Anda di halaman 1dari 2

Membangun Karakter yang Well-Rounded Person Dalam Menghadapi Kemajuan Teknologi Modern.

Pendidikan budaya di era teknologi modern sudah seharusnya diterapkan di sekolah- sekolah, baik sekolah yang sudah berstandar Internasional (SBI) ataupun yang belum. Hal ini perlu dilakukan karena teknologi memiliki peran yang sangat besar untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, baik itu di lingkungan formal maupun informal. Berbicara mengenai budaya dan teknologi tidak terlepas dari pelaku atau objek yang akan menggunakannya. Berikut wawancara reporter Didaktik, Iin Irliana, dengan, Soeparto, Asisten Rektor untuk Luar Negri. Didaktik Soeparto :Bagaimana tanggapan bapak terhadap Pendidikan Budaya di Era Teknologi Modern? :Budaya adalah tempat berpijak atau ruang yang harus ada untuk mewadahi

teknologi. Budaya adalah dasar untuk mempelajari teknologi itu sendiri, supaya tidak terjadi konfik antara budaya dan teknologi perlu ada kesesuain antara keduanya, karena teknologi membutuhkan ruang yang cukup. Ibaratkan ada teknologi, misalnya pesawat terbang diibaratkan sebagai teknologi dan tempat parkirnya tidak ada, sedangkan dipaksakan turun, semuanya akan menjadi kacau, baik pesawat itu sendiri maupun tempat disekitarnya juga akan merasakan kekacauan. Sayangnya yang dominan dalam konteks itu adalah teknologi, sedangkan budaya cenderung harus meyesuaikan terhadap teknologi. Didaktik Soeparto : Bagaimana pandangan bapak mengenai teknologi dan budaya sekarang ini? : Realita yang terjadi masa sekarang ini adalah bukan teknologi yang menyesuaikan

budaya tapi budaya yang harus menyesuaikan teknologi, misalnya ada Internet, adanya hp, budaya kita belum tentu tidak siap dengan adanya hp, contohnya budaya sekolah dilarang membawa hp, ini berarti antara budaya (tempat) dan teknologi modern itu tidak imbang. Didaktik Soeparto :Sarana teknologi apa saja yang dibutuhkan agar sekolah itu benar-benar dikatakan : Mau tidak mau adalah Internet, yaitu di sekolah harus ada wifi seperti sekolah-

sekolah berbasis IT atau teknologi? sekolah yang ada dikota, dalam mengahadapi wifi tersebut perlu disiapkan suatu tempat atau budaya (karakter) agar tidak terjadi konflik ketika teknologi itu masuk. Dalam pandangan saya kuliah atau sekolah itu 60% jangan diartikan mencari ilmu, tapi mencari ilmu hanya 40%. Sekolah atau kuliah itu

didesign suatu ruang atau suatu media untuk mempertajam kemampuan intelektual kemudian
mematangkan emosi dan menggetarkan spiritual question ada intelegensi spiritual yang dibangun, otak anda itu jangan dibayangkan atau dianalogikan sebuah tabung yang harus diisi air atau yang lainnya, kalau hanya mengisi otak tersebut tidak perlu dilakukan disekolah, dengan internet kalian bisa mengisi ilmu pengetahuan darimana saja, intelectual excercises, kemudian pengembangan emotional question, dalam kemampuan emotional question itu adalah kemampuan yang paling dasar.

Didaktik Soeparto

:Apa yang melatarbelakangi diberlakukannya sekolah berbasis teknologi atau IT : Peradaban itu dibentuk oleh tehnologi, kalau kita menentang teknologi itu berarti

tersebut dan tujuan apa yang ingin dicapai? kita menentang peradaban, kalu kita menetang peradaban kita tidak bisa masuk kedalam peradaban tersebut, kita akan tersingkir, walaupun orang tua sering mengatakan jangan melihat internet karena banyak sesuatu yang negatif, hal ini tidak sepenuhnya benar karena internet adalah sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Didaktik Soeparto :Bagaimana mensosialisasikan sekolah-sekolah tersebut bahwa sekolah berbasis IT ini : Itulah pentingnya peranan pemerintah, karena pendidikan di Indonesia 90% masih harus diterapkan dari sekarang? dikuasai pemerintah sudah merupakan tugas pemerintah mensosialisasikan pentingnya menguasai teknologi. Pemerintah bukan saja mensosialisasikan tetapi juga memberikan fasilitas dalam konteks hardware, software dan juga keseluruhan printwarenya. Didaktik Soeparto :Bagaiman tanggapan bapak terhadap sekolah yang masih apatis terhadap teknologi? :Menurut saya memprihatinkan, kenapa memprihatinkan? karena pendidikan itu

menyiapkan generasi untuk masa depan, bukan menyiapkan generasi untuk masa lalu, maka dari itu kompetensi yang disiapkan adalah kompetensi masa depan, jangan menyiapkan generasi tahun 2020 tetapi kompotensi yang diberikan itu kompetensi tahun 1992 Didaktik Soeparto : Siapakah yang harus bertanggung jawab atas teknologi modern ini? : Yang dominant yaitu pemerintah, dengan presentasi 60% pemerintah, keluarga

25% dan masyarakat 15%. Demikianlah wawancara eksklusif reporter Didaktik dengan salah satu dosen jurusan Bahasa Inggris yang sudah sering ke Luar Negeri tersebut. (iin/rro)

Anda mungkin juga menyukai