Anda di halaman 1dari 28

KONSEP HEAD INJURY KONSEP HEAD INJURY 1.

Pengertian Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001) Head injury (cedera kepala) : trauma yang mengenai otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitinal dalam substansi otak disebabkan oleh kekuatan eksternal yang menimbulkan perubahan tingkat kesadaran dan perubahan kemampuan kognitif, fungsi fisik, fungsi tingkah laku, dan emosional. Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi, dengan derajat yang bervariasi tergantung pada luas daerah trauma.

2. Epidemiologi Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kecacatan dan kematian pada kelompok usia 1-40 tahun. 1,5 juta penduduk setahunnya mengalami cedera tersebut. Puncaknya pada usia 15-24 tahun. Laki-laki mengalami cedera 2-3 kali lebih sering disbanding perempuan.

3. Penyebab Cedera kepala dapat disebabkan oleh benturan karena kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kecelakaan industry, kecelakaan olahraga, dll.

4. Respon terhadap cedera Meliputi : Kerusakan jaringan Kontusio akibat benturan dapat mencederai sel-sel saraf dan serabut-serabut saraf yang dapat menyebabkan perdarahan kecil yang akan merusak jaringan yang berdekatan. Mekanisme cedera kepala dapat mengakibatkan kerusakan daerah dekat benturan (kup) dan kerusakan pada daerah yang berlawanan dengan benturan (kontra kup) Edema serebral Edema terjadi akibat beberapa daerah dari otak tidak adekuat perfusi jaringannya, sehingga timbul hiperkapnia yang mengakibatkan asidosis local dan vasodilatasi pembuluh darah.tidak adekuatnya suplai oksigen dan glukosa lebih lanjut dapat mengakibatkan peningkatan edema dari serebral, sehingga akan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial dan akhirnya bisa mengakibatkan herniasi otak dan kematian. Perdarahan dan hematoma Kerusakan pada jaringan dapat menyebabkan perdarahan dan hematoma. Keduanya dapat meningkatkan tekanan intracranial. a. Hematoma Epidural : Perdarahan yang menuju ke ruang antar tengkorak dan durameter akibat laserasi dari arteri meningea media. Hematoma ini disebabkan oleh karena ruptur sebuah arteri meningen,biasanya berkaitan dengan fraktur tengkorak. b. Hematoma Subdural : Kumpulan darah antara permukaan dalam durameter dan araknoidmeter. Hematoma ini disebabkan oleh kerusakan vena penghubung (Bridging veins) yang berjalan dari permukaan otak sinus dura.

c. Hematoma Intracerebral : Perdarahan yang menuju ke jaringan serebral. Biasanya terjadi akibat cedera langsung dan sering didapat pada lobus frontal atau temporal. d. Hematoma Subarachnoid : Hematoma yang terjadi akibat trauma.

Respon lain Respon lain yang dapat terjadi adalah iskemik, infark, nekrosis jaringan otak, serta kerusakan terhadap saraf cranial dan struktur lainnya.

5. Tipe cedera Fraktur Tengkorak Pukulan pada tengkorak menyebabkan fraktur jika toleransi elastic dari tulang terlampaui. Fraktur kepala dapat melukai jaringan pembuluh darah dan saraf-saraf dari otak, merobek durameter yang mengakibatkan perembesan cairan serebrospinal, dimana dapat membuka suatu jalan untuk terjadinya infeksi intrakranial. Adapun macam-macam dari fraktur tengkorak adalah : a. Fraktur Linear : Retak biasa pada hubungan tulang dan tidak merubah hubungan dari kedua fragmen. b. Comminuted Fraktur : Patah tulang tengkorak dengan multipel fragmen dengan fraktur yang multi linear. c. Depressed Fraktur :

Fragmen tulang melekuk kedalam. d. Coumpound Fraktur : Fraktur tengkorak yang meliputi laserasi dari kulit kepala, membran mukosa, sinus paranasal, mata, dan telinga atau membran timpani.
e. Fraktur Basilaris :

Fraktur yang terjadi pada dasar tengkorak, khususnya pada fossa anterior dan tengah. Fraktur dapat dalam bentuk salah satu linear, comminuted atau depressed. Sering menyebabkan rhinorrhea atau otorrhea. Cidera Serebral a. Komosio Serebri (geger otak) :Gangguan fungsi neurologik ringan tanpa adanya kerusakan struktur otak, terjadi hilangnya kesadaran kurang dari 10 menit atau tanpa disertai amnesia, muntal, muntah, nyeri kepala. Biasanya dapat kembali dalam bentuk normal. b. Kontusio Serebri (memar) :Benturan menyebabkan perubahan dari struktur dari permukaan otak yang mengakibatkan pendarahan dan kematian jaringan dengan atau tanpa edema. Hilangnya kesadaran lebih dari 10 menit. c. Laserasio serebri :Gangguan fungsi neurologik disertai kerusakan otak yang berat dengan fraktur tengkorak terbuka. Massa otak terkelupas keluar dari rongga kranial. Cedera saraf kranialis Saraf cranial yang rentan terhadap cedera dengan fraktur tengkoran adalah saraf olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklearis, cabang pertama dan kedua dari saraf trigeminalis, fasialis, dan auditorius. Contohnya: o Hilangnya daya pengecap (hilangnya persepsi beraroma) timbul akibat pergeseran otak dan robeknya filament saraf olfaktorius

o Cedera saraf okulomotorius menyebabkan bola mata terdorong keluar denagn hilangnya gerakan adduksi dan gerakan ventrikal dan dilatasi pupil terfiksasi. o Cedera saraf kranialis kedelapan denagn fraktur os petrosa menyebabkan hilangnya pendengaran, vertigo, dan nistagmus segera setelah cedera.

Berdasarkan berat ringannya a. Cedera kepala ringan : Jika GCS (Skala Koma Glasgow) antara 15-13, dapat terjadi kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio atau hematoma.

Satu kali atau tidak ada muntah Stabil dan sadar Dapat mengalami luka lecet atau laserasi di kulit kepala Pemeriksaan lainnya normal

b. Cedera kepala sedang : Jika nilai GCS antara 9-12, hilang kesadaran antara 30 menit sampai 24 jam, dapat disertai fraktur tengkorak, disorientasi ringan.

Saat ini sadar atau berespon terhadap suara. Mungkin mengantuk Dua atau lebih episode muntah Sakit kepala persisten Kejang singkat (<2menit) satu kali segera setelah trauma Mungkin mengalami luka lecet, hematoma, atau laserasi di kulit Pemeriksaan lainnya normal

kepala

c. Cedera kepala berat : Jika GCS antara 3-8, hilang kesadaran lebih dari 24 jam, biasanya disertai kontusio, laserasi atau adanya hematoma dan edema serebral.

Kehilangan kesadaran dalam waktu lama Status kesadaran menurun responsif hanya terhadap nyeri atau tidak responsif Terdapat kebocoran LCS dari hidung atau telinga Tanda-tanda neurologis lokal (pupil yang tidak sana, kelemahan sesisi) Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial:
o

Herniasi unkus: dilatasi pupil ipsilateral akibat kompresi nervus okulomotor Herniasi sentral: kompresi batang otak menyebabkan bradikardi dan hipertensi

Trauma kepala yang berpenetrasi Kejang (selain Kejang singkat (<2menit) satu kali segera setelah trauma)

Nilai GCS: Respon a. Membuka mata Spontan Dengan perintah Dengan rangsang nyeri nilai

:4 :3 :2 :1

Tidak berespon b. Respon motorik

Menurut perintah Mengetahui lokasi nyeri

:6 :5

Reaksi menghindari nyeri :4 Fleksi abnormal Ekstensi abnormal :3 :2 :1

Tidak berespon c. Respon verbal

Baik menjawab/orientasi penuh Bingung

:5 :4

Kata-kata tidak dapat dimengerti :3 Suara tidak jelas Tidak berespon :2 :1

6. Manifestasi klinis :

Fraktur tengkorak : Keluarnya cairan serebrospinalis atau cairan lain dari hidung (rhinorrhoe) dan telinga (otorrhoe), kerusakan saraf kranial, dan perdarahan dibelakang membran timfani.

Komosio serebri : Muntah tanpa nausea, nyeri pada lokasi cidera, mudah marah, lesu, mual, hilang ingatan sementara, sakit kepala, pusing, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

Kontusio serebri : Perubahan tingkat kesadaran, lemah, sulit bebicara, hilang ingatan, sakit kepala, demam di atas 370C, berkeringat banyak, aktifitas kejang, rhinorrhoe, dan kelumpuhan saraf kranial.

Hematoma epidural : Hilang kesadaran, gangguan penglihatan, sakit kepala, lemah/paralisis pada salah satu sisi, tekanan darah meningkat, denyut nadi menurun, pernafasan menurun dengan pola yang tidak teratur.

Hematoma subdural akut/subakut : Sakit kepala, gangguan penglihatan, peningkatan TIK (Tekanan Intrakranial), otot wajah melemah, hilang kesadaran. Hematoma subdural kronik : Gangguan mental, sakit kepala hilaang timbul, gangguan penglihatan, perubahan pola tidur.

7. Mekanisme cedera Akselerasi Jika benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada orang yang diam kemudian dipukul atau telempar batu. Deselerasi Jika kepala bergerak membentur benda yang diam, misalnya pada saat kepala terbentur. Deformitas

Perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma, misalnya adanya fraktur kepala, kompresi, ketegangan atau pemotongan pada jaringan otak. Pada saat terjadinya deselerasi ada kemungkinan terjadi rotasi kepala sehingga dapat menambah kerusakan. Mekanisme kerusakan kepala dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah dekat benturan (Coup) dan kerusakan pada daerah yang berlawanan dengan benturan (Contra coup).

8. Kekacauan terkait cedera kepala Faktor kardiovaskuler

Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung mencakup aktivitas Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis mempengaruhi penurunan

atipikal miokardial, perubahan tekanan vaskuler dan edema paru.

kontraktilitas ventrikel. Hal ini menyebabkan penurunan curah jantung dan meningkatkan tekanan atrium kiri. Akibatnya tubuh berkompensasi dengan meningkatkan tekanan sistolik. Pengaruh dari adanya peningkatan tekanan atrium kiri adalah terjadinya edema paru. Faktor Respiratori

Adanya edema paru pada trauma kepala dan vasokonstriksi paru atau hipertensi Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida mempengaruhi aliran darah. Bila PO2

paru menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi

rendah, aliran darah bertambah karena terjadi vasodilatasi. Penurunan PCO2, akan terjadi alkalosis yang menyebabkan vasokonstriksi (arteri kecil) dan penurunan CBF (cerebral blood fluid).

Edema otak ini menyebabkan kematian otak (iskemik) dan tingginya tekanan intra

kranial (TIK) yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan batang otak atau medulla oblongata.

Faktor metabolisme

Pada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh lainnya Retensi natrium juga disebabkan karena adanya stimulus terhadap hipotalamus, Ginjal mengambil peran dalam proses hemodinamik ginjal untuk mengatasi retensi

yaitu kecenderungan retensi natrium dan air dan hilangnya sejumlah nitrogen

yang menyebabkan pelepasan ACTH dan sekresi aldosteron.

natrium. Kemudian natrium keluar bersama urine, hal ini mempengaruhi hubungan natrium pada serum dan adanya retensi natrium. Pada pasca hypotermia hilangnya nitrogen yang berlebihan sama dengan respon metabolik terhadap cedera, karena adanya cedera tubuh maka diperlukan energi untuk menangani perubahan seluruh sistem, tetapi makanan yang masuk kurang sehingga terjadi penghancuran protein otot sebagai sumber nitrogen utama, demikian pula respon hypothalamus terhadap cedera, maka akan terjadi sekresi kortisol, hormon pertumbuhan dan produksi katekolamin dan prolaktin sehingga terjadi asidosis metabolik karena adanya metabolisme anaerob glukosa Faktor gastrointestinal

Trauma kepala juga mempengaruhi sistem gastrointestinal. Setelah trauma

kepala (3 hari) terdapat respon tubuh dengan merangsang aktivitas hipotalamus dan stimulus vagal. Hal ini akan merangsang lambung menjadi hiperasiditas.

Hypothalamus merangsang anterior hypofise untuk mengeluarkan steroid adrenal.

Hal ini merupakan kompensasi tubuh dalam mengeluarkan kortikosteroid dalam menangani oedema cerebral. Hyperacidium terjadi karena adanya peningkatan pengeluaran katekolamin dalam menangani stres yang mempengaruhi produksi asam lambung. Faktor psikologis

Selain dampak masalah yang mempengaruhi fisik pasien, trauma kepala pada

pasien adalah suatu pengalaman yang menakutkan. Gejala sisa yang timbul pascatrauma akan mempengaruhi psikis pasien. Demikian pula pada trauma berat

10

yang menyebabkan penurunan kesadaran dan penurunan fungsi neurologis akan mempengaruhi psikososial pasien dan keluarga Ventrikulostomy Ventrikulostomy, disebut juga drain eksterna ventricular atau kateter ventricular adalah kateter yang diletakan di dalam ventrikel2, ruang penuh air didalam otak, dan drainage CSF eksternal. Biasanya berhubungan dengan alat pengumpul cairan serebrospinal yang bisa meningkatkan atau menurunkan didekat tempat tidur untuk mengatur jumlah CSF yang dikeluarkan. Ventrikulostomy bisa mendrainage dan sampling CSF dan bisa juga bisa digantung pada transduksi tekanan yang mmeberikan pembacaan dari tekanan intracranial. Biasanya, di beberapa kondisi tertentu, medikasi juga diberikan secara langsung ke system saraf dengan diinjeksikan lewat ventrikulostomy. Ventrikulostomy biasanya diletakan di samping tempat tidur, tapi kadang2 diletakkan di ruang operasi. Biasanya, sebuah lubang kecil dibuat di tengkorak untuk memasukan kateter ke orak dank e dalam ventrikel Gunanya ? Beberapa situasi klinis yang direkomendasikan untuk drain eksternal ventrikel :
1. Trauma kepala. Pasien yang menderita cidera otak traumatic biasanya mengalami peningkatan

TIK. Ini bisa berhubungan dengan pembengakakn atau/dan perdarahan di otak. Peningkatan tekanan bisa merusak system sarag sehingga dokter biasanya berusaha menurunkan tekanan dengan berbagai treatment yang paling sering adalah meletakan ventrikulostomy. Ini bisa memonitoring tekana intracranial dan drainage CSF untuk menolong penurunan tekana jika ada peningkatan

11

2. Hydrosefalus. Adalah nama dari kondisi umum dimana ada ketidaknormalan dari aliran cairan serebrospinal di dalam dan disekitar otak dan batang otak. Di berbagai bentuk hydrosefalus akan menuju akumulasi CSF yang tidak bisa diserap secara normal. Pada perawatan jangka panjang biasanya termasuk prosedur pengeluaran CSF permanen, di kasus akut ventrikulostomy bisa diletekan di RS untuk menurunkan tekanan intracranial
3. Pembedahan. Beberapa prosedur pembedahan otak dibantu dengan pengeluaran sebagian CSF

dari ventrikel. Dalam kasus ini, drain eksternal ventrikel harus ditenmpatkan saat memulai atau selama prosedur pengeluaran cairan Obat yang dirsepkan. Beberapa kondisi memerlukan pemberian medkasi ke dalam cairan serebrospinal. Untuk melakukan ini, beberapa pasien mungkin memerlukan kateter ventricular yang memungkinkan injeksi ke CSF. Ketika kateter ini bisa digunakan ketika pasien di RS, beberapa pasien yang memerlukan perawatan jangka panjang bisa memaai kateter permanent yang diletakan dengan dihubungkan dengan kantung dibawah kulit kepala (Omaya reservoir). Tipe ini digunakan pada beberapa bentuk infeksi system saraf dan kanker Tabung lembut yang ditempatkan di atas kepala. Kadang ventrikulostomi disebut ventric. Ini ada tabung yang berjalan di dalam lubang tengkorong ke dalam area otak yang di sebut ventrikel. Tabung ini dihubungkan dengan tabung yang lebih panjanag, dan pada kantung drainage dan monitor Untuk apa ventrikulostomy? Ventrikulostomu adalah alat untuk mengukur TIK. Ini sangat penting untuk berbagai alasa. Alat ini dapat membantu dalam perawatan dengan berbagai cara : Kadang, ventrikulostomy dutempatkan hanya untuk mengetahui TIK Ini juga berguna untuk mengeluarkan CSF berlebih. CSf dikeluarkan mengikuti aliran tabung/selang ke dalam kantung. Dengan ini dapat menurunkan TIK Juga bisa untuk mengeluarkan darah dari kepala, jika ada perdarahan otak. Membersihkan darah akan membantu penyembuhan, dimana CSF tidak memerlukan darah di dalamnya.

12

Ketika darahnya keluar, gejala seperti nyeri kepala, sakit leher atau fotophobia akan membaik. Ini membutuhkan beberapa hari Alasan pasien memerlukan ventrikulostomy? Setelah bedah otak Malformasi pembuluh darah HI Brain aneurysms Hidrosefalus, atau terlalu banyak CSF

Bagaimana peletakan ventrikulostomy? Prosedur ini biasanya memerlukan kurang sejam. Kadang, dokter akan meletrakan drain selama pembedahan. Paling banyak, dokter akan meletakannya ketika sedang di tempat tidur. Langkah2nya : 1. Dokter dan perawat akan bekerja sama untuk memastikan pasien nyaman dengan memberikan obat antinyeri dan obat sedative ringan 2. Akan ada sebagian kecil dari kepala yang dilukai 3. Akan ada alas disekitar kepala untuk menjaga area tetap steril 4. Dokter akan memberikan lidocaine di kepala 5. Dokter akan membuat lubang di dalam tengkorak dan meletakan tube di dalam ventrikel 6. Tube diletakan dengan beberapa jahitan dan balutan 7. Tube tidak akan terasa nyeri Apa yang diharapakn dengan pemasukan ventrikulostomy Perawat akan mengecek saluran sering, setidak setiap jam. Perawat akan mengecek tekanan, mengeluarkan CSF ekstra, dan mengecek balutan dari kebocoran, dan memastikan tube diposisi yang tepat Dokter akan mengambil sampel cairan dari drain untuk manage perawatan. Akan dikirim ke lab dan ditest Akan diperlukan antibiotic via IV sepanjang waktu adanya ventrikulostomy utnuk mecegah infeksi Yang harus dilakukan klien Sangat penting untuk tidak pernah menggerakan kepala tempat tidur naik atau turun tanpa pertolongan perawt ketika sedang dalam pengeluaran. Perawat perlu mengeecek tingkat

13

pengosongan dan memastikan tidak ada pengeluaran lebih dengan menutup pergerakan saluran. Cari pertolongan dan bertanya jika ada pertanyaan atau nyeri Ketika saluran dikeluarkan, ini tidak akan sakit. Akan ada rasa sedikit tidak nyaman, seperti disengat. Balutan akan diletakan setidaknya 24 ajam dan akan dicek haluarannya. Infeksi akan diperhatikan Perawat dan dokter akan memberitahukan tentang ventrikulostomu. Sangat penting untuk mengajukan pertanyaan atau ketakutan tentang saluran. Ini akan membenatu pasien dan keluar mengerti lebih baik mengapa pasien memerlukan ventricuulostomu dan mnindsetnya benar. Suplai Darah dan Oksigen pada Sistem Saraf Pusat Aliran darah membawa oksigen dan nutrisi-nutrisi yang sangat penting bagi kesejahteraan neuron. Maka dari itu, sama halnya seperti jaringan lain dalam tubuh, susunan sistem saraf pusat sangat tergantung dari aliran darah yang memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa metabolismenya. Otak menggunakan kurang lebih 20% dari seluruh darah dalam tubuh dan membutuhkan 25% suplai oksigen untuk bekerja secara optimal (Love dan Webb, 1992). Aliran darah pada orang normal sekitar 54ml/kg berat otak/menit dan sekitar 3.3 ml oksigen/kg berat otak/menit. Selama tidur, aliran darah ke otak akan meningkat, akan tetapi rata-rata oksigen yang dikonsumsi akan tetap sama. Suplai darah arteria ke otak dijamin oleh dua pasang arteria, yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya beranatomisis membentuk sirkulus arterious serebri Willis (Circle of Willis).

14

Aliran vena otak. Pembuluh vena meninggalkan otak melalui sinus dura yang besar dan kemballi ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna. Sedangkan arteria medula spinalis dan sistem vena memiliki hubungan percabangan yang luas untuk mencukupi suplai darah ke jaringan-jaringan.

Suplai Darah Dari Arteria Karotis Arteria karotis eksterna dan interna bercabang dari arteria karotis komunis. Arteria karotis komunis kiri merupakan cabang dari arkus aorta, sedangkan arteri komunis kanan berasal dari arteria brakiosefalika (sissa dari arkus aorta).

Arteria karotis eksterna memperdarahi wajah, tiroid, lidah, dan faring. Arteria meningenia media merupakan cabang dari arteria karotis eksterna yang memperdarahi struktur dalam daerah wajah dan mengirimkan sebuah cabang yang besar ke dura mater.

Arteria karotis interna sedikit berdilatasi di daerah percabangannya yang dinamakan sinus karotikus. Dalam sinus karotikus terdapat ujung-ujung saraf khusus yang berespons terhadap perubahan tekanan darah arteria, yang secara reflex mempertahankan suplai darah ke otak dan tubuh.

Arteria karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang menjadi arteria serebri anterior dan media. Arteria serebri anterior member suplai darah pada struktur-struktur seperti nucleus kaudatus dan putamen basal ganglia, bagian-bagian kapsula interna dan korpus kalosum, dan bagian-bagian lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks sometestik dan korteks motorik. Bila rteria serebri anterior mengalami sumbatan pada cabang utamanya, dapat terjadi hemiplegia kontralaateral yang lebih berat di bagian ekstremitas bawah. Paralisis bilateral dan gangguan sensorik timbul bila terjadi sumbaatan total paadaa kedua arteria serebri anterior.

Arteria serebri media mensuplai darah untuk bagian lobus temporalis, parietalis, dan frontalis, korteks serebri dan membentuk penyebaran pada permukaan lateral. Arteria ini merupakan sumber darah utama girus parietalis dan postsentralis. Korteks audirius, somestetik, motorik, dan pramotorik, juga korteks asosiasi. Apabila arteria ini tersumbat di dekat percabangan kortikal utamanya (pada trunkus arteria) dapat menimbulkan afaasiaa berat.

Suplai Darah Dari Arteria Vertebralis

15

Arteria vertebralis dibagi menjadi dua, arteria vertebralis kiri dan kanan. Arteria vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medulla oblongata. Kedua arteria ini bersatu menjadi arteria basilaris dan bercabang lagi di sekitar otak tengah membentuk sepasang arteria serebri posterior.

Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini memperdarahi medulla oblongata, pons, serebelum otak tengah, sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, apparatus koklearis dan organ-organ vestibular. Korteks penglihatan primer pada lobus oksipitalis diperdarahi oleh arteria kalkarina yang merupakan cabang dari arteria serebri posterior.

Pembuluh Darah Medula Spinalis Medulla spinalis menerima darah melalui cabang-cabang arteria vertebralis (arteria spinalis anterior dan posterior dan cabag-cabangnya) dan dari pembuluh-pembuluh segmental regional yang berasal dari aorta torakalis dan abdominalis (arteria radikulus dan cabang-cabangnya). Arteria-arteria ini melingkari medulla spinalis dan membentuk pleksus vascular yang berantomisis luas pada permukaan medulla spinalis, serta berhubungan dengan pembuluhpembuluh sistem vertebral. Cabang-cabang dari oleksus vascular superficial ini kemudian menembus medulla spinalis dan memperdarahi jaringan-jaringan yang letaknya dalam.

Aliran vena umumnya mengikuti pola distribusi arteria. Beberapa vena medulla spinalis memiliki katup, berbeda dengan vena-vena otak dan sinus vena yang tidak memiliki katup. Sistem vascular medulla spinalis langsung berhubungan dengan sistem vena otak. Bila tekanan vena dalam medulla spinalis meningkat (batuk, dll), maka tekanan vena sentralis meningkat sehingga untuk sementara waktu menghambat aliran vena otak.

VENOUS DRAINAGE Fakta tentang vena : 1. Vena serebral memiliki dinding yang lebih tipis di banding arteri 2. Terdiri sebagian besar oleh jaringan serat jaringan 3. Hampir tidak memiliki jaringan elastic 4. Tidak pernah memiliki katup di otak Drainage di otak dilakukan oleh vena dan sinus. Vena menghubangkan darah dari otak dan mengkonduksikannya di sinus. Dari sinus, darah drainage ke dalam system vena exocranial, vena

16

jugularis. Sebagian darah keluar dari cavity cranial dengan jalan vena emissary

Permukaan lateral otak di drainage pada sinus longitudinal superior (vena superior, vena trolard), sinus transverse (vena LAbbeO dan sinus cavernous (vena serebral tengah). Vena permukaan lateral memiliki banyak anastomosis (hubungan)

17

Bagian permukaan median otak di drainage ke superior longitudinal sinus dan, heavily ke vena Galen yang mana memperoleh darah dari struktur internal dan pole occipital. Vena Galen membuka ke sinus straight

18

19

Sinus2 chanels vascular yang lebih besar yang tidak mengandung katup lokasinya diantara dura mater. Ini menghubungkan vena yang besar dengan system vena exocranial. Dua kelompok sinus bisa dibedakan di dalam rongga cranial Kelompok superior-posterior : 1. The superior sagittal sinus 2. The inferior sagittal sinus 3. The straight sinus 4. The two transverse sinuses 5. The occipital sinus Kelompok anterior-inferior sinus 1. The cavernous sinus

2. The intercavernous sinus 3. The superior petrosal sinus 4. The inferior petrosal sinus

20

Vena emisari adalah pembuluh kecil yang menghubungkan superior sagital sinus dan sinus cavernous dengan vena diluar tengkorak. Aliran darah bisa mengalir salah satu arah, yang menolong untuk menurunkan tekanan vena dalam tengkorak di kasus patologis. Kerugian dari pengaturan pembuluh, dar pin kritikal poin, adalah fakta infeksi eksternal (phebilitis) bisa meyebarkan sinus otak dan menyebabkan trombopheblitis (phebilitis dengan thrombus). Phebilitis adalah inflamasi vena.

21

Etiologi : trauma kepala akibat kecelakaan Aselerasi (kepala membentur benda bergerak) Deselerasi (kepala bergerak membentur benda diam)

Energi diserap oleh lapisan pelindung (rambut, kulit kepala, dan tengkorak) Head injury Energi >>> dijalarkan ke lapisanlapisan otak Rupture vena serebral superior (VCS) Perdarahan VCS di sekitar area dura / aranoid Hematoma membentuk ruang di duraaraniod junction (subdural hematoma) Obstruksi serebral flow darah ke otak Hipoksemia serebral (<<< O2 supplai di otak Gang perfusi jar serebral Iskem ia jaring an Nekros is jaringa n Disfungsi serebral ()tergantun g daerah yang terena) Mekanism kompensas i HR RR Mendesak ruang intrakranial

Patofisio logi head Injury pre op

Hernia si Meran gsang mumu mn Mumu n Risti mual

Iritasi hipotalam us Melep askan ADH Reten si Na dan air Outpu t urine

TIK

Meneka n saraf2 di oTAK stimulu s saraf simpati s kontraktilit as ventrikel kiri

TD sist emi k

22

Output urine

kontraktilitas ventrikel kiri

Konsent rasi elektroli t Gang keseimb angan cairan dan elektroli t

SV

tekanan atrium kiri

Edema paru

difusi O2 ke alveoli

Dipsnea

CO2 RR (takipne a) Gang pola nafas

23

Etiologi : trauma kepala akibat kecelakaan Aselerasi (kepala membentur benda bergerak) Deselerasi (kepala bergerak membentur benda diam)

Patofi siologi Head Injury Postop

Energi diserap oleh lapisan pelindung (rambut, kulit kepala, dan tengkorak) Energi diserap oleh lapisan pelindung (rambut, kulit kepala, dan tengkorak) Head injury Energi >>> dijalarkan ke lapisanlapisan otak Rupture vena serebral superior (VCS) Perdarahan VCS di sekitar area dura / aranoid Hematoma membentuk ruang di duraaraniod junction (subdural hematoma) Proses pembedahan dan pemasangan ventrikulostomy

Luka akibat insisi Penekan an ujung2 saraf bebas Nyeri **

Jaringan sudah terlanjur rusak (unrepaired tissue) kebutuhan metabolism (kompensasi u/ perbaikan jaringan) Iritas i hipot alam us Penek anan terusmener us lapisan otak

TIK * Penekan jaringan Irita si pad a neur on

Mene kan medu lla oblon gata

Obst ruksi vena saraf optik us

24

25

Nutrisi tidak adeku at

kebutuhan metabolism (kompensasi u/ perbaikan jaringan) Pemecah an protein di otot untuk mendapa tkan nitrogen Protein breakdow n

Iritasi hipotalamus Melepaskan hormone katekolami n (antiregulas i insulin) resistansi insulin gula darah hyperglike mia Mele pask an ADH Rete nsi Natri um dan air Outp ut urine Risti Gang kesei mban gan air dan elektr oliit

Penek anan terusmene rus otak Mu al, mu nta h

Men eka n med ulla oblo ngat a Distr ess pern afas an Risti gang pola nafas tidak efekt if

Iritasi pada neur on Esist asi neur on Neur on jadi hype resist able Sinyal poten sial aksi iregul er

Obstru ksi vena opthal mic Statis vena Papilede ma

ATP di otot Resulta nt malnutr ition RistiGa ng nutrisi malaise intolera ns aktivita s

Stress ulsera si pada jar sereb ral

h er ni as i

Pengaruh area moitorik/sensorik pada daerah yang terkena

Motorik : tonik klonik Risti cidera

Sensorik : dejavu, halusinasi

26

Nyeri **

TIK *

Penggunaan obat beretanol Dimetabolis me di hati acetildehyd e Merusak jaringan Depresi narkotik SSP Penggunaa n jangka panjang Ambang batas toleransi Alkohol withdrawal

Fase kompensasi 1 : CSF Fase kompensasi 2 : intravaskular nyeri Fase dekompensasi : penekanan jaringan Tahana n flow darah HIpoks ia Risti gng perfusi serebral

Herniasi

27

28

Anda mungkin juga menyukai