluasi, verifikasi dan mengkoordinasikan dengan instansi / lembaga terkaitberdasarkanpermohonantersebut;

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

101

4. Kepala BNPB menetapkan hasil evaluasi dan verifikasi tersebut dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat gunamendapatkanpersetujuanpenggunaandanabantuansosialberpolahibah. IV.2.2. MEKANISMEPENDANAAN Pendanaan untuk pemulihan pascabencana gempa bumi di wilayah Provinsi jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah ditujukan bagi komponen pemulihan: a) Perumahandanprasaranapermukiman,b)Prasaranapublikdanc)Kondisisosialdanekonomi masyarakat. 1. MekanismependanaanuntukkomponenPerumahandanPrasaranaPermukiman SumberpembiayaanAPBNbagipemulihanperumahandanprasaranapermukiman adalah dana bencana dan dana siap pakai yang penggunaannya dikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional. Prinsip yang ditetapkan dalam mekanisme penyalurandanabagipemulihanperumahandanprasaranapermukimanadalahsebagai berikut: a) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan dan prasarana permukiman digunakansebagaisebagaisaranamembangunkomunitas,membukalapangankerja danmenstimulasiekonomimasyarakat; b) c) Menggunakan perencanaan berbasis komunitas, yang mengintegrasikan penguranganrisikobencana; Menggunakanpendekatan partisipasimasyarakat,untuk menguatkankohesisosial melaluigotongroyong,danmenciptakanlapangankerjakonstruksimelaluicashfor work; d) Memberikan stimulan pembangunan rumah masyarakat sebagai bantuan langsung masyarakat dengan mekanisme yang transparan, melalui kelompok masyarakat yangdifasilitasiolehlembagapemerintahdaerah; e) f) Memberikanpemahamankepadamasyarakattentanglingkunganpermukimanyang sehatdankonstruksirumahtahangempa; Memberikanpemahamankepadamasyarakattentangkaidahpemanfaatanruangdi daerah rawan bencana melalui Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Usaha dan aspekperijinanlainnyasesuaiperaturandanperundangundangan;
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 102

g) h)

Memberikanpemahamankepadamasyarakattentanginstalasiutilitaslistrikdanair bersihyangyangaman; Memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada masyarakat mengenai prosedurpenyaluranbantuansesuaipedomanteknispembangunanperumahan.

2.

MekanismependanaanpemerintahuntukPrasaranaPublik Sumberpembiayaanpemulihanuntukprasaranapublikterdiridari: a) b) SumberdanapemerintahyaituAPBN,APBDProvinsidanAPBDKabupaten/Kota Sumberdananonpemerintah: berupahibahdaridonor/LSMinternasional; danahibahmasyarakatdalamnegeriberupaCorporateSocialResponsibility, atausumbangandarikelompokmasyarakat. Mekanismeperencanaandanpelaksanaanpenggunaandanapemerintahdilakukan sesuai peraturan dan perundangundangan, dengan mengedepankan akuntabilitas dan tatapemerintahanyangbaik. Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan penggunaan dana masyarakat pada umumnya terdiri dari mekanisme on budgetoff treasury dan/atau off budget, yang penatausahaannya ditetapkan melalui peraturan Menteri Keuangan. Penyaluran dana dilaksanakan sesuai sistim dan prosedur lembaga/kelompok pemberi bantuan, berkoordinasidenganpemerintahdaerah.Mekanismepelaporanpenyaluranbantuandan asset yang disumbangkan akan diatur lebih lanjut Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

3.

Mekanismependanaanpemulihansosialdanekonomimasyarakat Sumberpembiayaanpemulihansosialdanekonomimasyarakatterdiridari: a) c) Sumber danapemerintah yaitu APBN melalui kementerian/lembagaterkait, APBD ProvinsidanKabupaten/KotamelaluiSKPDterkait Sumberdananonpemerintah: berupahibahdaridonor/LSMinternasional

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

103

dana hibah masyarakat dalam negeri berupa Corporate Social Responsibility, atausumbangandarikelompokmasyarakat.

Prinsipmekanismependanaanbagipemulihansosialdanekonomimasyarakatadalah: a) b) Dilaksanakan bersamaan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan untuk percepatanpemulihankondisisosialdanekonomimasyarakat; Dalam upaya pemulihan kondisi sosial masyarakat korban bencana, alokasi pendanaan diutamakan bagi penyediaan pelayanan sosial, kesehatan dan pendidikansesuaistandarpelayananminimumyangditetapkanmelaluiperaturan danperundangundangan; c) Dalam upaya pemulihan kondisi ekonomi masyarakat, alokasi pendanaan diutamakan bagi usaha mikro/kecil melalui mekanisme bantuan langsung masyarakatdenganmemperhatikankelompokrentan. Mekanismeperencanaandanpelaksanaanpenggunaandanapemerintahdilakukan sesuai peraturan dan perundangundangan, dengan mengedepankan akuntabilitas dan tatapemerintahanyangbaik. Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan penggunaan dana masyarakat pada umumnya terdiri dari mekanisme on budgetoff treasury dan off budget, yang penatausahaannya ditetapkan melalui peraturan Menteri Keuangan. Penyaluran dana dilaksanakan sesuai sistim dan prosedur lembaga/kelompok pemberi bantuan, berkoordinasidenganpemerintahdaerah.Mekanismepelaporanpenyaluranbantuandan asset yang disumbangkan akan diatur lebih lanjut Badan Nasional Penanggulangan Bencana. VI.3. KELEMBAGAANPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi adalah tanggungjawab Pemerintahdan/ataupemerintahdaerahyangterkena bencana.Dengan pertimbanganbahwa fungsipemerintahdidaerahtidakterpengaruholehkejadianbencana2September2009,maka pelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksidiwilayahyangterdampakbencanadiProvinsiJawa Barat (15 kabupaten/kota) dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah; maka kegiatan
104

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota,berkoordinasidenganBadanNasionalPenanggulanganBencana. Sebagaipelaksanarehabilitasidanrekonstruksi,pemerintahdaerahberkewajibanuntuk: 1. 2. 3. Merumuskankebijakanumumpascabencanakedalamkebijakanoperasional. Menyusun RKPD penanggulangan bencana sesuai peraturan dan perundang undangan. Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi melalui koordinasi lintas sektor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau lembaga yang mempunyai fungsipenanggulanganbencanadidaerah. 4. Melaporkan hasil pelaksanaan kebijakan umum rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui Badan Penanggulangan BencanaDaerahataulembagayangmempunyaifungsipenanggulanganbencanadi daerah. Mekanisme koordinasi dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi akan diaturlebihlanjutolehBadanNasionalPenanggulanganBencana. VI.4. PERANSERTA LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING NON PEMERINTAHDALAMREHABILITASIREKONSTRUKSI Undangundangnomor24tahun2007danPeraturanPemerintahnomor23tahun2008 telah mengatur peranserta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam penanggulanganbencana.Denganpertimbanganadanyapergeseranparadigmadalamkerangka peraturan dan perundangundangan, maka penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah kewajiban seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat. Peranserta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secarasendirisendiri, bersamasama, dan/atau bersama mitra kerjadariIndonesia,baikdenganinstansi/lembagaterkaitmaupundenganmasyarakat. Lembaga donor internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi termasuk juga membantu pemerintah dalam upaya kesinambungan pemulihan pascabencana melalui upaya pengurangan risiko bencana. Berdasarkan strategi pemulihan pascabencana di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah, maka partisipasi dapat dilakukan pada komponen kegiatan

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

105

pemulihan perumahan dan prasarana permukiman serta pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat. VI.5. PENGENDALIANPELAKSANAANREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pascabencana yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi, penanganan bencanaperlu dilakukan secarasistematis, terpadu dan terkoordinasi sehingga kebutuhan untuk memperbaiki sarana dan parasarana di setiap sektor dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan pertimbangan bahwa skala pembangunan perumahan cukup besar, maka diperlukanlangkahlangkahsebagaiberikut: 1. Pemerintah daerah menginventarisir sumbersumber bahan bangunan pokok yaitu semen,besidankayu. 2. Pemerintah daerah menyiapkan langkahlangkah untuk memfasilitasi pengadaan bahan bangunan rumah tradisional seperti gedhek, genteng dan bata untuk menjamin ketersediaanbarang. 3. Pemerintah daerah menyelenggarakan pelayanan Depo Logistik untuk menjamin ketersediaanbarangsesuaidengandistribusiwilayahkerusakan. 4. Panitia pengadaan berasal dari instansi teknis pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 70 Tahun 2005 jo. Keputusan Presiden nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahsertaperaturanperubahannya. 5. Penyedia barang/jasa setempat mempunyai kesempatan yang terbuka dan kompetitif untukberpartisipasidanberkompetisidalammelaksanakanpekerjaanrehabilitasi. 6. Pengendalian pengadaan barang dan jasa publik untuk rehabilitasi menjadi tanggung jawabkepalasatuankerjaperangkatdaerahyangmelaksanakanpengadaanbarang/jasa. 7. Keringanan pajak bagi pengadaan barang dan jasa untuk rehabilitasi dan rekonstruksi terutamabagikomponenpembangunanperumahan.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

106

VI.6.

PEMANTAUAN REKONSTRUKSI

DAN

EVALUASI

PELAKSANAAN

REHABILITASI

DAN

Pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana diperlukan sebagai upaya pengendalian proses rehabilitasi dan rekonstruksi, sedangkan evaluasi penyelenggaraan penanggulanganbencanadilakukandalamrangkapencapaianstandarminimumpelayanandan peningkatan kinerja penanggulangan bencana. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang diamanatkan Undangundang nomor 25 tahun 2004 adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencanarencana pembangunan dalam perspektif jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaranegaradanmasyarakatditingkatpusatdandaerah.Tahapperencanaanterdiri dari:a)penyusunanrencana,b)penetapanrencana,c)pengendalianpelaksanaanrencanadan d)evaluasikinerja. UntukpembiayaanyangbersumberdariAPBN,PeraturanPemerintahno.39tahun2006 telah mengatur tentang tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme pemantauandanevaluasipelaksanaanrencanapembangunan,sepertidisampaikanpadatabel berikutini:
TabelVI.1 MekanismepelaporanpemantauandanevaluasisumberdanaAPBN

JenisLaporan Laporan rangka pelaksanaan rencana pembangunan K/L

Periode Pelaporan

Pelapor a. PenganggungjawabKegiatan (KepalaUnitKerja) b. PenanggungjawabProgram (KepalaUnitOrganisasi) c. ParaMenteri/Pimpinan Lembaga c. b. a.

PenerimaLaporan Penanggungjawab Program(KepalaUnit Organisasi) Menteri/Pimpinan LPND MenteriPerencanaan, MenteriKeuangan,dan MenteriPAN

Tembusan Kepala Bappeda dimana kegiatan berlokasi

dalam Triwulan

laporan rangka

dalam Triwulan

a. b. c. d.

PenganggungjawabKegiatan PenanggungjawabProgram KepalaSKPD KepalaBappedaProvinsi

a. b. c.

Penanggungjawab Program KepalaSKPD Menteri/Pimpinan LPNDdanKepala BappedaProvinsi

pelaksanaan Dana Dekonsentrasi di SKPDProvinsi

d.

MenteriPerencanaan,

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

107

JenisLaporan

Periode Pelaporan

Pelapor

PenerimaLaporan MenteriKeuangan,dan MenteriDalamNegeri

Tembusan

laporan rangka

dalam Triwulan

a. b. c. d.

PenganggungjawabKegiatan PenanggungjawabProgram KepalaSKPD Kepala Kabupaten/Kota

a. b.

Penanggungjawab Program KepalaSKPD Menteri/Kepala Kepala Kab/Kota

Kepala Provinsi

SKPD

pelaksanaan Dana Pembantuan SKPD Kabupaten/Kota di

dengan tugas dan

Bappeda c.

lembaga terkait dan kewenangan Bappeda yangsama Bappeda

d.

Kepala Provinsi

Untuk pembiayaan dengan sumber APBD, perlu dicermati Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Keuangan Daerah dan Permendagri nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya, yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun2006tentangPelaporanKeuangandanKinerjaInstansiPemerintahPasal31Ayat4yang berbunyi Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara serta penyampaiannya untuk tingkat pusat diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan dan untuk tingkat Pemda diatur dengan Peraturan Gubernur/Bupati/WalikotadenganmengacupadapedomanyangditetapkanolehMenteriDalam Negeri. PelaporankinerjakeuangandaninstansipemerintahdiaturdalamPeraturanPemerintah no. 8 tahun 2006, yang berpedoman pada Undangundang nomor 1 tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara,Undangundangnomor32tahun2004tentangPemerintahanDaerah dan Undangundang nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Daerah. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah dalam satu periode, sedangkan Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam pelaksanaan APBN/APBD. Pada prinsipnya, Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja harus menunjukkan konsistensi antara input (pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dana) dengan output (dalam bentuk barang/jasa) dengan indikatorkinerjayangterukur.MekanismeLaporanKeuangandanLaporanKinerjaPemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah diatur dengan rinci dalam Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 untuk dilaksanakan. Dalam peraturan ini
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 108

terkandung upaya pengawasan dan pengendalian yang berpedoman pada peraturan dan perundangundanganyangberlaku. Dalamrangkamelakukanpengendalianterhadappartisipasimasyarakatduniausahadan masyarakatinternational,penatausahaanakanberpedomanpadaPeraturanPemerintahnomor 2 tahun 2006, Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2008 dan peraturan pelaksanaan yang diterbitkanolehMenteriKeuangan. Untukmengevaluasipelaksanaanrehabilitasidanrekonstruksi,akandigunakan5(lima) indikatoryaitu: 1. 2. 3. 4. Konsistensi pelaksanaan kebijakan dan strategi pemulihan, kegiatan prioritas, dan pendanaandenganRencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksi; Koordinasi antara Pemerintah, pemerintah daerahdan masyarakat,yang menghasilkan sinkronisasiperencanaandanpenganggaran; Partisipasimelaluimekanismekonsultasiyangmenjaringaspirasimasyarakatpenerima manfaat; Kapasitas lembaga pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi dalam perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi melalui laporan keuangan dan laporan kinerja; serta kapasitas pemerintahdanmasyarakatdalampenyelenggaraanpenanggulanganbencana; 5. Potensikeberlanjutandalamkerangkapembangunanjangkamenengahdanpanjang. Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional. VI.7. PENGAKHIRANMASATUGASDANKESINAMBUNGANPEMULIHAN Denganpertimbanganbahwarehabilitasidanrekonstruksidilaksanakan selama2(dua) tahun anggaran, maka untuk mendukung proses pengalihan dari pemulihan pasca bencana kedalamprosespembangunanregulardiperlukanlangkahlangkahsebagaiberikut:
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 109

VI.7.1. PENATAUSAHAANASSETREHABILITASIDANREKONSTRUKSI Dalampengakhiranmasatugasperludiperhatikanaspekaspekpengelolaanbarangmilik negara/daerah sesuai Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006 termasuk hibah dalam arti pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah DaerahkepadaPemerintah,antarpemerintahdaerah,ataudariPemerinta/PemerintahDaerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian, seperti misalnya asset berupa bangunan rumahmasyarakatyangdibiayaiPemerintah.Tatacarapelaksanaanpenggunaan,pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan Barang Milik Negara harus memperhatikan Peraturan MenteriKeuangannomor96/PMK.06/2007. Asset yang dibangun oleh masyarakat internasional, tatakelolanya merupakan kewenangan Pemerintah, sedangkan Pemerintah Daerah hanya menatausahakan penerimaan dari masyarakat dalam negeri, dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam peraturan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam rangka membantu Menteri Keuangan, PelaksanaRehabilitasidanRekonstruksidapat: 1. 2. 3. memintaketerangan,data,dandokumenyangdiperlukanuntukpenyelesaiantugasdari Kementerian/LembagadaninstansiPemerintahDaerah; melaksanakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan/atau pihak lain yang diperlukan,dalambataskewenangannyasesuaiketentuanyangberlaku;dan meminta kajian dan bantuan dari tenaga ahli, pakar dan praktisi di bidang yang diperlukan. VI.7.2. PENGAKHIRANMASATUGAS Menjelangpengakhiranmasatugas,PelaksanaRehabilitasidanRekonstruksidiwajibkan memberiinformasikepadaPemerintahmengenai: 1. 2. Dokumenkeuangan/kekayaannegaramaupunyangbukandokumenkeuangan/kekayaan negara,sertasistempengelolaannya. Keberlanjutan pelaksanaan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dan proyek non konstruksiyangbelumselesaipadasaatpengakhiranmasatugasyangdibiayaisumber APBNmaupunnonpemerintah. 3. Status penanganan permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara yang belum berkekuatanhukumtetap.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 110

4. 5. 6.

Status pemrosesan sertifikasi tanah untuk kepentingan umum dan relokasi perumahan yangdibangunPemerintahmaupunpihaklainnya. Statuspemenuhankewajibanpajak,beamasukdancukaiyangterhutang;dan Tindakan yang sudah dan/atau masih perlu dilakukan guna menindaklanjuti temuan pemeriksaan, baik yang 'berasal dari Satuan Pengawasan Internal Pemerintah maupun dariBadanPemeriksaKeuangan.

VI.7.3. KESINAMBUNGANPEMULIHANPASCAREHABILITASIDANREKONSTRUKSI StrategipengakhiranmasatugasPelaksanaRehabilitasidanRekonstruksiharusdisusun sesuaidengansiklusperencanaandanpenganggarangunamemastikankesinambunganoperasi danpemeliharaanassetrehabilitasidanrekonstruksisesuaikewenanganlembagaberdasarkan peraturan dan perundangundangan. Sesuai amanat Undangundang nomor 24 tahun 2007, makadalamsituasitidakterjadibencanadandalamsituasiterdapatpotensiterjadinyabencana, PemerintahDaerahdiamanatkanuntukmelaksanakan: 1. Perencanaan penanggulangan bencana, melalui pengenalan dan pengkajian ancaman bencana, melakukan kajian analisis risiko bencana, melakukan analisis kerentanan dan Kapasitas daerah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana, identifikasi tindakan penguranganrisikobencanadanpenyusunandokumenRPBdanRADPRB. 2. Pengurangan faktorfaktor penyebab risiko bencana, melalui pengendalian dan pelaksanaan penataan ruang melalui review tata ruang berbasis mitigasi bencana, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam RPJMD, RKPD, RKASKPD dan RTRW. 3. Penelitian,PendidikandanPelatihanPenanggulanganBencanadanKesiapsiagaanmelalui penyelenggaraan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam sistem pendidikan formaldaninformaldanpenyelenggaraanpenyuluhandanpelatihankepadamasyarakat didaerahrawanbencana. 4. Membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kotayangrawanbencana,sesuaiPeraturanMenteriDalamNegerinomor46 tahun2008tentangPedomanOrganisasidanTataKerjaBadanPenanggulanganBencana Daerah, dan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 3 tahun 2008tentangPedomanPembentukanBadanPenanggulanganBenacanaDaerah. a) Mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana dari sumber APBD secara memadai.
RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011 111

b)

Berdasarkan potensi bencana, pencegahan dan pengurangan risko bencana, mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah melalui mekanisme perijinan dan persyaratanteknispembangunansesuaikewenanganlembagayangterkait.

RencanaAksiRehabilitasidanRekonstruksiPascabencanaGempaBumi diProvinsiJawaBaratdanKabupatenCilacapProvinsiJawaTengah Tahun20092011

112

Anda mungkin juga menyukai