Anda di halaman 1dari 15

PERKULIAHAN BERMUTU II PELAKSANAAN

DAULAT P TAMPUBOLON

LOKAKARYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI

PROYEK HEDS-JICA-DIKTI 1998/1999

DAFTAR ISI

1.

Proses-Proses dalam Belajar Mengajar 1.1 Fase-Fase Belajar dan Proses-Proses yang Terjadi 1.2 Fase-Fase dan Proses-Proses dalam Mengajar

2.

Perencanaan Pelaksanaan Perkuliahan 2.1 Langkah-langkah Penyajian Materi Kuliah 2.2 Langkah-langkah Keseluruhan dalam Pelaksanaan Perkuliahan Bermutu 2.3 Isi Materi Kuliah

PERKULIAHAN BERMUTU II PELAKSANAAN

Jika anda ingin mengajar tentang ayam, bawa ayamnya Ke dalam kelas, atau murid-murid Ke kandang ayam. DP

1. PROSES-PROSES DALAM BELAJAR MENGAJAR Dalam makalah ini akan dibicarakan bagaimana cara melaksanakan SP yang telah direncanakan (sebagaimana telah dibahas dalam Perkuliahan Bermutu I ). Yang dimaksud dengan pelaksanaan ialah pengendalian proses-proses yang terjadi dalam belajar-mengajar sehingga mutu perkuliahan terjamin (Trilogi Juran di PT). Semua primsip yang dikemukakan dalam Perkuliahan Bermutu I dipergunakan juga sebagai pedoman dalam pelaksanaan SP. Proses-proses apa yang terjadi dalam belajar-mengajar? 1.1.Fase-Fase Belajar dan Proses-proses yang Terjadi Secara Spikologis, pada umumnya ada 8 fase dalam belajar, dan pada masing-masing fase itu terjadi proses-proses. a. Fase Motivasi

Timbulnya motivasi (dorongan belajar) dalam diri mahasiswa. Dua jenis motivasi : (1). Motivasi Intrinsik Dorongan yang timbul dalam diri melakukan sesuatu dengan berhasil. mahasiswa, karena stimulus (rangsangan) dari dalam dirinya sendiri. Stimulus itu antara lain minat, bakat, cita-cita, kepuasan

(2). Motivasi Ekstrinsik Dorongan yang timbuk dalam diri mahasiswa, karena stimulus dari luar, seperti penghargaan atas kinerja, pujian, atau upah yang diberikan pihak lain. Kedua motivasi itu sangat penting dalam belajar, tetapi motivasi intrinsik yang paling penting (prinsip 1.3 dan 1.8 Perkuliahan Bermutu I). Apabila motivasi sudah timbul dalam diri mahasiswa, proses keinginan (untuk belajar) sudah terjadi. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Pelanggan adalah berdasarkan teori motivasi. b. Fase Pemerhatian Pemerhatian: Pemerhatian (pemberian) p-erhatian pada materi perkuliahan yang sedang (akan segera) disajikan. Ini timbul dengan baik setelah ada motivasi. Ada tiga proses yang terjadi : (1). Proses memperhatikan (2). Proses menanggapi (memasukkan kedalam persepsi) (3). Proses memahami. Kuat-lemahnya proses-proses itu banyak bergantung pada cara penyajian materi kuliah, situasi belajar pengajar, dan motivasi dimaksud diatas c. Fase Pemerolehan Pemerolehan : Proses memahami (memeroleh) arti materi kuliah, dan memasukkannya kedalam ingatan jangka pendek (short-term memory), dan dari sana akan disimpan dalam ingatan jangka panjang(long-term memory). Proses ini disebut juga pelambangan (encoding). d. Fase Penyimpanan Apa yang sudah dipahami dan dimasukkan kedalam ingatan Dosen berperan penting dalam membuat kuat-lemahnya proses ini.

jangka pendek dimasukkan dalam ingatan jangka panjang kemudian, dan disimpan disana dalam jangka waktu yang lama. Apa sesungguhnya yang terjadi dalam ingatan jangka panjang tidak diketahui dengan jelas. Yang pasti ialah bahwa kapasitas ingatan ini sangat besar. e. Fase Pengingatan Pengingatan : Proses mengingat kembali apa yang telah dipelajari (disimpan dalam ingatan jangka panjang) Pengingatan terjadi apabila ada tuntutan dari luar, misalnya, pertanyaan atau masalah yang dihadapi. Dosen berperan penting dalam meningkatkan kemampuan (Kecepatan dan ketepatan) mahasiswa dalam pengingatan. Proses yang terjadi dalam pengingatan disebut juga pelepasan lambang (decoding). f. Fase Generalisasi Generalisasi : Proses mengingat dan mempergunakan apa yang telah dipelajari. Dari segi bahasa, pada fase ini mahasiswa dapat menyatakan apa yang telah dipelajarinya dengan kata kata (bahasa) sendiri secara baik . Fase inilah sesungguhnya tujuan akhir belajar. Kemampuan Generalisasi adalah indikator mutu pemahaman mahasiswa tentang materi kuliah. Pada fase ini juga berkembang daya kritis dan berpikir mandiri. Fase ini disebut juga transfer (pengetahuan sudah menjadi milik mahasiswa).

g. Fase Kinerja

Ini adalah proses dimana mahasiswa membuktikan pemahamannya tentang materi kuliah melalui perbuatan (kinerja), seperti jawabnya atas pertanyaan dalam ujian, atau sikapnya dalam menghadapi masalah. h. Fase Umpan Balik Fase ini sesungguhnya sejalan dengan fase kinerja, karena dari kinerja diperoleh juga umpan balik. Dalam fase ini mahasiswa mengetahui tingkat pemahamanya tentang materi kuliah dari kinerjanya sendiri, dalam arti hasil yang diperoleh dari kinerja kerja itu, seperti nilai ujian, respon yang diberikan dosen, dll. Umpan balik berguna untuk peningkatan (perbaikan) mutu. Dari umpan balik dapat diketahui apa yang harus diperbaiki. Urutan fase fase diatas adalah yang umum (standar). Tetapi dapat juga terjadi bahwa urutan itu tidak diikuti, misalnya langsung ke fase pemerhatian atau pemerolehan. Perubahan ini dapat terjadi terutama karena situasi belajar mengajar yang dihadapi, termasuk cara cara penyajian materi kuliah oleh dosen. Tetapi bagaimanapun, fase fase tersebut perlu diperhatikan. 1.2.Fase Fase dan Proses Proses Dalam Mengajar. Fase fase dan proses proses dalam mengajar disebut juga fase fase dan proses proses instruksional. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh dosen dalam penyajian materi kuliah ? Fase fase psikologis dalam belajar sebagaimana yang dikemukakan pada 1.1 pada hakekatnya adalah kebutuhan mahasiswa ( pelanggan primer ). Karena itu, kebutuhan itu harus dipenuhi, agar perkuliahan berlangsung secara bermutu. Dengan demikian, dalam perkuliahan, khususnya penyajian materi kuliah fase fase itu sebaiknya diikuti.

a. Fase Menimbulkan Motivasi

Langkah pertama dalam penyajian materi kuliah ialah memotivasi mahasiswa, antara lain dengan menjelaskan manfaat dan tujuan mata kuliah bagi mahasiswa, menciptakan situasi M M dikelas, dan mungkin juga dengan lelucon (Joke) berkenaan dengan mata kuliah bersangkutan. b. Fase Mengarahkan Perhatian Setelah adalah motivasi dalam diri mahasiswa, dosen dapat mulai mengarahkan perhatian mereka pada meteri kuliah, dengan menyajikannya secara jelas dan sistemati sehingga mudah diikuti dan dipahami. c. Fase Membentuk Pemerolehan Fase ini sesungguhnya sejalan dengan fase pemerhatian. Dalam proses ini dosen mempergunakan teknik teknik penyajian yang efektif agar pemahaman mahasiswa mantap dan cepat masuk kedalam ingatan jangka pendeknya. Teknik yang efektif antara lain menggaris bawahi konsep konsep penting atau menekankannya dengan suara atau kata kata khusus, dengan mempergunakan alat peraga (gambar, dll) jika bendanya sendiri tak dapat ditujukan, atau dengan diagram, dan diskusi tim serta tanya jawab. d. Fase Membentuk Penyimpanan Pada fase ini dosen membantu mahasiswa memperoleh dan mempercepat proses penyimpanan pemahaman materi kuliah ke dalam ingatan jangka panjang. Teknik yang efektif antara lain ialah membuat rangkuman atau kesimpulan untuk dihapalkan mahasiswa, memberikan latihan (PR), dan juga diskusi tim. Berbagai alat bantu ingatan juga perlu dipergunakan seperti jembatan keledai (singkatan khusus) dan kartu istilah (kartu dimana dituliskan istilah penting). e. Fase Memperkuat Pengingatan

Mahasiswa harus dibuat mampu mengingat apa yang telah dipelajarinya setepat mungkin. Dosen perlu mempergunakan teknik teknik efektif untuk memperkuat pengingatan, antara lain kejelasan pengajian, pertanyaan yang tepat, latihan latihan yang sistematis, pengulangan pelajaran, dan diskusi tim f. Fase Memperkuat Generalisasi Fase ini sangat penting, karena inilah indikator mutuperkuliahan dan mutu kemampuan mahasiswa . Teknik teknik efektif harus dipergunakan oleh dosen dalam perkuliahan, seperti tes esei, menulis makalah, menguraikan sesuatu pertanyaan secara lisan. Dan teknik yang paling efektif dan baik ialah diskusi. Itulah maka pengaktifan diskusi tim mahasiswa sangat penting karena kegiatan ini adalah latihan yang sangat baik dalam peningkatan kemampuan generalisasi melalui pembicaraan dan mendengarkan pembicaraan. Latihan membuat ringkasan atau kesimpulan bacaan juga teknik yang baik. g. Fase Memantapkan Kinerja Mahasiswa harus mampu mempergunakan pengetahuan untuk mengatasi masalah atau tantangan kehidupan. Dosen perlu berusaha menanamkan kemampuan ini. Teknik yang efektif untuk ini antara lain PR, tanya jawab dikelas, diskusi tim, berbagai tes, dan penulisan makalah. Dosen harus memeriksanya dan memberikan nilai sebagai penghargaan. h. Fase Memantapkan Umpan Balik Mahasiswa harus mampu meningkatkan mutu pengetahuan secara mandiri dengan memperbaiki kesalahan kesalahan yang dilakukannya. Dosen juga harus membantu meningkatkan kemampuan ini, anatara lain dengan cara memeriksa PR dan ujian mahasiswa serta membicarakanya dikelas sehingga mahasiswa tahu mana yang benar dan mana yang salah. Hasil pemeriksaan itu adalah umpan balik. Diskusi tim mahasiswa juga adalah tehnik yang sangat efektif untuk memperoleh umpan balik. Berbagai kelemahan disadari dan diperbaiki oleh mahasiswa melalui diskusi tim.

2.PERENCANAAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN Istilah Perencanaan Pelaksanaan kedengarannya janggal. Karena itu barang kali lebih tepat dikatakan Persiapan Perkuliah namun, istilah Perencanaan terus dipakai disini agar konsisten dengan apa yang dikemukakan dalam makalah Perkuliahan Bermutu I, perencanaan teknis. Inilah yang dimaksud dengan perencanaan disini. 2.1 Langkah Langkah Penyajian Materi Kuliah Dalam SP telah dicantumkan model penyajian materi kuliah (MK) yang merupakan pedoman pelaksanaan setiap pertemuan. Model itu berisi langkah langka berikut : a. Pendahuluan b. Penyajian c. Penerapan d. Kesimpulan Langkah langkah itu didasarkan pada proses proses belajar dan mengajar sebagaimana dikemukan pada 1.1 dan 1.2 di atas. Semua langkah dan proses proses yang terjadi dalam belajar mengajar, dengan demikian, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1 : Langkah langkah Penyajian Materi Kuliah


No 1. 1 Fase Belajar Motivasi 2 Proses Belajar Proses keinginan Belajar 3 Fase Mengajar Menimbulkan Motivasi 4 Proses Mengajar - Jelaskan manfaat, tujuan

dan isi

5 Langkah Penyajia 1

2.

Pemerhatian

Proses memperhatian, menanggapi, memahami Proses memahami arti materi dan memasukan- nya ke dalam ingatan jangka pendek.

Mengarahkan perhatian

3.

Pemerolehan

Membentuk pemerolehan

MK - Timbulkan situasi M-M - Dll. - Proses penjelasan dengan sistem matis, jelas, menarik - Penekanan atas konsep pokok - Dll - Penekanan atas konsep-konsep pokok/penting - Penggunaan gambar, alat peraga, diagram. - Diskusi Tim. - Dll -Membuat rangkuman kesimpulan - Latihan - Diskusi Tim - Dll - Proses penjelasan yang mantap & sistemmatis - Tanya jawab yang tepat - Pengulangan - Diskusi Tim - Latihan - Dll - Diskusi Tim - Tes - Latihan - Penulisan Makalah - dll - PR - Diskusi Tim - Tanya Jawab - Berbagai Tes - Dll - Memberikan, memmeriksa, dan membicarakan PR - Diskusi Tim - Ujian /tes - dll atau

PENDAHULU

PENYAJIAN MATER

4.

Penyimpanan

Proses Pemahaman dan penyimpanan kedalam ingatan jangka panjang Proses mengingat Apa yang sudah di Pahami/dipelajari

Membentuk penyimpanan

5.

Pengingatan

Memperkuat Pengingatan

3. Penerapan

6.

Generalisasi

7.

Kinerja

- Proses mengingat dan mempergunakan apa yang dipelajari. - Proses mempergunakan Pengetahuan dengan Cara sendiri dan kritis Proses mempergunakan Pengetahuan mengatasi Masalah Proses menyadari reaksi Pihak luar atas kinerja dan Menperbaiki kesalahan

Memperkuat Generalisasi

Memantapkan Kinerja

8.

Umpan Balik

Memantapakan Umpan balik

4 Kesimpulan

Penyajian MK + 60 menit

2.2 Langkah-langkah Keseluruhan dalam Pelaksanaan Perkuliahan Bermutu Diagram 1 : Langkah-langkah Pelaksanaan Perkuliahan Bermutu
Semester mulai Ujian Tengah Semester (UTS)

Daulat P. Tampubolon Mencek SP


Menyusun MK Memeriksa UTS Data-data Kesalahan UTS

Menyusun TranspaRan + handout

Merencanakan Tim Mahasiswa

Kembalikan UTS/ Bicarakan

Pertemuan 1: Bagi SP, sepakati

Perkuliahan berjalan lagi Seperti sebelumnya

Ujian Akhir Semester (UAS)

Membagikan Angket

Lokakarya Peningkatan Diskusi Tim Mutu + 35 menit Pembelajaran di Perguruan Tinggi Laporan Tim + 20 menit
Tanya Jawab + 5 menit

Memeriksa UAS Menganalisis data angket Data-data kelemahan dari UAS + Angket

Memberikan PR Poryek HEDS -

Hitung Semua Nilai

JICA - DIKTI 1998/1999 Memeriksa PR


Tidak
Data-data kesalahan Dlm PR

Tentukan kelulusan/bic a-rakan dgn mhs

ya DAFTAR ISI Kembalikan PPRPRPR/bicaraka n


Laporan ke Jurusan

Arti ya Manfaat dan Semester Berakhir Analisis Jabatan. Daftar Mahasiswa perlu sampai kepada dosen sebelum pertemuan I, agar Dosen dosen dapat mempersiapakan tim mahasiswa sebagai konsep. Pengertian Umum Dari Segi Hubungan Dosen - Mahasiswa Dari Segi Fungsi Manajemen Yang Berlaku Hingga Sekarang Analisis Jabatan Asisten, Lektor, dan

Beberapa Isu.
yajian MK + 60 menit

Pada pertemuan I, SP dibagikan kepada mahasiswa dan dijelaskan oleh Dosen. Diminta pendapat mahasiswa, jika ada. Kemudian disepakati agar SP dipedomani secara konsisten baik oleh dosen maupun mahasiswa. Pada pertemuan I itu juga disampaikan konsep tim mahasiswa, dan dijelaskan tujuan manfaat dan tugasnya. Kemudian diminta pendapat mahasiswa, khususnya berkenaan dengan keanggotaan. Jika ada usul perubahan, dapat dibuat pergantian anggota. a. Tim mahasiswa : Tujuan : secara serius sehingga pemahaman tentang materi kuliah, dll

Mengadakan kerjasama melalui diskusi untuk membahas suatu masalah, topik, atau tugas (PR dll) semakin mantap. b. Manfaat : Membantu mahasiswa meningkatkan pemahaman masing masing melalui kerjasama. Kecerdasan emosional dan intelektual berkembang dengan baik, dan kemampuan berkomunikasi dalam forum (ingat 8 fase belajar). c. Tugas : Dosen memberikan tugas tertentu sesuai dengan materi kuliah. Untuk diskusi dikelas, masing masing tim diberikan satu pertanyaan penting tentang materi kuliah yang baru selesai disajikan untuk dibahas dan ditemukan jawabannya. Untuk diluar kelas diberikan tugas yang lebih memakan waktu, misalnya membaca bab buku teks dan membuat rangkumannya, atau PR lainya. Semua tugas dikendalikan melalui diskusi dikelas atau pemeriksaan kertas kerja. Diskusi tim dikelas dilakukan setelah penyajian materi kuliah selama + 60 menit. Waktu diskusi tidak banyak ( + 35 menit ). Karena itu dosen harus mempersiapkan bahan (topik) diskusi yang tidak makan waktu lebih dari yang tersedia. Misalnya satu pertanyaan untuk tiap tim berkenaan dengan materi kuliah. Kemudian hasil tiap tim disajikan oleh wakil tim di kelas agar didengar bersama dan ditanggapi. Dosen mengendalikan diskusi dengan berkeliling memperhatikan tiap tim. Kendala : Dua kendala mungkin timbul dalam pelaksanaan diskusi kelas : (1) kelas terlalu besar, dan (2) ruangan kelas tak bisa diatur kembali dengan mudah. Untuk mengatasi no. (1),

disepakati dalam rapat jurusan agar tiap kelas maksimum terdiri dari 50 mahasiswa. Dengan demikian, ruangan kelas dengan sendirinya mudah diubah karena kursi-kursi kuliah tidak terlalu penuh. Pada mulanya kegiatan diskusi tim mungkin kurang praktis. Tetapi dosen perlu konsisten. Kerjasama tim harus dibudayakan. Setelah beberapa kali mahasiswa akan semakin tertarik dan serius. Beban dosen juga makin ringan. Kemandirian mahasiswa makin meningkat dan mantap. Pertemuan 1 untuk maksud di atas perlu khusus disediakan agar tidak Tim Dosen mengurangi jumlah pertemuan yang sudah ditentukan dalam SP. Di samping Tim Mahasiswa, Tim Dosen juga perlu diaktifkan. Anggota-anggota Tim Dosen ialah dosen-dosen yang memegang mata kuliah yang sama, atau yang berada dalam bidang studi yang sama. Diskusi Tim Dosen perlu diadakan, misalnya sekali sebulan, berkenaan dengan perkuliahan. Keterpaduan usaha pembelajaran akan lebih mantap melalui tim-tim kerjasama di atas. Itulah juga makna terpadu dalam MMT. 2.3. Isi Materi Kuliah Sebagaimana dikemukakan dalam Perkuliahan Bermutu I, materi kuliah sesungguhnya adalah rencana teknis yang merupakan jabaran dari rencana strategis (semi), yaitu SP. Keduanya adalah bagian pokok dari jasa kurikuler PT. Isi materi kuliah harus sesuai dengan fase-fase dan proses-proses yang tersebut pada tabel 1, khususnya kolom 4. Materi dimaksud diambil dari buku teks yang sudah ditentukan, diperkaya dengan informasi dari dunia kerja ( pelanggan tersier ), perbaikan kelemahan-kelemahan semester lalu (data dari PR, UTS, UAS, diskusi, angket, dll), dan pengalaman dosen pemerkayaan materi kuliah dapat terus dilakukan tanpa merubah SP dan kurikulum. Penyajian materi kuliah sudah tentu tak sama untuk setiap mata kuliah, karena masing-masing bidang ilmu berbeda sifatnya. Kreativitas dosen selalu di tuntut dalam hal ini. Namun, fase-fase, proses-proses, dan langkah-langkah yang tersebut pada tabel, dan diagram 1 tetap dapat dijadikan pedoman.

Perlu ditekankan kembali pentingnya memfokuskan perhatian pada

proses-proses tersebut di atas. Ini adalah prinsip MMT yang sangat penting diterapkan. Proses-proses itu harus tetap terkendali. Karena itu, pelaksanaan perkuliahan sesungguhnya adalah pengendalian proses-proses tersebut. Dan inilah juga yang dimaksud juran dengan pengendalian mutu, akhirnya, perlu juga disadari bahwa semua proses itu secara terpadu menghasilkan perkuliahan yang bermutu. Itulah maka konsep keterpaduan sangat mendasar dalam MMT.

Anda mungkin juga menyukai