Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana pembangunan gedung DPR baru sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan wakil rakyat. Namun tentu saja menjadi hal yang harus di tolak di kalangan masyarakat. Rencana pembangunan Gedung DPR senilai Rp 1,168 triliun akan dimulai Oktober 2010 dengan ditandai peletakan baru pertama. Standar gedung baru tersebut lebih dari sekedar ruang kerja namun dilengkapi dengan fasilitas mewah seperti kolam renang, fitness centre, sekaligus tempat spa. Keberadaan fasilitas mewah di gedung wakil rakyat itu diungkapkan Tim Leader Teknis Pembangunan Fisik Gedung DPR BudiSukada. Selain fasilitas tersebut, wujud Gedung DPR juga akan menyerupai mal karena di dalamnya akan disediakan tempat pijat refleksi, pertokoan, koperasi, apotek, dan fasilitas lain yang tersebar di seluruh gedung. Budi mengatakan, fasilitas itu disediakan untuk menunjang kinerja anggota DPR, terutama untuk menjaga kesehatan dan kebugaran para anggota DPR. Pembicaraan semakin hangat di jejaring sosial facebook dengan berbagai argumentasi masing-masing yang mayoritas menentangnya. Begitu banyak kontroversi pada rencana pembangunan gedung DPR baru ini, Oleh karena itu penyusun membuat makalah yang berjudul Kontroversi Pembangunan Gedung DPR Baru yang membahas mengenai pro-kontra pembangunan gedung DPR baru ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Apa pengertian dan sejarah terjadinya HAM ? 2. Bagaimana perkembangan HAM ? 3. Bagaimana HAM dalam perspektif islam ? 4. Bagaimanakah contoh-contoh pelanggaran HAM ?

B. Tujuan Dengan adanya rumusan masalah diatas penyusun dapat menarik suatu tujuan masalah: 1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah terjadinya HAM 2. Untuk mengetahui perkembangan HAM 3. Untuk mengetahui bagaimana HAM dalam perspektif Islam 4. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM

C. Manfaat Berdasarkan tujuan maka diharapkan dapat memberikan manfaat :


1. Memberikan gambaran secara umum mengenai pengertian dan sejarah

terjadinya HAM 2. Mengetahui sejarah perkembangan HAM


3. Mengetahui HAM dalam perspektif Islam

4. Mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM

D. Ruang Lingkup Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM .

BAB II METODE PENULISAN

A. Objek Penulisan Objek Penyusunan makalah ini adalah Pengertian HAM dan bagaimana HAM tersebut dari perspektif Islam. B. Dasar Pemilihan Objek Dasar pemilihan objek dari makalah ini adalah karena HAM merupakan Hak yang dimiliki oleh setiap orang akan tetapi sejak mula sebelum lahirnya berbagai gagasan tentang HAM islam telah meletakkan dasar yang kuat mengenai hak-hak manusia. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam pembuatan makalah ini adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan topic bahasan. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai topik bahasan terutama yang membahas tentang HAM dalam perspektif Islam.
D. Metode Analisis

Menggunakan metode deskriptif analitis; mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada; menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung; mencari laternatif pemecahan masalah

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

A. Pembahasan 1. Kronologi rencana pembangunan gedung DPR baru Penjelasan dalam laman DPR memuat 14 poin terkait kronologi rencana pembangunan gedung yang desainnya mirip pintu gerbang itu, yaitu :
1. Didasarkan atas perubahan jumlah anggota dewan yang tiap periode bertambah,

serta tidak mencukupinya Gedung Nusantara I untuk dapat menampung aktifitas anggota DPR RI. 2. saat ini tiap anggota DPR RI di Gedung Nusantara I menempati ruang seluas 32 m2, diisi 1 anggota, 1 sekretaris, dan 2 staf ahli. Kondisi ini dianggap tidak optimal untuk kinerja dewan. 3. dalam rangka penataan Kompleks DPR, maka BURT menyusun TOR Grand Design Kawasan DPR RI. Pada Tahun 2008, Setjen DPR RI melakukan Lelang untuk Konsutan Review Masterplan, AMDAL, dan Audit Struktur Gedung Nusantara, yang menghasilkan Blok Plan Kawasan DPR/MPR RI (Oktober 2008).

4. pada 2 Februari 2009, PT Virama Karya (Konsultan Masterplan, AMDAL, dan Audit Struktur) memaparkan Blok Plan Kawasan MPR/DPR RI pada Rapat Konsultasi Pimpinan DPR dengan Pimpinan Fraksi serta Pimpinan BURT. Rapat meminta Konsep Blok Plan disempurnakan. 5. pada 18 Mei 2009, diadakan Rapat Dengar Pendapat antara Steering Committee Penataan Ulang dengan IAI, INKINDO dan PT Yodya Karya memutuskan untuk mengadakan lokakarya dalam rangka mendapatkan masukan-masukan mengenai Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI. 6. pada 24-25 Juni 2009 diadakan Lokakarya Penataan Ulang Komplek MPR/DPR/DPD RI dan hasil Penyempurnaan Master Plan telah disampaikan ke BURT. 7. dalam rangka penataan Kompleks Kantor DPR RI, maka pada tahun 2008 dilakukan lelang untuk Konsultan Perencana (PT Yodya Karya) dan Manajemen Konstruksi (PT Ciria Jasa), dengan hasil pekerjaan adalah konsep disain Gedung Baru dengan dasar perhitungan berdasar kebutuhan dari 540 orang anggota dewan. 8. ruang untuk tiap anggota dewan seluas 64 m2, meliputi 1 anggota dewan, 2 staf ahli, dan 1 asisten pribadi. 9. hasil konsep perencanaan adalah Konsep Rancangan Gedung Baru 27 lantai termasuk P dan S dan DED untuk pekerjaan pondasi. 10. pada tahun 2009, dilakukan penyusunan DED Gedung Baru 27 lantai berupa Desain Upper Structure, plat, kolom, balok, dan Core untuk Lt. 1,2 dan 3. 11. luas total bangunan tersebut (27 Lt) 120.000 m2.

12. pada masa bakti Anggota Dewan periode 2009 -2014, ada keinginan penambahan jumlah staf ahli yang semula 2 menjadi 5, serta penambahan fasilitas berupa ruang rapat kecil, kamar istirahat, KM/WC, dan ruang tamu. 13. berdasarkan kebutuhan baru tersebut, perhitungan untuk ruang masing-masing anggota menjadi 7 orang, meliputi 1 anggota dewan, 5 staf ahli, dan 1 asisten pribadi seluas 120 m2. 14. perhitungan luas total bangunan berubah dari 120.000 m2 (27 Lt) menjadi 161.000 m2 (36 lt). Perhitungan ini tidak bertentangan dengan Master Plan yang telah disusun oleh PT Virama Karya (KDB dan KLB masih memenuhi peraturan DKI). Yang menarik seiring berjalannya rencana itu, terjadi perubahan-perubahan dari rencana awal. Misalnya, ketinggian yang semula hanya 27 lantai menjadi 36 lantai karena berubahnya luas total bangunan dari 120.000 m2 menjadi 161.000 m2. Penambahan luas yang berbuntut pada ketinggian gedung ini merujuk pada keinginan anggota yang ingin menambah staf ahlinya dari dua orang menjadi lima orang, serta penambahan fasilitas berupa ruang rapat kecil, kamar istirahat, KM/WC, dan ruang tamu. Total biaya pembangunan gedung ini sekitar Rp1.162.202.186.793 (Rp1,162 triliun). Biaya sebesar ini belum termasuk anggaran untuk IT, sistem keamanan dan furniture. Rinciannya: 1. Biaya Konstruksi Fisik Rp1.125.074.721.000 2. Biaya Konsultan Perencana Rp19.126.270.257 3. Biaya Konsultan MK Rp16.876.120.815 4. Biaya Pengelolaan Kegiatan Rp1.125.074.721

Total biaya pembangunan gedung ini sekitar Rp1,162 triliun, belum termasuk anggaran untuk IT, sistem keamanan dan furniture dengan tambahan biaya sekitar Rp 5 miliar sehingga total sekitar Rp 1,168 triliun. Direktur Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengatakan DPR tidak transparan dalam memutuskan pembiayaan gedung tersebut. Pembangunan gedung yang menelan biaya amat besar tersebut juga berbanding terbalik dengan kondisi mayoritas rakyat yang diwakili anggota DPR. Sementara mereka yang diwakili masih berkubang dalam kemiskinan, infrastruktur yang buruk, para anggota DPR justru menunjukkan hedonisme dan konsumtif.

Ini sudah mengkhianati rakyat yang diwakili DPR. Pembangunan gedung dengan segala fasilitas mewahnya itu berbanding terbalik dengan kondisi DPR. DPR telah mengarahkan fungsi anggaran untuk kebutuhan dirinya sendiri untuk hedonisme dan konsumtif, ujarnya.

Dia menambahkan perilaku bermewah-mewahan anggota DPR bukan kali ini saja terjadi. Saat pelantikan pada 2009 lalu mereka juga menghabiskan biaya hampir RP41 miliar untuk biaya penginapan di hotel mewah dan insentif. Sesudah itu, publik juga dikagetkan dengan pengadaan komputer mahal bagi masing-masing anggota. Guna mengkritisi hal tersebut, lanjut Arif, pihaknya beserta anggota koalisi lembaga swadaya masyarakat lainnya siang ini akan menggelar aksi demonstrasi di depan gedung DPR.
JAKARTA - Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional) menyatakan komit untuk tetap menolak rencana pembangunan gedung baru DPR berbiaya Rp1,12 triliun. Hal tersebut ditegaskan oleh anggota BURT (Badan Urusan Rumah Tangga) DPR dari FPAN M Syafruddin, malam ini, menyikapi pro kontra rencana pembangunan gedung baru DPR.

Menurutnya, PAN dari awalnya sudah membuat catatan-catatan bagi rencana pembangunan gedung baru DPR.

"PAN juga sudah memintakan agar rencana pembangunan gedung DPR dibuat secara transparan dan pembangunannya perlu dipikir ulang karena memang mendapat protes rakyat," ujarnya.

PAN lebih setuju agar pembangunan gedung baru DPR dibuat lebih sederhana dan bila perlu dibangun gedung lain dari yang ada sekarang sehingga keduanya bisa digunakan.

Dikatakan, walau memang pembangunan gedung baru DPR sangat mendesak, namun DPR juga harus memikirkan kondisi bangsa termasuk agar seluruh anggota DPR dapat memahami kondisi tersebut.

Hal senada juga diungkapkan, aktivis demokrasi Fadjroel Rachman. Dikatakan, DPR sebaiknya lebih mementingkan kualitas anggota DPR daripada merencanakan pembangunan gedung DPR yang sangat mewah. "Kita lihat kinerja DPR secara kuantitas dan kualitas tidak sebanding dengan apa yang ada dimilik DPR sendiri," ujarnya.

Penolakan serupa juga diungkapkan analis filsafat asal UI, Rocky Gerug.

Akhirnya Demokrat Belajar Mendengar


2011/04/11Nasional

JAKARTA, KOMPAS.com Berbagai kritik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat yang ngotot meneruskan rencana pembangunan gedung baru DPR melunakkan sikap sebagian pimpinan Dewan.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Mohammad Jafar Hafsah di Jakarta, Sabtu (9/4/2011), mengutarakan, fraksinya akan mendukung jika rakyat menghendaki rencana itu ditinjau atau ditangguhkan sementara. Bahkan, jika rakyat ingin gedung baru DPR itu jangan dibangun dengan berbagai pertimbangan, Fraksi Partai Demokrat (F-PD) akan mengikuti suara rakyat. Pembangunan itu bisa ditinjau ulang, ditangguhkan, atau ditunda sampai waktu yang lebih kondusif, tuturnya. Padahal, F-PD adalah fraksi pendukung pembangunan gedung baru DPR senilai Rp 1,138 triliun itu. Hanya Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang menolak pembangunan gedung baru DPR dalam rapat konsultasi pimpinan DPR. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga menolak pada Rapat Paripurna DPR (Kompas, 8-9/4/2011). Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar menilai pimpinan Dewan tak utuh menyampaikan sikap fraksi. PKB meminta rencana pembangunan gedung DPR tersebut dievaluasi, ditunda dulu. Kader Demokrat pun meminta pembangunan gedung baru DPR itu setidaknya ditunda, seperti sinyalemen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, misalnya, meminta pimpinan DPR memerhatikan sinyalemen Presiden, yang merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yang meminta evaluasi, penundaan, bahkan pembatalan pembangunan gedung yang tak patut dan tidak mendesak (Kompas, 8-9/4/2011). Menurut Jafar Hafsah, F-PD akan lebih dulu berusaha meyakinkan masyarakat akan pentingnya pembangunan gedung baru DPR. Gedung baru dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja DPR, perbaikan tata kelola kedewanan, dan penguatan kelembagaan. Rencana ini mulai disusun sejak DPR periode 2004-2009, desainnya sudah ada, dan sekarang sedang dalam proses.

10

Kami setuju pembangunan gedung baru dengan catatan perlu dibuat lebih efisien, katanya lagi. Penghematan dilakukan dengan mengurangi biaya pembangunan. Dahulu dananya direncanakan Rp 1,8 triliun, tetapi beberapa waktu diturunkan menjadi Rp 1,5 triliun, lalu jadi Rp 1,3 triliun, dan terakhir Rp 1,1 triliun. Namun, jika rakyat tetap berkehendak gedung baru itu belum dipandang perlu, kami siap melaksanakan itu. Kami akan ikuti suara rakyat, ungkapnya. Peninjauan rencana pembangunan gedung DPR bisa dilakukan dengan mengajak pimpinan DPR kembali membicarakannya, bisa juga digelar rapat paripurna lagi. Audit anggaran gedung Secara terpisah, Organisasi Advokat Indonesia (OAI) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera memeriksa berkas pembangunan gedung baru DPR tersebut. Hal itu karena, menurut Adi Partogi SS dari OAI, ada indikasi kerugian negara dan mrk up (penggelembungan anggaran) dalam proyek itu. Koalisi Masyarakat Sipil juga menduga ada persekongkolan pada proyek gedung baru DPR. Menurut Roy Salam dari Koalisi, ada dana sekitar Rp 14 miliar yang dikeluarkan sejak tahun 2008 terkait dengan rencana pembangunan gedung baru DPR yang tidak bisa dipertanggungjawaban DPR. Terkait dana sekitar Rp 14 miliar yang dikeluarkan dalam pembangunan itu, Jafar Hafsah setuju jika KPK menelaah kemungkinan adanya tindak pidana korupsi. Terkait dana yang sudah dikeluarkan, DPR siap diperiksa KPK. DPR malah meminta KPK untuk mendampingi dan memberikan pemahaman bagaimana mengelola keuangan yang benar, ujarnya. Juru Bicara KPK Johan Budi mengakui, KPK sedang menelaah dana yang dikeluarkan dari total rencana biaya pembangunan gedung baru DPR. Telaah untuk mencari kemungkinan adanya korupsi dalam proses itu.

11

Menurut Johan, KPK sudah menerima data dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkait dengan dana miliaran rupiah yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan gedung baru DPR. Kebenaran data tersebut sedang dicek. Johan menuturkan, dalam 30 hari ini, telaah KPK akan selesai dan kemudian diberitahukan kepada LSM yang melapor. Psikolog sosial Bagus Takwin heran dengan sikap DPR yang tetap ngotot meneruskan pembangunan gedung baru. Padahal, sebagian besar rakyat sudah mengkritik dan menolak rencana itu. Kenapa DPR ngotot? Jangan-jangan jika rencana itu batal, ada yang tak dapat uang proyek atau komisi? katanya. Indonesia Corruption Watch dan Malang Corruption Watch, Sabtu, meminta Presiden mencopot Ketua DPR Marzuki Alie karena tindakannya merugikan Partai Demokrat. Marzuki merupakan kader Partai Demokrat. (IAM/ANA

a. b. Sejarah Terjadinya Hak Asasi Manusia (HAM)

Latar belakang timbulnya hak asasi manusia, pada dasarnya karena adanya manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya. Kesadaran manusia tersebut munculkarena adanya tindakan yang sewenang-wenang dari penguasa, perbudakan, penjajahan, ketidak adilan, kezaliman, dan lain-lain yang melanda umat manusia pada umumnya. Sejarah umat manusia sejak awal sejarah mesir kuno sampai sekarang sudah hamper 60 abad atau 600 tahun, sedangkan pengakuan terhadap hakhak asasi manusia brarulah berumur 1/3 abad atau 30 tahun. Jadi, pengakuan atau kesadaran manusia akan hak asasinya secara menyeluruhdanmeliputi segenap umat manusia memerlukan waktu perkembangan berpuluh-puluh abad. Perkembangan sejarah telah memperlihatkan trejadinya penjajahan kelompk manusia yang satu terhadap kelompok manusia yang lain. Ketika itu, perlakuan kelompok manusia yang memang dalam peperangan terhadap kelompok yang kalah adalah seperti perlakuan terhadap barang miliknya dan merupakan hal yang di anggap biasa saja sehingga

12

perbudakan meraja rela. Dalam masyarakat suatu bangsa terdapat golongan-golongan yang berbeda-beda haknya. Hal itu di karenakan perbedaan kedudukannya dalam masyarakat. Masyarakat terbagi atas golongan bangsawan atau nikrat, golongan pendeta, dan golongan rakyat biasa. Kaum bangsawan dan para pendeta mempunyai berbagai hak istimewa yang tidak mungkin di miliki oleh rakyat biasa. Keadaan itu berlangsung secara turun temurun. Adapun dua peristiwa dalam sejarah dunia yang menghasilkan rumusan yang mirip dengan rumusan hak-hak asasi manusia ialah Revolusi Amerika yang di mulai pada Tahun 1776 dan Revolusi Prancis yang meletus pada Tahun 1789. Revolusi amerika menghasilkan prnyataan kemerdekaan. Ketika itu, tiga belas daerah jajahan inggris di pantai timur benua Amerika Utara melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan inggris. Sejak itu berdirilah Negara Amerika Serikat. Dalam pernyataan kemerdekaan itu terdapat rumusan sebagai berikut, ..bahwa semua orang di ciptakan sama, bahwabahwa mereka di anugrahi hak-hak tertentu oleh tuhan maha pencipta Dalam perkembangan Revolusi prancis menghasilkan beberapa pernyataan yang lazim disebut pernyataan hak-hak manusia dan warga Negara. Dalam pernyataan itu terdapat rumusan, manusai di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan memiliki hak-hak yang sama. Dengan adanya pernyataan itu, hilanglah hak-hak istimewa golongan bangsawan dan gereja.Suasana persamaan hak di Prancis Mkin mantap pada zaman napoleon. Ketika itu di nyatakan bahwa segenap penduduk Prancis mendapat perlakuan hukum yang sama. Kejadian di atas sebenarnya telah di awali oleh kejadian-kejadian di inggris, yaitu di bidang kenegaraan. Disamping itu, terdapat pula pengaruh Rousseau seorang filsof Prancis yang menganut fahamtentang kedaulatan rakyat.Pengaruh kedua peristiwa itu, terutama revolusi Perancis cepat meluas di Eropa dan menimbulkan perubahan-perubahan kea rah tercapainya persamaan hak bagi eluruh bangsa dan Negara. Walaupun demikian keadaan masih jauh dari pengakuan persamaan hak yang meliputi segenap umat manusia di seluruh dunia.

13

14

Anda mungkin juga menyukai