Anda di halaman 1dari 14

Sperma istilah berasal dari kata Yunani ()''''sperma (yang berarti "benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki.

Dalam jenis reproduksi seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.

Sel sperma manusia adalah haploid, sehingga kromosom 23 yang dapat bergabung dengan 23 kromosom dari sel telur wanita untuk membentuk sel diploid. Sebuah sel sperma yang motil uniflagellar disebut sebagai spermatozoa, sedangkan sel sperma motil non-disebut sebagai suatu spermatium. Sel sperma tidak dapat membagi dan memiliki rentang hidup yang terbatas, tetapi setelah fusi dengan sel telur selama pembuahan, zigot totipoten terbentuk dengan potensi untuk berkembang menjadi organisme baru. Sel sperma memberikan kontribusi setengah dari informasi genetik untuk keturunan diploid. Pada mamalia, jenis kelamin keturunannya ditentukan oleh sel sperma: spermatozoa bantalan sebuah kromosom Y akan mengarah ke keturunan (XY) pria, sementara satu bantalan kromosom X akan mengarah ke keturunan (XX) perempuan (ovum selalu memberikan kromosom X). Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel sperma datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma sel-sel yang menimbulkan perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan membawa kromosom Y. Pada manusia laki-laki, sel sperma terdiri dari 5 pM kepala oleh 3 pM dan 50 ekor pM panjang. Para flagelata ekor, yang mendorong sel sperma (sekitar 1-3 mm / menit pada manusia) dijahit dalam kerucut elips. Semen memiliki sifat alkali, dan mereka tidak mencapai motilitas penuh (hipermotilitas) sampai mereka mencapai vagina dimana pH basa dinetralkan oleh cairan vagina bersifat asam. Proses bertahap memakan waktu 20-30 menit. Saat ini, fibrinogen dari vesikula seminalis bentuk gumpalan, mengamankan dan melindungi sperma. Sama seperti mereka menjadi hypermotile, fibrinolisin dari prostat melarutkan bekuan, yang memungkinkan sperma untuk kemajuan optimal.

Spermatozoa ditandai oleh minimal sitoplasma dan DNA yang paling padat dikenal pada eukariota. Dibandingkan dengan kromosom mitosis dalam sel somatik, DNA sperma setidaknya enam kali lipat lebih tinggi kental. Spermatozoa memberikan kontribusi dengan DNA / kromatin, sentriol dan mungkin juga faktor oosit-mengaktifkan (tolol). Hal ini juga dapat berkontribusi dengan RNA Messenger ayah (mRNA), juga berkontribusi terhadap perkembangan embrio. Sel sperma terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala berisi inti dengan kromatin yang padat serat melingkar, dikelilingi oleh akrosom anterior, yang berisi enzim yang digunakan untuk menembus sel telur wanita. Bagian tengah memiliki inti berfilamen pusat dengan berputar di sekitar itu banyak mitokondria, digunakan untuk produksi ATP untuk perjalanan melalui rahim, leher rahim perempuan dan tabung rahim. Ekor atau "flagel" mengeksekusi gerakan cambuk yang mendorong spermatosit tersebut. Spermatozoa hewan dihasilkan melalui spermatogenesis dalam gonad pria (testis) melalui pembelahan meiosis. Mereka dibawa keluar dari tubuh laki-laki dalam cairan yang dikenal sebagai air mani. Sel sperma mamalia dapat hidup sampai 3 hari di dalam sistem reproduksi wanita. Sperma yang pertama kali terlihat pada tahun 1677 oleh Antonie van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop, ia menggambarkan mereka sebagai animalcules (binatang kecil), mungkin karena keyakinannya pada preformationism, yang meskipun masing-masing berisi bahwa sperma manusia sepenuhnya terbentuk tetapi kecil.

Ovum atau sel telur adalah suatu sel terbesar dalam tubuh manusia. Ukuran ovum sekitar 0,2 mm dan tertutup dalam folikel telur dari indung telur. Ovum dilingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh korona radiata. Jumlah oogonium pada wanita berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

Bayi baru lahir: 750.000 Umur 6-15 tahun: 439.000 Umur 16-25 tahun: 159.000 Umur 26-35 tahun: 59.000 Umur 35-45 tahun: 34.000 Masa menopause: semua hilang

Oogenesis Pertumbuhan ovum (oogenesis) dimulai dengan oogonia, oosit primer (primary oocyte), primary ovarian follicle, liquar folliculi, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada sperma membuahi ovum. Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid). Pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hampir semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida. Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.

Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma. Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut. Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masingmasing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote. Zigot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan akhirnya zigot menjadi 12-16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.

PROSES KEHAMILAN
1. Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah Bayi Baru Lahir : 750.000 Umur 6 - 15 tahun : 439.000 Umur 16 - 25 tahun : 159.000 Umur 26 - 35 tahun : 59.000 Umur 36 - 45 tahun : 34.000 Masa menopause : semua hilang

Selama masa subur berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

a. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis).

Asalnya :

b. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor folikuli. c. Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. d. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan hormone estrogen yang dapat mempengaruhi: Gerakan dari tuba yang mendekati ovum Gerakan sel rambut lumen tuba makin tinggi Peristaltik tuba makin aktif Ketiga factor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. e. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi poelepasan ovum yang disebut ovulasi. f. Dengan gerakan aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism. g. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap dibuahi.

2. Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus. Menjadi spermatosit pertama. Menjadi spermatosit kedua. Menjadi spermatid. Akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial leyding sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas : Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti. Leher Ekor : penghubung antara kepala dan ekor. : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak.

Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selam tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

3. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi / matai rantai fertilisasi dapat berlangsung sebagai berikut : a. b. c. Ovum yang dilepaskan dalam proes ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengadung persediaan nutrisi. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengh sitoplasma yang disebut vitellus. Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida. d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba : e. Tempat yang paling luas. Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari liproteinnya sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari dalam genetalia interna. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik hialuronidase.

Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.

4. Nidasi (Implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Inilah sebabnya, kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) di antara amnion dan yolk sac. Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh di sekitar mudgah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (corionic membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan : Sitrofoblas, di sebelah dalam. Sinsitiotrofoblas, di sebelah luar.

Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang, dan di sebut corion frondosom. Sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang, disebut chorion leave. Dalam i. peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormone human chorionic gonadotropin (HCG). Plasentasi dan Mukosa Rahim Plasentasi merupakan pertumbuhan dan perekembangan korion. Mukosa rahim yang tidak hamil terdiri atas stratum kompakta dan stratum spongiosa. Desudua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas : Desidua basalis : terletak di antara hasil konsepsi dan dinding rahim, di sinilah plasentasi terbentuk. Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kea rah rongga rahim, yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi. Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan bayi dan begitu pula sebaliknya. ii. Cairan Amnion Bersifat alkali disebut basa PH >7 Jumlah meningkat secara bertahap sampai 1000 ml. Cairan amnion berfungsi : Untuk proteksi janin. Mencegah pelekatan janin dengan amnion. Agar janin dapat bergerak dengan bebas. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin. Meratakan tekanan intra-uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah. Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kirakira 350-500 cc. iii. Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)

Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur yaitu : Sel-sel ektodermal. Sel-sel mosedermal. Sel-sel entodermal. Ruang amnion akan bertumbuh pesat mendesak exocoeloma, sehingga dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas di antara ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut body stalk, yang merupakan jembatan antar mudigah dengan dinding trofoblas. Body stalk kelak menjadi tali pusat. Pada tali pusat ini terdapat : Jelly Wharton : jaringan lembek yang berfungsi untuk melindungi pembuluh darah. 2 arteri umbilikalis, 1 vena umbilikalis. Kedua arteri dan satu vena ini menghbungkan system kardiovaskular janin dengan plasenta. System kardiovaskular akan terntuk kira-kira pada kehamolan minggu kesepuluh. Perkembangan Janin 4 minggu : tubuh fleksi, berbentuk C. 8 minggu : tubuh hamper terbentuk sempurna, hiduyng datar, mata jauh terpisah, tangan belum terbentuk. Mata, telinga, hidung, mulut dapat dikenali. 12 minggu : tumbuh kuku, terbentuk manusia, kulit kemerahan. 16 minggu : kepala masih dominan, wjah terlihat sesuai manusia, mata, telinga, hidung terlihat khas, tumbuh rambut kulit kepala. 20 minggu : vernuks kaseosa, lanugo, kaki memanjang terlihgat kelenjar sebasea. 24 minggu : kulit kemerahan dan keripput, terlihat vernik kaseosa dan kelenjar keringat. 28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku. 32 minggu : lemak subcutan mulai terkumpul, kulit kemerahan dan lembut. 36 minggu : kulit kemerahan, tubuh melingkar, lanugo menghilang. 40 minggu : kulit halus dan kemerahan, rambut > banyak, lanugo pada bahu dan kemerahan bagi atas testis turun, labia mayora berkembang. Menentukan Usia Kehamilan Cara menentukan : a. Menggunakan rumus neagle

Umur kehamilan berlangsung 288 hari Dasarnya HPHT (Hari Prtama Haid Terakhir) Rumus : hari + 7, bulan -3, tahun +1

Contoh : HPHT : 12 08 2007 +7 -3 b. Gerakan pertama fetus. c. Perkiraan TFU (Tinggi Fundus Uteri). d. Penentuan uia hamil dengan USG. +1 19 05 2008

Umur kehamilan berdasarkan TFU Tinggi Fundus Uteri


Umur Kehamilan 12 minggu 16 minggu 20 minggu 22 minggu 28 minggu 34 minggu 36 minggu 40 minggu

2-3 jari diatas simfisis atau pertengahan simfisis-pusat 2-3 jari di bawah pusat Setinggi pusat 3 jari di atas pusat Pertengahan pusat-prosesus xifoideus Setinggi prosesus xifoideus 2 jari di bawah prosesus xifoideus

Menentukan Periode Kehamilan Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal: Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu). Satu kali kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu). Dua kali kunjungan selama trimester III (antara 28-36 dan sesudah minggu ke 36). Kunjungan trimester I Bangn hubungansling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil. Deteksi masalah dan menanganinya.

Lakukan tindakan pencegahan seperti : teyanus neonatorum, anemia kekurangan Fe, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. Mulai persiapan bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. Dorongan perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya). Kunjungan trimester II Sama seperti trimester I di tambah kewaspadaan khuusnya mengenai preeklamsi dengan gejala-gejala, pantau tensi, evaluasi edema, periksa proteinuria. Kunjungan trimester III (antara 28-36 minggu) Sama seperti trimester II di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui ada tidaknya kehamilan kembar. Kunjungan trimester III (setelah 36 minggu) Di tambah deteksi dini letak bayi yaitu normal atau tidak

Anda mungkin juga menyukai