( H akim Pengdil an Agama T anah Gr ogot) I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
2 IJARAH (A pl ikasinya Pa da Lemba ga Keuangan Syaria h)
1. Pendahuluan Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah lainnya dalam melayani produk pembiayaan, mayoritas masih terfokus pada produk- produk murabahah (prinsip jual beli). Pembiayaan ijarah memiliki kesamaan dengan pembiayaan murabahah karena termasuk dalam katagori natural certainty contracts dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli. Perbedaan antara ijarah dan murabahah terletak pada objek transaksi yang diperjual belikan yaitu dalam pembiayaan murabahah yang menjadi objek transaksi adalah barang, seperti tanah, rumah, mobil dan sebagainya, sedangkan dalam pembiayan ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja, sehingga dengan skim ijarah, bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya dapat melayani nasabah yang membutuhkan jasa. Bentuk pembiayaan ijarah merupakan salah satu teknik pembiayaan ketika kebutuhan pembiayaan investor untuk membeli aset terpenuhi dan investor hanya membayar sewa pemakaian tanpa harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli aset tersebut. Secara umum timbulnya ijarah disebabkan oleh adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang oleh nasabah yang tidak memiliki kemampuan keuangan. I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
3 Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya barang, sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah barang dan jasa. 2. Pengertian Ijarah Ijarah berarti sewa, jasa atau imbalan, yaitu akad yang dilakukan atas dasar suatu manfaat dengan imbalan jasa 1 . Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah adalah suatu jenis akad yang mengambil manfaat dengan jalan penggantian 2 . Dengan demikian pada hakikatnya ijarah adalah penjualan manfaat yaitu pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dan jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.
Dalam Hukum Islam ada dua jenis ijarah, yaitu 3 : a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut ujrah.
1 Habib Nazir & Muh. Hasan, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan S yariah, Kaki Langit, Bandung , 2004, hal. 246. 2 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983, hal. 177. 3 Ascarya, Akad dan Produk Syariah, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2007, hal.99. I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
4 b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini mirip dengan leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee) disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebut mujir/muajir dan biaya sewa disebut ujrah. Ijarah bentuk pertama banyak diterapkan dalam pelayanan jasa perbankan syariah, sementara ijarah bentuk kedua biasa dipakai sebagai bentuk investasi atau pembiayaan di perbankan syariah 3. Dasar Ijarah Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong mempunyai landasan yang kuat dalam al-Quran dan Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khlaifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan. Dan sebagai langkah alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Adapun yang menjadi dasar hukum ijarah adalah 4 : a. Al-Qur'an surat al-Zukhruf : 32 ..1, .- ,, _> !... '., .:,-. _ :,>l !,..l !.- .-, _ _-, .>: .>`.,l .-, !.-, !,>. .- ,, ,> !..
4 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, 2001 DSN,MUI,BI, hal.54 I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
5 Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagaian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagaian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan . b. Al-Quran surat al-Baqarah : 233 : | .: `-..`. ..l _!.`> >,l. :| ..l. !. ,.,., .-!, 1. < .ls < !. l,-. ,., Artinya : Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. c. Al-Quran surat al-Qashash : 26 :
l! !..>| ,!., :>:.`. _| ,> _. ,>:.`. _1l _,. Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : Hai ayahku! Ambilah ia sebagai orang yang bekerja pada (kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. c. Hadis riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabada :
Artinya : Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. d. Hadis riwayat Abd.Razaq dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabada :
Artinya : Barangsiapa yang mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya. I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
6 e. Hadis riwayat Abu Dawud dari Saad bin Abi Waqqash, bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabada :
Artinya : Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya, maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak. f. Hadis riwayat Tirmizi dari Amr bin Auf, bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabada :
Artinya : Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. g. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa. h. Kaidah fiqh
Artinya : Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalilyang mengharamkannya. i. Kaidah fiqh
Artinya : Menghindarkan mafsadat (kerusakan/bahaya) harus didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.
4. Rukun dan Syarat Ijarah 1. Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah 5 : a. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang menyewa aset dan mujir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset.
5 Ascarya, op.cit, hal. 99 I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
7 b. Objek akad, yaitu majur (aset yang disewakan) dan ujrah (harga sewa). c. Sighat yaitu ijab dan qabul. 2. Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam, sebagai berikut : a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. b. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat kepada penyewa. c. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap berlaku. d. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila aset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN- MUI/IV2000 tanggal 13 April 2000 Tentang Pembiayan Ijarah ditetapkan 6
: 1. Rukun dan Syarat Ijarah : a. Pernyataan ijab dan qabul. b. Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) : terdiri atas pemberi sewa (lessor, pemilik aset, Lembaga Keuangan Syariah) dan penyewa
6 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, op.cit, hal.55 I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
8 (Lessee, pihak yang mengambil manfaat dari penggunaan aset, nasabah). c. Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset. d. Manfaat dari penggunaan aset dalam ijarah adalah objek kontrak yang harus dijamin, karena ia rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan bukan aset itu sendiri. e. Sighat ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik aset (lembaga keuangan syariah) dan penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah). 2. Ketentuan Objek Ijarah : a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa. b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak. c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan. d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah. e. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidak tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa. f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik. I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
9 g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada lembaga keuangan syariah sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah. h. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak. i. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak. 3. Kewajiban Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah : - Kewajiban Lembaga Keuangan Syariah sebagai pemberi sewa : a. Menyediakan aset yang disewakan. b. Menanggung biaya pemeliharaan aset. c. Penjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan. - Kewajiban nasabah sebagai penyewa : a. Membayar sewa dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan aset yang disewa serta menggunakannya sesuai dengan kontrak. b. Menanggung biaya pemeliharaan aset yang sifatnya ringan (materiil) Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dan penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. 5. Ijarah Muntahia Bi al-Tamlik I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
10 Al-Bai wa al-ijarah muntahia bi al-tamlik merupakan rangkaian dua buah akad, yakni akad al-bai dan akad al-ijarah muntahia bi al-tamlik. Al-bai merupakan akad jual beli, sedangkan al-ijarah muntahia bi al-tamlik merupakan kombinasi sewa menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa 7 . Ijarah muntahia bi al-tamlik adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan kepemilikan objek sewa 8 . Dalam ijarah muntahia bi al-tamlik, pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut ini : a. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa. b. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewaakan tersebut pada akhir masa sewa. Adapun bentuk alih kepemilikan ijarah muntahia bi al-tamlik antara lain : a. Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dihibahkan kepada penyewa. b. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dibeli oleh penyewa dengan harga yang berlaku pada saat itu. c. Harga ekuivalent dalam periode sewa, yaitu ketika membeli aset dalam periode sewa sebelum kontrak sewa berakhir dengan harga ekuivalen.
7 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisi Fiqh dan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal.149 8 Ascarya, op.cit, hal.103 I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
11 d. Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih kepemilikan dilakukan bertahap dengan pembayaran cicilan selama periode sewa. 6. Ijarah dan Leasing Ijarah adalah akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa terjadi pemindahan kepemilikan, sehingga banyak yang menyamakan ijarah dengan leasing. Hal ini terjadi karena kedua istilah itu sama-sama mengacu hal ihwal sewa menyewa. Akan tetapi walaupun ada persamaan antara ijarah dengan leasing, terdapat beberapa karakteristik yang membedakannya, antara lain : a. Objek Objek yang disewakan dalam leasing hanya berlaku untuk sewa menyewa barang saja, terbatas pada manfaat barang saja, tidak berlaku untuk manfaat tenaga kerja. Sedangkan objek yang disewakan dalam ijarah bisa berupa barang dan jasa/tenaga kerja. Ijarah bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat barang disebut sewa menyewa dan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja/jasa disebut upah mengupah. Objek yang disewakan dalam ijarah adalah manfaat barang dan manfaat tenaga kerja. Dengan demikian, bila dilihat dari segi objeknya, ijarah mempunyai cakupan yang lebiah luas daripada leasing. b. Metode Pembayaran Dari segi metode pembayaran, leasing hanya memiliki satu metode pembayaran yaitu yang bersifat not contingent to formance artinya pembayaran tidak tergantung pada kinerja objek yang disewa. I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
12 Pembayaran ijarah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to formance) dan ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja objek yang disewa (not contingent to formance). Ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa disebut ijarah, gaji, sewa. Sedangkan ijarah
yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja objek yang disewa disebut jualah atau success fee 9 . c. Pemindahan Kepemilikan (Transfer of Title) Dari aspek perpindahan kepemilikan dalam leassing dikenal dua jenis yaitu operating lease dimana tidak terjadi pemindahan kepemilikan baik di awal maupun di akhir periode sewa dan financial lease. Ijarah sama seperti operating lease yakni tidak ada transfer of title baik di awal maupun di akhir periode, namun pada akhir sewa dapat dijual barang yang disewakan kepada nasabah yang dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah muntahia bi al-tamlik. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian. 7. Penutup Prinsip pokok (standar) minimal pembiayaan ijarah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : a. Dalam akad ijarah, fisik dari komoditas yang disewakan tetap dalam kepemilikan yang menyewakan dan hanya manfaatnya yang dialihkan kepada penyewa. Sesuatu yang tidak dapat digunakan tanpa mengkonsumsinya tidak dapat disewakan, seperti uang, makanan,
9 Adiwarman A. Karim, op.cit,hal.141 I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
13 bahan bakar dan sebagainya. Hanya aset-aset yang dimiliki oleh yang menyewakan dapat disewakan, kecuali diperbolehkan sub-lease (menyewakan kembali aset objek sewa yang disewa) dalam perjanjian yang dizinkan oleh yang menyewakan. b. Sampai waktu ketika aset objek sewa dikirim kepada penyewa, biaya sewa belum bisa digunakan. c. Selama periode sewa, yang menyewakan harus tetap menguasai objek sewa dan menanggung semua resiko dan hasil dari kepemilikan. Namun demikian, jika terjadi kerusakan atau kehilangan aset objek sewa karena kesalahan atau kelalaian penyewa, konsekwensinya ditanggung oleh penyewa. d. Asuransi/Takaful dari objek sewa harus atas nama orang yang menyewakan dan biaya asuransi juga ditanggung oleh yang menyewakan. e. Sewa dapat diakhiri sebelum waktunya, tetapi hanya dengan persetujuan kedua belah pihak. f. Masing-masing pihak yang membuat janji untuk membeli/menjual aset objek sewa dengan berakhirnya jangka waktu sewa atau lebih awal dengan harga dan ketentuan yang disepakati bersama dengan catatan bahwa perjanjian sewa tidak mensyaratkan penjualan. g. Besarnya biaya sewa harus disepakati di awal dalam bentuk yang jelas, baik untuk masa sewa penuh atau untuk periode tertentu dalam bentuk absolut. h. Penetapan biaya sewa saja tidak dibolehkan kecuali pada nilai par. I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
14 i. Kontrak sewa dapat dianggap berakhir jika aset objek sewa tidak lagi memberikan manfaatnya. j. Denda dapat disepakati ab intio dalam perjanjian sewa untuk keterlambatan pembayaran biaya sewa oleh penyewa. Apabila terjadi transaksi penjualan dan penyewaan kembali dilakukan secara ijarah berdasarkan nilai pasar yang wajar, perbedaan tersebut harus dialokasikan selama masa ijarah. Apabila transaksi penjualan dalam penyewaan kembali yang menimbulkan ijarah wa iqtina yang berarti menyewa dan setelah itu diakuisi oleh penyewa, maka bank harus mengalokasikan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penjualan aset kepada nasabah dan menyewakan kembali selama jangka waktu sewa.
I jarah Apl ikasi nya Pada L embaga Keuangan Syari ah (D rs. Tat ang Sut ardi )
15 DAFTAR PUSTAKA Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004 Ascarya, Akad dan Produk Bak Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Habib Nazir dan Muhamad Hasan, Ensiklopedi Ekonomi Syariah, Bandung : Kaki Langit, 2004. Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah jilid 3 Beirut : Dar al-Kitab al-Arabyt, 1983. _______, Al-Qur'an dan Tarjamahnya, Khadim al-Haramain al-Syarifain,tt. _______, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, DSN,MUI,BI, 2001