Anda di halaman 1dari 32

SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI BERGERAK

Rancangan Usulan Penelitian untuk Disertasi

Teguh Bharata Adji

diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada pada tanggal

19 Juni 2004 DAFTAR ISTILAH

ASCII

American Standard Code for Information Interchange. ASCII mendefinisikan pola rangkaian bit yang menotasikan karakter-

CDMA COM DTMF EEPROM

karakter alfa numeris, kontrol, dan simbol-simbol khusus. Code Division Multiple Access. Communication. Port Com adalah suatu port yang digunakan untuk menyediakan komunikasi serial. Dual Tone Multi Frequency. Electrically Erasable Programmable Read Only Memory. EEPROM dapat menyimpan data walau catu dayanya off. Data bisa dihapus

GPRS

dengan suatu sengatan listrik. General Packet Radio Service. Suatu protokol komunikasi yang bersifat packet switch yang menggunakan jaringan telepon bergerak

GSM

GSM. Global System for Mobile Communication. Suatu jaringan komunikasi digital bergerak yang digunakan di banyak negara Eropa

IO IP KB PABX PIC PHP RS-232 RTUs SCADA SMS

dan Asia kecuali Jepang. Input and Output. Internet Protocol. Suatu protocol yang bersifat packet switched yang membentuk basis transmisi data pada Internet. KiloBytes. Satu kilobyte = 1024 bytes. Suatu telepon yang melakukan switching panggilan antara jalur-jalur internal dan antara jalur internal dengan jalur PSTN. Programmable Interrupt Control. Programmed Hypertext Preprocessor (bahasa script sisi-server) Suatu protokol komunikasi serial yang umum digunakan. Remote Telemetry Units. Supervisory Control And Data Acquisition. Short Message Service. Suatu pesan text singkat terdiri dari

maksimal 160 bytes data yang dikirimkan antar telepon bergerak SQL TCP digital. Structured Query Language. Suatu bahasa yang berisi perintahperintah untuk mengakses suatu sistem basis data. Transmission Control Protocol. Suatu protokol koneksi primer pada Internet, berada di atas IP.

I PENGANTAR

1.1 Permasalahan SCADA adalah suatu sistem pengendalian alat secara jarak jauh, dengan kemampuan memantau data-data dari alat yang dikendalikan. SCADA merupakan bidang yang secara kontinyu selalu dikembangkan di seluruh bagian dunia pada berbagai tipe industri yang menghabiskan bertrilyun-trilyun rupiah.

Penelitian-penelitian mengenai SCADA semakin berkembang dengan ditemukannya media komunikasi bergerak, sehingga memunculkan istilah Mobile SCADA. Salah satu penelitian untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan dibuatnya suatu sistem SCADA yang dikendalikan melalui web (Robotics and Automation Group, 2004). Di dalam penelitian ini digunakan sebuah server yang terkoneksi dengan internet yang akan menangani beberapa fungsi dan kontrol robot. Dengan dipindahkannya beberapa fungsi dan kontrol tersebut maka fungsi pengendalian robot akan menjadi lebih sederhana, yang berakibat pula sistem bersifat generik, artinya bisa diterapkan di berbagai bidang aplikasi industri. Selain itu juga dibuat program berbasis web yang bersifat user friendly. Hal-hal ini akan mengatasi beberapa permasalahan di atas. Namun demikian sistem di atas masih belum bersifat bergerak/mobile. Oleh karena itu penelitian-penelitian baru dilakukan dengan merancang suatu sistem SCADA yang menggunakan teknologi komunikasi bergerak, untuk selanjutnya kita sebut sebagai Mobile SCADA. Mobile SCADA sendiri didefinisikan sebagai penggunaan sistem SCADA dengan media komunikasi jaringan telepon bergerak (Mayer, 2002). Dengan digunakannya infrastruktur komunikasi bergerak yang sudah ada tersebut, maka bisa diwujudkan suatu sistem SCADA yang berbiaya murah, disertai dengan kemampuannya untuk bisa dipasang di mana saja tanpa tergantung setting lokasi industri. Selain itu dalam sistem ini juga akan digunakan suatu server terhubung internet yang akan mengakomodir beberapa fungsi dan kontrol pengendalian sehingga kerumitan sistem akan

terkurangi yang mengakibatkan perangkat SCADA akan dapat dioperasikan dengan mudah dan lebih bersifat generik serta perawatannya menjadi lebih murah. Penghematan biaya terjadi karena obyek kendali bisa dikendalikan secara jarak jauh sehingga akan membantu penghematan kerja manusia. Namun demikian sistem-sistem SCADA yang dikembangkan di atas syarat dengan rancang bangun yang modern dan integrasi yang tinggi antara perancang dan industri pendukungnya. Penelitian-penelitian di atas bahkan membutuhkan biaya yang juga masih sangat mahal untuk mengembangkan mesin SCADA (lihat Gb.1), yang merupakan komponen utama dari sistem SCADA yang berupa kartu (card) yang tersambung ke telepon klien dan ke obyek kendali. Sistem pengembangan alat seperti ini tentu akan sangat berat bila diterapkan di Indonesia. Maka dari itu dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem SCADA yang tepat bagi kondisi industri menengah ke bawah di Indonesia, yang bisa dilaksanakan oleh para peneliti di level universitas di Indonesia, dengan penggunaan komponen-komponen dan perangkat lunak yang mudah didapatkan di pasaran, serta dengan menggunakan jaringan komunikasi bergerak yang murah di Indonesia, seperti jaringan CDMA. Selain permasalahan di atas, ada permasalahan utama yang akan menjadi titik perhatian dalam penelitian ini, yaitu pembuatan protokol atau aturan-aturan kendali yang nantinya akan menjadi landasan pembuatan perangkat lunak sistem Mobile SCADA ini. Protokol ini nantinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga perangkat lunak serta perangkat keras yang dibangun dalam sistem ini dapat

mengatasi berbagai permasalahan di atas, yaitu bersifat generik, mudah digunakan, mudah dirawat, mudah beradaptasi, dan mobile.

1.2 Keaslian dan Kedalaman Beberapa penelitian mengenai Mobile SCADA telah dilakukan. Lembaga penelitian HighBeam Research di Chicago telah mengembangkan sistem ini untuk keperluan pengendalian sistem pengairan dan sistem pemompaan. Sistem SCADA yang dikembangkan menggunakan RTUs, suatu perangkat pengendalian dengan media komunikasi radio. Pada sistem ini terdapat suatu sistem pengendalian berbasis komputer yang terletak pada sebuah kamar pusat. Sistem seperti ini sangat efektif digunakan untuk memantau operasi-operasi secara remote, namun pada suatu area yang terbatas. Sistem ini dilaporkan mampu menghemat biaya secara signifikan karena hemat tenaga manusia dan hemat energi. Penelitian lain adalah yang dilakukan lembaga riset CSIRO, Canberra, Australia. Sistem Mobile SCADA yang dikembangkan menggunakan GPRS sebagai media komunikasinya dan menggunakan mikroprosesor yang murah untuk mesin SCADA, sehingga dihasilkan sistem SCADA yang murah dan fleksibel (Mayer dan Taylor, 2002). Penelitian ini lebih dikhususkan untuk sistem SCADA pada jaringan sensor. Jaringan sensor adalah suatu sistem yang terdiri dari banyak micro controller kecil yang mempunyai alat sensor, yang bekerja bersama pada jaringan nirkabel. Penelitian yang dikerjakan pada tesis ini dimaksudkan untuk

mengembangkan suatu sistem Mobile SCADA dengan protokol atau aturan-aturan

kendali yang nantinya akan menjadi landasan bagi pembuatan perangkat lunak sistem. Protokol ini nantinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga perangkat lunak serta perangkat keras yang dibangun dalam sistem ini bersifat generik, mudah digunakan, mudah dirawat, mudah beradaptasi, dan mobile sehingga tepat digunakan oleh industri menengah ke bawah di Indonesia. Selain itu sistem Mobile SCADA ini menggunakan media komunikasi Paket Data CDMA.

1.3 Manfaat Dengan sistem Mobile SCADA yang dibuat dengan suatu protokol/aturan yang didasarkan pada kondisi ketersediaan komponen-komponen mesin SCADA di Indonesia, serta didasarkan pada perangkat lunak yang murah bahkan gratis, dan dibatasi untuk permasalahan sederhana dan bersifat umum atau generik, serta dengan menggunakan media komunikasi Paket Data CDMA di Indonesia, maka akan dihasilkan sebuah sistem Mobile SCADA yang akan sangat sesuai dengan kebutuhan industri-industri di Indonesia yang ingin menerapkan sistem SCADA. Tentu saja pemanfaatan hasil penelitian masih harus disesuaikan dengan bidang aplikasi yang akan menggunakannya, yaitu dengan sedikit modifikasi pada perangkat lunaknya karena menyesuaikan perangkat keras yang akan dikendalikan.

II TUJUAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuat suatu sistem Mobile SCADA yang bersifat generik, mudah digunakan, mudah dirawat, mudah beradaptasi, dan mobile, sehingga bisa digunakan oleh industri menengah ke bawah di Indonesia. Hal ini bisa dicapai bila pembuatan protokol atau aturan-aturan kendali dalam sistem tersebut yang disesuaikan dengan kondisi perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan, yaitu yang banyak tersedia di Indonesia,

serta disesuaikan dengan media komunikasinya yang murah yaitu Paket Data CDMA. Tujuan kedua adalah melakukan uji coba terhadap sistem Mobile SCADA yang dihasilkan. Uji coba akan dilakukan pada suatu obyek kendali yang berupa motor-motor industri sederhana. Variabel-variabel yang akan diteliti meliputi waktu respon obyek kendali, biaya komunikasi data, serta kehandalan sistem.

III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

3.1 Tinjauan Pustaka Lembaga penelitian HighBeam Research di Chicago telah mengembangkan sistem Mobile SCADA dengan menggunakan RTUs, suatu perangkat pengendalian dengan media komunikasi radio (May, 1997). Penelitian serupa dilakukan juga oleh Perusahaan MDS di Rochester, New York.

10

Penelitian lain adalah yang dilakukan lembaga riset CSIRO, Canberra, Australia. Sistem Mobile SCADA yang dikembangkan menggunakan GPRS sebagai media komunikasinya dan menggunakan mikroprosesor yang murah untuk mesin SCADA, sehingga dihasilkan sistem SCADA yang murah dan fleksibel (Mayer dan Taylor, 2002). Penelitian-penelitian di atas memerlukan suatu mesin SCADA yang membutuhkan rancang bangun yang modern dan integrasi yang tinggi antara industri pendukung dan perancangnya. Hal ini belum bisa dilakukan di Indonesia. Sehingga dalam tesis ini akan dibuat suatu protokol atau aturan-aturan kendali yang nantinya akan menjadi landasan pembuatan perangkat lunak sistem Mobile SCADA ini. Protokol ini nantinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga perangkat lunak serta perangkat keras yang dibangun dalam sistem ini dapat mengatasi berbagai permasalahan di atas, yaitu bersifat generik, mudah digunakan, mudah dirawat, mudah beradaptasi, dan mobile. Selain itu penelitian pada tesis ini menggunakan media komunikasi yang berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, yaitu Paket Data CDMA. Agar sistem Mobile SCADA yang dikembangkan bersifat generik, mudah digunakan, mudah dirawat, dan mudah beradaptasi, maka pembuatan sistem SCADA perlu memisahkan pengembangan fungsional dan layanan ke dalam dunia komputasi umum (DKU) dan dunia alat kendali (Taylor dan Palmer, 2003). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gb.1. Hal ini dilakukan dengan membagi-bagi sistem ke dalam tiga modul, yaitu Front End, Back End, dan mesin SCADA (lihat Gb.6). Front End adalah antar muka web bagi sistem SCADA yang akan

11

dikembangkan yang berguna menghindari kekompleksan bagi pengguna sistem. Di dalam Front End terdapat fungsionalitas sistem yang mewakili fungsi-fungsi pengendalian. Sedangkan Back End merupakan sebuah program aplikasi yang mengelola koneksi ke mesin SCADA, dan juga terpasang di PC yang sama (Server Web/Aplikasi) dengan lokasi Front End. Back End dan mesin SCADA akan memberikan layanan-layanan yang diminta oleh pengguna melalui Front End. Seorang pengguna dengan mudah bisa mengendalikan obyek kendali melalui Front End tanpa harus memahami bagaimana Back End dan mesin SCADA memberikan layanan-layanan yang diminta.
Brows er DKU koneksi RS-232 dengan AT+ command mesin koneksi Paket SCADA Data telepon klien mob il

dunia alat kendali Internet Server Web/ Aplikasi

Basi s Data

CDMA servis provider Gb.1. Arsitektur Mobile SCADA berbasis Paket Data CDMA

Pengguna dari suatu sistem Mobile SCADA melalui sebuah aplikasi browser web dengan media komunikasi bergerak akan mengirimkan pesan-pesan ke obyek kendali. Sebelum pesan-pesan ini sampai maka terlebih dulu harus diterjemahkan oleh suatu mesin SCADA ke dalam bentuk perintah-perintah (lihat Gb.1). Setelah obyek kendali mengerjakan perintah-perintah tersebut maka akan ada suatu mekanisme untuk mendapatkan umpan balik yang menunjukkan bahwa perintah-perintah telah dilaksanakan. Salah satu caranya adalah dengan digunakannya suatu aplikasi TiniDB. TiniDB adalah suatu basis data mini yang bisa

12

beroperasi pada mesin SCADA yang berkomunikasi dengan pengguna dengan teknologi komunikasi bergerak, yang memungkinkan dilaksanakannya operasioperasi SQL (Ken Taylor dan Kevin Mayer, 2003). Penelitian dalam tesis ini tidak menggunakan suatu aplikasi TinyDB, namun menggunakan sistem basis data yang diimplementasikan pada Server Aplikasi yang mempunyai IP privat yang terhubung ke mesin SCADA melalui jaringan telepon bergerak. Dengan penggunaan basis data di server ini maka dengan mudah bisa ditambahkan fasilitas-fasilitas fungsional yang memungkinkan terjadinya

kegenerikan sistem. Bila sistem ini akan digunakan pada bidang aplikasi industri yang lain, maka kita tidak perlu mengubah program pada mesin SCADA, namun yang perlu kita ubah adalah variabel-variabel pada basis data yang terpasang di server aplikasi. Sistem SCADA yang murah dan fleksibel bisa diperoleh dengan penggunaan mesin SCADA yang murah, serta dengan menggunakan sarana komunikasi yang sudah ada, yaitu jaringan telepon bergerak. Sementara itu teknologi GPRS menyediakan suatu jalur komunikasi yang selalu online namun biayanya tidak berbasis waktu tersambung (Kevin Mayer dan Ken Taylor, 2002). Dalam penelitian tersebut digunakan suatu mesin SCADA yang mampu memicu sambungan TCP secara langsung ke suatu PC (yang merupakan Server Aplikasi dengan alamat IP privat) dengan sarana teknologi GPRS, sehingga waktu respon dari sistem pengendalian menjadi lebih baik daripada yang menggunakan mesin SCADA tanpa kemampuan memicu sambungan TCP secara langsung. Namun

13

demikian mesin SCADA di atas dirancang secara khusus sehingga harganya pun relatif sangat mahal. Dalam penelitian, selain digunakan media komunikasi bergerak yang berbeda dan lebih murah yaitu Paket Data CDMA, yang prinsip umumnya sama dengan media komunikasi GPRS, juga akan digunakan suatu sistem yang berbeda dari sistem di atas, yaitu mesin SCADA yang digunakan mudah didapatkan di Indonesia dengan harga murah, namun tidak akan secara langsung bisa memicu sambungan TCP ke PC Server Aplikasi. Sambungan TCP hanya terjadi di antara PC dan telepon bergerak. Mesin SCADA yang tertempeli telepon bergerak tersebut melakukan komunikasi dengan menggunakan perintah AT+ command (merupakan himpunan teks ASCII dan berorientasi baris, yang digunakan telepon bergerak untuk membaca pesan IO dari peralatan lain dengan protokol RS-232, lihat Gb.1). Walaupun terlihat bahwa waktu respon pengendalian dari sistem ini bertambah, namun dalam penelitian ini akan dicari suatu cara di mana kekurangan tersebut bisa ditekan seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan telepon bergeraknya diprogram agar setiap saat (dalam hitungan mikro detik) selalu meminta data dari mesin SCADA yang memang sudah tersambung ke PC melalui sambungan TCP. Penelitian akan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yang mana akan dimanfaatkan mesin SCADA yang dibangun dari micro controller yang tersedia mudah di pasaran seperti Micro Controller AT 89C51, atau micro controller lainnya.

3.2 Landasan Teori

14

Dengan membuat suatu sistem SCADA yang murah dan dapat diaplikasikan pada berbagai aplikasi SCADA dengan sedikit pemrograman serta dengan menambahkan peralatan yang sesuai, akan menghasilkan suatu sistem SCADA yang sangat berguna bagi berbagai aplikasi industri maupun organisasi. Biaya yang mahal dari banyak aplikasi SCADA disebabkan oleh penggunaan sarana komunikasi yang khusus. Dengan digunakannya sarana komunikasi yang sudah tersedia secara luas, yaitu pada kasus ini adalah jaringan komunikasi bergerak, tidak hanya harga yang bisa dikurangi, namun juga akan didapatkan sifat skalabilitas dan sifat generik dari sistem ini. Jaringan komunikasi bergerak yang telah beroperasi di Indonesia umumnya ada dua macam, yaitu yang menggunakan teknologi GSM yang sudah lebih dulu ada dan yang menggunakan teknologi CDMA yang lebih murah. Kedua teknologi di atas sama-sama mempunyai empat metode komunikasi yaitu: 1. 2. 3. 4. Komunikasi Bit Tunggal, SMS, Data Call, GPRS / Paket Data.

Komunikasi Bit Tunggal Sistem komunikasi ini adalah teknologi paling sederhana yang hanya menggunakan data satu bit bernilai on/off. Komunikasi terjadi dengan cara pengguna memanggil sebuah nomor telepon yang merupakan bagian dari sistem PABX yang terhubung dengan sebuah komputer. Komputer di sini digunakan untuk

15

mengelola sebuah basis data yang bertugas mencocokkan nomor pemanggil, nomor terpanggil, dan perintah yang relevan. Contoh aplikasinya adalah beroperasinya suatu vending machine yang mengeluarkan minuman bila suatu nomor telepon dipanggil. Hal ini dimungkinkan karena vending machine tadi disambungkan ke komputer yang terhubung ke Internet.

telepon pengguna

PABX

PC Vending Machine

Gb.2. Komunikasi Bit Tunggal

SMS Sistem komunikasi ini dapat menyediakan lalu lintas data yang lebih besar dibanding komunikasi bit tunggal, yang menggunakan mode asynchronous namun tanpa jaminan terkirim. Sebuah komputer yang dengan kabel serial terhubung ke telepon/modem bergerak dapat digunakan untuk mengotomatisasi pengiriman dan penerimaan SMS. Dengan cara ini pesan-pesan yang datang dapat dianalisa oleh suatu program komputer, demikian halnya pesan dapat dibangkitkan pada komputer dan dikirimkan ke sebuah telepon bergerak.

telepon pengguna

modem GPRS

PC

robot Gb.3. Komunikasi dengan SMS

Data Call

16

Komunikasi ini memungkinkan lalu lintas data yang besar. Sistem ini meminta alokasi satu slot untuk setiap percakapan, walaupun pada saat itu tidak ada transfer data. Begitu suatu percakapan tersambung, akan terjamin bahwa data bisa terkirimkan. Proses pengiriman data ini menggunakan sistem Data Over Voice, di mana data akan diubah ke sinyal frekuensi dengan menggunakan DTMF encoder yang nantinya pada telepon bergerak penerima diubah kembali ke data dengan DTMF decoder. Untuk itu diperlukan bahasa pemrograman J2ME yang memang memungkinkan proses DTMF encoder/decoder. Biaya tergantung dari jumlah waktu sambungan percakapan. Komunikasi ini sangat cocok untuk sistem yang tidak memerlukan data waktu nyata, serta tidak memerlukan komunikasi yang kontinyu, namun secara khusus sangat cocok untuk lalu lintas data besar yang memerlukan waktu transfer singkat.
mesin SCADA

telepon pengguna

telepon bergerak

robot

Gb.4. Komunikasi dengan Data Call

GPRS atau Paket Data Sistem komunikasi ini berprinsip bahwa satu slot percakapan sebenarnya bisa digunakan oleh beberapa pengguna secara simultan dengan time division multiplexing. Seorang pengguna hanya menggunakan lebar pita saat loading halaman web, bukan saat membaca halaman yang telah di-load. Biaya tergantung dari jumlah data terkirim, bukan tergantung dari jumlah waktu sambungan,

17

sehingga sangat cocok untuk sistem yang memerlukan data waktu nyata, serta memerlukan komunikasi yang kontinyu.
koneksi RS-232 dengan AT+ command mesin SCADA telepon klien mob il

telepon pengguna

koneksi GPRS/ Paket Data Server Web/Aplikasi

klien selalu dial server

Gb.5. Komunikasi dengan GPRS/Paket Data

Karakteristik metode komunikasi di atas ditabelkan berikut ini: Tabel 1. Karakteristik metode komunikasi bergerak. Metode Bit Tunggal SMS Data Call (GSM) Data Call (CDMA) GPRS Paket Data Harga (rupiah) 0 1920 1100 250 500 350 / KBwaktu transfer /Full KB 2 jam 40 detik 1 detik 1 detik 1 second 1 second duplex X X V V V V Handal V X V V V V Selalu online X V V V V V

Perhitungan di atas didapatkan dengan berdasarkan pada data-data dari homepage telkom flexi, suatu penyedia sambungan telepon bergerak CDMA. Perlu diingat bahwa data tabel di atas hanya sekedar rata-rata, artinya masing-masing penyedia layanan pasti menerapkan harga yang berbeda.

Sistem yang Dikembangkan

18

Dengan adanya data-data untuk keempat metode komunikasi di atas maka menjadikan masukan mengenai bagaimana sistem SCADA dalam penelitian ini akan dikembangkan. Dunia industri sangat membutuhkan media komunikasi yang kontinyu, data waktu nyata, dan murah. Sehingga Paket Data dipilih sebagai metode komunikasinya. Skema sistem Mobile SCADA yang akan dibuat ditunjukkan pada Gb.1. Data waktu nyata pada media komunikasi Paket Data ini memang sangat tergantung dari bandwidth Internet yang dialokasikan untuk Server

Web/Aplikasinya. Penelitian oleh Mayer menunjukkan bahwa sambungan TCP untuk transfer data pada GPRS memerlukan 1 KB/detik (Mayer, 2002). Sedangkan data dari homepage flexi menunjukkan bahwa transfer data Paket Data juga memerlukan 1 KB/detik. Tentu saja untuk mencapai hal itu tidak mudah karena seperti telah dijelaskan di Tinjauan Pustaka bahwa mesin SCADA yang dibuat tidak secara langsung bisa memicu sambungan TCP ke Server Aplikasi. Sambungan TCP hanya terjadi di antara Server Aplikasi dan telepon bergerak. Mesin SCADA yang tertempeli telepon klien tersebut melakukan komunikasi dengan menggunakan perintah AT+ command (merupakan himpunan teks ASCII dan berorientasi baris, yang digunakan telepon bergerak untuk membaca pesan IO dari peralatan lain dengan protokol RS-232, lihat Gb.1) sehingga waktu respon pengendalian dari sistem ini bertambah. Namun demikian dalam penelitian ini akan dicari suatu cara di mana waktu respon bisa ditekan seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan telepon bergeraknya diprogram agar setiap saat (dalam hitungan mikro detik) selalu meminta data dari mesin SCADA yang memang sudah tersambung ke PC melalui sambungan TCP.

19

3.3 Perancangan Sistem Sistem Mobile SCADA ini akan menggunakan metode komunikasi Paket Data. Ini dipilih karena terutama adalah memenuhi persyaratan untuk pengendalian yaitu bisa berkomunikasi dua arah, handal, selalu online, waktu transfer cepat, serta relatif murah dibanding yang lain (lihat perbandingan pada Tabel 1). Skema dari sistem Mobile SCADA yang digunakan untuk penelitian ini adalah seperti tampak pada Gb.1, dan terdiri dari tiga modul: 1. 2. 3. Front End, Back End, mesin SCADA.

Ketiga modul di atas bisa dilihat pada Gb.6.

Front End Front End merupakan antar muka pengguna menuju sistem, berupa kumpulan aplikasi web yang terdiri dari script PHP, yang nantinya akan terpasang di Server Web/Aplikasi. Pengguna berinteraksi dengan sistem dengan melalui browser web untuk membuka aplikasi tadi di sebuah PC klien. Dengan kondisi demikian maka sebenarnya modul ini tidak bisa berkomunikasi secara langsung dengan mesin SCADA. Komunikasi harus dilakukan melalui Back End. Dengan melalui koneksi langsung ke suatu basis data, Front End bisa menyediakan pengguna suatu akses terhadap pesan-pesan yang dikirimkan oleh mesin SCADA melalui Back End. Kebutuhan fungsional yang harus disediakan pada Front End:

20

kemampuan mengirimkan pesan ke mesin SCADA, membaca pesan dari mesin SCADA.

Back End Back End merupakan sebuah aplikasi Java yang terpasang pada Server Web/Aplikasi dan berfungsi mengelola koneksi ke mesin SCADA melalui telepon bergerak. Back End terpasang di server yang sama dengan lokasi Front End. Kebutuhan fungsional yang harus dimiliki: kemampuan menginisiasi koneksi ke mesin SCADA via telepon bergerak; mengelola koneksi ke mesin SCADA, sehingga bila ada data ingin dikirim ke mesin SCADA, jalurnya menjadi tersedia; menerima pesan dari mesin SCADA via telepon bergerak dan mengirimnya ke sistem pengelola pesan (basis data); menyediakan data umpan balik bagi Front End; melayani permintaan dari Front End, misalnya untuk mengirim pesan ke mesin SCADA via telepon bergerak.

Mesin SCADA Mesin SCADA dibangun dengan suatu micro controller beserta dengan kabel-kabel serialnya yang menjembatani telepon/modem bergerak dengan obyek kendali. Yang perlu dipahami pada mesin SCADA ini adalah keharusannya untuk dapat mengirim dan menerima data melalui Paket Data, yang mana koneksi Paket Data tersebut harus selalu online. Hal ini bisa terjadi bila telepon klien selalu dalam

21

keadaan men-dial PC server (lihat Gb.5), dalam artian koneksi terjadi atas inisiatif dari telepon klien, karena hanya PC server lah yang bisa dihubungi sebab mempunyai alamat IP publik. Sedangkan telepon bergerak cuma mempunyai alamat IP privat sehingga tidak bisa dihubungi dengan jaringan GPRS / Paket Data. Dalam kondisi seperti ini maka komunikasi data bisa terjadi di antara PC dan telepon klien. Kemudian dengan suatu perintah AT+ command yang merupakan fasilitas pada telepon bergerak maka data-data yang sudah tersimpan dalam telepon klien tadi bisa dikirimkan ke mesin SCADA, yang pada akhirnya diterjemahkan oleh mesin SCADA untuk mengendalikan obyek kendali. Ketiga modul sistem bisa dilihat pada Gb.6. Terlihat bahwa bila seorang pengguna ingin mengendalikan gerakan mobil-mobilan, maka perintah-perintahnya harus dilakukan melalui interaksi dengan web yang berupa program aplikasi Front End dalam PHP. Program PHP ini akan melakukan suatu proses yang mengubah pesan ke format yang sesuai dan mengirimkan pesan-pesan tadi ke Back End. Setelah itu suatu program Back End dalam Java (dengan Java Development Kit versi 1.3 atau lebih) memungkinkan pesan tadi dikirimkan melalui suatu port ke telepon klien via komunikasi Paket Data.
Front End (PHP scripts) Pengguna mengirim pesan lewat browser web prose s prose s prose s Back End (progra m Java) koneksi RS-232 dengan AT+ command mesin koneksi Paket SCADA Data telepon klien mob il

Server Web/Aplikasi

Gb.5. Interaksi antara Modul Front End, Back End, dan Mesin SCADA

22

Komunikasi antara pengguna dan obyek kendali Bila obyek kendali berupa mobil-mobilan maka: Pengguna memencet tombol di layar yang dimaksudkan untuk

membelokkan mobil ke kiri 300 dengan kecepatan 2m/detik, maka perintah ini ditangkap oleh suatu proses PHP di Front End yang mengubahnya menjadi karakter ASCII, misalnya K30DC2M/D (artinya belok kiri 300 kecepatan 2m/detik). Karakter K30DC2M/D ini disimpan dalam basis data dengan skema tertentu misalnya yang menghasilkan tabel seperti berikut ini: Tabel motor X Variabel kendali K C Arah/Besar 30 2 Satuan D M/D

Back End dengan aplikasi Java mengambil data dari basis data dan mengirimkannya melalui port COM teks ASCII K30DC2M/D ke telepon bergerak. Telepon bergerak tadi dengan perintah AT+ command mengirimkan teks ASCII K30DC2M/D ke mesin SCADA. Kemudian suatu perintah dilakukan oleh mesin SCADA untuk membaca teks ASCII tadi pada EEPROM eksternalnya: read_ext_eeprom(RECV_MESSAGE_LOCATION), dengan variabel RECV_MESSAGE_LOCATION adalah lokasi disimpannya teks ASCII pada EEPROM.

23

Kemudian mesin SCADA mengubah memroses karakter K30DC2M/D menjadi sinyal-sinyal tegangan yang dikehendaki sehingga mobil-mobilan yang gerakannya diatur oleh perubahan tegangan bergerak sesuai perintah pengguna.

IV HIPOTESIS

Dengan dibuatnya sistem Mobile SCADA dengan media komunikasi Paket Data CDMA, dengan sistem mempunyai protokol atau aturan-aturan kendali yang dibangun berdasarkan perangkat keras dan perangkat lunak yang banyak tersedia di Indonesia, maka akan didapatkan sebuah sistem SCADA yang bersifat generik, mudah digunakan, mudah dirawat, mudah beradaptasi, dan mobile, yang sangat bermanfaat bagi industri menengah ke bawah di Indonesia. Hal ini bisa dicapai dengan membagi-bagi sistem Mobile SCADA ke dalam tiga modul, yaitu Front End, Back End, dan mesin SCADA, yang akan menghasilkan suatu sistem yang

24

memisahkan pengembangan fungsional dan layanan ke dalam dunia komputasi umum dan dunia alat kendali.

V CARA PENELITIAN

5.1 Materi yang dipakai Materi yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Kartu mesin SCADA, yang tersedia di pasaran Indonesia; Pemrogram PIC; Kabel printer DB-25 yang digunakan untuk menyambungkan komputer ke Pemrogram PIC; Telepon atau modem bergerak berfasilitas Paket Data dengan kartu teleponnya;

25

Sebuah komputer yang terhubung Internet dan mempunyai alamat IP publik, serta terpasang beberapa perangkat lunak baik untuk pengembangan atau produksi. Berikut ini adalah tabel dari perangkat lunak yang dipasang di komputer beserta keterangannya:

Tabel 2. Perangkat lunak yang terpasang di komputer beserta keterangannya. Perangkat lunak Fungsi Web server PHP produksi produksi Keterangan Untuk menjalankan script CGI. Untuk menjalankan Front End yang ditulis dalam script PHP. Java Development Kit (JDK) 1.3 digunakan untuk meng-compile aplikasi Back End. Java Runtime Environment (JRE) 1.3 untuk menjalankan aplikasi Back End. Untuk menuliskan dan meng-compile source code pada PC untuk cip PIC. Untuk memrogram PIC dengan menggunakan papan pemrogram PIC. Sebagai antar muka ke port COM.

Compiler Java pengembangan Java run time C cross produksi produksi

compiler Pemrogram PIC pengembangan Terminal software pengembangan

5.2 Jalan Penelitian Sebelum kita mempelajari sistem SCADA yang merupakan produk akhir dari penelitian ini, akan dipelajari berbagai metode komunikasi bergerak. Variabel

26

yang dipelajari menyangkut biaya per pengiriman data, waktu terkirimnya data, dan ketergantungannya pada penyedia komunikasi bergerak. Selain itu akan dipelajari tunda waktu dan BER (Bit Error Rate) yang muncul pada komunikasi bergerak yang digunakan. Setelah itu penelitian dilanjutkan dengan perancangan modul-modul sistem yang akan dilakukan secara urut dimulai dari pemahaman terhadap obyek kendali terlebih dahulu yaitu beberapa motor industri sederhana dan dianalisis kebutuhannya. Kemudian akan dipelajari cara memanfaatkan mesin SCADA agar bisa mengendalikan obyek kendali. Selanjutnya kita pelajari komunikasi antar obyek kendali Back End, komunikasi Back End mesin SCADA, komunikasi Front End Back End, dan komunikasi pengguna Front End. Dari hasil pemahaman terhadap komunikasi di antara ketiga modul maka akan kita buat protokol-protokol komunikasi, dan akan kita analisa penerapan sistem SCADA ini dengan metode komunikasi Paket Data.

5.3 Analisis Hasil Analisis pertama yang dilakukan adalah dengan membandingkan sistem Mobile SCADA yang dikembangkan dengan sistem-sistem sejenis lainnya yang telah terlebih dulu dikembangkan oleh Mayer dan lain-lain. Item-item yang dibandingkan yaitu apakah pada sistem tersebut cocok digunakan oleh industri skala menengah ke bawah di Indonesia meliputi: 1. mudah digunakan,

27

2.

pengguna tidak harus terlalu memahami cara kerja

perangkat keras dari obyek kendali, 3. 4. mudah dirawat, mudah beradaptasi.

Karena sifat analisisnya yang kualitatif maka akan memerlukan studi lapangan dengan metode survey. Selain analisis seperti tersebut di atas, juga dilakukan analisis yang lebih kuantitatif yaitu terhadap beberapa variabel meliputi waktu respon obyek kendali, biaya komunikasi data, serta kehandalan sistem. VI JADUAL PENELITIAN

Tabel 3. Jadual penelitian tahun pertama (2004/2005) Tahap kegiatan Persiapan penelitian: a. Studi literatur b. Pengadaan bahan & peralatan c. Dokumentasi Penelitian komunikasi mesin SCADA obyek kendali: a. Analisis kebutuhan b. Perancangan protocol c. Pembuatan perangkat lunak d. Pengujian perangkat lunak e. Dokumentasi Bulan ke:
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

28

Tabel 4. Jadual penelitian tahun kedua (2005/2006) Tahap kegiatan Persiapan komunikasi Back End mesin SCADA: a. Analisis kebutuhan b. Perancangan protocol c. Pembuatan perangkat lunak d. Pengujian perangkat lunak e. Dokumentasi Penelitian komunikasi Front End Back End: a. Analisis kebutuhan b. Perancangan protocol c. Pembuatan perangkat lunak d. Pengujian perangkat lunak e. Dokumentasi Bulan ke:
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

29

Tabel 5. Jadual penelitian tahun ketiga (2006/2007) Tahap kegiatan Penggabungan modul -> sistem: a. Pembuatan sistem b. Pengujian sistem c. Dokumentasi Penyelesain: a. Penyusunan disertasi b. Presentasi disertasi c. Perbaikan disertasi Bulan ke:
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

30

DAFTAR PUSTAKA

1. operating

May dan Donald, L., Mobiles SCADA systems reduce costs, http://static.highbeam.com/p/publicworks/august011997/

mobilesscadasystemsreduceoperatingcostsalabamasupe/, HighBeam Research, Public Works, 1 Agustus 1997. 2. Mayer, K. dan Taylor, K., An Embedded Device Utilising GPRS

for Communications; International Conference On Information Technology and Applications, Bathurst, Australia, 25-28 November 2002. 3. Robotics and Automation Group, Telerobot, Department of

Mechanical and Materials of Engineering, The University of Western Australia, Nedlands 6907, Western Australia, http://telerobot.mech.uwa.edu.au/, 2004. 4. Tan, L. and Taylor, K., Mobile SCADA with Thin Clients - A

Web Demonstration; International Conference On Information Technology and Applications, Bathurst, Australia, 25-28 November 2002. 5. Taylor, K., XML and Mobile Computing; Active Server

Developers Journal, Elementk Journals, Februari 2001. 6. Taylor, K. dan Mayer, K., TinyDB by Remote, World

Conference on Integrated Design and Process Technology, Austin, Texas, 3-6 December 2003. 7. Taylor, K. dan Palmer, D., Applying Enterprise Architectures

and Technology To The Embedded Devices Domain; Workshop on Wearable, Invisible, Context-Aware, Ambient, Pervasive and Ubiquitous Computing,

31

Adelaide, Australia, Conferences in Research and Practice in Information Technology, Vol. 21, Februari 2003.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Tempat, tanggal lahir Pangkat/jabatan

: Teguh Bharata Adji, ST, MT, M.Eng. : Yogyakarta, 20 September 1969. : Penata Muda / Asisten Ahli.

Riwayat pendidikan tinggi: Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Indonesia, 1988-1995 Master Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Indonesia, 1996-1998 Master Engineering pada Department of Electrical Engineering Faculty of Engineering Doshisha University, Kyoto, Japan, 1999-2001 Karya ilmiah: Some Criteria for Formal Complete Integrability of Nonlinear Evolution Equations, prosiding internasional pada International Conference on Mathematics and Its Applications, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 14 17 July, 2003.

32

Arsitektur Jaringan Neural berbasis Simpul RAM untuk Pengenalan Huruf, Media Teknik ISSN 0216-3012, Yogyakarta, 1997.

Computer Program Software for Determining Formal Symmetry of Evolution Equations, Media Teknik ISSN 0216-3012, Yogyakarta, No. 1 Th. XXV Edisi Februari 2003.

Dukungan XML pada Pengembangan Perangkat Lunak untuk Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di MTI UGM, Media Elektro ISSN 1411-4968, Yogyakarta, vol. 13 No. 1 September 2003.

Pertemuan ilmiah yang dihadiri: Workshop Teknologi Informasi A Short Course on Developing ITEnhanced Engineering Courseware, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand, February 10-13, 2003. Intranet Application System Development Course, Tokyo, Japan, September November 2003 Penghargaan ilmiah: CICC (Center of International Cooperation for Computerization) Certification, Tokyo, Japan, November 2003

Anda mungkin juga menyukai