Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2

MODUL PM2-01 PROSES PENYAMBUNGAN 1 LAS TITIK, OKSIASETILEN, BUSUR LISTRIK

Kelompok : Anggota :

15
Peter Kurnia Halim Radian Azhar Gondokaryono Yan Supranata Manurung Aditya Yudha Suseno William Susanto Andre Sufadia G S 13109008 13109011 13109020 13109039 13109047 13109077

Tanggal Praktikum : 18 April 2012 Nama Asisten (NIM) : ROY

Laboratorium Proses Dasar Produksi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung 2012

I.

TUJUAN 1. 2. Peserta mengetahui jenis-jenis proses pengelasan Peserta mengetahui prinsip kerja dari proses pengelasan oksiasetilen, las elektroda listrik dan las titik. 3. Peserta mengenal parameter dan tahapan operasi pada proses pengelasan oksiasetilen, las elektroda listrik dan las listrik.

II.

TEORI DASAR A. LAS TITIK (SPOT WELDING)

Las titik adalah pengelasan yang dilakukan dengan cara menjepit dua atau lebih lembaran logam diantara elektroda logam. Saat logam terjepit, lalu arus bertegangan rendah dialirkan diantara elektroda, hal itu membuat logam yang bersinggungan menjadi panas dan suhunya naik sampai mencapai suhu pengelasan. Saat suhu pengelasan tercapai tekanan diantara elektroda memaksa logam menjadi satu sehingga membentuk sambungan las. Sesudah itu arus dihentikan tetapi masih dilakukan penekanan. Setelah logam mendingin, tekanan dilepaskan dan benda kerja dipindahkan

Distribusi temperatur pada dasarnya dibagi menjadi 5 zona temperatur. Zona temperatur tertinggi terjadi pada daerah kontak karena disanalah terjadi tahanan listrik yang terbesar. Lima zona yang dimaksud tersebut adalah satu zona pada antar muka (nantinya terbentuk weld nugget), dua zona pada sekitar permukaan logam yang

kontak dengan elektroda, dan dua lagi pada logam itu sendiri diluar zona zona yang telah disebutkan.

Empat tahap waktu dalam satu siklus pengelasan titik adalah: Waktu tekan, yaitu waktu pada saat logam dijepit dengan 2 elektroda sebelum arus listrik dialirkan. Waktu las, yaitu waktu ketika logam dijepit dan dialiri arus listrik tegangan rendah agar temperatur logam naik dan memaksanya menjadi satu. Lamanya berkisar antara 3-30 Hz. Waktu tenggang, yaitu waktu dimana arus telah dihentikan tetapi penekanan masih dipertahankan. Waktu penutup, yaitu waktu dimana logam yang sudah dingin dilepaskan dan diganti dengan benda kerja yang baru yang akan dilas

B.

LAS OKSIASETILEN (OXYACETYLENE WELDING)

Pengelasan oksiasetilen adalah pengelasan yang dilakukan dengan membakar gas asetilena dengan oksigen dengan atau tanpa logam pengisi. Kedua logam yang akan disambung dipanaskan hingga mencapai temperatur fusi dan penyambungan dilakukan tanpa tekanan. Jumlah oksigen dan asetilena perlu diatur, oleh sebab itu diperlukan 2 alat pengontrol gas yang keluar ke penyala busur dimana kedua-duanya dapat

diatur ukurannya. Pengaturan jumlah gas keluar ini dilakukan agar nyala busur api dapat diatur sifatnya. Terdapat 3 jenis nyala api yaitu reducing, netral, oxidizing flame, yang masing masing membawa hasil pengelasan yang berbeda.

C.

LAS BUSUR LISTRIK (METAL ARC WELDING) Pada las busur sambungan dapat terbentuk karena adanya panas yang

ditimbulkan oleh busur listrik diantara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sampai terjadi sambungan las. Awalnya terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, lalu dengan memisahkan penghantar timbulah busur. Dengan menggunakan elektroda logam, apabila elektroda mengenai benda kerja lalu ditarik dengan cepat, maka akan terbentuk busur. Panas menyebabkan ujung elektroda mencair dan sebagian besar akan berkumpul di daerah cair, sebagian kecil akan menguap dan sebagian lagi tersebar sebagai percikan halus di sekitar lasan. Dengan menggerakkan elektroda secara teratur akan terbentuk busur yang merata, elektroda semakin susut dan menjadi satu dengan logam induk membentuk sambungan las. Sementara itu elektroda ditarik menelusuri sambungan

III.

PERALATAN A. Las Titik (Spot Welding) 1. 2. B. Beberapa plat tipis sebagai benda kerja Mesin las titik

Las Oksiasetilen (Oxyacetylene Welding) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Beberapa plat tipis sebagai benda kerja Logam pengisi Tabung berisi gas oksigen Tabung berisi gas asetilen Torch Pelindung muka Pemantik

C.

Las Busur Listrik (Metal Arc Welding) 1. 2. 3. 4. 5. Plat baja sebagai benda kerja Elektroda Mesin las listrik Pelindung muka Pemegang benda kerja

IV.

PROSEDUR PRAKTIKUM A. Las Titik (Spot Welding) 1. 2. 3. Cek kondisi mesin Sesuaikan parameter pengelasan yang diinginkan Lakukan proses pengelasan, perhatikan urutan proses yang dilakukan

4. B.

Gunakan kacamata pelindung.

Las Oksiasetilen (Oxyacetylene Welding) 1. 2. 3. 4. Cek kondisi peralatan Hubungkan torch dengan pipa tabung oksigen dan asetilen Atur banyaknya aliran gas yang keluar Atur campuran oksigen dan asetilen untuk memperoleh nyala api yang sesuai 5. Pakai kacamata pelindung

Las Busur Listrik (Metal Arc Welding) 1. 2. 3. Nyalakan transformator Letakkan benda kerja pada tempatnya Hubungkan kutub negatif dengan benda kerja dan kutub positif dengan electrode 4. Lakukan pengecekan nyala busur listrik/loncatan listrik sebelum memulai pengelasan 5. Lakukan pengelasan dengan memperhatikan kemampuan elektroda untuk mengisi bagian yang akan dilas 6. Pakai kacamata pelindung

V.

KESIMPULAN 1. Pada pengelasan oksiatilene perlu diperhatikan pengaturan

perbandingan gas oksigen dan asetilene agar dihasilkan nyala api yang sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pada las titik, benda kerja harus di gerinda terlebih dahulu. Ini bertujuan agar permukaan benda kerja benar-benar bersih dan pengelasan berjalan dengan baik. 3. Pada pengelasan busur listrik jarak antara elektroda dan benda kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga busur listriknya tidak bersebaran. 4. Proses penyambungan dengan metode las bermacam-macam

tergantung pada material benda, bentuk geometri benda, ketebalan benda, kekuatan yang diinginkan dan effisiensi waktu dan biaya.

VI.

DAFTAR PUSTAKA 1. Groover,Mikel P.Fundamentals of Modern Manufacturing,Second Edition.2002.New York. John Wiley & Sons,Inc 2. Kalpakjian, S. F., Manufacturing Engineering and Technology, Delhi : Addison Wesley Longman, 2000.

Tugas Setelah Praktikum


A. LAS TITIK 1. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen mesin las titik yang digunakan pada praktikum dengan lengkap? Pedal kontrol : untuk mengatur gaya tekan yang diberikan kepada elektroda untuk menekan pelat Elektroda : mengalirkan arus listrik dari sumber arus listrik sekaligus menekan pelat logam Lengan tetap : sebagai landasan salah satu elektroda Switch arus : untuk menyambung atau memutuskan arus listrik Base : sebagai tumpuan mesin las titik Transformer : untuk mengatur besar kecilnya arus yang mengalir 2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada las titik, secara singkat saja! 1.Cek kondisi mesin 2.Sesuaikan parameter pengelasan yang diinginkan 3.Lakukan proses pengelasan,perhatikan urutan proses yang dilakukan 4.Gunakan safety goggle (kacamata pelindung) dan sarung tangan bila diperlukan B. Las Oxyacetylene

1.

Alat yang digunakan dalam praktikum: Logam pengisi, fungsinya untuk sebagai campuran logam yang meleleh dan menyambungkan dua buah benda kerja, dan juga untuk mencegah oksidasi pada lasan yang dihasilkan. Tabung oksigen, fungsinya sebagai suplai gas oksigen. Tabung acetylene, fungsinya sebagai suplai gas acetylene. Welding torch, sebagai pencampur kedua gas dan keluarnya nyala api yang digunakan dalam pengelasan. Kacamata pelindung, untuk melindungi mata dari cahaya yang timbul dari proses pengelasan. Pemantik api, untuk menyalakan api pada ujung torch pertama kali. Sarung tangan, untuk melindungi tangan operator.

2.

Prosedur las oxyacetylene: Proses diawali dengan membuka katup pada kedua tabung gas, dan mengatur aliran keduanya sehingga diperoleh rasio antara oksigen dan acetylene kira-kira 1:1. Pada rasio ini api dikatakan netral, ditandai dengan nyala api berwarna biru kehijauan. Nyala api dihasilkan dengan menggunakan

pemantik api diujung torch. Setelah nyala api yang sesuai telah didapatkan, maka proses pengelasan dapat dilakukan. Pengelasan dilakukan dengan mendekatkan nyala api ke permukaan benda kerja yang akan dilas, dengan waktu tertentu. Jika didekatkan terlalu lama maka pelat dapat berlubang akibat panas yang tinggi. Pada pengelasan digunakan logam pengisi yang juga ikut dilelehkan

menggunakan nyala api yang dihasilkan pada torch. Pada saat proses pengelasan operator wajib mengenakan goggles (kacamata pelindung) untuk melindungi mata.

C. Las Busur Listrik 1. nama dan fungsi komponen elektroda : sebagai tempat logam pengisi, dan gas pelindung yang melindungi proses pengelasan dari udara luar. pemegang elektroda : pemegang elektroda yang juga mengalirkan arus ke elektroda. kabel elektroda : penghantar arus (+) dan (-) dari sumber arus ke elektroda dan benda kerja. switch utama : saklar pengatur nyala atau mati mesin las. pengatur arus : mengatur arus yang akan diberikan yang menentukan kecepatan pengelasannya. benda kerja : benda yang akan disambung. 2. prosedur kerja siapkan benda kerja, lebih baik pada bagian benda kerja yang akan disambungkan di gerinda dan di-champer sebesar 45o agar lebih baik hasilnya.

Simpan dan atur benda kerja sesuai mentuk pemnyambungan yang diinginkan. Gunakan sarung tangan dan pelindung muka. Sambungkan kutub (+) pada meja kerja dan kutub (-) pada elektroda. Cek elektroda apakah pengelasan dapat terjadi dengan menyambungkan elektroda pada meja kerja. Lakukan proses pengelasan dengan mengelas pada bagian ujung terlebih dahulu Selesaikan pengelasan pada bagian tengah

Hasil Percobaan

Las listrik

Las Titik

Las Oksiasitilen

Anda mungkin juga menyukai