Anda di halaman 1dari 17

1

TUMOR JINAK ORGAN GENITALIA WANITA

Tumor jenis ini dapat menyerang organ genital wanita baik yang interna maupun yang eksterna, seperti Vulva, Vagina, Uterus, Tuba Falopii, dan juga Ovarium. 1. Vulva A. Tumor Kistik Vulva 1. Kista inklusi (kista epidermis), terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista. Kista ini terdapat dibawah epitel vulva/ perineum maupun vagina berwarna kekuningkuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umumnya kista ini tidak menimbulkan keluhan.

Kista inklusi (kista epidermis)

2. Kista sisa jaringan embrio a. Kista Gartner, dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada dinding lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat urethra dan klitoris. Dindingnya terdiri dari epitel thorak dan kubus berisi cairan jernih tanpa mucin. Biasanya berukuran kecil dan multipel namun dapat mencapai ukuran kepala janin dengan konsistensi yang lunak.

Kista Gartner

b. Kista/ Hidrokele saluran Nuck, berasal dari sisa processus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada labium mayor. Terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista saluran Nuck berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritoneum. Dengan demikian kista ini harus dibesarkan dengan hernia (burut) inguinal dan varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.

3. Kista Kelenjar a. Kista Bartholini, terjadi akibat radang. Kista Bartolini berkembang ketika saluran keluar dari kelenjar Bartolini tersumbat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi. Abses Bartolini dapat disebabkan oleh sejumlah bakteri. Ini termasuk organisme yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti Klamidia dan Gonore serta bakteri yang biasanya ditemukan di saluran pencernaan, seperti Escherichia coli.

Kista Bartholini

b. Kista sebasea, berasal dari kelenjar sebacea kulit yang terdapat pada labium mayor, labium minor, dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadi penyumbatan sebum. Kelenjar ini biasanya terletak dekat dibawah permukaan kulit berwarna kuning keabu-abuan, dengan batas yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil sering multiple. Dindingnya berlapis epitel kelenjar dengan isi sebum yang mengandung kristal kolesterol. Kristal ini sering mengalami infeksi.

c. Hidradenoma, berasal dari kelenjar keringat, atau bisa juga dari sisa saluran Wolffi.

Hidradenoma

d. Penyakit Fox-Forduce, disebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar keringat sehingga membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1-3 mm, multipel, terasa gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dan gelanggang susu. Dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan emosi antara lain rangsang seksual.

Penyakit Fox-Forduce

e. Kista paraurethra (Skene), terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini biasanya menonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi. f. Kista endometriosis, walaupun jarang sekali terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun vagina. Kista pada vulva ini umumnya hanya memerlukan pengangkatan kalau mengganggu saja. Pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan insisi.

Endometriosis

B. Tumor Solid Vulva 1. Tumor Epitel a. Kondiloma akuminata, penyakit ini disebabkan oleh virus HPV type 6 dan 11, dan akhirakhir ini juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Gambar histologik adalah suatu papiloma. Gambar makroskopik adalah seperti jengger ayam, dapat tumbuh pada vulva dan sekitar anus sampai vagina dan serviks.

Kondiloma akuminata

b. Karunkula urethra a) Karunkula urethra neoplasma, terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal muara urethra, mikroskopik sebagai papiloma urethra yang ditutup oleh epitel transisional. b) Karunkula urethra granulomatosa, penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada muara urethra terutama bagian belakang yang meluas ke samping.

c. Nevus pigmentosus, tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm.Menurut Masson sel nevus berasal dari melanosit dalam epidermis atau dari sel Schwann dari serabut saraf yang menuju kulit. d. Hiperkeratosis, dibedakan : a) Yang disebabkan infeksi menahun; dermatitis b) Tumor jinak berpapil yang sudah menahun c) Distrofi

2. Tumor jaringan mesodermal a. Fibroma, berasal dari jaringan di sekitar labium mayus, dapat tumbuh besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.

Fibroma

b. Lipoma, berasal dari jaringan lemak disekitar labium mayus dengan konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.

Lipoma

c. Leiomioma, berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada labium mayus tersusun seperti pusaran air/ konde. d. Neurofibroma, berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging. e. Hemangioma, yang berasal kongenital biasanya akan menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita pasca menopause biasanya terjadi karena adanya varices yang kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan pasca menopause. f. Limfangioma, berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangioma namun tidak berwarna.

2. Vagina Tumor-tumor di vagina umumnya mempunyai sifat yang sama dengan yang didapatkan pada vulva. A. Tumor Kistik 1. Inklusi 2. Kista sisa jaringan embrio a. Kista Garner b. Kista saluran Maller

B. Tumor Solid 1. Tumor epitel a. Kondiloma akuminatum b. Granuloma, merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun. 2. Tumor jaringan mesoderm a. Fibroma b. Lipoma c. Hemangioma d. Miksoma 3. Adenosis vagina Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muller berupa tumor jinak vagina, terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel thorak yang mengeluarkan mucus. Kelainan ini dapat disebabkan karena pemberian dietilstilbestrol atau hormon estrogen sintetik lain pada ibu

penderita pada waktu hamil muda (Sindrom DES). Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi dilanjutkan dengan biopsi dan pemeriksaan histopatologi.

Adenosis vagina

3. Uterus A. Ektoserviks 1. Kista sisa jaringan embrional, berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi terdapat pada dinding samping ektoserviks 2. Kista endometriosis, letaknya superficial 3. Folikel/ kista Nabothi, kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara. Kista ini jarang mencapai ukuran besar, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila membesar maka akan menimbulkan rasa nyeri. 4. Papiloma, dapat tunggal maupun multipel, kebanyakan adalah merupakan sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan. 5. Hemangioma, biasanya terletak superficial, dapat membesar pada waktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi.

B. Endoserviks Polip, sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endoserviks. Polip berkembang karena pengaruh radang maupun virus. Tangkainya dapat panjang, epitel yang melapisi adalah epitel endoserviks, dapat juga mengalami metaplasi. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis dan mudah berdarah. Polip endoserviks diangkat dan perlu diperiksa secara histologik.

Polip

C. Endometrium 1. Polip endometrium, sering didapati dengan pemeriksaan histeroskop. Polip berasal dari adenoma, adenofibroma, mioma submukosum, plasenta. 2. Adenoma-adenofibroma, terdiri dari epitel endometrium dengan struma yang sesuai dengan daur haid, merupakan hiperplasia endometrium, konsistensi lunak, berwarna kemerahan. Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas. 3. Mioma submukosum, sarang mioma dapat tumbuh bertangkai, keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan (Myom geburt). Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih. 4. Polip plasenta, berasal dari plasenta yang tertinggal, setelah partus maupun abortus, menyebabkan uterus mengalami subinvolusi yang menimbulkan perdarahan, diangkat dengan cara kuretase, dapat dilakukan dengan cara kauteterisasi dan bedah laser.

D. Miometrium Berasal dari otot uterus dan jaringan ikat. Patogenesis Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur. Patologi anatomi Sarang mioma di uterus berasal dari serviks uterus hanya 1-3 %, sisanya adalah dari korpus uterus. Menurut letaknya : a. Mioma submukosum, berada dibawah endometrium, menonjol ke dalam rongga uterus. b. Mioma intramural, terdapat di dinding uterus, antara serabut miometrium.

c. Mioma subserosum, tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.

Mioma

Perubahan sekunder a. Atrofi, sesudah menopause atau sesudah kehamilan. b. Degenerasi hialin, sering terjadi pada penderita usia lanjut. c. Degenerasi kistik, menyerupai limfangioma. d. Degenerasi membatu (calcareous degeneration), terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi e. Degenerasi merah (carneous degeneration), terjadi pada kehamilan dan nifas. f. Degenerasi lemak, jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin. Komplikasi Degenerasi ganas, keganasan umumnya ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus, keganasan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause. Torsi (putaran tangkai), sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami sindrom abdomen akut. Gejala dan tanda Ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik, tumor ini tidak menggangu, gejala yang dikeluhkan, tergantung pada tempat sarang mioma. Gejala tersebut dapat digolongkan : a. Perdarahan abnormal, adalah hipermenore, menoragia, dan metroragia. Penyebab perdarahan ini adalah pengaruh ovarium, permukaan endometrium yang lebih luas, atrofi endometrium, miometrium tidak dapat berkontraksi optimal. b. Rasa nyeri, bukan merupakan gejala yang khas tapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.

10

c. Gejala dan tanda penekanan, tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih menyebabkan poliuri, pada urethra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul. Infertilitas dan abortus Dapat terjadi apabila sarang mioma menutup dan menekan pars interstitialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Mioma uteri dan kehamilan Mioma dapat mempengaruhi kehamilan, menyebabkan infertilitas, rongga uterus menghalangi kemajuan persalinan, serviks uteri menyebabkan inersia maupun atonia uteri, menyebabkan perdarahan pasca persalinan, menyebabkan plasenta sukar lepas, mengganggu proses involusi dalam nifas. Diagnosis Penderita mengeluh akan rasa berat, adanya benjolan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual mengungkapkan tumor pada uterus, umumnya terletak pada garis tengah, teraba berbenjol-benjol. Sebagai diagnosis banding perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah panggul atau panggul dalam mioma subserosum dan kehamilan, USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dalam menegakkan dugaan klinis. Pengobatan Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Pemberian GnRH agonist selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dan keseluruhannya menjadi kecil. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat. Pengobatan operatif Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Dapat dikerjakan pada mioma submukosum pada Myoma Geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Penderita mioma akan masih memerlukan histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan terpilih. Histerektomi dilaksanakan perabdominal atau pervaginam.

Radioterapi Bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause.

11

Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus.

4. Tuba falopii dan jaringan sekitarnya Tumor pada tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma. A. Tumor Tuba Uterina 1. Adenoma 2. Leiomioma 3. Fibroma

Tumor Neoplasma Jinak Jaringan Sekitarnya A. Tumor Non Neoplasma Disebabkan oleh radang antara lain Hidrosalping, Piosalping, dan kista tuboovarial. 1. Ovarium a. Tumor Ovarium Non Neoplasma 1. Tumor akibat radang ovarium Misalnya abses ovarial, abses tubo ovarial, dan kista tubo ovarial. 2. Tumor fungsional a. Kista folikel, berasal dari folikel de Graaf yang tidak berovulasi, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami atresia yang lazim, biasanya berdiameter 1-1,5 cm. Dalam menangani tumor ovarium dapat timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi neoplasma atau kista folikel. Bila diameter tumor tidak melebihi 5 cm, dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri. b. Kista korpus luteum, dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans, kadang mempertahankan diri (korpus luteum persistens). Dapat menimbulkan gangguan haid berupa amenore diikuti oleh perdarahan tidak teratur, juga rasa berat di perut bagian bawah. Cara penanganannya dengan menunggu sampai kista hilang sendiri. Bila dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum akan diangkat tanpa mengorbankan ovarium. c. Kista teka lutein, pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut ovarium dapat membesar menjadi dan kistik. Tumbuhnya kista karena pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium akan mengecil spontan. 3. Tumor lain a. Kista inklusi germinal, terjadi karena invaginasi & isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

12

germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini banyak terdapat pada wanita yang sudah lanjut, dengan besar yang jarang melebihi diameter 1 cm. b. Kista endometrium, Kista ini adalah endometriosis yang berlokasi di ovarium. c. Kista Stein-Leventhal, dikenal dengan nama sindroma Stein-Leventhal dan disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Pada penderita terdapat gangguan ovulasi karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen. Hiperplasia endometrium sering ditemukan. Diagnosis Dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparoskopi dapat membantu dalam pembuatan diagnosis. Pada diagnosis deferensial perlu dipikirkan tumor ovarium yang mengeluarkan androgen. Terapi Dengan Wedge Resection ovarium, tetapi sekarang banyak diganti dengan pengobatan menggunakan klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi. Wedge Resection perlu dipertimbangkan, apabila terapi klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi atau menimbulkan efek samping.

b. Tumor Ovarium Neoplasma 1. Tumor Kistik a. Kistoma ovarii simpleks, suatu jenis kistadenomaserosum yang kehilangan epitel kelenjarnya, berhubungan dengan tekanan cairan dalam kista. Terapinya dengan pengangkatan kista melalui reseksi ovarium, tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah adanya keganasan. b. Kistadenoma Ovarii Mucinosum, asalnya belum diketahui secara pasti, namun menurut Meyer, kemungkinan berasal dari suatu teratoma yang dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada pula penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brener. Gambaran klinik Lazimnya berbentuk multilokuler, oleh karena permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10 % dapat mencapai ukuran yang sangat besar, apalagi pada penderita yang datang dari pedesaan. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat dijumpai yang bilateral. Dinding kista agak tebal berwarna putih keabu-abuan. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari

13

pencampuran dengan darah. Penanganan Terdiri atas pengangkatan tumor. Bila pada operasi, tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooferoktomi). Setelah k ista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik ditempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi ovarium yang lain juga perlu diperiksa. c. Kistadenoma Ovarii Serosum, banyak penulis berpendapat berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium) Gambaran klinik Pada umumnya kista jenis ini tidak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma mucinosum. Permukaan tumor biasanya licin, dapat pula berbentuk multilokuler, walau lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma). Perubahan ganas Bila ditemukan pertumbuhan papiler, proliferasi dan stratifikasi epitel serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan dalam kelompok tumor ganas. Dapat dikatakan bahwa 30 sampai 35 % dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada satu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascitesis, maka prognosis penyakit itu kurang baik., meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant). Terapi Berhubung lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang telah dikeluarkan. Kadang-kadang perlu diperiksa sedian yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada saat operasi. d. Kista Dermoid, merupakan satu teratoma kista yang jinak dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebacea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen ektoderm dan mesoderm.

14

Gambaran klinis Dinding kista kelihatan putih keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat. Sepintas terlihat seperti kista berongga satu, tetapi bila dibelah biasanya nampak satu kista besar dengan ruang kecil-kecil dalam dindingnya. Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal, dan endodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebacea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrontestinalis, epitel saluran pernafasan dan jaringan tiroid (endodermal). Termasuk disini: a) Struma ovarium, tumor ini terdiri atas jaringan tiroid dan kadang dapat menyebabkan hipertiroid. b) Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum, dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari epitel germinativum. c) Koriokarsinoma, tumor ganas yang jarang ditemukan dan untuk diagnosisnya harus dibuktikan dengan adanya hormon koriogonadotropin. Kista dermoid adalah salah satu teratoma kistik. Umumnya teratoma solid ialah tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang dapat juga ditemukan teratoma solidum yang jinak. Tetapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengen seluruh ovarium.

c. Tumor Ovarium Padat dan Jinak 1. Fibroma ovarii Semua tumor yang padat adalah neoplasma, tapi tidak berarti semuanya ganas meskipun mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkim yang multipoten. Gambaran klinis Diameternya dapat mencapai 22 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 220 kg, dengan 90 % unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warna merah jambu keabuabuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri dari jaringan ikat dengan sel-sel ditengah-tengah jaringan kolagen. Selain mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi hialin. Yang penting ialah pada tumor ini sering ditemukan sindrom Meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah, kurang dari 1 %

15

Terapi Terdiri atas operasi yaitu ooferoktomi. Sesudah operasi, ascites dan hidrothoraks menghilang secara spontan. 2. Tumor Brenner Merupakan satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita yang dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Menurut Meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel Walthard yang belum mengadakan diferensiasi. Penyelidikan yang terakhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor Brenner berasal dari epitel selomik duktus Mulleri.

Tumor Brenner

Gambaran klinis Besarnya beraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5 cm), sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista kecil (multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindroma Meigs. Mikroskopik gambaran tumor sangat khas, terdiri dari 2 elemen yakni sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang luas dan padat. Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala kllinik yang khas, dan jika masih kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Jika menjadi besar beratnya menjadi beberapa kilogram dan dapat seperti fibroma. Meskipun tumor ini jinak, namun dapat memberi gejala; telah dilaporkan beberapa kasus tumor jenis ini yang histopatologik maupun klinis menunjukkan keganasan.

16

Terapi Terdiri dari pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan dikerjakan salpingoooforektomia bilateralis dan histerektomia totalis. 3. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor) Tumor ini sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30 kasus. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm diameternya. Ada 2 teori tentang asalnya; yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkim folikel primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi, yang terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mamma dan pembesaran suara. Terapi terdiri atas pengangkatan tumor beserta ovarium.

17

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Prawirohardjo, S. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai