Anda di halaman 1dari 36

3

GAMBARAN UMUM KOTA MAKASSAR


Kota Makassar yang berada dalam titik koordinat 119 18 30,18" sampai administratif terbagi dalam 14 wilayah kecamatan dengan 142 kelurahan. Batas-batas wilayah administratif Kota Makassar:

20

dengan

11932'31,03". BT dan 5.00'. 30,18" dan 514 6,49" LS, terletak di Pantai Barat Pulau Sulawesi. Kota Makassar yang juga merupakan Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan secara

Dilihat dari sejarah perkembangannya Kota Makassar termasuk salah satu golongan kota yang sudah tua di negeri ini. Sebagai kota yang dasar pertumbuhannya diawali sebagai kota pelabuhan dan perdagangan, Makassar dikenal juga sebagai Kota Tepian Pantai (Water Front City). Kota Makassar secara geografis mempunyai letak dan akses yang cukup baik, strategis dan kuat di Kawasan Indonesai Timur. Dengan letak dan potensi seperti ini menjadi kesempatan besar bagi Makassar untuk dapat tumbuh dan berkembang tidak hanya sebagai main gate berkembang menjadi Ruang Tamu Indonesia Timur Indonesia Timur tetapi juga pertumbuhannya diharapkan jauh

20

21

KONDISI FISIK DAN POTENSI WILAYAH Keadaan Iklim a. Suhu dan Kelembapan Kota Makassar termasuk daerah yang beriklim sedang hingga tropis. Suhu udara rata-rata Kota Makassar dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir berkisar 28,9C. antara Suhu 24,5C sampai bulanan

rata-rata

tertinggi pada bulan Oktober, dan terendah pada bulan Januari. Suhu udara minimum rata-rata bulanan terendah 24,5 0 C pada bulan Pebruari dan tertinggi 26,20 C pada bulan Oktober. Suhu udara bulanan

maksimum

rata-rata

berkisar dari 26,9 0C pada bulan Juli dan 28,8 o C pada bulan

Oktober.Variasi temperatur udara rata-rata bulanan dapat dilihat pada Gambar 5.3. Kelembapan udara secara rata-rata sekitar 81,5%.

b. Curah Hujan dan Kecepatan Angin Secara umum curah hujan di kota Makassar cukup bervariasi

sepanjang tahun. Dimana hujan mulai terjadi pada bulan November

21

22

sampai Februari dengan angka rata-rata diatas 300 mm. Sedangkan pada bulan Maret mulai menurun hingga mencapai angka terendah pada bulan Agustus.

Pada bulan-bulan dimana curah hujan cukup tinggi, beberapa daerah di kota Makassar mengalami genangan air, hingga terjadi banjir.

Topografi Secara topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada pada ketinggian 0-25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan kegiatan permukiman, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya.

Geologi dan Struktur Batuan Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api (volcanik) dan endapan dari angkutan sediment sungai Jeneberang dan sungai Tello. Batuan dasar yang mengalami pengendapan di kawasan tersebut merupakan sediment marine kompak berumur Moisen atas berupa: tufa, breksi, batu pasir, batu gamping

22

23

LAHAN DAN RUANG KOTA Makassar metropolitan sebagai dan kota kota yang

berkembang pesat di kawasan Indonesia timur memiliki luas

lahan yang secara keseluruhan mencapai 17.577 Ha. Dari luas keseluruhan tersebut kawasan

Makassar diklasifikasikan dalam ruang-ruang yang beraneka fungsi dan secara terpadu ruang pemanfaatan digunakan untuk pemukiman, perdagangan, perindustrian, pertanian, pendidikan, pariwisata dan penggunaan lahan lainnya. Pola pemanfaatan ruang Kota Makassar saat ini secara struktur mulai dibenahi khususnya yang menyangkut pembagian peran dan fungsinya ke arah yang ditetapkan. Hal ini penting mengingat saat ini kecenderungan yang terjadi perkembangan ruang kota lebih banyak berkembang dengan dasar perencanaan yang kurang berasumsi pada perencanaan ruang yang sebenarnya. Sementara itu, disisi lain praktek-praktek pemanfaatan lahan dari masyarakat kota sendiri, juga cenderung mengabaikan kebijakan ruang yang sudah ditetapkan pemerintah kota. Sehingga dengan sendirinya menjadikan kondisi ruang kota cukup banyak mengalami resistensi dan diferensiasi yang tidak kecil dan penanganan pengendalian pemanfaatan ruang yang tidak ringan.

23

24

Table 3.1 Luas Area Perkecamatan Kota Makassar

DEMOGRAFI Penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak 1.253.656 jiwa yang terdiri dari 601.304 laki-laki dan 652.352 perempuan. Laju

pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2008 sebesar 1,65%/tahun. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin. Rasio jenis kelamin penduduk Kota

24

25

Makassar yaitu sekitar 92,17% yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk laki-laki. Dari jumlah penduduk kota Makassar keseluruhan pada Tahun 2007-2008 yang tersebar dalam 14 kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkosentrasi di wilayah kecamatan Tamalate, yaitu dengan total 152.197 jiwa atau sekitar 12,14% dari total penduduk seluruhnya. Penyebaran dan laju pertumbuhan penduduk tidak merata pada setiap kecamatannya. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi berada di kecamatan Biringkanaya, yaitu dengan 3,45 jiwa/tahun dengan kepadatan penduduk paling rendah 2.670 jiwa/km2. Ditinjau dari kepadatan penduduk, kecamatan Makassar adalah wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu sebanyak 32.900 jiwa/km2. Kemudian disusul kecamatan Mariso (30.009 jiwa/km2), kecamatan Bontoala (29.433 jiwa/km2). Sedangkan kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah, yaitu sekitar 2.670 jiwa/km2, kemudian kecamatan Tamalanrea 2.800 jiwa/km2 Manggala (4.101 jiwa/km2), kecamatan Ujung Tanah (8.145 jiwa/km2), kecamatan Panakkukang 7.891 jiwa/km2 .

25

26

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan

26

27

GAMBARAN UMUM KELURAHAN KARUWISI


Kelurahan Karuwisi merupakan salah satu wilayah di Kecamatan panakkukang Kota Makassar yang terdiri dari 10 (sepuluh) RW dan 42 RT. Bagian-bagian wilayah Kecamatan Panakkukang yang termasuk didalamnya Kelurahan Karuwisi ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar sebagian sebagai kawasan pusat kota, kawasan permukiman terpadu, kawasan pendidikan pendidikan tinggi terpadu, kawasan penelitian terpadu, serta kawasan permukiman terpadu.

Letak Kecamatan Panakkukang berada diantara 1190 260 sampai 1190 2618 garis Lintang dan 50 8 30 sampai 50 8 36 garis Lintang, dengan jarang sekitar 7 (tujuh) Km dari Ibukota Kecamatan. Luas wilayah Kelurahan Karuwisi adalah 850 Ha. Adapun batas-batas Kelurahan Karuwisi, yaitu: Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sinrijala Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Barabaraya Kecamatan Makassar Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sinrijala Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Maccini Parang Kecamatan Makassar

Pembagian wilayah Kelurahan Karuwisi dapat dilihat pada Tabel III-1.

27

28

Tabel 3.3 Wilayah Administratif Kelurahan Karuwisi RW I II III IV V VI VII VIII IX RT 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 1, 2, 3, 4 dan 5 1, 2 dan 3 1, 2 dan 3 1, 2, 3, 4 dan 5 1, 2 dan 3 1, 2, 3 dan 4 1, 2, 3, 4 dan 5

Sumber : Kelurahan Karuwisi, 2010

KONDISI FISIK DASAR Kondisi Topografi dan Kelerengan Berdasarkan kondisi topografinya Kecamatan Panakkukang terbagi dalam beberapa morfologi bentuk lahan. Kondisi ini dapat dijelaskan melalui persebaran kelas lereng Kecamatan Panakkukang. Kecamatan Panakkukang merupakan daerah dengan klasifikasi daerah datar sampai landai sehingga peruntukan lahan perkotaan sangat memungkinkan dalam pengembangnnya. Sedangkan pada Kelurahan Karuwisi termasuk dalam klasifikasi bentuk lahan yang relative datar dengan ketinggian 1 5 Meter dari permukaan laut (Mdpl). Kondisi Iklim dan Curah Hujan Secara umum Kota Makassar beriklim tropis, terbagi atas dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, secara rata-rata kelembaban udara sekitar 77 persen, temperatur udara sekitar 26,2-29,3c, dan ratarata kecepatan angin 5,2 knot. Kondisi Hidrologi Pada umumnya kondisi hidrologi di Kelurahan Karuwisi sangat berkaitan dengan tipe iklim dan kondisi geologi yang ada. Kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai-sungai yang ada, oleh karena sempitnya daerah aliran sungai sebagai wilayah tadah hujan (cathmen area) dan sistem sungainya. Air tanah bebas

28

29

(Watertable Groundwater) dijumpai pada endapan aluvial. Kedalaman air tanah sangat bervariasi yang tergantung pada keadaan dan jenis lapisan batuan. Diwilayah wilayah kelurahan Terdapat sungai yang melintas diwilayah tersebut sekaligus menjadi batas pada bagian selatan kelurahan,Sistem aliran hidrologi di Kelurahan Karuwisi menunjukkan bahwa pergerakan air permukaan maupun air tanah langsung menuju ke air laut.

29

Peta 3.1 administrasi Kelurahan Karuwisi

30

31

DEMOGRAFI

Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu wilayah/permukiman dengan mempertimbangkan pertumbuhan

penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat istiadat dan kebiasaan penduduk. Dengan demikian karakteristik penduduk sangat diperlukan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Permukiman. Pada hakekatnya selain objek juga sebagai subjek dari pembangunan. Selaku makhluk sosial yang selalu berkembang secara dinamis sesuai sifat dan karakteristiknya ibarat organisme yang berubah-ubah menurut sifat, waktu, tempat dan keadaan penduduk dalam melangsungkan kehidupan yang sarat dengan problem hidup serta tuntutan kebutuhan yang serba kompleks membutuhkan ruang. Konsekwensi ini menyebabkan ruang mengalami perkembangan ibarat suatu organ pula. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan ruang terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan lahan maka jumlah dan pertumbuhan penduduk perlu mendapat kajian tersendiri dalam proses ini.
Perkembangan Jumlah Penduduk

Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu juga dipengaruhi adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah penduduk 2-5 tahun terakhir.

31

32

Berdasarkan data perkembangan penduduk Kelurahan Karuwisi dari tahun 2007-2009 menunjukan angka peningkatan. Hal ini dapat di lihat dari jumlah penduduk Kelurahan Karuwisi tahun 2007 berjumlah 11.271 jiwa dan jumlah penduduk sampai akhir tahun 2009 berjumlah 11.533 jiwa.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan Distribusi Penduduk

distribusi penduduk terkait dengan jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau pengelompokan jumlah penduduk yang didasarkan pada batasan administrasi wilayah yang bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah, akan mempengaruhi tingkat konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan penduduk pada wilayah tersebut. Kelurahan Karuwisi dengan luas wilayah administrasi 850 Ha, pada tahun 2009 jumlah penduduknya sebanyak 11.533 jiwa, tingkat kepadatan penduduk pada tahun tersebut sebesar 14 Jiwa/Ha. Dari 10 (sepuluh) wilayah administrasi kelurahan yang ada di Kelurahan Karuwisi, Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Karuwisi pada tahun 2009 berjumlah 2.345 KK yang tersebar
Tabel 3.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kelurahan Karuwisi, Tahun 2010 Jumlah Rumah Penduduk Tangga 2.080 11.533

Kode Wilayah 012

Desa/Kelurahan Karuwisi

Luas (Ha) 850

Kepadatan (jiwa/Ha) 14

Sumber : Kantor Kecamatan, Tahun 2010

Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Karuwisi dipengaruhi oleh perbandingan jumlah penduduk yang mendiami setiap kelurahan terhadap luasan (perubahan luas) wilayah kelurahan. Sedangkan secara keruangan, pada dasarnya distribusi dan kepadatan penduduk di Kelurahan Karuwisi dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang, serta kemudahan aksesibilitas, sehingga distribusi penduduk lebih

32

33

terkonsentrasi pada wilayah tertentu berdekatan dengan pusat letak sarana prasarana tersebut.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Struktur

penduduk

menurut

jenis

kelamin

merupakan

perbandingan

yang

memperlihatkan selisih antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sumber data yang diperoleh, dapat diuraikan bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Karuwisi terdiri dari laki-laki 5.533 jiwa dan jumlah penduduk perempuan kurang lebih 6.000 jiwa, dari total jumlah penduduk Kelurahan Karuwisi. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Kelompok Kerja Struktur penduduk mencerminkan tingkat pencarian kerja penduduk yang berada pada suatu wilayah, oleh karena itu kelompok umum merupakan indikator untuk menentukan jumlah tingkatan umur yang berada dalam golongan pencari kerja sehingga dapat diketahui seberapa besar tingakat pengangguran yang ada di Kelurahan Karuwisi. Struktur penduduk menurut umur yang ada di Kelurahan Karuwisi dapat dideskripsikan menjadi kelompok pendidikan dan kelompok tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Menurut Umur Kelurahan Karuwisi, Tahun 2010
Kelompok Umur 0-5 6-10 11-15 16 20 21 25 26 30 31 35 36 40 41 45 46 50 51 55 56 + Jumlah Laki-Laki (jiwa) 396 442 466 344 450 443 376 393 489 469 469 796 5.533 Perempuan (jiwa) 552 446 464 308 494 480 483 465 443 491 478 896 6.000 Jumlah (jiwa) 948 888 930 652 944 923 859 858 932 960 947 1692 5.533 Persentase 8,22 7,70 8,06 5,65 8,18 8,00 7,45 7,44 8,08 8,32 8,21 14,67 100

Sumber: Profil Kelurahan, Tahun 2010

33

34

Berdasarkan tabel mengenai jumlah penduduk angkatan kerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk tertinggi berada pada kelompok umur diatas 56 tahun dengan jumlah 1.692 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang terendah berada pada kelompok umur 16 - 20 tahun dengan jumlah 652 jiwa. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa angka pencari kerja merupakan jumlah penduduk terendah.
Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Karuwisi menurut mata pencaharian bervariasi, sebagai ciri utama bagian dari sebuah kota jumlah penduduk terbesar berdasarkan mata pencaharian adalah Pegawai Negeri Sipil yaitu sebanyak 258 jiwa, diikuti oleh pedagang dan sektor jasa, sedangkan yang.
Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan yang ada di Kelurahan Karuwisi dapat digunakan untuk menjelaskan status sosial dan status ekonomi penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Secara rinci, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi tingkat sosial ekonomi yang tinggi pula. Dari data komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan yang ada di Kelurahan Karuwisi maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat pada wilayah tersebut cukup merata baik dari tamatan SD, SMP dan SMA. Penduduk paling banyak berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD), lalu diikuti pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan paling sedilkit terdapat pada tingkat sarjana (S1-S3).
Struktur Penduduk Menurut Agama

Struktur penduduk agama dan kepercayaan di Kelurahan karuwisi didominiasi oleh pemeluk Agama Islam yaitu sebanyak 11.057 jiwa dari total jumlah penduduk Kelurahan Karuwisi. Sedangkan pemeluk agama lainnya terdiri atas pemeluk Agama Kristen Protestan

34

35

sebanyak 337 jiwa, dan pemeluk Agama Hindu sebanyak 21 jiwa, dan pemeluk agama Budha sebanyak 63 jiwa. Sebaran penduduk pemeluk Agama Islam tersebar merata di seluruh wilayah RW, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Menurut Agama Kelurahan Karuwisi, Tahun 2010 Laki-Laki Perempuan (jiwa) (jiwa) Islam 5.329 5.728 Kristen Protestan 159 178 Kristen Katolik Hindu 9 12 Budha 24 39 Jumlah 5.521 5.957 Sumber: Profil Kelurahan, Tahun 2010 TATA GUNA LAHAN Pemeluk Agama Jumlah (jiwa) 11.057 337 21 63 11.478 Persentase 96,33 2,93 0,00 0,18 0,55 100

Pola penggunaan lahan pada suatu wilayah merupakan manifestasi hubungan antara manusia dengan lingkungan. Polarisasi dan intensitas penggunaan lahan tersebut juga merupakan indikator yang mencerminkan aktivitas utama dalam tingkat penguasaan teknologi penduduk dalam mengeksploitasi sumberdaya lahan sekaligus mencerminkan karakteristik potensi wilayah yang bersangkutan. Pola penggunaan lahan pada umumnya di Kelurahan Karuwisi termasuk kategori lahan produktif dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan budidaya perkotaan (permukiman dan sarana prasarana perkotaan) dan lain-lain. Perbandingan antar penggunaan lahan secara umum menunjukan bahwa penggunaan lahan pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitarnya yaitu seluas 5.959 Ha, perkantoran 192 Ha, dan lebihnya adalah prasarana umum lainnya.
Kondisi Prasarana Kelurahan Kondisi Jalan dan Drainase

35

36

Menurut fungsinya jalan di Kelurahan Karuwisi terdiri dari lokal primer, lokal sekunder dan jalan lingkungan. Untuk kondisi jembatan di Kelurahan Karuwisi hanya terdapat dukker dengan kondisi yang memprihatinkan (rusak) yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran drainase sehingga berpotensi terjadinya genangan dan pada akhirnya akan bermuaran pada banjir ketika datang musim penghujan. Sebagian besar kawasan Kelurahan Karuwisi telah memiliki jaringan saluran drainase, tetapi masih banyak dijumpai kondisi jaringan yang sudah rusak, macet atau kurang lebar. Kerusakan pada saluran drainase inilah yang menyebabkan air tergenang di beberapa ruas jalan, seperti yang dijelaskan dalam gambar visual berikut ini.

Dari gambar yang ditunjukan diatas, dapat dilihat bahwa drainase yang ada sebagian tertutup oleh tanah sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini yang menyebabkan terjadinya

36

37

genangan dan banjir pada musim hujan. Berikut rincian permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kondisi jalan dan drainase yang dirinci tiap wilayah RW di Kelurahan Karuwisi: Tabel 3.7 Kondisi dan Pemanfaatan Jalan Dan Saluran Drainase di Kelurahan Karuwisi
Kondisi Drainase (kotor/tersumbat, aliran air) Tersumbat,Kotor Tersumbat, kotor Kotor,banyak sampah Baik Tersumbat Tersumbat Kotor,banyak sampah Baik Tersumbat,kotor Tersumbat Kotor Tersumbat,kotor Tersumbat,kotor Tersumbat, Kotor Tersumbat,Kotor Tersumbat,kotor Tersumbat, kotor Tersumbat, Kotor Tersumbat, Kotor Tersumbat, kotor Tersumbat, kotor Jenis Saluran (Tertutup, Terbuka) Terbuka Terbuka Terbuka Tertutup Terbuka Terbuka Terbuka Tertutup Terbuka Terbuka Tidak ada Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Permasalahan jalan (macet, tergenang, ada polisi tidur) Ada polisi tidur, tergenang Ada polisi tidur, tergenang Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur, Tergenang Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur Ada polisi tidur, Ada polisi tidur -

RW

Lokasi

Kondisi Jalan Rusak Sedang Baik Baik Baik Rusak Sedang Rusak Sedang Baik Baik Baik Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Rusak Sedang Baik Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Sedang

Pemanfaatan Jalan Mobil, Motor, Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL

Jl. Sejiwa Jl. Sehati I Jl. Abadi Jl. Ablam Jl. Sepakat Jl. A. Jalantik II Jl. Abadi Jl. Ablam Jl. Nurdin Dg. Tutu Jl. Musyawarah Jl. Insp. Kanal Jl. Perdamaian Jl. Drs. Haeruddin Hasan Jl. Nurdin Dg. Tutu Jl. Perdamaian Jl. A. Jalantik Jl. A. Jalantik Jl. Sepakat V Jl. Perdamaian Jl. Ablam VI Jl. Sepakat

III

IV

37

38

RW

Lokasi Jl. Perdamaian Jl. Ablam Jl. Gembira Jl. Sejiwa

Kondisi Jalan Rusak Sedang Baik Baik Rusak Sedang Rusak Sedang Baik Baik Rusak Sedang Baik Rusak Rusak Sedang Baik Baik Rusak Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Kondisi Drainase (kotor/tersumbat, aliran air) Tersumbat, Kotor Baik Tersumbat, kotor Tersumbat, kotor Tersumbat, kotor Kotor Baik Tersumbat, kotor Tersumbat, kotor Tersumbat Tersumbat, kotor Tersumbat, Kotor Tersumbat, Kotor Tersumbat, kotor Kotor Tersumbat, kotor Baik Kotor Kotor Kotor Tersumbat Kotor Kotor Baik Kotor

Jenis Saluran (Tertutup, Terbuka) Terbuka Tertutup Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka

Pemanfaatan Jalan Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak/Sepeda, PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak, PKL, Angkutan Umum Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda

Permasalahan jalan (macet, tergenang, ada polisi tidur) Ada polisi tidur, Tergenang Ada polisi tidur, Tergenang Ada Polisi Tidur Macet, Tergenang Macet Ada Polisi Tidur -

VII

Jl. Sejiwa Jl. Kerajinan Jl. St. Molla Jl. Gelora Massa Jl. Mesjid Muhajirin Lr. Mesjid Muhajirin Jl. Gelora Massa Jl. Mesjid Muhajirin Jl. Serka Munir Jl. Gelora Massa Jl. Makmur

VIII

IX

Jl. Mesjid Muhajirin Jl. Bahagia Jl. Makmur Jl. Damai Jl. Persatuan Jl. Ampera Jl. Maccini Raya Jl. Keamanan

Jl. Makmur Jl. Bahagia

38

39

RW

Lokasi

Kondisi Jalan Baik Baik Baik Rusak Sedang Baik

Kondisi Drainase (kotor/tersumbat, aliran air) Kotor Kotor Kotor Tersumbat Kotor

Jenis Saluran (Tertutup, Terbuka) Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka

Pemanfaatan Jalan Mobil, Motor, Becak/Sepeda dan PKL Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor dan Becak/Sepeda Mobil, Motor, Becak, PKL, Angkutan Umum

Permasalahan jalan (macet, tergenang, ada polisi tidur) -

Jl. Damai Jl. Persatuan Jl. Angkasa Biru Jl. Merdeka Jl. Maccini Raya

Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

Ketersediaan Jaringan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan pokok dan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, oleh karena itu, penyediaan air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan adalah mutlak diperlukan pada suatu wilayah perkotaan guna memenuhi kebutuhan perumahan, pendidikan, perdagangan, rekreasi dan olahraga, serta fasilitas umum. Masyarakat Kelurahan Karuwisi sebagian besar menggunakan PDAM dan sumur gali untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Air bersih yang ada rata-rata mempunyai kualitas secara fisik baik untuk PDAM dan untuk kualitas untuk sumur gali tergolong kualitas sedang dan buruk, tidak layak dikonsumsi sebagai air minum. Pada musim hujan, sebagian besar warga di Kelurahan Karuwisi mengalami perubahan warna air yaitu berwarna kuning dan keruh, dan itu terjadi pada umumnya di Kota Makassar.
Tabel 3.8 Identifikasi Sumber Air Bersih Lingkungan Kelurahan Karuwisi
Sumber air NO 1 2 3 4 5 RW I II III VI V Sumur 71 51 64 61 51 PDAM 72 87 157 95 57

39

40

6 7 8 9 10

99 96 100 109 101 89 31 90 138 167 Jumlah 767 1019 Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

VI VII VIII XI X

Jaringan Listrik dan Telepon

Jaringan listrik yang ada di Kelurahan Karuwisi saat ini sudah melayani hampir seluruh penduduk, tapi masih ada yang belum mendapat pelayanan listrik dari PLN. Dari hasi pemetaan swadaya sebagian besar penduduk menggunakan daya 450 W dan 900 W. Sedangkan untuk jaringan telepon pada umumnya menggunakan kabel tiang, dan umumnya sudah melayani penduduk. Keberadaan jaringan telepon khususnya telepon seluler sangat membantu masyarakat dalam meneriman perkembangan informasi sehingga tidak ada kendala yang berarti khususnya jaringan telekomunikasi. Sistem Persampahan

Untuk

kondisi

persampahan

di

Kelurahan Karuwisi sebagian besar masyarakat membuang di tempat sampah (bak-bak sampah) lalu dikumpulkan petugas pengangkut sampah dengan menggunakan gerobak sampah

kemudian diangkut ke TPS terdekat. Selain itu ada juga masyarakat yang mengelola sampah secara konvensional, yaitu langsung membakar tumpukan sampah atau langsung membuang sampah ke sungai bahkan ke drainase. Hal ini tentu berdampak buruk bagi lingkungan yang berimbas kepada rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Adapun jenis sampah yang ada di Kelurahan Karuwisi yaitu: 1. Sampah Organik, yaitu jenis sampah yang bisa diproses oleh alam (dapat didaur ulang secara alami), misalnya makanan, dedaunan dan sebagainya.

40

41

2. Sampah An organik, yaitu jenis sampah yang tidak bisa didaur ulang secara alami, misalnya plastik, porselin, besi, logam dan sebagainya. Adapun sumber sampah dapat dibedakan atas : 1. Sampah rumah tangga 2. Sampah pasar, pendidikan, perdagangan 3. Sampah publik lainnya Berikut visualisasi kondisi fasilitas persampahan yang ada di Kelurahan Karuwisi :

Fasilitas persampahan seperti yang tertera pada gambar diatas, menunjukkan bahwa kondisi fasilitas (kontener) dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian penduduk/pemulung untuk memungut sampah-sampah yangdiperkirakanmempunyai nilai jual, bahkan ada kios yang dibangun dekat fasilitas tersebut. Dari iraian tersebut dapat dikemukakan bahwa potensi terhadap kesehatan masyarakat terutama yang ada disekitar fasilitas tersebut sangat terganggu karena sampah yang ada setiap saat dibongkar sehingga pencemaran udara kapan saja bisa terjadi. Pembuangan Limbah/Sanitasi Lingkungan

Umumnya pada wilayah pemukiman fasilitas sanitasi yang dimiliki sangatlah terbatas dengan kualitas yang jauh dari standar kesehatan. Bisa kita lihat pada beberapa wilayah terutama pemukiman penduduk yang berada di sepanjang bantaran sungai masih terdapat rumah dimana sarana pembuangan tinja (jamban) berupa saluran pipa yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa

41

42

ditampung melalui saptic tank, kondisi ini merupakan hal buruk dan jelas akan sangat berpengaruh terhadap kualitas perairan sungai yang bersangkutan. Selain itu sarana pembuangan air limbah rumah tangga yang ada kondisinya tidak memadai dalam arti kata air limbah rumah tangga yang dihasilkan langsung dibuang begitu saja tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Kondisi ini jelas akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber air baik perairan sungai maupun air tanah dangkal (sumur) mengingat bahwa air limbah rumah tangga merupakan air buangan yang dapat berasal dari buangan kamar mandi, aktivitas dapur, cuci pakaian dan lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen dan berbagai senyawa kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Komposisi air limbah rumah tangga yang berasal dari pemukiman terdiri dari tinja, air kemih, dan buangan air limbah lain seperti kamar mandi, dapur, cucian yang kurang lebih mengandung 99,9% air dan 0,1% zat padat.

Kondisi sanitasi yang ada di Kelurahan Karuwisi pada kawasan tertentu masih sangat buruk. Keberadaan sungai/kanal membuat masyarakat menjadikannya sebagai tempat pembuangan tinja, saluran pembuangan rumah tangga (MCK) yang tidak terintegrasi, saluran tidak permanen, dan arah buangan tidak pada tempatnya (hanya berakhir di belakang rumah penduduk). Pada permukiman yang letaknya disekitar sungai/kanal bahkan tidak

menyediakan septictank sebagai tempat pembuangan tinjanya, akan tetapi desain

42

43

saluran pembuangan langsung diarahkan langsung ke sungai/kanal. Polusi udara berupa bau akibat system pembuangan tinja ini sangat terasa Tabel 3.9 Identifikasi Kondisi Sanitasi Limbah Lingkungan Kelurahan Karuwisi
Jamban keluarga Ada Tidak Tidak ada sehat 4 67 10 11 25 5 10 1 6 12 3 67 87 Septic tank Ada 68 44 154 121 102 161 130 107 194 1081 Tidak 6 50 16 3 7 5 4 91 Letak jamban keluarga Dalam rumah 61 67 143 97 122 128 134 97 185 1034 Luar rumah/ terpisah dgn rumah 14 27 27 50 40 3 29 12 202 Ada 21 135 92 115 151 109 197 820 SPAL Tidak 71 31 9 111

Sehat 58 71 144 114 68 122 158 137 119 187 1178

Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

Dari data tersebut, terlihat bahwa kondisi sanitasi di Keluraha Karuwisi umumnya tergolong buruk, masih terdapat penduduk yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL), masih ada yang memiliki jamban keluarga, belum memiliki septictenk, kesemuanya itu dengan jumlah yang tidak sedikit.

Sarana Kelurahan Fasilitas Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu negara adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh,

43

44

yang siap bersaing di era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7 - 24 tahun). Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Karuwisi, yaitu didominasi oleh Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD) hanya terdapat 1 unit, sedangkan untuk tingkat lainnya belum terdistribusi di Kelurahan Karuwisi, serta pendidikan yang bernuansa agama seperti TK Islam dan taman-taman pengajian. Tingkat penyebaran TK hampir merata diseluruh wilayah Kelurahan Karuwisi, hanya pada RW 5 yang belum tersedia, namun akses menuju fasilitas tersebut sangat baik. Tabel 3.10 Jumlah dan Sebaran Fasilitas Pendidikan Di Lingkungan Kelurahan Karuwisi
Jenjang Pendidikan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RW I II III VI V VI VII VIII XI X Jumlah TK 1 1 2 1 5 2 4 1 17 SD 1 1 SMP SMA -

Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

Fasilitas Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus dan tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari ajang peningkatan SDM, maka program-program kesehatan telah dimulai atau bahkan lebih diprioritaskan pada calon generasi penerus, khusus calon bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita). Pentingnya pembangunan bidang kesehatan ini paling tidak tercermin dari deklarasi Millenium Development Goals (MGDs) yang mana lebih dari sepertiga indikatornya menyangkut bidang kesehatan.

44

45

Sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Karuwisi hanya terdapat Praktek Dokter dan Apotek. Tingkat penyebarannya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.11 Jumlah dan Sebaran Fasilitas Kesehatan Di Lingkungan Kelurahan Karuwisi
Kesehatan NO RW Praktek Bidan / Dokter 3 1 1 1 7 Apotek 1 1 2 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I II III VI V VI VII VIII XI X Jumlah

Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

Fasilitas Peribadatan Sebagian besar penduduk Karuwisi beragama Islam, sehingga sarana yang ada hanya Masjid dan Musholla. Pada umumnya perawatan masjid/mushallha di Kelurahan Karuwisi baik, serta smuanya dalam kondisi permanen. Fasilitas Perdagangan Perdagangan memegang penting dalam memacu roda perekonomian di Kelurahan Karuwisi, oleh karena pelayanan fasilitas perdagangan berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Selain fungsinya sebagai tempat transaksi jula dan beli, fasilitas perdagangan juga berfungsi sebagai pendistribusi kebutuhan masyarakat, dan pendistribusi pemasaran hasil-hasil produksi sektor kegiatan ekonomi masyarakat. Dukungan keberadaan sarana perdagangan berupa pasar di Kelurahan Karuwisi sangat penting untuk menunjang perkembangan tingkat ekonomi masyarakat sehubungan dengan keberadaan usahausaha penduduk setempat sehingga kemudahan pemasaran dengan harga yang memadai. Disamping

45

46

itu, deretan pertokoan di jalan poros kelurahan juga sebagai cirri khas wilayah yang menandakan pengembangan sector tersebut harus mendapat perhatian serius. Berdasarkan data yang kumpulkan maka terlihat dominasi fasilitas perdagangan yaitu toko dan kios dengan jumlah yang banyak menandakan wilayah Keluraha Karuwisi sangat rentan dengan perkembangan Kota Makassar pada umumnya.lebih jelasnya mengenai persebaran fasilitas perdagangan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.12 Jumlah dan Sebaran Fasilitas Perdagangan & Jasa Di Lingkungan Kelurahan Karuwisi
Ekonomi NO RW Pasar 4 1 1 1 7 Toko/ Kios 16 19 64 10 16 48 21 1 32 227 Bank 2 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I II III VI V VI VII VIII XI X Jumlah

Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

Sarana Olah raga dan Rekreasi Sarana olah raga selain digunakan sebagai wadah untuk kegiatan berolah raga juga dapat difungsikan sebagai sarana rekreasi atau tempat bermain, serta berfungsi sebagai ruang terbuka. Selain itu, sarana olah raga juga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seperti upacara, kegiatan adat dan kegiatan bersifat umum lainnya. Sarana ini dapat berupa taman, lapangan olah raga, gedung serba guna dan lain sebagainya. Fasilitas olah raga dan rekreasi dibagi dalam dua jenis, yaitu fgasilitas olah raga/rekreasi tertutup (in door) dan fasilitas olah raga/rekreasi terbuka (out door).

46

47

Fasilitas olahraga yang tersedia diKelurahan sangat terbatas, kondisi ini juga yang mempengaruhi prilaku masyarakat dimana hanya terdapa 2 fasilitas olahraga yaitu di RW 2 dan RW 4. Ruang Terbuka Hijau Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang pelaksanaan UUBG, khususnya pada Pasal 25 Ayat (1), mengamanatkan bahwa keseimbangan, keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung dengan ruang terbuka hijau yang

seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Selain itu, perihal ruang terbuka hijau juga muncul dalam Rencana Strategis Departemen Pekerjaan Umum 2005-2009 Bidang Cipta Karya sebagai kegiatan yang perlu ditangani. Secara umum, ruang terbuka publik diperkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna mendukung fungsi ekologis, sosial budaya dan aksitektural yang dapat memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakatnya, seperti antara lain :

47

48

1. Fungsi Ekologis, RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengaturan iklim mikro. 2. Fungsi Sosial Budaya, keberadaa RTH dapat memberikan fungsi secara interaksi sosial, saran rekreasi dan sebagai tetanger (landmark) kota. 3. Fungsi Arsitektural, RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota dan jalur hijau jalan kota. 4. Fungsi Ekonomi, RTH sebagai pengembangan sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan. Keterbatasan Ruang Terbuka Hijau dengan fungsi dan manfaat yang sangat mendukung kehidupan masyarakat di Kelurahan Karuwisi. Ruang diperuntukkan bagi pengembangan RTH di kelurahan sangat terbatas, bahkan hampir tidak ada, sehingga penduduk hanya dapat melakukan penghijauan dengan membuat tanaman potdengan jumlah yang terbatas.

48

GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS


ORIENTASI WILAYAH Secara umum wilayah kawasan prioritas Kelurahan Karuwisi terdiri atas 3 RW yaitu RW 3, sebagian RW 4 dan sebagian RW 2 sedangkan secara fisik dibatasi oleh Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah barat : Jln. Drs Haeruddin Hasan : Jln. Swadaya : Kanal (Kelurahan Tamamaung) :Kec.Makassar

49

50

DEMOGRAFI

Pada kawasan prioritas, dirasakan jumlah penduduk sangat padat hal tersebut dilihat dari jumlah permukiman yang sangat besar dan tidak seimbang dengan keadaan lahan kawasan tersebut.
Perkembangan Jumlah Penduduk

Seperti halnya Kelurahahn karuwisi secara umum, kawasan prioritas juga mengalami perkembangan jumlah penduduk yang pesat perkebangan penduduk mencapai 1,02 % pertahun. Berdasarkan data perkembangan penduduk Kelurahan Karuwisi dari tahun 20072009 menunjukan angka peningkatan. Hal ini dapat di lihat dari jumlah penduduk kawasan prioritas prioritas tahun 2009 berjumlah 2.180 jiwa dan jumlah penduduk sampai akhir tahun 2010 berjumlah 2.304 jiwa.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan Distribusi Penduduk

Kawasan prioritas dengan luas wilayah 3.51 Ha, jumlah penduduknya sebanyak 2.304 jiwa, tingkat kepadatan penduduk pada tahun tersebut sebesar 658 Jiwa/Ha. Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga (KK) di kawasan prioritas pada tahun 2010 berjumlah 386 KK yang tersebar.
Tabel 3.13 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kawasan Prioritas Jumlah Kepadatan Luas (Ha) Rumah (jiwa/Ha) Penduduk Tangga 3,51 386 2.304 658
Sumber : PS, Tahun 2010

Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk di kawasan prioritas dipengaruhi oleh perbandingan jumlah penduduk yang mendiami terhadap luasan (perubahan luas) wilayah. Sedangkan secara keruangan, pada dasarnya distribusi dan kepadatan penduduk di kawasan prioritas dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang,

50

51

serta kemudahan aksesibilitas, sehingga distribusi penduduk lebih terkonsentrasi pada wilayah tertentu berdekatan dengan pusat letak sarana prasarana tersebut.

Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Karuwisi menurut mata pencaharian bervariasi, sebagai ciri utama bagian dari sebuah kota jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah 60 % disektor non formal dan 40 % disektor formal.
Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan yang ada di kawasan prioritas dapat digunakan untuk menjelaskan status sosial dan status ekonomi penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Secara rinci, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi tingkat sosial ekonomi yang tinggi pula. Dari data komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan yang ada di kawasan prioritas maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat pada wilayah tersebut cukup merata baik dari tamatan SD, SMP dan SMA. Penduduk paling banyak berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD), lalu diikuti pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan paling sedilkit terdapat pada tingkat sarjana (S1-S3).
Struktur Penduduk Menurut Agama

51

52

Struktur penduduk agama dan kepercayaan di kawasan prioritas didominiasi oleh pemeluk Agama Islam yaitu sebanyak 2.779 jiwa dari total jumlah penduduk kawasan prioritas. Sedangkan pemeluk agama lainnya terdiri atas pemeluk Agama Kristen Protestan sebanyak 25 jiwa, Sebaran penduduk pemeluk Agama Islam tersebar merata di seluruh wilayah RW, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.14 Jumlah Penduduk Menurut Agama Pemeluk Jumlah Agama (jiwa) Islam 2.279 Kristen Protestan 25 Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah 2.304
Sumber : PS, Tahun 2010

TATA GUNA LAHAN

Pola penggunaan lahan pada umumnya di kawasan prioritas termasuk kategori lahan produktif dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan budidaya perkotaan (permukiman dan sarana prasarana perkotaan) dan lain-lain. Perbandingan antar penggunaan lahan secara umum menunjukan bahwa penggunaan lahan pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitarnya sebesar 97 % dan sisanya 3 % untuk fasilitas umum.
KONDISI PRASARANA Kondisi Jalan dan Drainase

Menurut fungsinya jalan di kawasan prioritas terdiri dari lokal primer, lokal sekunder drainase dan jalan lingkungan. kondisi Untuk yang

dengan

memprihatinkan (rusak) yang menyebabkan terjadinya drainase penyumbatan sehingga pada saluran terjadinya

berpotensi

genangan dan pada akhirnya akan menyebabkan pada banjir ketika datang musim penghujan.

52

53

Hal tersebut juga disebabkan oleh tidak menerusnya drainase sekunder menuju

drainase primer (kanal).

Sebagian besar kawasan kawasan prioritas telah memiliki jaringan saluran drainase, tetapi masih banyak dijumpai kondisi jaringan yang sudah rusak, macet atau kurang lebar. Kerusakan pada saluran drainase inilah yang menyebabkan air tergenang di beberapa ruas jalan.
Ketersediaan Jaringan Air Bersih

Masyarakat kawasan prioritas sebagian besar menggunakan PDAM dan sumur gali untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Air bersih yang ada rata-rata mempunyai kualitas secara fisik baik untuk PDAM dan untuk kualitas untuk sumur gali tergolong kualitas sedang dan buruk, tidak layak dikonsumsi sebagai air minum. Pada musim hujan, sebagian besar warga di Kelurahan Karuwisi mengalami perubahan warna air yaitu berwarna kuning dan keruh, dan itu terjadi pada umumnya di Kota Makassar.

Tabel 3.15 Identifikasi Sumber Air Bersih

53

54

Sumber air NO 1 2 3 Jumlah RW II III VI Sumur 18 64 32 114 PDAM 59 157 56 272

Sumber : Hasil Rekap Pemetaan Swadaya (PS), Tahun 2010

Jaringan Listrik dan Telepon Seperti halnya kelurahan Karuwisi secara umum, Jaringan listrik yang ada di kawasan prioritas saat ini sudah melayani hampir seluruh penduduk, tapi masih ada yang belum mendapat pelayanan listrik dari PLN. Dari hasi pemetaan swadaya sebagian besar penduduk menggunakan daya 450 W dan 900 W. Sedangkan untuk jaringan telepon pada umumnya menggunakan kabel tiang, dan umumnya sudah melayani penduduk. Keberadaan jaringan telepon khususnya telepon seluler sangat membantu masyarakat dalam meneriman perkembangan informasi sehingga tidak ada kendala yang berarti khususnya jaringan telekomunikasi. Sistem Persampahan Untuk kondisi persampahan di Kelurahan Karuwisi sebagian besar masyarakat membuang di tempat sampah (bak-bak sampah) lalu dikumpulkan petugas pengangkut sampah dengan menggunakan gerobak sampah kemudian diangkut ke TPS terdekat. Selain itu ada juga masyarakat yang mengelola sampah secara konvensional, yaitu langsung membakar tumpukan sampah atau langsung membuang sampah ke sungai bahkan ke drainase. Hal ini tentu berdampak buruk bagi lingkungan yang berimbas kepada rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.

54

55

Pembuangan Limbah/Sanitasi Lingkungan

Kondisi sanitasi yang ada di kawasan prioritas pada kawasan masih sangat buruk. Keberadaan sungai/kanal membuat masyarakat menjadikannya sebagai tempat pembuangan tinja, saluran pembuangan rumah tangga (MCK) yang tidak terintegrasi, saluran tidak permanen, dan arah buangan tidak pada tempatnya (hanya berakhir di belakang rumah penduduk). Pada permukiman yang letaknya disekitar sungai/kanal bahkan tidak menyediakan septictank sebagai tempat pembuangan tinjanya, akan tetapi desain saluran pembuangan langsung diarahkan langsung ke sungai/kanal.

55

Anda mungkin juga menyukai