Anda di halaman 1dari 16

Muhasabah

Bayangkanlah saat-saat sakaratul maut mendatangimu. Ayah yang penuh cinta berdiri di sisimu. Ibu yang penuh kasih juga hadir. Demikian pula anak-anakmu yang besar maupun yang kecil. Semua ada di sekitarmu. Mereka memandangimu dengan pandangan kasih sayang dan penuh kasihan. Air mata mereka tak henti mengalir membasahi wajah-wajah mereka. Hati mereka pun berselimut duka. Mereka semua berharap dan berangan-angan, andai engkau bisa tetap tinggal bersama mereka. Namun alangkah jauh dan mustahil ada seorang makhluk yang dapat menambah umurmu atau mengembalikan ruhmu. Sesungguhnya Dzat yang memberi kehidupan kepadamu, Dia jugalah yang mencabut kehidupan tersebut. Milik-Nya lah apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan. Dan segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ajal yang telah ditentukan. Al-Hasan Al-Bashri v berkata, Tidaklah hati seorang hamba sering mengingat mati melainkan dunia terasa kecil dan tiada berarti baginya. Dan semua yang ada di atas dunia ini hina baginya. Adalah Umar bin Abdil Aziz v bila mengingat mati ia gemetar seperti gemetarnya seekor burung. Ia mengumpulkan para ulama, maka mereka saling mengingatkan akan kematian, hari kiamat, dan akhirat. Kemudian mereka menangis hingga seakan-akan di hadapan mereka ada jenazah. Tentunya tangis mereka diikuti oleh amal shalih setelahnya, berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Taala dan bersegera kepada kebaikan. Beda halnya dengan keadaan kebanyakan manusia pada hari ini. Mereka yakin adanya surga tapi tidak mau beramal untuk meraihnya. Mereka juga yakin adanya neraka tapi mereka tidak takut. Mereka tahu bahwa mereka akan mati, tapi mereka tidak mempersiapkan bekal. Ibarat ungkapan penyair: Aku tahu aku kan mati namun aku tak takut Hatiku keras bak sebongkah batu Aku mencari dunia seakan-akan hidupku kekal Seakan lupa kematian mengintai di belakang Padahal, ketika kematian telah datang, tak ada seorangpun yang dapat mengelak dan menundanya. Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya. [An-Nahl: 61] Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang ajal/ waktunya. [Al-Munafiqun: 11] Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah peringatan Rabbmu: Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). [AlHasyr: 18] Al-Hafizh Ibnu Katsir v menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan, Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian. Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu engkau berharap penangguhan. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?. [Al-Munafiqun: 10] Karenanya, berbekallah! Persiapkan amal shalih dan jauhi kedurhakaan kepada-Nya! Wallahu taala alam bish-shawab.

Assalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Alhamdulillahi rabbil 'alamin, atas segala kemudahan dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Sempurna lagi Maha Kuasa, sehingga dengan izin-Nya, crew 'Izzuddin bisa menyelesaikan majalah 'Izzuddin edisi ke70 ini hingga bisa terbit 'n terdistribusikan ke tangan Shahibuddin semua. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman. By the way, jarang nih yang mau baca salam dari redaksi. Tapi kali ini, kalo g' baca pasti rasanya g' lengkap ibarat seperti sup tanpa garam. Soalnya kalian g' bakalan nemuin sesuatu yang bikin kalian jadi semangat bwat ngebaca 'Izzuddin kali ini! Insya Allah pada Edisi kali ini, Bang Udin akan menjadikan tauhid sebagai tema utama edisi ini terutama tauhid Rububiyah. Sebenarnya apa sih tauhid itu? Apa manfaat tauhid itu? n' kenapa pula kita harus mempelajarinya? Semua akan dijelaskan secara gamblang, singkat, padat, dan tentunya mudah dipahami. So, buka aja rubrik fokus n' baca tuh artikelnya... Selain itu, Bang Udin juga udah menyajikan rubrik-rubrik yang lain sebagai pelengkap edisi ini, di antaranya Takdir Allah Tidak Kejam, Ketika Cinta Berbuah Surga (KCBS :)] Tiga Orang Yang Suka Pamer, dan masih banyak lagi artikel lainnya yang Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Afwan yaw, coz 'Izzuddin kali ini terbit agak ngaret karena ada berbagai macam cobaan, rintangan dan hambatan yang menghalangi crew 'Izzuddin yang baru ini (perasaan Izzuddin telat terus deh, he3x..^^). Buat antum yang seneng nge-net atow pesbuk-an, silahkan gabung bersama Grup 'Izzuddin di pesbuk. 'Izzuddin juga punya blog lhoo... nie alamatnya : majalahizzuddin.wordpress.com. Akhir kata, semoga 'Izzuddin yang tipis n' simple ini bisa berguna di dalam memberikan inspirasi, manfaat, ilmu, n' kenangan indah plus semangat bagi Shahibuddin! Selamat menikmati, membaca, memetik pelajaran, n' semoga selalu diberikan kemudahan oleh Allah dalam mempelajari ilmu dien ini! Wassalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

PENERBIT: Majelis Kerohanian Islam SMA Negeri 1 Surakarta PENANGGUNG JAWAB: Drs HM Thayyibun SH MM PENASIHAT: H Suharno SAg, Drs Suyoto, Drs H Imron, Dra Hj Siti Alfiah KETUA REDAKSI: Arba DEWAN REDAKSI: Rizki, Umam, Sangaji, Andika, Afifan, Fadlin EDITOR: Arif, Zukhry, Fajar PERCETAKAN: Syaifuddin KRITIK & SARAN: 081804473222 E-MAIL:
izzuddin_smansa@yahoo.co.id

BLOGSPOT:

majalahizzuddin. wordpress.com.

Daftar Isi

Aqidah ------------------------------- 2 Fokus --------------------------------- 4 Akhlaq ------------------------------- 7 Ibrah -------------------------------- 10 Nisa -------------------------------- 12 Hidayah ---------------------------- 14 Tadabur Alam --------------------- 15

Selingan ---------------------------- 18 Fiqih -------------------------------- 19 Kisah -------------------------------- 22 Adab Islami ------------------------ 25 Tazkiyatun Nufus ---------------- 28 Muhasabah ------------------------ 30

32

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

AQIDAH

Muhasabah
menghentikan seseorang dari berbuat maksiat serta dapat mendorong untuk beramal ketaatan. Mengingat mati di kala dalam kesempitan akan melapangkan hati seorang hamba. Sebaliknya, ketika dalam kesenangan hidup, ia tidak akan lupa diri dan mabuk kepayang . Dengan begitu ia selalu dalam keadaan bersiap untuk pergi. Ucapan Rasulullah n di atas adalah ucapan yang singkat dan ringkas, Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (kematian). Namun padanya terkumpul peringatan dan sangat mengena sebagai nasihat, karena orang yang benar-benar mengingat mati akan merasa tiada berartinya kelezatan dunia yang sedang dihadapinya, sehingga menghalanginya untuk berangan-angan meraih dunia di masa mendatang. Sebaliknya, ia akan bersikap zuhud terhadap dunia. Namun bagi jiwa-jiwa yang keruh dan hati-hati yang lalai, perlu mendapatkan nasihat panjang lebar dan kata-kata yang panjang, walaupun sebenarnya sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam: Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian), disertai firman Allah Taala: Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, sudah mencukupi bagi orang yang mendengar dan melihat. Alangkah bagusnya ucapan orang yang berkata: Ingatlah mati niscaya kau kan peroleh kelegaan, dengan mengingat mati akan pendeklah angan-angan. Adalah Yazid Ar-Raqasyi rahimahullahu berkata kepada dirinya sendiri, Celaka engkau wahai Yazid! Siapa gerangan yang akan menunaikan shalat untukmu setelah kematianmu? Siapakah yang mempuasakanmu setelah mati? Siapakah yang akan memintakan keridhaan Rabbmu untukmu setelah engkau mati? Kemudian ia berkata, Wahai sekalian manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri-diri kalian dalam hidup kalian yang masih tersisa? Duhai orang yang kematian mencarinya, yang kuburan akan menjadi rumahnya, yang tanah akan menjadi permadaninya dan yang ulatulat akan menjadi temannya dalam keadaan ia menanti dibangkitkan pada hari kengerian yang besar. Bagaimanakah keadaan orang ini? Kemudian Yazid menangis hingga jatuh pingsan. Sungguh, hanya orangorang cerdas cendikialah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk mati. Shahabat yang mulia, putra dari shahabat yang mulia, Abdullah bin Umar h mengabarkan, Aku sedang duduk bersama Rasulullah n tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah n, lalu berkata, Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama? Beliau menjawab, Yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Mukmin manakah yang paling cerdas?, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab: Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas. [HR. Ibnu Majah, hasan] Al-Imam Al-Qurthubi v berkata, AdDaqqaq berkata, Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: bersegera untuk bertaubat, hati merasa cukup, dan giat/semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak ridha dengan perasaan cukup dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak akan merasa sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya. Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan, dan menuntaskan anganangan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang sekarang?

embaca yang budiman, iman kepada takdir merupakan salah satu rukun iman yang enam. Barangsiapa tidak mengimaninya sungguh dia telah terjerumus dalam kekafiran meskipun dia mengimani rukun-rukun iman yang lainnya. Walhamdulillah, banyak di antara kaum muslimin yang telah mengenal takdir, akan tetapi amat disayangkan ternyata masih terdapat berbagai fenomena yang justru menodai bahkan bertentangan dengan keimanan kepada takdir. Barangkali masih tersimpan dalam ingatan kita tatkala seorang artis mempopulerkan lagu Takdir Memang Kejam yang sangat digemari oleh sebagian masyarakat negeri ini beberapa waktu lampau, yang menunjukkan betapa mudahnya masyarakat kita menerima sesuatu yang menurut mereka bagus namun pada hakikatnya justru merusak akidah mereka. Karena itulah setiap muslim wajib membekali dirinya dengan pemahaman takdir yang benar sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam mengimani takdir ada empat hal yang harus diyakini dalam dada setiap muslim yaitu al ilmu, al kitabah, al masyiah dan al kholq.

yang demikian itu amat mudah bagi Allah. [AlHajj: 70] Allah sudah tahu siapa saja yang akan menghuni Surga dan siapa yang akan menghuni Neraka. Tidak ada satupun makhluk di langit maupun di bumi bahkan di dalam perut bumi sekalipun yang luput dari pengetahuan-Nya. Kedua, Al Kitabah (Tentang Penulisan Ilmu Allah) Kita meyakini bahwa Allah Taala telah menuliskan ilmu-Nya tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam Lauh Mahfuzh sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah telah menulis takdir seluruh makhluk ciptaan-Nya semejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. [HR. Muslim] Takdir yang ditulis di Lauh Mahfuzh ini tidak pernah berubah. Berdasarkan ilmu-Nya, Allah telah menuliskan siapa saja yang termasuk penghuni surga dan siapa yang termasuk penghuni neraka. Namun tidak ada satu orangpun yang mengetahui apa yang ditulis di Lauh Mahfuzh kecuali setelah hal itu terjadi. Ketiga, Al Masyiah (Tentang Kehendak Allah) Kita meyakini bahwa Allah Taala memiliki kehendak yang meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu perbuatan makhluk pun yang keluar dari kehendak-Nya. Segala sesuatu yang terjadi semuanya di bawah kehendak (masyiah) Allah, entah itu disukai atau tidak disukai oleh syariat. Inilah yang disebut dengan Irodah Kauniyah Qodariyah atau Al Masyiah. Seperti adanya ketaatan dan kemaksiatan itu semua terjadi di

Pertama, Al Ilmu (Tentang Ilmu Allah) Kita meyakini bahwa ilmu Allah Taala meliputi segala sesuatu secara global dan terperinci yang terjadi sejak zaman azali (yang tidak berpermulaan) sampai abadi (yang tidak berkesudahan). Allah Taala berfirman, Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

31

AQIDAH
MUHASABAH
bawah kehendak Allah yang satu ini. Meskipun kemaksiatan itu tidak diinginkan terjadi oleh aturan syariat. Di sisi lain Allah memiliki Irodah Syariyah Diniyah. Di dalam jenis kehendak (irodah) yang kedua ini terkandung kecintaan Allah. Maka orang yang berbuat taat telah menuruti 2 macam kehendak Allah ini. Adapun orang yang bermaksiat dia telah menyimpang dari Irodah Syariyah namun tidak terlepas dari Irodah Kauniyah. Lalu apakah orang yang bermaksiat ini terpuji? Jawabnya, tidak. Karena dia telah melakukan perkara yang tidak dicintai dan bahkan dibenci oleh Allah. Keempat, Al Kholq (Tentang Penciptaan Segala Sesuatu Oleh Allah) Kita meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta adalah makhluk ciptaan Allah baik itu berupa dzat maupun sifat, demikian juga seluruh gerak-gerik yang terjadi di dalamnya. Allah Taala befirman, Allah adalah pencipta segala sesuatu. [Az-Zumar: 62] Perbuatan hamba juga termasuk makhluk ciptaan Allah, karena perbuatan tersebut terjadi dengan kehendak dan kemampuan hamba; yang kedua-duanya ada karena diciptakan oleh Allah. Allah Taala berfirman, Allah-lah yang Menciptakan kalian dan amal perbuatan kalian. [Ash-Shoffaat: 96] Sumber Kesesatan Dalam Memahami Takdir Sesungguhnya kesesatan dalam memahami takdir bersumber dari kesalahpahaman dalam memahami kehendak (irodah) Allah. Mereka yang menganggap terjadinya kemaksiatan terjadi di luar kehendak Allah telah menyingkirkan dalil-dalil AlKitab dan As-Sunnah yang menunjukkan tentang Irodah Kauniyah. Orang-orang semacam ini akhirnya terjatuh dalam kesesatan tipe Qodariyah yang menolak takdir. Sedangkan mereka yang menganggap segala sesuatu yang ada baik ketaatan maupun kemaksiatan terjadi karena dicintai Allah telah menyingkirkan dalil-dalil Al-Kitab dan AsSunnah yang mengancam hamba yang menyimpang dari Irodah Syariyah. Orang-orang semacam ini akhirnya terjatuh dalam kesesatan tipe Jabriyah yang menganggap hamba dalam keadaan dipaksa oleh Allah. Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan. Maka Ahlus Sunnah berada di tengah-tengah, mereka mengimani Irodah Syariyah dan Irodah Kauniyah, dan inilah pemahaman Nabi dan para sahabat. Takdir Adalah Rahasia Allah Ali bin Abi Tholib a menceritakan bahwa Nabi n pernah bersabda, Setiap kalian telah ditulis tempat duduknya di surga atau di neraka. Maka ada seseorang dari suatu kaum yang berkata, Kalau begitu kami bersandar saja (tidak beramal) wahai Rasulullah?. Maka beliau pun menjawab, Jangan demikian, beramallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan, kemudian beliau membaca firman Allah, Adapun orangorang yang mau berderma dan bertakwa serta membenarkan Al Husna (Surga) maka kami siapkan baginya jalan yang mudah. [Al-Lail: 5-7] [HR. Bukhari dan Muslim] Inilah nasihat Nabi kepada kita untuk tidak bertopang dagu dan supaya senantiasa bersemangat dalam beramal dan tidak menjadikan takdir sebagai dalih untuk bermaksiat. Pilih Mana: Jalan ke Surga Atau ke Neraka? Apabila di hadapan anda terdapat 2 buah jalan; yang satu menuju daerah yang penuh kekisruhan dan ketidakamanan, sedangkan jalan yang satunya menuju daerah yang penuh ketentraman dan keamanan. Kemanakah anda akan melangkahkan kaki? Akal sehat tentu tidak memilih jalan yang pertama. Maka demikian pulalah seharusnya kita bersikap dalam memilih jalan yang menuju kehidupan akhirat kita, hendaknya jalan ke surga itulah yang kita pilih bukan sebaliknya. Alangkah tidak adilnya manusia yang memilih kesenangan duniawi dengan akalnya namun justru memilih kesengsaraan akhirat dengan dalih takdir dan membuang akal sehatnya. Suatu saat ada pencuri yang hendak dipotong tangan oleh khalifah Umar, namun pencuri ini mengatakan, Wahai Amirul Mukminin sesungguhnya aku mencuri hanya karena takdir Allah. Umar pun menjawab, Dan Kami pun memotong tangan dengan takdir Allah. Lalu siapakah yang kejam? Bukan takdir Allah yang kejam tapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Wallahu alam bish showaab.
Izzuddin edisi 70 Th. 2009

idup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya. Karena ArRahman telah berfirman: Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan. [Al-Anbiya`: 35] Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [An-Nisa`: 78] Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan

ataupun yang lalai dan malas-malasan. Semuanya akan menemui kematian bila telah sampai ajalnya, karena memang: Seluruh yang ada di atas bumi ini fana (tidak kekal). [Ar-Rahman: 26] Mengingat mati akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan terhadap dunia. Karenanya, Rasulullah n memberikan hasungan untuk banyak mengingatnya. Beliau bersabda dalam hadits yang disampaikan lewat shahabatnya yang mulia Abu Hurairah a : Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian). [HR. At-Tirmidzi, An-Nasa`i, Ibnu Majah, hasan shahih] Dalam hadits di atas ada beberapa faedah: Disunnahkannya setiap muslim yang sehat ataupun yang sedang sakit untuk mengingat mati dengan hati dan lisannya, serta memperbanyak mengingatnya hingga seakan-akan kematian di depan matanya. Karena dengannya akan menghalangi dan

30

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

FOKUS
Engkau telah dijemput maut Engkau telah mendapatkan harta Tapi engkau tidak merasakannya Sedikitpun..sama sekali
Bandingkan dengan pecinta akhirat. Hidupnya senantiasa mengingat Allah. Lisannya selalu basah dengan dzikrullah. Waktunya ia habiskan untuk menuntut ilmu-ilmu Allah. Sehingga terpancar di wajahnya keikhlasan, kebahagiaan abadi meskipun fisiknya lemah, badannya kurus namun memiliki jiwa yang kuat, hati yang bersih tanpa harus memikirkan dunianya. Tanpa harus gelisah dengan hartanya. Karena ia menilai bahwa harta akan lenyap. Jika hidupnya ia gunakan untuk mencari harta, ia yakin bahwa ia tidak akan tenang karena ia harus menjaganya. Sedangkan mencari ilmu malah ilmu yang akan menjaga dirinya, menjadi penerang dalam hidupnya, dan menjadi cahaya dalam kegelapan malam, kegelapan bawah tanah. Lihatlah pecinta hawa nafsu, syahwat, dan kemaksiatan. Hari-harinya dipenuhi dengan maksiat. Siang dan malam ia berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terangterangan. Mereka lupa bahwa Allah pencipta sunyinya malam, bahwa Allah Maha Mengetahui termasuk daun-daun yang berguguran, bahwa Allah senantiasa mengetahui perbuatan hambaNya. Seandainya mereka mau merenung, pasti mereka akan memilih menjadi pecinta ketaatan dan pecinta sunnah-sunnah Nabi-Nya. Mereka akan selalu menghidupkan sunnah. Mereka membuktikan kecintaannya kepada Nabi-Nya karena mereka yakin bahwa untuk selamat dunia akhirat adalah mengikuti beliau, sunnah-sunnah beliau. Mereka lebih memilih menjadi singa-singa sunnah Rasulullah Shallallaahualaihi wasallaam. Sungguh hati akan menjadi miris, lisan sulit untuk berucap melihat pecinta-pecinta yang mencintai makhluk-makhluk selain Allah Taala. Mereka mencintai artis-artis murahan dan

Tazkiyatun Nufus
penyanyi-penyanyi kesesatan yang suaranya tidak lebih dari ringkikan khimar (keledai). Mulutmulutnya dipenuhi dengan nyanyian, telinganya ia beri makan dengan musik-musik, matanya ia suguhkan dengan wanita-wanita penyeru api neraka. Sehingga hatinya menjadi mati dan tidak mendengar seruan Allah dan Rasul-Nya. Pantas pantaslah hati menjadi keras, air mata sulit menetes. Mereka mencintai makhluk-makhluk dimana umat tidak pernah mengenal jasa-jasanya terhadap Islam.

Pernahkah engkau melihat sang pecinta nyanyian, mereka duduk di majelis ilmu, mendengarkan, dan mengamalkan ilmunya?? Kallaa tsumma kalla.. Pernahkah engkau melihat mereka sholat lalu bersimpuh? Menangis bersujud di hadapan Allah? Sangat jauh
Karena dzikrusyaithan, penyeru kesesatan, dan pecinta kemaksiatan, nyanyian, musik-musik akan membawa kepada penderitaan, akan menjauhkan dari dzikrullah. Yaa akhi wa yaa ukhti jadilah pecinta-pecinta yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Karena hanya dengan cinta yang lurus dan memahami hakikat cinta maka Allah akan menjanjikannya surga bersama RasulNya. Kita meyakini bahwa kita adalah manusiamanusia yang banyak berbuat salah dan dosa, maka sepantasnya memilih pecinta yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Kecuali bagi mereka yang hatinya sudah mati, jauh dari rahmat dan hidayah Allah, mereka akan memilih menjadi pecinta syaithan dan Neraka Jahannam.

auhid adalah meyakini keesaan Allah dalam Rububiyah, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan bagiNya Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya. Dengan demikian, tauhid ada tiga macam: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah serta Tauhid Asma wa Sifat. Setiap macam dari ketiga macam tauhid itu memiliki makna yang harus dijelaskan agar menjadi terang perbedaan antara ketiganya. Dalam kesempatan ini, Insya Allah akan dijelaskan tentang Tauhid Rububiyah.

Bahwasanya Dia adalah Pemberi rizki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, ... [Hud : 6] Dan bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan, Mahakuasa atas segala sesuatu. Pengatur rotasi siang dan malam, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Apakah tauhid rububiyah itu?

Makna Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Taala dalam segala perbuatan, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Artinya : Allah menciptakan segala sesuatu ... [Az-Zumar: 62]

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

29

Tazkiyatun Nufus
Artinya : Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan (mu) selain Allah ... [Luqman: 11] Artinya : Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rizki jika Allah menahan rizki-Nya? [Al-Mulk: 21] Allah menyatakan pula tentang keesaanNya dalam rububiyah-Nya atas segala alam semesta. Firman Allah Subhanahu wa Taala : Artinya : Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. [Al-Araf: 54]
Semua orang mengakui rububiyah Allah

inta sebuah kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dibuktikan. Cinta memiliki makna yang sangat dalam. Akan tetapi cinta akan menimbulkan sebuah persepsi yang salah sehingga akan bertabrakan antara pecinta yang satu dengan pecinta yang lain. Di antara kedua pecinta akan mendapatkan bagian dari apa yang dicintainya. Kebahagiaan abadi atau kebahagian sesaat. Penderitaan berkepanjangan atau derita yang hanya sekejap mata. Siapakah mereka??

perbedaan pengetahuan tentang hakikat cinta. Untuk pecinta dunia, mereka memandang dunia adalah segalanya. Dengan meraih dunia dan mengejar impiannya di dunia akan membuat hidup bahagia. Kekayaan, pangkat, dan jabatan akan membuat hidup lebih tenang dan bahagia. Mereka menghabiskan masa hidupnya untuk mencari kekayaan. Mereka lupa akan sebuah hakikat kematian. Mereka lupa bahwa umur adalah rahasia Allah yang tidak diketahui oleh makhluk ciptaan-Nya.

Artinya : Katakanlah: Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). [Ali Imran: 26-27] Allah telah meniadakan sekutu atau pembantu dalam kekuasaan-Nya. Sebagaimana Dia meniadakan sekutu dalam penciptaan dan pemberian rizki. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Allah menciptakan semua makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyahNya. Bahkan orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah dalam ibadah juga mengakui keesaan rububiyah-Nya.

Pecinta Dunia dengan Pecinta Akhirat Pecinta Hawa Nafsu dengan Pecinta Sunnah Pecinta Kemaksiatan dengan Pecinta Ketaatan Pecinta Makhluk-makhluk dengan Pecinta NabiNya
Itulah dua jenis pecinta yang memiliki

Wahai para pecinta dunia.. Wahai sang penjilat harta Ingatlah akan umurmu.. Engkau menganggap akan hidup sekian tahun lagi Mencari harta dunia Namun belum berapa tahun

28

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

FOKUS FATWA

ADAB PSLAMI IUISI


Artinya : Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. [An-Naml: 14] Begitu pula orang-orang yang mengingkarinya di zaman ini, seperti komunis. Mereka hanya menampakkan keingkaran karena ke-sombongannya. Akan tetapi pada hakikatnya, secara diam-diam batin mereka meyakini bahwa tidak ada satu makhluk pun yang ada tanpa Pencipta, dan tidak ada satu benda pun kecuali ada yang membuatnya, dan tidak ada pengaruh apa pun kecuali pasti ada yang mempengaruhinya. Firman Allah Subhanahu wa Taala :
orang lain." Dan ketika ditanya tentang mengeraskan bacaan al-Qur'an di dalam masjid, beliau menjawab: "Segala perbuatan yang bisa mengganggu orang yang berada di dalam masjid atau yang mengarah pada perbuatan itu maka hal itu terlarang." Adapun membaca dengan bersuara namun tidak terlalu keras dan tidak mengganggu orang lain maka hal itu dibolehkan sebagaimana banyak tersebut di dalam hadits. Terutama jika yang bersangkutan merasa aman dari perbuatan riya'. Bahkan bisa jadi merupakan keharusan apabila dalam rangka belajar al-Qur'an. Karena tidak diragukan lagi bahwa mengeraskan bacaan dalam kondisi ini akan menggugah hati, menambah semangat, dan memberikan manfaat bagi orang lain yang mendengarkannya. Dalam shalat malam juga dibolehkan mengeraskan bacaan selagi dapat menjaga diri dari riya'. Aisyah d meriwayatkan bahwa ketika Nabi n mendengar seseorang membaca sebuah surat dari al-Qur'an pada suatu malam, beliau bersabda: "Semoga Allah merahmatinya, sungguh bacaannya itu telah mengingatkanku pada ayat ini dan ini yang sebelumnya saya kira bagian dari surat ini dan ini." [HR. Bukhari dan Muslim] Lewat di Depan Orang Shalat Berjalan di depan orang shalat di antara dia dan sutrah (pembatas)nya adalah perbuatan haram, karena mengganggu dan mengacaukan konsentrasinya dalam bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala. Perbuatan ini dilarang dengan keras dan pelakunya mendapatkan ancaman yang sangat berat, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menjelaskan bahwa berdiri selama empat puluh (hari atau bulan, atau tahun, perawi tidak tahu persis) adalah lebih baik daripada lewat di hadapan orang yang sedang shalat. Oleh karena itu dibolehkan bagi yang sedang shalat untuk mencegah orang yang akan melewatinya, jika sekiranya masih ada jalan lain yang memungkinkan untuk dilewati. Karena dalam sebuah hadits yang bersumber dari Abu Sa'id al-Khudri a, Rasulullah n bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian shalat menghadap sutrah (yang menghalangi) orang (untuk lewat), lalu ada seseorang yang mau melewatinya maka tahanlah dia. Apabila menolak maka lawanlah dia karena dia adalah setan." [HR. Bukhari dan Muslim] Berbicara Dengan Suara Keras Hal ini terjadi ketika sekelompok orang khususnya para pemuda terlibat dalam sebuah pembicaraan. Ketika iqamah telah dikumandangkan mereka tidak segera menyelesaikan pembicaraan namun tetap melanjutkannya sehingga terlambat bertakbiratul ihram dan membaca al-Fatihah bersama imam. Ketika imam sudah mendekati rukuk barulah mereka menuju shaf untuk menyusul shalat. Sikap ini dari satu sisi merupakan bentuk meremehkan terhadap shalat dan di sisi lain akan mengganggu saudara-saudara mereka yang sedang shalat. Jika orang yang sedang shalat sunnah diperintahkan untuk membatalkannya ketika sudah iqamah (jika diperkirakan ketinggalan takbiratul ihram) maka bagaimana lagi hanya sekedar mengobrol? Memang benar seseorang yang mendapatkan ruku' dihitung telah mendapatkan satu raka'at, namun itu bagi orang yang benar-benar terlambat, bukan sengaja mengulurnya, sedang dia berada di masjid dan mengetahui dimulainya shalat. Mengenai hukum orang yang melakukan perbuatan demikian maka ada perbedaan apakah dia terhitung mendapatkan raka'at atau tidak. Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan lebih condong kepada pendapat yang menyatakan bahwa orang yang tidak membaca al-Fatihah karena menyepelekan dan sibuk dengan obrolan maka raka'atnya batal, sehingga tidak terhitung medapatkan satu rakaat. Karena dia telah melanggar sabda Nabi n : "Tidaklah dijadikan seorang imam kecuali untuk diikuti, maka jika dia bertakbir bertakbirlah kalian semua." Dan orang tersebut tidak bertakbir setelah imam bertakbir, tidak membaca iftitah dan alFatihah padahal dia punya kesempatan untuk itu. Maka dengan demikian, raka'at apa yang telah dia kerjakan, dan shalat model apa yang dia lakukan? Wallahu a'lam bish shawab.

Artinya : Katakanlah: Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Allah. Katakanlah: Maka apakah kamu tidak bertakwa? Katakanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Allah. Katakanlah: (Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu? [Al-Muminun: 86-89] Jadi, jenis tauhid ini diakui semua orang . Tidak ada umat mana pun yang menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakui-Nya, melebihi fitrah penga- Artinya : Apakah mereka diciptakan tanpa kuan terhadap yang lain-Nya. Sebagaimana sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan perkataan para rasul yang difirmankan Allah: (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya Artinya : Berkata rasul-rasul mereka: Apakah mereka tidak meyakini (apa yang mereka ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta katakan). [Ath-Thur: 35-36] langit dan bumi? [Ibrahim: 10] Perhatikanlah alam semesta ini, baik yang Firaun pun juga mengakui Allah di atas maupun yang di bawah dengan segala Adapun orang yang paling dikenal bagian-bagiannya, anda pasti mendapati semua pengingkarannya adalah Firaun. Namun itu menunjukkan kepada Pembuat, Pencipta demikian di hatinya masih tetap meyakini-Nya. dan Pemiliknya. Maka mengingkari dalam akal Sebagaimana perkataan Musa alaihis salam dan hati terhadap pencipta semua itu, sama kepadanya: halnya mengingkari ilmu itu sendiri dan Artinya : Musa menjawab: Sesungguhnya mencampakkannya, keduanya tidak berbeda. Adapun pengingkaran adanya Tuhan oleh kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mu`jizat-mu`jizat itu kecuali orang-orang komunis saat ini hanyalah karena Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai kesombongan dan penolakan terhadap hasil bukti-bukti yang nyata dan sesungguhnya aku renungan dan pemikiran akal sehat. Siapa yang mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan seperti ini sifatnya maka dia telah membuang akalnya dan mengajak orang lain untuk binasa. [Al-Isra: 102] menertawakan dirinya. Wallahu taala alam Ia juga menceritakan tentang Firaun dan bish-shawab. kaumnya:

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

27

ADAB ISLAMI
tersebut banyak kaum muslimin yang hadir di masjid. Ini dikuatkan dengan sabda Nabi n : "Sungguh engkau telah mengganggu", dan mengganggu sesama muslim dilarang setiap waktu bukan pada hari Jum'at saja. Telah berkata al-Imam an-Nawawi: "Orang yang masuk masjid, baik pada hari Jum'at atau selainnya dilarang melangkahi tengkuk saudaranya, kecuali jika sangat terpaksa (darurat)." Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga mengatakan: "Tidak boleh bagi siapa saja melangkahi pundak seorang muslim untuk mendapatkan shaf pertama jika di dekatnya tidak ada celah yang dapat diisi baik pada hari Jum'at atau lainnya. Karena hal itu merupakan perbuatan zhalim dan kedurhakaan kepada Allah. Sebagian ulama mengatakan makruh perbuatan ini, dan sebagian yang lain mengharamkannya sebagaimana dikatakan alImam an-Nawawi dan Syaikhul Islam. Namun keharaman ini dikecualikan jika orang yang datang lebih dahulu tidak menempati shaf awal, dan membiarkan shaf depan ada celah. Maka dalam hal ini boleh seseorang melangkahi pundak dalam rangka menyempurnakan shaf dan menutup celah yang kosong. Mendesak Orang Lain ketika Shalat Tidak diragukan lagi bahwa terlalu berdesakan ketika shalat menyebabkan hilang atau berkurangnya kekhusyukan. Pemandangan seperti ini terjadi khususnya pada hari Jum'at, ketika malam bulan Ramadhan, dan semisalnya. Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh orang yang datang terlambat namun ingin berada di shaf depan, bahkan tak segan-segan menerobos shaf dengan menggunakan kekuatan ototnya. Terlalu berdesakan akan menyebabkan orang tidak dapat meletakkan kedua tangannya di dada dengan baik ketika shalat, dan menyebabkan saling berhimpitan terutama ketika sedang duduk atau tahiyat. Dan yang jelas sikap nylonong atau menerobos shaf yang sudah rapat adalah perbuatan merebut hak orang lain dan tidak menghormati jama'ah yang datang lebih awal. Memang benar shaf awal adalah sangat utama, namun mengganggu sesama muslim adalah perbuatan haram. Dan meninggalkan yang haram harus didahulukan daripada mengejar keutamaan. Yang dituntut bagi seorang muslim adalah hendaknya melapangkan shaf untuk orang lain apabila memungkinkan. Jangan sampai mengambil tempat melebihi dari kebutuhannya dan merasa berat untuk memberi tempat kepada saudaranya padahal masih memungkinkan. Namun bagi yang datang lebih belakang atau terlambat juga harus bersikap toleran dan lemah lembut kepada saudaranya. Hendaknya jangan membuat sempit tempat saudaranya jika shaf tersebut memang sudah tidak mungkin lagi untuk diisi. Islam mengajarkan agar seseorang duduk di belakang atau tempat mana saja yang kosong apabila sudah tidak ada tempat lagi untuk diduduki. Membaca Al-Qur'an Dengan Suara Keras Membaca al-Qur'an di dalam masjid dengan suara keras, selain mengganggu orang yang sedang shalat juga mengganggu orang lain yang sedang membaca al-Qur'an. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang perbuatan itu melalui sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu dia berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di dalam masjid, beliau mendengar para shahabat membaca al-Qur'an dengan suara keras, maka beliau bersabda: 'Ketahuilah sesungguhnya masing-masing dari kalian sedang bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah sebagian dari kalian mengganggu yang lain, dan janganlah sebagian mengeraskan suara di atas yang lain dalam membaca al-Qur'an', atau beliau bersabda: 'di dalam shalat.' " [HR. Ahmad dan Abu Dawud] Syaikhul Islam berkata: "Tidak boleh bagi siapa pun mengeraskan suara ketika membaca baik di dalam shalat maupun di luar shalat, terutama ketika di dalam masjid karena hal itu dapat mengganggu

AKHLAQ

idah itu memang lunak tidak bertulang, oleh karena itu orang yang tidak menguasai ilmu beladiri sekalipun bisa bersilat lidah. Lihatlah si fulan yang kemarin mengatakan a hari ini berbalik mengatakan b. Dusta ibarat gula-gula di lidahnya

Lidah itu tajam laksana pedang bahkan ia adalah pedang bermata dua. Jika luka tersayat pedang, tidaklah susah untuk diobati, tetapi hati yang terluka ditikam kata-kata kemana kan dicarikan penawarnya? Entah berapa banyak persaudaraan terputus ditebas lidah dan tidak sedikit pula dua yang bersahabat jadi musuh bebuyutan karena tikaman lidah. Padahal Rasulullah n ketika ditanya siapa muslim yang paling afdhol? Beliau n menjawab, Orang yang selamat kaum muslimin dari lisan dan tanganya. [HR. Bukhari dan Muslim] Lidah itu berbisa bagai lidah ular yang bercabang dua. Bahkan ia bisa lebih berbahaya daripada bisa ular. Lidah juga bisa berobah menjadi binatang buas yang bahkan memangsa tuannya sendiri. Makanya mulutmu harimaumu Dari Abu Hurairah a bahwasanya ia mendengar Nabi shollallahu alaihi wa sallamaberkata, Sesungguhnya seorang hamba

mengucapkan satu kata yang dia tidak tahu apakah itu baik atau buruk, ternyata menggelincirkannya ke dalam neraka lebih jauh dari antara timur dan barat. Imam An-Nawawi v menjelaskan, Ketahuilah, bahwasanya seyogyanya bagi setiap mukallaf hendaklah ia menjaga lisannya dari seluruh ucapan kecuali ucapan yang ada maslahat padanya. Apabila berbicara atau diam sama maslahatnya, maka yang sesuai sunnah adalah memilih diam. Karena terkadang ucapan yang mubah dapat menyeret kepada yang haram atau makruh, bahkan galibinilah yang terjadi, dan keselamatan tidak ada yang bisa menyamai harganya. Nabi n bersabda, Termasuk baiknya islam seseorang meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya. [HR. At-Tirmidzi] Jagalah lidahmu duhai saudara Jangan sampai ia mematukmu, karena dia adalah ular yang bisa Tidak sedikit orang yang terkubur dibunuh lidahnya Padahal para pemberani takut menghadapinya. Seorang muslim, ketika dia hendak berbicara, ia menimbang apakah berguna atau tidak? Jika tidak berguna dia memilih diam. Jika ternyata berguna dia menimbang lagi

26

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

AKHLAQ
apakah jika dia diam manfaatnya lebih besar dari pada berbicara? Imam Asy-Syafii berkata, Jika seseorang berbicara hendaklah ia memikirkan sebelum mengucapkannya, jika nyata maslahatnya ia berbicara dan jika ia ragu, ia diam sampai jelas maslahatnya. Beliau juga pernah menasihati sahabat yang juga muridnya, Hai Robi, janganlah kamu berbicara dalam perkara yang tidak berguna bagimu. Sesungguhnya jika engkau mengucapkan satu kata, ia akan menguasaimu dan engkau tidak bisa menguasainya. Lidah adalah duta hati, jika engkau ingin mengetahui hati seseorang, lihatlah apa yang biasa dia ucapkan. Sesungguhnya itu akan menyingkap apa yang ada di hatinya, suka atau tidak suka. Karena lidah itu itu seperti kuali yang mendidih, lidah adalah sendoknya. Perhatikanlah ketika seseorang berbicara, sesungguhnya ia sedang menyendokkan isi hatinya kepadamu, dengan beragam rasa, pahit, manis, asam, pedas, dan lainnya. Sebagaimana engkau bisa merasakan masakan dalam kuali dengan lidah. Engkau juga bisa merasakan hati lawan bicaramu dengan gerak lidahnya ketika bertutur-kata. Sungguh mengherankan, seseorang bisa dengan mudah menjaga dirinya dari memakan yang haram, berbuat zhalim, zina, mencuri, meminum khamr, dan dari memandang yang haram, tetapi tidak bisa menahan gerak lidahnya yang lunak tidak bertulang . Bahkan seseorang yang zhahirtaat, berwibawa, sopan tetapi dia membiarkan lidahnya mengucapkan kalimat yang dianggapnya sepele padahal satu kalimat itu saja cukup untuk mencampakkannya ke dalam neraka. Perhatikanlah hadits Nabi n yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jundub rodhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah n bersabda, Seseorang berkata, Demi Allah, Allah tidak mengampuni si fulan. Maka Allah berkata, Siapa orang yang lancang mendahuluiku mengatakan bahwa Aku tidak mengampuni fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni si fulan dan Aku hapus amalanmu. Ya Allah Satu kalimat saja yang dianggapnya remeh menghapuskan amal-amalnya. Hilanglah shalat yang dulu dikerjakannya Lenyaplah puasa yang dulu ditunaikannya Sirnalah zakat, qiyam, dan amal kebajikannya. Karena kelancangan lidahnya mendahului apa yang menjadi hak Allah. Bahkan orang yang dipandangnya rendah dan hina, yang dia kira masuk neraka. Malah diampuni Allah Taala. Dahulu, para salafus shalih sangat menjaga lidah mereka. Setiap saat mereka menghisab kalimat yang mereka ucapkan. Ibnu Buraidah berkata, Aku melihat Ibnu Abbas h memegang lidahnya lalu berkata, Katakanlah yang baik engkau pasti beruntung. Atau diamlah dari keburukan engkau pasti selamat. Maka ditanyakan kepadanya, Kenapa engkau mengucapkan ini?. Ia menjawab, Aku dengar, bahwasanya seorang manusia tidak lebih menyesal dan marah kepada anggota tubuhnya selain daripada lidahnya kecuali orang yang mengucapkan kata-kata yang baik atau menukilkan yang baik dengan lidahnya. Sahabat Ibnu Masud bersumpah dengan nama Allah yang tidak ada Ilah yang diibadahi dengan hak melainkan Dia bahwa tidak ada di muka bumi ini yang lebih patut untuk dipenjarakan daripada lidahnya. Yunus bin Ubaid berkata, Aku tidak melihat seseorang yang lidahnya terjaga melainkan aku melihatnya pula pada seluruh amalannya. Dan seorang yang rusak tutur katanya melainkan aku melihatnya tampak pada seluruh amalannya. Fudhoil bin Iyadh berpetuah, Barangsiapa yang menganggap perkataannya bagian dari amalnya, niscaya sedikit perkataannya pada sesuatu yang tidak bermanfaat. Gerakan anggota tubuh yang paling ringan adalah lidah, namun itu pula yang paling besar bahayanya bagi seorang manusia.

ADAB ISLAMI
membuat keributan di sekitar orang yang sedang shalat atau sedang berdzikir adalah perbuatan yang dilarang . Perbuatan tersebut termasuk kemungkaran yang besar, karena akan menumbuhkan sikap meremehkan kemuliaan masjid dan orang-orang yang sedang beribadah di dalamnya. Di bawah ini ada beberapa hal yang merupakan bentuk dari perilaku yang dapat mengganggu sesama muslim tatkala berada di dalam masjid. Diharapkan dengan menyebutkannya dapat menjadi peringatan bagi kita semua agar senantiasa berhati-hati dan menajuhinya. Melangkahi Pundak Melangkahi pundak merupakan salah satu bentuk menyakiti perasaan atau mengganggu orang yang (akan) shalat, terutama pada hari Jum'at atau di masjid yang penuh dengan jama'ah. Lebih tidak sopan lagi bila dalam mengangkat kaki sejajar atau di atas kepala jama'ah yang dia lewati. Kasus ini biasanya terjadi ketika sebelum iqamah dan shaf bagian depan telah terisi penuh atau sudah tidak ada celah lagi, sementara yang bersangkutan datang terlambat dan memaksakan diri ingin berada di shaf awal. Suatu saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at melihat seseorang melangkahi pundak saudaranya yang lain, maka beliau menegurnya dan bersabda: "Duduklah kamu, susungguhnya kamu telah mengganggunya." Hadits ini merupakan hadits yang paling keras dari hadits-hadits lainnya yang menyinggung permasalahan ini, sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Fath. Dalam sebuah riwayat marfu' dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu disebutkan dengan jelas tentang gugurnya pahala Jum'at bagi yang melangkahi pundak orang lain. Ibnu Wahab salah seorang parawi hadits tersebut menyatakan bahwa makna dari hadits ini adalah shalat yang dilakukan hukumnya tetap sah namun dia tidak mendapatkan keutamaan Jum'at. Hadits di atas meskipun terjadi dalam shalat Jum'at, namun bukan berarti larangan hanya berlaku pada hari tersebut. Penyebutan dengan hari Jum'at karena pada umumnya pada hari

rang yang sedang shalat berarti sedang bermunajat kepada Rabbnya, mengingat dengan menyebut-Nya, berdoa, mengagungkan dan memuji kebesaran-Nya. Maka selayaknya seorang muslim tidak mengganggu kekhusyukan saudaranya yang sedang bermunajat tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang beri'tikaf telah bersabda: "Ketahuilah bahwa setiap dari kalian sedang bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah sebagian dari kalian mengganggu yang lainnya." [HR. Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan al-Albani] Dan mengganggu atau menyakiti kaum muslimin secara umum adalah perbuatan yang dilarang, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Barangsiapa yang mengganggu orang-orang muslim di jalan mereka maka laknat mereka pasti akan menimpanya." Maka tidak diragukan lagi bahwa mengganggu sesama muslim di dalam masjid dan

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

25

KISAH
Kemudian ia ditanya: "Apa yang engkau perbuat dengan kenikmatan tersebut?" yang syahid." Maka dikatakan: "Tidak." Hendaknya kalian pergi berperang agar kalimat Allah Ia menjawab: "Wahai menjadi paling tinggi, Rabbku aku berperang walaupun harus tetap karena-Mu." Maka dikatakan demikian. Jangan kalian kepadanya: "Engkau telah pergi, dengan niat semata berdusta, engkau berperang perang . Tapi pergilah agar dikatakan sebagai orang dengan niat meninggikan yang pemberani dan hal ini telah dikatakan." kalimat Allah menjadi paling tinggi. Dengan Kemudian diperintahkan agar ia dibawa demikian, jika terbunuh, kalian berada di jalan dan diseret wajahnya ke api neraka. DemiAllah. kianlah orang yang berperang di jalan Allah. Adapun orang yang ketiga adalah orang Orang yang berperang di jalan Allah memiliki yang Allah berikan kenikmatan kepadanya niat bermacam-macam. Barangsiapa yang berperang karena dorongan nasionalisme, dengan harta. Ia bersedekah, memberi, dan maka ia berada di jalan thaghut. Barangsiapa berinfak. Pada Hari Kiamat, ia dihadapkan yang berperang karena fanatisme golongan, kepada Allah dan diperlihatkan kepadanya maka ia berada di jalan thaghut. Dan barang- kenikmatan-kenikmatan yang diberikan siapa yang berperang agar mendapatkan bagian kepadanya. Ia mengakuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya: "Apa yang engkau lakukan dari dunia, maka ia berada di jalan thaghut. terhadap kenikmatan itu?" Allah Ta'ala berfirman: "Orang-orang yang Ia menjawab: "Aku bersedekah dan beriman berperang di jalan Allah, dan orangorang yang kafir berperang di jalan thaghut." melakukan ini dan ini." Maka dikatakan kepadanya: "Engkau telah berbohong. Engkau [An-Nisa: 76] melakukannya agar dikatakan bahwa si fulan Tetapi jika seseorang berperang karena adalah orang yang dermawan dan mulia. Hal kesukuan dan nasionalisme dibandingkan itu telah dikatakan." Kemudian diperintahkan dengan untuk melindungi tanah air dari agar orang tersebut dibawa lalu diseret kejahatan orang-orang kafir, maka ini adalah wajahnya ke dalam api neraka. Orang ini berjuang di jalan Allah. Sebab, melindungi termasuk dalam tiga golongan yang dibakar api negara kaum muslimin buahnya adalah kalimat neraka pada Hari Kiamat. Allah yang akan jadi paling tinggi. Di sini terdapat dalil yang menunjukkan Tetapi jika seseorang berperang agar ia wajibnya seseorang untuk mengikhlaskan niat dapat terbunuh saja dalam peperangan bagi Allah dalam setiap yang ia berikan, berupa tersebut, apakah ia berada di jalan Allah? harta, badan, ilmu, dan lainnya. Jika ia Jawabnya adalah: "Tidak." Inilah niat kebamelakukan sesuatu yang diharamkan untuk nyakan para pemuda. Mereka pergi dengan mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala lalu ia tujuan agar mereka terbunuh dan berkata: simpangkan kepada yang lainnya maka ia telah "Kami berperang dan terbunuh sebagai orang berdosa. "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orangorang yang kafir berperang di jalan thaghut." [AnNisa: 76]

AKHLAQ
Abu Hatim v berkata, Wajib bagi orang yang berakal agar berlaku adil kepada telinga dan mulutnya. Dia harus tahu, bahwa ia diberi dua telinga dan satu mulut adalah agar ia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Karena kalau dia berbicara bisa jadi dia akan menyesali dan apabila tidak berbicara dia tidak menyesal. Dan dia akan lebih mudah membantah apa yang tidak dia ucapkan dari pada membantah apa yang telah dia ucapkan. Dulu, sebagian ulama tidak menerima hadits dari orang-orang yang berbicara atau mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak patut. Pernah dikatakan kepada Al-Hakam bin Utaibah, Kenapa engkau tidak menulis hadits dari Zaadaan? Ia menjawab, Dia banyak bicara. Lidah dapat menyebabkan dua petaka besar, jika seseorang selamat dari yang satunya belum tentu selamat dari yang berikutnya. Dua petaka atau bencana itu adalah petaka berbicara dan petaka diam. Seorang yang bungkam dan mendiamkan kebenaran adalah setan yang bisu, bermaksiat kepada Allah, bermuka dua, dan menjilat, jika dia tidak mengkhawatirkan bahaya atas dirinya. Dan orang yang mengucapkan perkataan yang batil adalah setan yang berbicara, bermaksiat kepada Allah dengan kata-kata yang ia ucapkan. Adapun orang-orang yang berjalan di atas jalan yang lurus -semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan mereka- berada di antara dua petaka tersebut. Mereka menahan lidah mereka dari perkataan yang batil dan melepaskannya untuk sesuatu yang mendatangkan manfaat kepada mereka di akhirat. Oleh karena itu, kita tidak akan dapatkan salah seorang mereka melontarkan kata-kata yang tidak mendatangkan manfaat apalagi yang bisa membahayakan di akhirat. Seorang mukmin sepatutnya memiliki tutur-kata yang santun, bersih, dan terjaga. Rasulullah n bersabda, Bukanlah seorang mukmin itu suka mencela, melaknat, berkata yang keji dan kotor.[HR. Bukhari, Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim, shahih] Seorang hamba, bisa jadi di hari Kiamat datang membawa kebaikan sebesar gunung, lalu dia dapatkan ternyata lidahnya telah memusnahkan semuanya. Atau sebaliknya, dia datang membawa kesalahan yang banyak ternyata lidahnya menghapusnya karena dia banyak berdzikir dan yang berkaitan dengannya. Ketika seseorang datang kepada Nabi n lalu berkata, Hai Rasulullah nasihatilah aku. Rasul n pun menjawab, Jika engkau berdiri dalam shalatmu, maka shalatlah seolah-olah itu shalat terakhirmu. Dan janganlah engkau mengucapkan kalimat yang esok membuatmu menyesal dan bulatkanlah bersungguhsungguhlah memutus harapan terhadap apa yang ada di tangan manusia. [HR. Ahmad dan Baihaqi, shahih] Kalau saja setiap kita memegang tiga wasiat ini: sholat dengan khusyu, menjaga lidah, dan menggantungkan harapan hanya kepada Allah, niscaya keberuntungan menyertai langkahnya. Oleh karena itu, ketika Uqbah bin Amir bertanya kepada Rasulullah, Apa keselamatan itu? Maka Rasulullah n menjawab, Tahanlah lidahmu dan jadikanlah rumahmu lapang bagimu, serta tangisilah kesalahanmu. [HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, shahih] Semoga Allah menjaga kita semua dari petaka lidah Semoga Allah menguatkan kita untuk menyuarakan kebenaran Semoga Allah menguatkan kita untuk menahan lidah dari kebatilan, amin.
Izzuddin edisi 70 Th. 2009

24

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

IBRAH
mengakuinya. Allah pun berfirman: 'Apa yang kamu kerjakan padanya?' Ia menjawab: 'Tidak ada suatu jalan yang Engkau senang untuk diberi infak kecuali aku telah mengeluarkan infak padanya demi Engkau.' Allah berfirman: 'Engkau telah berdusta. Tapi engkau melakukannya agar dikatakan sebagai orang yang dermawan dan hal itu telah dikatakan.' Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, lalu diseret mukanya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka." [HR. Muslim] Duh, siapa yang tidak kenal dengan chatting?? Rasanya hampir sebagian besar umat manusia di atas muka bumi ini mengenal chatting dengan baik, bahkan amat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Sarana yang satu ini memang sangat bermanfaat sekali bagi mereka yang jauh dari keluarga, handai taulan, teman, atau saudara dan yang lainnya. Enak mengobrol di sini karena selain murah juga praktis, ditambah teknologi sekarang yang bisa memuat suara kita di dalamnya, sekaligus webcamnya maka jadilah berkomunikasi jarak jauh ini nyaris sempurna. Orang jadi lebih suka memilih teknologi ini dibandingkan dengan komunikasi lewat telepon, karena penelepon tidak bebas ngobrol karena teringat biaya pulsa yang bisa saja membengkak!! Akan tetapi tahukah anda bahwa di balik itu semua, bagi mereka yang tidak pandai menggunakannya bisa terfitnah dengannya Terfitnah dengan chatting? Kok bisa ya?? gara chatting ini. Sebuah kisah nyata yang perlu kita baca untuk diambil ibrahnya Kisah ini terjadi di Lebanon. Beliau adalah seorang wanita muslimah, yang Alhamdulillah, Allah karuniakan kepadanya seorang suami yang baik akhlak dan budi pekertinya. Di rumah, ia pun memiliki komputer sebagaimana keluarga muslim lainnya, dimana komputer bukan lagi merupakan barang mewah di Lebanon. Sang suami pun mengajari bagaimana menggunakan fasilitas ini yang akhirnya beliau pun mahir bermain internet. Yang akhirnya, ia pun mahir pula chatting dengan kawankawanya sesama muslimah. Awalnya ia hanya chatting dengan rekannya sesama muslimah, hingga pada suatu hari ia disapa oleh seorang laki-laki yang mengaku sama-sama tinggal di kota beliau. Terkesan dengan gaya tulisannya yang enak dibaca dan terkesan ramah, sang muslimah yang telah bersuami ini akhirnya tergoda pada lelaki tersebut.
Penjelasan

KISAH
niatnya untuk Allah. Ia tidak mempedulikan apakah orang-orang menyebutnya "orang 'alim", "syaikh", "ustadz", "mujtahid", atau yang sejenisnya. Ini tidaklah penting baginya. Tak ada yang penting baginya, kecuali ridha Allah, menjaga syariat, mengajarkannya, menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari hamba-hamba Allah. Dengan demikian, tertulis baginya pahala syahid yang kedudukannya berada setelah kedudukan orang-orang yang jujur. Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa yang metaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih." [An-Nisa: 69] Adapun orang yang belajar bukan untuk tujuan hal tersebut, yaitu agar ia dikatakan sebagai orang yang 'alim, seorang mujtahid, orang yang sangat berilmu, dan yang serupa dengannya maka amalannya akan hilang . Na'udzubillah. Ia adalah orang yang pertama diberikan keputusan dan diseret wajahnya ke dalam api neraka dan didustakan serta dijelekkan pada Hari Kiamat. Orang yang kedua adalah orang yang berperang . Ia berperang di jalan Allah kemudian terbunuh. Pada Hari Kiamat, ia akan datang kepada Allah Ta'ala kemudian Allah perlihatkan kepadanya nikmat-Nya yang telah diberikan kepadanya. Lalu ia mengetahui kenikmatan tersebut yaitu Allah panjangkan umurnya, mempersiapkannya, memberikan rizki, dan kekuatan kepadanya, hingga akhirnya ia sampai kepada tingkatan ini yaitu berperang.
Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Hadits Abu Hurairah a mengenai orang yang pertama kali diberi keputusan pada Hari Kiamat itu menceritakan tentang tiga golongan: pelajar, orang yang berperang, dan orang yang bersedekah. Si pelajar mempelajari suatu ilmu, mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya. Kemudian Allah mendatangkannya pada Hari Kiamat dan memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya: "Apa yang telah engkau lakukan?" yakni dalam mensyukuri kenikmatan ini. Maka ia berkata: "Aku mempelajari dan membaca Al-Qur'an karena Engkau." Lalu Allah berkata kepadanya: "Engkau telah berdusta. Tapi engkau belajar agar dikatakan sebagai orang yang alim dan engkau membaca al-Qur'an agar dikatakan orang yang pandai membaca, bukan karena Allah. Tapi karena ingin dilihat orang." Kemudian diinstruksikan untuk dibawa lalu diseret wajahnya ke dalam api neraka. Ini adalah dalil yang menunjukkan wajib bagi seorang penuntut ilmu agar mengikhlaskan

Ya bisa, bahkan ada salah satu akhwat Bila sang suami sibuk bekerja, untuk muslimah terfitnah dengan chatting ini, mengisi kekosongan waktunya beliau akhirnya sampai ia harus bercerai dengan suaminya gara- menghabiskan waktu bersama dengan lelaki

10

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

23

KISAH
itu lewat chatting , sampai sang suami menegurnya setiba dari kerja mengapa ia tetap sibuk di internet. Sang istri pun membalas bahwa ia merasa bosan karena suaminya selalu sibuk bekerja dan ia merasa kesepian, ia merahasiakan dengan siapa ia chatting , khawatir bila suaminya tahu maka ia akan dilarang main internet lagi. Sungguh ia telah kecanduan berchatting ria dengan lelaki tersebut. Fitnah pun semakin terjadi di dalam hatinya, ia melihat sosok suaminya sungguh jauh berbeda dengan lelaki tersebut yang enak diajak berkomunikasi, senang bercanda, dan sejuta keindahan lainnya dimana setan telah mengukir begitu indah di dalam lubuk hatinya. Lalu seseorang yang belajar suatu ilmu kemudian mengajarkannya, dan membaca AlQur'an lalu didatangkan di hadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Abu Hurairah a menuturkan: Aku Allah pun berfirman: 'Apa yang kamu kerjakan pernah mendengar Rasulullah n bersabda: padanya?' "Sesungguhnya orang yang kali pertama Ia menjawab: 'Aku mempelajari suatu diberi keputusan pada hari kiamat adalah ilmu dan mengajarkannya serta membaca Alseseorang yang mati syahid. Lalu ia Qur'an karena-Mu.' didatangkan di hadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatanAllah berfirman: 'Engkau berdusta. kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu Sebenarnya, engkau mempelajari suatu ilmu, orang tersebut mengakuinya. Allah pun mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an agar berfirman: 'Apa yang kamu kerjakan padanya?' dikatakan bahwa engkau adalah orang yang ahli membaca. Dan hal itu telah dikatakan.' Ia berkata: 'Aku berperang karena diri-Mu, Kemudian diperintahkan agar orang tersebut hingga aku mati syahid.' dibawa lalu diseret mukanya hingga ia Allah berfirman: 'Engkau telah berdusta. dilemparkan ke api neraka. Sesungguhnya engkau berperang agar dikatakan Lalu ada seorang yang telah Allah berikan sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakan.' kepadanya kelapangan dan berbagai macam Kemudian diperintahkan agar orang harta. Kemudian Allah memperlihatkan tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang ia dilemparkan ke neraka. diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut ungguh tragis, orang yang beramal namun tak ikhlas. Segala upaya, daya, dan harta yang dikeluarkan menjadi sia-sia. Semuanya justru menjadi petaka ketika akhirat tiba.

IBRAH
akhirnya ia pun dengan berat hati menceraikan istrinya. Sungguh betapa hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya, setelah ia selesai cerai dengan suaminya, ia pun menemui lelaki tersebut dan memberitahukan kabar gembira tentang statusnya sekarang yang telah menjadi janda. Lalu, apakah si lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya??? Ya ukhti muslimah... dengarlah penuturan kisah tragis ini, dengan tegasnya si lelaki itu berkata, "Tidak!! Aku tidak mau menikahimu! Aku hanya mengujimu sejauh mana engkau mencintai suamimu, ternyata kamu hanyalah seorang wanita yang tidak setia kepada suami. Dan aku takut bila aku menikahimu nantinya engkau tidak akan setia kepadaku! Bukan, ...bukan wanita sepertimu yang aku cari, aku mendambakan seorang istri yang setia dan taat kepada suaminya...!" Lalu, ia pun berdiri meninggalkan wanita ini. Sang wanita dengan isak tangis yang tidak tertahan ini pun akhirnya menemui seorang ustadz dan menceritakan kisahnya. Ia pun merasa malu untuk meminta rujuk kembali dengan suaminya yang dulu, mengingat betapa buruknya dia melayani suaminya dan telah menjadi istri yang tidak setia. Sungguh kisah di atas patut untuk direnungkan bersama. Semoga kita semua ukhti muslimah tidak terfitnah dengan sarana ini (chatting) dan agar lebih waspada serta hatihati. Bila ada yang ingin menggodamu maka acuhkan saja, karena resikonya yang tinggi (kita tidak tahu siapa dia), mungkin ia hanya ingin meluangkan waktu senggangnya dengan menggoda anda. Mudah-mudahan Allah senantiasa melindungi kita. Semoga peristiwa di atas tidak menimpa muslimah lainnya. Amin.

Duhai fitnah asmara semakin membara, ketika ia chatting lagi sang laki-laki itu pun tambah menggodanya. Ia pun ingin bertemu empat mata dengannya. Gembiralah hatinya, Ia pun memenuhi keinginan lelaki tersebut untuk berjumpa. Jadilah mereka berjumpa dalam sebuah restoran. Lewat pembiacaran via darat mereka jadi lebih akrab. Dari pertemuan itu, akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya. Hingga akhirnya si lelaki tersebut telah berhasil menawan hatinya, sang suami yang menasihati agar ia tidak lama-lama main internet tidak digubrisnya. Akhirnya, suami wanita ini menjual komputer tersebut karena kesal nasihatnya tidak di dengar. Lalu apa yang terjadi?? Langkah itu (menjual komputer) membuat marah sang istri yang akhirnya ia pun meminta cerai dari suaminya. Sungguh, ia masih teringat percakapan manis dengan lakilaki tersebut yang menyatakan bahwa ia sangatlah mencintai dirinya, dan ia berjanji akan menikahinya apabila ia bercerai dari suaminya. Sang suami yang sangat mencintai istrinya tersebut tentu saja menolak keputusan cerai itu. Akan tetapi, karena terus didesak sang istri,

22

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

11

NISA

Aku tidak meninggalkan sesudahku fitnah bagi kaum laki-laki lebih berbahaya dari kaum wanita [Mutafaqqun alaihi] Berbicara tentang wanita, maka kesan yang pertama muncul adalah sosok yang penuh kelembutan, kasih sayang serta keindahan. Keberadaan wanita di bumi Allah ini sebagai hamba Allah TaaIa, tidak berbeda dengan keberadaan kaum pria di mata Allah. Bagi wanita maupun pria, bila mereka beriman kepada Allah Azza Wa JaIIa, maka balasannya Jannah (surga), dan jika mereka kafir maka sebagai balasannya adalah adzab yang sangat pedih, dalam firman Allah Taala : Barangsiapa mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl:97]. Jelaslah bahwa wanita setingkat dengan pria, baik dalam beban syariat, dalam mendapatkan kehormatan manusiawi, serta akan mendapat mendapat ganjaran yang

setimpal atas amalan yang dikerjakannya dengan rahmat dan fadhilah Allah Azza Wa JaIIa. Allah menempatkan makhluknya sesuai dengan fitrohnya masing-masing. Pria dan wanita ditempatkan pada proporsi yang seimbang, saling mengisi dan melengkapi.
Wanita masa kini

Sekilas akan nampak bahwa apa yang disajikan Islam bagi kaum wanita terlihat tidak adil. Hal tersebut akan nampak lebih nyata lagi setelah kaum orientalis dan musuh-musuh Islam mencoba mengutak-atik ajaran Islam. Sebagai contoh, dilontarkanlah bahwa wanita dalam Islam tidak mendapat perlakuan yang baik. Islam tidak mendidik wanita untuk berkreasi karena harus senantiasa di dalam rumah, tidak boleh berkarier. Anehnya, banyak pula di kalangan muslimah yang kemudian termakan oleh pemikiran-pemikiran tersebut. Zaman sekarang ini, wanita merasa bangga bila dirinya berhasil tampil di luar sebagai wanita karier yang sukses, daripada sekedar mendapat julukan sebagai ibu rumah tangga. Wanita merasa bahwa dunia rumah tangga begitu menghimpitnya, dan kehadiran

sejajar dengan makmum. Dengan berada dalam satu shaf akan terjadi kelurusan dalam shaf. Dalilnya adalah ketika Rasulullah shollallahu alaihi wa sallama shalat malam, datanglah Ibnu 'Abbas berdiri di sebelah kiri beliau, maka beliau pun menarik Ibnu 'Abbas dan menjadikannya tepat di sebelah kanan beliau. [Muttafaqun 'alaihi] Jangan ada yang menonjol dadanya! Kemudian dalam riwayat yang lain disebutkan, "Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan shafshaf kami (para shahabat) seakan-akan meluruskan anak panah." Maka jadilah shaf mereka benar-benar lurus dengan sempurna, sehingga tidak ada yang maju ataupun mundur walaupun sedikit. Beliau biasa meluruskan shaf seperti meluruskan anak panah, sehingga apabila beliau melihat bahwasanya para shahabatnya telah memahaminya, yakni mereka telah paham dan tahu bahwasanya shaf harus lurus, beliaupun memulai shalatnya. Kemudian pada suatu hari beliau keluar untuk melaksanakan shalat, tiba-tiba beliau melihat seseorang yang menonjol dadanya, maka beliaupun besabda, "Wahai hambahamba Allah, benar-benar kalian luruskan shafshaf kalian atau (kalau tidak) maka sungguh Allah akan palingkan antar wajah-wajah kalian." Sabda Rasulullah shollallahu alaihi wa sallama, "Benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian" sebabnya adalah semata-mata hanya karena beliau melihat seseorang menonjol dadanya, yaitu dada orang tersebut menonjol

FIQIH
sedikit. Bagaimana kalau beliau melihat shaf-shaf yang ada sekarang? Yang satu ke depan, yang satu lagi ke belakang, shaf mereka bengkok, tidak lurus dan tidak rapat? Bisa kita bayangkan apa yang akan diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melihat keadaan seperti itu? Imam shalat hendaklah memeriksa shaf Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwasanya di antara petunjuk Nabi shollallahu alaihi wa sallama sallam adalah bahwa beliau senantiasa memeriksa shaf, meluruskan dan merapatkan shaf. Kalau masih ada yang belum lurus atau belum rapat maka beliaupun meluruskannya bahkan mengancam -sebagaimana kisah di atas- kepada orang yang maju sedikit dari shafnya dengan ancaman ini, "Benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian atau kalau tidak maka sungguh Allah akan memalingkan antar wajahwajah kalian." Petunjuk ini harus diteladani oleh para imam shalat agar memeriksa, mengatur dan meluruskan shaf para makmum. Kesimpulannya adalah wajib atas kita untuk menerangkan masalah ini kepada imamimam masjid dan demikian juga kepada para makmum agar mereka memperhatikan perkara yang sangat berbahaya ini sehingga mereka benar-benar meluruskan dan merapatkan shafnya di dalam shalat.

12

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

21

FIQIH
memalingkan antar wajah-wajah kalian (menjadikan wajah-wajah kalian berselisih)." [HR. Al-Bukhariy] Makna berpaling / berselisihnya wajah Para ulama berbeda pendapat tentang makna "berpalingnya atau berselisihnya wajah".Sebagian mereka berpendapat, bahwasanya maknanya adalah sungguh Allah subhanahu wa ta'ala akan memalingkan antar wajah-wajah mereka dengan memalingkan sesuatu yang dapat dirasakan panca indera, yaitu dengan memutar leher, sehingga wajahnya berada dibelakangnya, dan Allah subhanahu wa ta'ala Maha Mampu atas segala sesuatu. Dialah Allah 'Azza Wa Jalla yang telah menjadikan sebagian keturunan Nabi Adam (yaitu Bani Israil) menjadi kera, di mana Allah subhanahu wa ta'ala berkata kepada mereka: "Jadilah kalian kera yang hina" [Al-Baqarah:65] maka jadilah mereka kera. Maka Allah subhanahu wa ta'ala mampu untuk memutar leher manusia sehingga wajahnya berada di punggungnya, dan ini adalah siksaan yang dapat dirasakan panca indera. Wajibnya meluruskan shaf Bagaimanapun juga, di dalam hadits ini terdapat dalil akan wajibnya meluruskan shaf, dan bahwasanya wajib atas para makmum untuk meluruskan shaf-shaf mereka, dan kalau mereka tidak meluruskan shafnya, maka sungguh mereka telah mempersiapkan diri-diri mereka untuk mendapatkan siksaan dari

NISA
Allah subhanahu wa ta'ala, wal'iyaadzu billaah. Pendapat ini yaitu wajibnya meluruskan shaf adalah pendapat yang benar, sehingga wajib atas imam-imam shalat agar memperhatikan shaf, apabila didapatkan padanya kebengkokan atau ada yang sedikit maju atau mundur, maka para imam tersebut harus memperingatkan mereka agar meluruskan shafnya. Nabi shollallahu alaihi wa sallama pun kadang-kadang berjalan di antara shaf-shaf untuk meluruskannya dengan tangannya yang mulia dari shaf yang pertama sampai terakhirnya.Ketika manusia semakin banyak di masa khilafah 'Umar Ibnul Khaththab, 'Umar pun memerintahkan seseorang untuk meluruskan shaf apabila telah dikumandangkan iqamah. Apabila orang yang ditugaskan tersebut telah datang dan mengatakan, "Shaf telah lurus" maka 'Umar pun bertakbir untuk memulai shalat. Bila hanya ada imam & seorang makmum Kalau ada yang bertanya, "Apabila di sana hanya ada imam dengan seorang makmum saja, apakah imam maju sedikit ke depan ataukah sejajar dengan makmum?" Jawabannya adalah hendaklah imam sejajar dengan makmum, imam berada di sebelah kiri sedangkan makmum di sebelah kanan imam, karena apabila hanya ada imam dan seorang makmum saja, maka berarti shaf cuma ada satu, yang tidak mungkin makmum sendirian di belakang imam, bahkan yang benar adalah mereka berdua berada dalam satu shaf yaitu sang imam
anak terasa menjadi beban yang menghambat aktivitasnya di luar rumah. Pendek kata, mereka tak mau dibelenggu. Mereka menginginkan kebebasan dan persamaan hak sebagaimana yang diperoleh laki-laki. Mereka, untuk memperoleh kebebasan itu, berlindung di balik kata-kata berpartisipasi dalam pembangunan, seolah-olah yang namanya pembangunan itu hanyalah bekerja di kantor. Adapun menyusui anak, menunggu kedatangan suami tercinta dan segala macam tugas-tugas kerumah tanggaan, dianggapnya bukan merupakan bagian dari pembangunan. Seorang ahli hikmah mengatakan: Wanita adalah tiang negara, bila rusak kaum wanitanya, maka rusaklah negara itu, dan bila baik wanitanya maka baik pula negaranya. Bagaimana pun jua, setiap langkah wanita banyak diintai syaithon penyebar fitnah, setiap gerak-geriknya selalu menjadi perhatian bagi kaum laki-laki. Itulah sebabnya mengapa kaum wanita menjadi fitnah paling besar bagi kaum pria.
Wanita di bawah naungan Islam

Wahai Mar ah (wanita) kembalilah kepada tugas fitrahmu yang sebenarnya, yaitu sesuai dengan tuntutan Rasulullah saw karena Islam menciptakan makhluknya sesuai dengan fitrahnya, maka penuhilah itu! Tugas utama yang engkau emban adalah mendidik putra-putrimu agar senantiasa beriman kepada Allah Taala, beraqidah yang sholih, yang nantinya akan siap Syahid di jalan Allah serta mengantarkan putra putrimu untuk menjadi mujahid-mujahiddah, yang siap memasuki syurga yang telah dijanjikan Allah Azza Wa Jalla. Bukankah di bawah telapak kaki ibu terletak surga bagi anak-anaknya, sebagaimana sabda beliau: Syurga itu terletak di bawah kaki ibu . [HR Ahmad] Berbahagialah wahai wanita karena Allah telah memuliakanmu dengan kedudukan yang agung , sadarlah bahwa Islam melindungi kehormatanmu. Apabila engkau terpaksa keluar

rumah tutuplah auratmu, kenakan jilbabmu, tundukkanlah pandanganmu, dan janganlah engkau tabaruj(berhias) ala Jahiliyah. Ingatlah engkau pemimpin dalam rumah tangga, tentu saja selama suamimu sedang tidak ada di rumah, engkau adalah ratu rumah tangga, tidakkah engkau ingin menciptakan suasana rumah laksana syurga bagi seluruh keluargamu? Wahai marah (wanita), engkau menjadi teladan anak-anakmu, engkau penyejuk mata bagi suamimu, tempat mengadu bagi anak dan suamimu ketika mereka sarat dengan problema. Wahai marah, tidakkah engkau ingin menjadi wanita, sebagaimana yang disabdakan Rosulullah saw : Apabila seorang wanita melakukan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Romadhon, menjaga kemaluannya,, dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, masuklah ke dalam surga lewat pintu surga yang mana saja engkau kehendaki . [HR. Ahmad dan Thabrani]. Wahai marah kembalilah kepada tugas fitrahmu yang sebenarnya, karena Allah menciptakan makhluknya sesuai dengan fitrohnya, maka penuhilah fitrohmu! Maka bagi wanita yang belum berumah tangga, saat ini merupakan kesempatan besar baginya umtuk memperbanyak amalan shalih dan dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura dan kegiatan yang tidak bermanfaat. Dan bagi mereka yang sudah berumahtangga, selain menjaga keistiqomahannya dalam berislam, dia juga diberi beban tambahan untuk membantu suami menjalankan agamanya. Istri yang demikian merupakan harta yang paling berharga. Dan semoga wanita yang demikian itu dimuliakan oleh Allah dengan surga. Amin. Wallahu Alam Bisshowab.
Maroji

1. 2.

Wanita Bersiaplah ke Rumah Tangga oleh Yusuf Abdullah Daghfak. Buletin Dakwah Istiqomah no. 17/tahun 11 Muharam 1412 H.
Izzuddin edisi 70 Th. 2009

20

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

13

HIDAYAH

FIQIH

Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat. Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan. Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim, "Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur'an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau

mengatakan bahwasanya Al-Qur'an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!" Dokter Muslim itupun menjawab, "Ya, Al-Qur'an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar." Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut!!!! Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu?" Dokter Muslim menajwab "Sesungguhnya hasil yang nampak menunjukkan bahwasanya kadar banyaknya ASI pada payudara ibu si bayi laki-laki dua kali lipat kandungannya dibanding ibu si bayi perempuan. Perbandingan kadar garam dan vitamin pada ASI si ibu bayi laki-laki itu juga dua kali lipat dibanding ibu si bayi perempuan." Kemudian dokter muslim tersebut membacakan ayat Al-Qur'an yang dia jadikan dasar argumen dari jalan keluar itu, "Bagi laki-laki seperti bagian dua perempuan." [QS. An-Nisa:11] Dan setelah mendengarkan dokter Amerika itu arti ayat tersebut, dia jadi bengong, dan dia menyatakan keislamannya secara spontan tanpa ragu-ragu. Subhanallah, Maha Suci Allah, Robb semesta alam.

Kedudukan dan pentingnya shalat. Rukun Islam yang paling utama setelah persaksian dengan dua kalimat syahadat adalah mendirikan shalat. Bahkan shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab di hari kiamat nanti. Apabila baik shalatnya, niscaya akan baik pula seluruh amalan yang lainnya akan tetapi sebaliknya apabila shalatnya rusak / jelek, niscaya akan rusak pula amalan yang lainnya. Untuk itu sangatlah wajib bagi kita untuk memperhatikan permasalahan shalat, di mulai dari rukun-rukunnya, syarat wajibnya, thaharahnya dan lainnya yang berkaitannya dengan shalat. Pentingnya meluruskan shaf & ancaman keras bagi yang tidak meluruskannya Dan di antara hal yang berkaitan dengan shalat yang harus diperhatikan dengan serius

dan tidak boleh diremehkan adalah permasalahan lurus dan rapatnya shaf (barisan dalam shalat). Mengapa demikian? Karena ancamannya pun tidak sembarangan, yakni ancaman bagi yang tidak meluruskan shaf. Dijelaskan di dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhariy dan AlImam Muslim dari shahabat Abu Abdillah AnNu'man bin Basyir, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah shollallahu alaihi wa sallama bersabda,

"Benar-benar kalian luruskan shaf-shaf kalian atau (kalau tidak), maka sungguh Allah akan 19

14

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

SELINGAN

TADABUR ALAM

Duduk Bersama Syaikh Al Albani


iapakah gerangan Syaikh Al Albani itu? Apakah seorang penyanyi rock? Atau artis Arab yang terkenal? Tentulah beliau bukan penyanyi rock maupun artis terkenal. Beliau adalah seorang ulama terbesar di abad ke-20. Ilmu beliau diakui oleh semua ulama yang sezaman dengan beliau. Beliau memiliki akhlaq yang sangat mulia, salah satu diantaranya adalah sangat ramah dengan muridmuridnya. Murid dengan guru biasanya punya jarak pemisah. Bahkan seringkali murid merasa bahwa guru adalah orang lain yang dikenal karena terpaksa. Berbeda halnya dengan Syaikh Al Albani dengan para muridnya. Mari kita simak kisah selengkapnya... Syaikh Al Albani pernah bertugas mengajar sebagai dosen di Universitas Islam Madinah, saat rektor universitas tersebut dijabat oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ali. Selama mengajar di sana, beliau menjadi teladan dalam kesungguhan dan keikhlasan. Syaikh mencontohkan bagaimana hubungan indah antara seorang guru dengan muridnya. Beliau tak sungkan untuk berdialog dan bergaul dengan para muridnya. Sampai-sampai beliau rela duduk di atas tanah bersama mahasiswa ketika jam istirahat. Para muridnya bertanya, meminta penjelasan, menimba pelajaran di saat santai terebut. Santai tapi tetap serius. Melihat pemandangan seperti itu, dosen dan mahasiswa lain yang menyaksikan sempat mengatakan,Inilah pelajaran yang sebenarnya, bukan pelajaran yang hanya disampaikan di dalam kelas. Hubungan Syaikh dengan mahasis-

wanya tersebut adalah hubungan persahabatan, tidak ada kesan dipaksakan. Hubungan layaknya seseorang dengan temannya, bukan hubungan murid dengan guru karena saking akrabnya. Beliau menghilangkan batas-batas yang sering memberatkan para murid, dan menggantinya dengan sikap saling mempercayai dan bersahabat. Tentu saja hubungan yang tetap mengindahkan adab-adab indah antara murid dengan guru. Kadangkala aku menawari tumpangan bagi para murid yang berpapasan denganku saat menuju kampus atau ke kota Madinah. Demikianlah kebiasaanku, sampai seringkali kendaraanku penuh karena ditumpangi para murid saat pulang dan pergi. Saking akrabnya murid-murid itu dengan beliau hingga mereka merasa tidak ada batas pemisah antara mereka dengan Syaikh. Suatu ketika beliau datang ke kantor universitas setelah mengajar, beliau pun memarkir kendaraan di depan kantor. Ustadz Muhammad Abdul Wahhab Al Banna ternyata ingin pergi ke kota Madinah. Syaikh Al Albani pun keluar untuk mengantarkan Ustadz Muhammad ke Madinah. Ternyata? Kendaraaan Syaikh telah dipenuhi oleh para murid. Saat mereka melihat Syaikh datang bersama Ustadz Muhammad, maka salah seorang di antara mereka terpaksa mengalah untuk memberikan tempat baginya. Pagi hari, ketika beliau datang ke kampus, murid-murid berebutan mengerumuni kendaraan beliau, memberi salam, bertanya atau menimba pelajaran dari beliau. Wallahu taala alam bish-shawab.

alam Al-Quran, Allah seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan menyaksikan ayat-ayat yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di jagat raya ini dipenuhi ayat yang menunjukkan bahwa alam semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu, alam ini adalah pencerminan dari ke-Mahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga ia pun pada akhirnya menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah. Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Al-Quran. Satu di antaranya adalah nyamuk.

tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. [Al-Baqarah: 26] Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih Pemakan madu bunga Anggapan banyak orang bahwa nyamuk rendah dari itu. Adapun orang-orang yang adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang

18

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

15

TADABUR ALAM
menghisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan nectar, yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah Perubahan warna Proses perkembangan nyamuk merupa- warna, menyesuaikan dengan warna tempat kan peristiwa yang paling menakjubkan. Di di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebabawah ini uraian singkat tentang metamorfosis gai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh nyamuk dimulai dari larva mungil melalui pemangsa. sejumlah fase perkembangan yang berbeda Larva-larva ini berubah warna melalui hingga pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa. berbagai proses kimia yang terjadi pada Nyamuk betina menaruh telurnya, yang tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa telur, diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh larva, maupun nyamuk betina bukanlah yang dan berkembang, pada dedaunan lembab atau menciptakan sendiri ataupun mengendalikan kolam-kolam yang tak berair di musim panas berbagai proses kimia yang mengakibatkan atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini perubahan warna tersebut seiring dengan menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil teliti menggunakan reseptornya yang sangat pula jika sistem yang kompleks ini terjadi peka yang terletak pada perutnya. Setelah dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah menemukan tempat yang cocok, nyamuk nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yang dengan sistem perkembangbiakannya sejak panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha secara teratur hingga membentuk sebuah Sempurna ini adalah Allah. barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk Hidup sebagai larva meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga Ketika periode inkubasi telur telah berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. telur. Larva (jentik nyamuk) yang makan terusTelur-telur yang berwarna putih ini menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada kemudian berubah warna menjadi semakin akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak legam. Warna gelap ini berfungsi untuk memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh melindungi telur-telur tersebut agar tidak membesar lagi. Ini pertanda bahwa mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva. Jentik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan snorkel (pipa saluran pernapasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah dan kasih sayangNya pada makhluk yang mungil ini agar dapat bernapas dengan mudah.
Saat meninggalkan kepompong

TADABUR ALAM
dikarenakan lubang pernapasannya yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas permukaan air akan segera ditutup. Jadi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong). Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen, dan matanya yang besar. Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Resiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru lahir ini dari bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis, sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kakikakinya sekedar menyentuh permukaan air. Begitulah, seringkali hati kita tertutupi dari memahami kebesaran Allah pada makhluknya yang tampak kecil dan tak berarti. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan keajaiban ciptaan Allah yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari??? Wallaahu alam.
Izzuddin edisi 70 Th. 2009

Pada tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya. Selama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Hal ini

16

Izzuddin edisi 70 Th. 2009

17

Anda mungkin juga menyukai