BIBILIOGRAFI
BIBILIOGRAFI
BIBLIOGRAFI
Bicomfield, Leonard. Language. London: George Allen & Unwin Ltd., 1962 Bolgar, Robert Ralph. Rhetoric, Encyklopaedia Britannica. 1970. XIX. 257 260.
Gleason, H.A. An Introduction to Descriptive Linguistices. Rev. ed. New York: Holt, Reinehart and Winston, 1961.
A. Pengertian Bibliografi
Bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi juduljudul buku, artikel-artikel, dan bahanbahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap.
B. Fungsi bibliografi
Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.
C. Unsur-unsur bibliografi
1. Nama penggarang yang dikutip secara lengkap 2. Judul buku termasuk judul tambahannya 3. Data publikasi penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut. 4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid nomor dan tahun.
D. Bentuk bibliografi
1. Bibliografi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya dan nama-nama tersebut harus dibalikkan susunanya antara lain : nama keluarga, nama kecil dan gelar. 2. Jarak antara baris dengan baris spasi rapat tetapi antara pokok dengan pokok spasi ganda
3. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal dimulai dari margin kiri sedangkan baris kedua, ketiga, dan seterusnya dari tiap pokok dimasukkan kedalam tiga ketikan(bagi karya yang mempergunakan lima ketikan untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan kedalam untuk alinea baru)
4.
Apabila terdapat dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang yang sama maka pengulangan namanya dapat digantikan dengan garis panjang sebanyak lima sampai dengan tujuh ketikan atau sepanjang nama penggarang.
Bagi judul buku Bindo maka cukup memperhatikan huruf pertama buku tersebut untuk buku yang ditulis dalam bahasa inggris, jerman atau prancis dan bahasa-bahasa barat lainnya. Maka, kata sandang sandang yang dipakai tidak turut diperhitungkan mis: A. An, The, Het, Das, Die, Le, La, dsb. Jadi kata berikutnyalah yang harus diperhitungkan dalam penyusunan bibiliografi tersebut dan berlaku pula pada artikel yang tidak ada nama pengarangnya.
1. Judul buku harus digaris bawahi (kalau dicetak ditempatkan dalam huruf miring 2. Urutan data publikasi adalah tempat publikasi, penerbit dan penanggalan. Jika ada banyak tempat publikasi maka cantumkan tempat yang pertama jika tidak ada penanggalan maka pergunakan saja tahun copyright terakhir yang biasanya ditempatkan dibalik halaman judul buku. 3. Mencamtumkan banyak halaman bukanlah hal yang wajib, sebab itu dapat pula ditiadakan
7. Perhatikan penggunaan tanda titik setelah tiap keterangan, nama pengarang, judul buku, data publikasi dan kalau sesudah jumlah halaman. 8. perhatikan enggunaan tanda titik dua setelah tempat terbit dan tanda koma setelah nama penerbit
3. Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip. 4. Jadi ketiga bagian dari kepustakan ini tetapi dipisahkan dengan titik, yaitu pertama: nama pengarang penulis artikel, kedua judul artikel judul buku dan editornya, ketiga tempat terbit penerbit tahun terbit.
3. Perhatikan pula bahwa antar judul ensiklopedi dan keterangan tentang edisi atau tahun terbit, jilid dan halaman harus ditempatkan tanda koma sebagai pemisah. 4. contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama, hanya terdapat perbedaan berupa pemasukkan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit dimasukkan dalam kurung. Hal ini biasanya berlaku bagi ensiklopedi yang tidak terlalu umum dikenal.
K. Artikel majalah
Soebadio, Ny. H. Penggunaan Bahasa Sangsekerta dalam Pembentukan Istilah Baru, Madjalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, I (April, 1963), 47 58. 1. Judul artikel dan judul majalah dipisahkan. 2. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tetapi harus dicantumkan nomor jilid, tanggal dan nomor halaman. 3. Contoh pertama memperlihatkan bentuk atau cara yang paling populer
mempergunakan angka Romawi untuk nomor jilid, dan angka Arab untuk nomor halaman, serta penanggalan ditempatkan dalam kurung antara nomor jilid dan halaman. Contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama hanya di sini tidak dicantumkan nomor jilid, karena dianggap sudah jelas dengan mencantumkan tahun dan bulan. Contoh yang ketiga dan keempat
memperlihatkan bentuk yang biasa dipakai dalam karya-karya ilmiah. Baik nomor jilid, maupun nomor halaman semuanya mempergunakan angka Arab, hanya harus diingat bahwa sesudah nomor jilid harus diberi titik dua baru menyusul nomor halaman. Penanggalan boleh ditempatkan dalam tanda kurung boleh juga tidak.
bibliogarfi pokok-pokok semacam itu tidak perlu ditulis, karena itu harus dimasukkan dalam catatan kaki.
3. perhatikan: titik hanya dipakai sesudah nama pengarang atau penulis. Yang lainlain mempergunakan koma sebagai pemisah.$
3. Walaupun tidak ada penerbit, tetapi harus dicantumkan juga data publikasinya berupa: jenis karya ilmiah tersebut (tesis, disertasi, skripsi), nama fakultas dan universitas, tempat, dan tahun pembuatan karya ilmiah itu.
Macam-macam Bibliografi
a.
b.
buku-buku dasar: buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum untuk mengenai pokok yang digarap itu. Dalam hal ini mungkin tidak ada satu bahan pun yang dikutip daripadanya. Buku-buku khusus: buku-buku khusus yaitu buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari
bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap. Biasanya kutipan-kutipan yang terdapat dalam karya tadi diambil dari kelompok buku khusus ini. C. buku-buku pelengkap: buku-buku pelengkap adalah buku-buku yang topiknya lain dari pokok yang digarap penulis. Namun beberapa hal buku-buku itu bisa memberi jalan keluar atau penerangan yang lebih mendalam mengenai salah satu bagian dari karya itu. Dari jenis buku ini biasanya juga diambil kutipan-kutipan.
Penyusunan bibliografi
Nama pengarang diurutkan menurut urutan alfabetis. Nama yang dipakai dalam urutan itu adalah nama keluarga b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet. Perhatikan bahwa kata-kata sandang dalam bahasa-bahasa barat tidak diperhitungkan untuk penyusunan ini. c. Jika untuk seorang pengarang terhadap terdapat lebih dari satu bahan refrensi, maka untuk refrensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
a.
d. Jarak antara baris dengan untuk satu refrensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan pokok yang lain adalah dua spasi e. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan kedalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. Baris pertama dimulai dari margin kiri.
dikutip itu berjumlah dua atau lebih dalam tahun yang sama maka masingmasing didaftarkan dengan nomor penunjuk a,b,c,dst. Langsung ditempatkan dibelakang tahun terbitnya misalnya, 1975a,1975b,1975c,dsb. Nama pengarang yang dicantumkan hanya nama keluarga singkatbukan nama lengkap.
Bila cara yang kedua yang digunakan untuk menunjuk sumbernya maka cara menysun bibliografi juga sebaiknya disesuaikan dengan car tersebut. Dealam hal ini tahun terbit tidak ditempatkan bersama-sama dengan data publikasi tetapi,akan ditempatkan didepan sesudah nama pengarang
1. Susunan unsur bibliografi: nama pengarang dibalik, tahun terbit, Judul buku, dan data publikasi yang lain. 2. Bila ada dua atau tiga karangan dari seorang maka, karangan tersebut disusun menurut tahun terbitnya. 3. Bila ada dua karangan atau lebih dari seorang pengarang diterbitkan dalam tahun yang sama maka dibelakang tahun terbitnya diberi nomor urut a,b,c,dst.