Anda di halaman 1dari 3

Assalamu alaikum Wr Wb agan-agan Ini adalah trit ane yang pertama gan, masi nubi Asli ketikan ane

sendiri no kopas, ane dapet cerita dr guru ngaji ane dulu di ka mpung,, langsung cekibrot yaa Di suatu kota kecil hidup seorang bocah, Ali namanya tak jauh dari rumahnya berd iri kokoh pohon apel, setiap hari sepulang sekolah Ali selalu bermain di bawah p ohon apel itu, berlari-larian, berayun di atas rantingnya, memetik buahnya, bahk an tak jarang ia terlelap di bawah teduh dan sejuknya pohon apel itu, tiap hari tanpa terkecuali ia selalu menghabiskan siangnya bersama pohon apel. Suatu ketika Ali kecil tidak tampak lagi bermain di sekitar pohon apel. Pohon ap el pun bertanya-tanya, kemanakah Ali??kenapa dia tidak menemuiku hari ini?? Beberapa hari kemudian Ali datang, dengan wajah riang sang pohon apel menyambut e mana saja wahai kawanku Ali??apakah kau sudah bosan bermain denganku?? k

tidak wahai pohon apel kawanku, hanya saja aku melihat di pasar lokal ada penjual mainan rumah-rumahan kayu, aku ingin memilikinya, namun aku tidak punya uang un tuk membelinya ujar Ali tertunduk Pohon apel tak tega melihat sahabatnya Ali, kau boleh ambil semua buah apel dari p ohonku, kau bisa menjualnya di pasar, sedangkan uangnya dapat kau belikan mainan tersebut ujar pohon apel sambil tersenyum benarkah itu Tanya Ali. h kawan tegas pohon apel ya, ambillah semua buahku, aku tidak ingin melihatmu bersedi

Ali yang kegirangan kemudian mulai memetik satu persatu buah apel hingga tak ter sisa satupun. terimakasih kawan,sepulang dari pasar aku akan mengunjungimu lagi jan ji Ali riang, pohon apelpun ikut tersenyum melihat Ali beranjak pergi. Hari berganti minggu, bulan berganti tahun, pohon apel tetap setia menunggu keda tangan Ali kecil yang tak kunjung datang menemuinya. Suatu saat Alipun datang, A li kecil telah berubah menjadi remaja yang beranjak dewasa. Pohon apel sangat se nang melihat Ali wahai kawanku Ali, lama sekali kita tidak bertemu, apakah kau su dah bosan bermain denganku?? Tanya pohon apel maaf kawanku pohon apel, aku sekarang sudah bukan anak kecil lagi, aku sudah bera njak dewasa,aku tidak bisa menghabiskan waktuku bermain-main denganmu, aku harus mulai mencari nafkah untuk diriku sendiri ucap Ali. Pohon apel menyahut lalu kenapa wajahmu bersedih kawan??apakah ada sesuatu yang m engganggumu??bisakah aku membantumu?? Ali kemudian bercerita aku sekarang bekerja sebagai buruh pembersih kandang kuda, di satu sisi aku perlu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan makan, di sisi l ain aku harus menyisakannya untuk keperluanku akan membangun rumah, sedangkan di kota ini harga kayu sangatlah mahal, aku tidak sanggup membelinya Aku akan membantumu Ali, potonglah semua dahan dan rantingku, pergunakan semua un tuk keperluanmu membangun rumahmu tidak, itu akan melukaimu, apa jadinya kau tanpa dahan dan rantingmu?? kilah Ali. Ta k apa kawan, aku masih bisa bertahan, aku akan ikut senang jika melihatmu senang j awab pohon apel Kemudian dengan perasaan sedih kemudian Ali mulai memotong satu persatu dahan da n ranting pohon apel. Pohon apel hanya bisa merasakan sakit yang luar biasa di s etiap dahan dan ranting yang jatuh dari tubuhnya, namun sedikitpun pohon apel ta

k memperlihatkan raut wajah kesakitan, dia berusaha terus tersenyum di depan Ali . Setelah mengumpulkan semua dahan dan ranting yang sudah di potong Alipun beranja k pergi untuk mulai membangun rumahnya jauh dari tempat pohon apel berdiri. Waktu terus berlalu, tahun berganti tahun, pohon apel yang mulai menua dan kesep ian tak pernah lagi melihat Ali sahabatnya. Tanpa di duga-duga Alipun muncul. Bu kan main senangnya pohon apel melihat kedatangan Ali. wahai Ali kawanku, betapa s enang aku melihatmu setelah sekian lama, apakah kau lupa padaku??mari kita berma in bersama seperti dulu ujar pohon apel bahagia. Ali kemudian bercerita maaf kawanku pohon apel,aku tidak bisa, aku sedang dilanda kesusahan, sekarang aku sudah berkeluarga, aku harus menghidupi anak dan istriku yang sekarang tinggal di luar kota, sedangkan untuk menuju ke sana aku harus me lewati sungai yang demikian panjang, aku tidak bisa menemui mereka setiap hari, biaya menyeberang sangatlah mahal, upahku sebagai buruh tidak cukup untuk biaya pulang menemui keluargaku setiap hari Pohon apel lantas tersenyum batang pohonku yang besar ini, kau bisa memotongnya u ntuk kau jadikan perahu, dengan begitu kau akan dapat menemui anak dan istrimu s etiap hari tidak, hanya tinggal batang pohonmu saja yang tersisa setelah berapa tahun yang l alu aku memotong dahan dan rantingmu untuk ku buat rumah, aku akan sangat berdos a jika sampai memotong batangmu Ali menolak tawaran pohon apel tak apa kawan, aku akan melakukan apapun asal kau bahagia, satu-satunya kawanku h anyalah kau, apa jadinya jika kawanku dilanda kesusahan dan aku tidak dapat memb antunya?? tegas pohon apel Dengan desakan pohon apel akhirnya dengan berlinang air mata Ali mulai menggerga ji batang pohon apel. Batangnya pun roboh, pohon apel yang tinggal akarpun beruj ar segeralah kau buat perahu Ali, keluargamu sudah menunggu di rumah . Ali yang tak bisa berkata-kata kemudian meninggalkan pohon apel yang hanya tinggal akar Waktupun berlalu semakin cepat, pohon apel yang semakin menua masih setia menung gu Ali yang tak kunjung datang. Bertahun-tahun kemudian, di penantiannya yang pa njang dari kejauhan tampak seorang pria tua, rambut dan jenggot panjangnya sudah memutih. Bukan main senangnya pohon apel setelah menyadari pria tua itu adalah Ali Wahai Ali, itukah dirimu kawan?? Tanya pohon apel lirih benar kawan, ini aku Ali kawanmu, maaf aku tidak pernah mengunjungimu lagi ucap Ali dengan banyak kerutan di wajahnya, memperlihatkan Ali sudah tidak muda lagi. tak apa kawan, maaf aku juga sudah tidak bisa memberimu apa-apa lagi, sudah kuber ikan semua buah apel, dahan dan rantingku, serta batang pohonku, hanya tersisa a kar tua di tubuhku sekarang, apa yang bisa kuberikan lagi padamu kawan??katakanl ah, jika bisa akarku ini bisa membantumu maka cabutlah dari dalam tanah, apapun asal aku bisa membantumu lagi tidak kawan, aku sudah lelah menjalani hidup, istriku sudah meninggal 2 tahun yan g lalu, anak-anakku kini sudah berkeluarga masing-masing, aku hanya ingin mengha biskan sisa-sisa hidupku ini bersamamu kawan, mengenang kisah-kisah indah kita d ulu ujar Ali tersenyum kalau begitu mari kawan, kita habiskan saat-saat terakhir kita bersama, berbaring lah di sampingku Ali, kita bersama-sama menikmati indahnya langit pohon apel pun t ersenyum

Akhirnya saat itupun tiba, Ali tua menghembuskan nafas terakhir seiring matinya pohon apel, mereka bersama-sama bergandeng tangan menuju surga.

Inti dari cerita di atas gan : Ali nto kita, dan pohon apel nto ortu kita.. Ortu kita akan ngasi semuax buat kita, harta benda, kasih sayang, semua di curah in buat kita, tapi coba kita flashback ke blakang, apa yg uda kita kasi sama ort u kita gan?? Mungkin sebagian sudah berbuat lebih, tp siapa diantara agan yang m ungkin seperti Ali (mungkin termasuk ts jg) yang telah dimanjain dr orok sampe b angkotan tp blom bisa ngasi apa-apa ato blom bisa banggain ortu kita. Ato mungki n buat renungan agan-agan yang hidup di perantauan (kaya ts jg..hehe). Betapa sa ngat berharga detik-detik kebersamaan kita bersama ortu kita yang kadang kita ga k sadar betapa kita banyak menyia-nyiakan waktu nto. Pasti gan, di mana-mana ortu pengen liat anak-anakx suskses, jd orang yg bguna, banggain keluarga, tp dalam hati mereka, kelak saat mereka sudah dekat dengan ya ng namanya ajal, pasti mereka pengen, ada anak-anaknya yg nemenin di sisi mereka . Moga sedikit crita dr ts bisa jd renungan buat agan-agan sekalian, bahwa orang y ang paling berjasa dalam hidup kita gak laen dan gak bukan adalah ortu kita.. Sekian dan terima kasih dari ts.. Wassalamu alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai