Hub Industrial Aryana
Hub Industrial Aryana
Pengertian
Indonesia: Pengaturan hak dan kewajiban bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam proses produksi secara kolektif (Suwarto, 2003:2) Australia: The study of the behaviour and interaction of people at work. It is concerned with how individuals, groups, organisations and institutions make decisions that shape the employment relationship between employers and employees (Deery, Plowman, Walsh, Brown, 2002: 6) Canada: The complex of market and institutional arrangements, private and public, which society permits, encourages or establishes to handle superior-subordinate relationships growing out of employment and related activities (Kehoe & Archer, 2004: 1)
Produktivitas perusahaan mungkin terjadi kalau didukung kondisi pekerja/ buruh yang sejahtera, atau ada harapan nyata akan peningkatan kesejahteraan Kesejahteraan pekerja/ buruh hanya mungkin dipenuhi apabila didukung oleh tingkat produktivitas tertentu yang memadai
Suwarto (2003: 3-4)
Mencakup:
Perjanjian Kerja (PK) berlaku secara perorangan Peraturan Perusahaan (PP) berlaku secara kolektif yang dibuat oleh pengusaha dengan sekedar konsultasi dengan pekerja atau serikat pekerja (SP) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) berlaku secara kolektif hasil perundingan pengusaha dan serikat pekerja (SP)
Suwarto (2003: 4-5)
Aryana Satrya
aryanasatrya@yahoo.com.au 10
Hubungan Industrial melibatkan beragam disiplin ilmu: ekonomi, sosiologi, psikologi, hukum, ilmu politik sejarah
11
Pendekatan Unitaris
Frederick Taylor (1911) dan aliran scientific management Elton Mayo (1930) dan aliran human relations McGregor (1960), Likert (1961), Herzberg (1968) dan aliran neo-human relations 12
Pendekatan Pluralis
Aryana Satrya
aryanasatrya@yahoo.com.au 15
1965-1973
Left oriented unions disbanded, government union (FBSI, later SPSI) formed
1973-1981
SPSI expands but is heavily dependent on government support, some Industrial branches of union active
1982-1987
Government exerts control over leadership and structure of SPSI through hard line Minister of Manpower
1988-1992/3
SPSI become less financially dependent on government but is bypassed in most labour Action. New union formed (SBM), despite government opposition
1992/3-1997/8
Because of domestic pressure and US threat to with-draw GSP trade rights, government does not ban independent unions, but they are not recognised and their leaders are harassed
1998present
Government reforms employmentrelated laws, including the law of Freedom of Association. The number of national unions grows quickly
16
17
18
19
Pemerintah
Aryana Satrya
aryanasatrya@yahoo.com.au 20
Peran Pemerintah
Pembuat perundangan
Menyusun kerangka kerja hukum perburuhan yang menetapkan hak dan kewajiban para pihak dapat mendorong sistem kolektif/individual/sentralisasi/tersebar.
Mempekerjakan buruh
Menjadi majikan di sektor publik
21
2007 Labor Freedom Index: Indonesia 67.5%, Malaysia 89.5%, Singapore 99.3%, Thailand 90.4%, US 92.1%, UK 82.7%, Germany 54.6%, Europe 62.0%, World 62.3%) Indonesia menerapkan kebijakan upah minimum
& persyaratan ketat dalam rekrutmen & PHK (Kane, Holmes and
OGrady 2007).
Indonesia melindungi hak-hak dasar buruh (8 konvensi) yang belum tentu sudah diterapkan di negara-negara lain termasuk negara maju (Quinn 2003).
22
Pengusaha
Aryana Satrya
aryanasatrya@yahoo.com.au 23
KADIN:
KADIN adalah wadah bagi Pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian baik orang-perorang, persekutuan ataupun badan hukum (perusahaan swasta, koperasi, BUMN, BUMD), organisasi pengusaha (Gapensi, Inkindo, Ardin, HIPMI, IWAPI,KUKMI, HIPPI, MKGR, BAHUMAS, KOSGORO, dll) Memiliki bidang SDM, Ketenagakerjaan dan Pendidikan: Komite Hubungan Industrial, Sertifikasi & Standardisasi Kompetensi, Diklat & Magang, Penempatan Tenaga Kerja
24
Tujuan: mengembangkan dan menjaga HI yang sehat, damai, dan harmoni Apindo terdiri atas pengurus di tingkat pusat, 26 provinsi, 194 kabupaten/ kota, serta 9.537 anggota berupa perusahaan individual dan asosiasi pengusaha, misal: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosasi Perusahaan Sepatu Indonesia (Apresindo), Asosiasi Apparel Indonesia (AAI), Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (ABBI)
25
Gerakan Buruh
Aryana Satrya
aryanasatrya@yahoo.com.au 26
27
28
Kondisi ekonomi
Pada masa depresi, keanggotaan SP cenderung menurun
Peraturan perburuhan
Perlindungan terhadap hak SP, sistem closed shop, dewan perusahaan akan meningkatkan jumalh anggota SP
Peran manajemen
Manajemen dapat menerapkan strategi anti union atau kebijakan SDM tertentu yang mengakibatkan keanggotaan pada SP menjadi tidak relevan
(Deery, Plowman, Walsh, Brown 2002)
29
Kerja Sama
Aryana Satrya
aryanasatrya@yahoo.com.au 31
Joint consultation
Worker directors
Self management
Contoh implementasi: Joint Consultation Committee di Australia diadopsi 25% tempat kerja (survei ketenagakerjaan 1990 dalam Deery et al. 2001:321) Aliansi delapan SP nasional AS dalam penyusunan kebijakan kepegawaian, keuangan, dan operasional pada suatu perusahaan kesehatan nasional (Mills 2001: 605) Kerja sama SP dan manajemen untuk menghindari penutupan suatu pabrik alat bantu kesehatan di AS (Carrell and Heavrin 2004: 63) Perwakilan buruh dalam Dewan Direksi di AS(Ewing 2005: 258; Hunter 1998) 32
Suatu SP di industri penerbitan mengadakan seminar mengenai strategi memenangkan usaha untuk mendorong perusahaan agar meningkatkan daya saing SP Pos Indonesia menyusun kajian mengenai rencana bisnis perusahaan untuk memasarkan layanan pos melalui sistem waralaba (franchise)
(Satrya & Parasuraman 2007; Satrya, 2009) 33
Lembaga Bipartit
UU Ketenagakerjaan 13/2003:
LKS Bipartit wajib dibentuk di perusahaan yang mempekerjakan 50 orang
Komposisi unsur pengusaha dan pekerja/buruh 1 : 1, paling sedikit 6 (enam) orang dan paling banyak 20 (dua puluh) orang Keanggotaan pekerja: perwakilan secara proporsional dari tiap SP/SB dan pekerja yang bukan anggota SP/SB yang dipilih secara demokratis Masa kerja keanggotaan LKS Bipartit 2 (dua) tahun Dicatatkan kepada instansi ketenagakerjaan Kabupaten/Kota
34
Lembaga Tripartit
Keputusan Menakertranskop No. 2224/MEN/1975 bahwa Lembaga Tripartit Nasional terdiri atas: pemerintah diwakili Depnakertranskop, pengusaha diwakili PUSPI/KADIN, pekerja diwakili FBSI Keppres No. 26/ 1990 yang meratifikasi konvensi ILO No. 144/ 1976 tentang Konsultasi Tripartit Forum Komunikasi Tripartit Indonesia (FKTI) disahkan di hadapan Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 30 Maret 2000 Kepmen No. 201/2001:
LKS tripartit dibentuk di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota Persyaratan SP/SB di LKS tingkat nasional: minimum 20% dari jumlah Propinsi, atau di 20% Kabupaten/ Kota, atau memiliki 150 unit kerja atau 50.000 anggota Persyaratan Pengusaha di LKS tingkat nasional: minimum 20% dari jumlah Propinsi, atau di 20% Kabupaten/ Kota, atau beranggotakan 1000 perusahaan
UU Ketenagakerjaan 13/2003: LKS Tripartit memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan
35
36
Konflik Industrial
Mudah diamati aksi industrial (industrial action):
Mogok kerja (strike) Pertemuan untuk menghentikan pekerjaan (stop-work meeting) Menurunkan kecepatan kerja (go slow) Aksi duduk (sit-in) Aksi memakai atribut khusus
Pemogokan
Jenis tuntutan Normatif - THR - Lembur/ Cuti - Upah - Tunjangan - Jamsostek - SP/ PKB - Putusan P4D/P - PHK Jumlah 2005 0 13 19 1 4 10 3 21 71 2004 4 9 25 1 14 1 1 25 80
Sektor Perkebunan Pertambangan Industri Bangunan Listrik,gas dan air Perdagangan & Bank Perhubungan Jasa Sepatu/Sendal Lain-Lain Jumlah
(1)
2005 Jumlah 2 3 65 2 4 1 0 16 2 1 96 2004 Jumlah 2 0 100 0 0 0 2 20 1 0 125
% 2 3 68 2 4 1 0 17 2 1 100
% 2 0 80 0 0 0 2 16 1 0 100
2005 Jumlah 0 1 22 0 0 73 96
% 0 1 23 0 0 76 100
% 2 0 19 0 0 78 100
38
Resesi
39
Pesangon untuk pekerja dengan masa kerja 4 tahun yang di-PHK karena alasan ekonomi (Sumber: Alisjahbana & Manning 2005 dalam Sugiyarto, 2005) Seluruh biaya ditanggung pengusaha karena pemerintah tidak menyediakan jaring pengaman seperti tunjangan pengangguran 40
41
UM TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 (Rp) 414.715 458.499 507.697 602.701 645,918 711,924
UM/KHM/K KHM/KHL *) HL *) (Rp) 478.417 500.763 530.082 719.833 (%) 88,53 91,56 96,67 83,73
811,679
87.51
42
Mantra 2000:177 43
Pembuatan kebijakan tidak mengacu kepada perlindungan pekerja migran, namun lebih mengacu kepada dokumen persyaratan lembaga keuangan internasional, misal:
Inpres No. 5/2003 hasil dorongan IMF untuk mengintensifkan pekerja migran untuk memperoleh devisa. Target Menakertrans adalah Rp. 186 trilyun tahun 2009 Inpres No. 3/2006 hasil desakan World Bank untuk merevisi UU No.39/2004 mengenai pasal yang menghambat iklim investasi penempatan pekerja migran
44
Daftar Referensi
Cahyono, E. 2003. 'Perburuhan Dari Masa Ke Masa: Jaman Kolonial Belanda Sampai Orde Baru (1998)'. In Gerakan Serikat Buruh, ed. H.D. Oey. Jakarta: Hasta Mitra, 103-181. Deery, S. (2001). Industrial relations : a contemporary analysis (2nd ed. ed.). Sydney: McGraw-Hill. Ewing, L. 2005. 'Ethical Practice in a Labor Union: The Uaw Case'. In The Ethics of Human Resources and Industrial Relations, eds J.W. Budd and J.G. Scoville. Champaign, IL: Labor and Employment Relations Association: 251-272. Keenoy, T., & Kelly, D. (1996). The employment relationship in Australia. Sydney ; London: Harcourt Brace. Kehoe, F., & Archer, M. (2002). Canadian Industrial Relations: Text, Cases, and Simulations (10 ed.). Oakville, Ontario: Century Labour Publications. Nankervis, A. R., Compton, R. L., & Baird, M. (2002). Strategic human resource management (4th ed. ed.). Southbank, Vic.: Nelson/Thomson Learning. Pinnington, A., & Lafferty, G. (2003). Human resource management in Australia. Melbourne: Oxford University Press. Satrya, A. 2009. Union Strategy in Developing Countries: Lessons from Indonesian Enterprise Unions in the Services Sector. Thesis. Brisbane: University of Queensland. Satrya, A. and B. Parasuraman. 2007. 'Partnership as Union Strategy - Does it Work in Asia? Case Studies in Indonesia and Malaysia.' Indian Journal of Industrial Relations 42:589-616. Sharma, B. 1996. Industrial Relations in Asean : A Comparative Study. [rev. ed.] ed. Fredericton, N.B.: Management Futures. Simanjuntak, P. 2009. Manajemen Hubungan Industrial. Jakarta: Jala Permata Aksara . Suwarto. (2003). Hubungan Industrial dalam Praktek. Jakarta: Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia
45