Anda di halaman 1dari 3

Minat Mempelajari Bahasa Indonesia

Prinsip-Prinsip Penggunaan Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar Sering kita mendengar orang megatakan, bahwa perpustakaan adalah pusat atau sarana akademis yang paling utama, tetapi sedikit sekali yang diketahui tentang sejauh mana perpustakaan itu secara konkrit bermanfaat dalam kehidupan mahasiwa. Memang tidak mudah untuk menjabarkan secara sederhan manfaat apa saja yang akan diperoleh mahasiswa dalam sebuah perpustakaan. Hal ini terutama disebabkan beragamnya pandangan terhadap perpustakaan itu banyak ditentukan oleh pengalaman seseorang dalam menggunakan fasilitas dan pengalaman serta pengetahuan yang pernah diperolehnya melalui perpustakaan. Walaupun demikian secara umum berikut ini dikemukakan manfaat-manfaat apa saja yang akan diperoleh mahasiswa atau pengunjung dari sebuah perpustakaan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Manfaat perpustakaan bagi mahasiswa atau pengunjung dapat dikelompokkan dalam empat aspek utama, yaitu : Aspek Komunikasi/Informasi Mahasiswa dapat mengambil ide-ide dari berbagai sumber, bidang ilmu yang ditulis oleh para ahli bidangnya masing-masing dari seluruh penjuru dunia. Hal ini dimungkinkan karena di perpustakaan tersedia/tersimpan secara sistematis bahan-bahan tersebut yang setiap saat siap untuk dimanfaatkan. Menimbulkan kepercayaan kepada diri sendiri dalam menyerap informasi yang tersedia dan dapat memberikan pertimbangan/memilih informasi atau ide-ide yang mana saja yang patut dimanfaatkan. Mahasiswa mendapat kesempatan memakai informasi yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti pengetahuan tentang perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi, politik, kondisi kehidupan masyarakat, dan sebagainya. Melalui informasi/ide yang diperolehnya, ... Read More Pengertian Laboratorium (sebagai pusat sumber belajar) Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori, dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah laboratorium/workshop dan fasilitas lain dalam proses belajar-mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium/workshop berlangsung kegiatan kerja laboratorium (laboratory work). Laboratorium/workshop ialah tempat untuk melatih siswa/mahasiswa dalam hal keterampilan melakukan praktek, demonstrasi, percobaan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Perbedaan antara laboratorium dan workshop ialah pada laboratorium selain diadakan latihan keterampilan juga diadakan kegiatan penelitian, sedang pada workshop atau bengkel hanya diadakan latihan keterampilan saja. Laboratorium/workshop yang dimaksud di sini tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah, misalnya dalam bidang sains (science), biologi, kimia, fisika, teknik, dan sebagainya; melainkan juga termasuk tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik berupa percobaan/eksperimen, penelitian/riset, observasi, demontrasi yang terkait dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain laborary work adalah kegiatan (kerja) ilmiah dalam suatu tempat yang dilakukan oleh siswa/mahasiswa atau guru/dosen atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pembuatan model-model yang dilakukan ... Read More Prinsip-Prinsip Desain Pesan Untuk dapat menyediakan kondisi kondisi belajar yang mendukung tercapainya tujuan pegajaran yang dihubungkan dengan aspek atau jenis belajar tertentu seperti lima macam jenis belajar yang disebutkan Gagne, maka bahan pengajaran yang berupa pesan-pesan pembelajaran harus diracang dengan sebaik baiknya dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip prinsip tertentu yang terdapat dalam pengetahuan tentang pross belajar. Prinsip prinsip proses belajar yang dapat diterapkan dalam mendesain pesan sehingga dapat menyediakan kondisi-kondidi belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran yang diinginkan adalah motivasi mengarahkan perhatian, bimbingan untuk menerima dan menyampaikan pesan, mengembangkan

1/3

retensi dan pemindahan belajar, pengerjaan dan feedback, pemilihan media pembelajaran. Dengan menerangkan prinsip prinsip proses belajar dalam mendesain pesan, akan dapat dijawab dua pertanyaan pokok dalam merancang pesan pembelajaran yaitu : Kemampuan mana yang harus dipelajari oleh siswa. Stimulus eksternal mana yang bagi siswa akan dapat mendukung sebanyak-banyaknya terjadinya proses internal yang diperlukan bagi belajar mereka. Setelah dapat diidentifikasikan hasil belajar yang diinginkan, perancang pesan pembelajaran menetapkan kondisi-kondisi belajar yang diwujudkan dalam serangkaian peristiwa pembelajaran. Berikut akan dibahas prinsip-prinsip dalam proses belajar yang penting untuk proses merancang pesan pembelajaran. Motivasi. Ada dua cara untuk meningkatkan motivasi yaitu motivasi insentif (rangsangan), motivasi tugas dan hasil. Motivasi insentif ... Read More Kriteria Pemilihan Media Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Untuk membuat pilihan tepat media pembelajaran, perlu untuk mempertimbangkan faktor-faktor / kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria untuk mempertimbangkan guru atau pendidik dalam pemilihan media pembelajaran, menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) bahwa 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran, 2) dukungan untuk isi materi pendidikan; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakan; 5) waktu yang tersedia untuk menggunakannya, dan 6) sesuai dengan standar pemikiran anak-anak. Sesuai dengan kasus I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan guru / pendidik dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) efektivitas; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya akuisisi; 6) kualitas teknis. Next by Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah: 1) tujuan, 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5 ) efektivitas; 6) kompatibilitas dan 7) gratis. Sehubungan dengan pemilihan media, Arsyad Azhar (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yang: 1) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, 2) bekerja untuk mendukung subyek; 3) praktis, fleksibel, dan tahan; 4) ... Read More Pemanfaatan ICT dalam kegiatan pembelajaran Salah satu bidang teknologi informasi yang cukup spektakuler adalah internet. Bila di awal kehadirannya hanya ada di kalangan tertentu, maka kini internet sudah semakin umum, dan metode mengaksesnyapun sudah semakin beragam. Cukup banyak website di internet yang bisa menjadi bahan materi ajar. Salah satu kelebihannya adalah kita bisa langsung mendapatkan materi tersebut dan cukup up to date. Ada banyak bahan kajian dari peneliti tingkat dunia yang mempublikasikan hasilnya disana. Ada juga website yang berisi materi ajar ataupun soal dari berbagai pelajaran dan tingkatan. Depdiknas juga telah ikut berpartisipasi dalam dunia internet tersebut. Salah satu wujud nyatanya adalah dengan peluncuran website www.bse.depdiknas.go.id , bse tersebut merupakan singkatan dari buku sekolah elektronik, dimana dalam situs tersebut terdapat berbagai buku pelajaran dalam bentuk digital mulai tingkatan SD, SMP,SMA, dan SMK. Jumlah buku yang bisa didownload disana cukup banyak dan semoga akan terus bertambah sehingga semakin lengkap. Memang untuk hal yang disebut diatas, terdapat beberapa kendala. Misalnya untuk mendownload bahan dari internet dibutuhkan waktu yang lama bila koneksi internet yang dimiliki masih lambat. Berbeda dengan negara maju dimana koneksi internet cepat sudah menjadi hal yang murah dan lumrah, memang kita harus mengakui bahwa koneksi internet cepat masih menjadi barang yang mahal di negeri kita. Namun dengan ... Read More Alasan adanya evaluasi terhadap kurikulum Dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemahDasar teori yang melatarbelakangi kurikulum lemah akan mempengaruhi evaluasi kurikulum tersebut. Ketidakcukupan teori dalam mendukung penjelasan terhadap hasil intervensi suatu kurikulum yang dievaluasi akan membuat penelitian (evaluasi kurikulum) tidak baik. Teori akan membantu memahami kompleksitas lingkungan pendidikan yang akan dievaluasi. Contohnya Colliver

2/3

mengkritisi bahwa Problem Based Learning (PBL) tidak cukup hanya menggunakan teori kontekstual learning untuk menjelaskan efektivitas PBL. Kritisi ini ditanggapi oleh Albanese dengan mengemukakan teori lain yang mendukung PBL yaitu, information-processing theory, complex learning, self determination theory. Schdmit membantah bahwa sebenarnya bukan teorinya yang lemah akan tetapi kesalahan terletak kepada peneliti tersebut dalam memahami dan menerapkan teori tersebut dalam penelitian. Intervensi pendidikan yang dilakukan tidak memungkinkan dilakukan Blinded dalam penelitian pendidikan khususnya penelitian evaluasi kurikulum, ditemukan kesulitan dalam menerapkan metode blinded dalam melakukan intervensi pendidikan. Dengan tidak adanya blinded maka subjek penelitian mengetahui bahwa mereka mendapat intervensi atau perlakuan sehingga mereka akan melakukan dengan serius atau sungguh-sungguh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan bias dalam penelitian evaluasi kurikulum. Kesulitan dalam melakukan randomisasiKesulitan melakukan penelitian evaluasi kurikulum dengan metode randomisasi dapat disebabkan karena subjek penelitian yang akan diteliti sedikit atau kemungkinan hanya institusi itu sendiri yang melakukannya. Apabila intervensi yang digunakan hanya pada institusi ... Read More Penerapan Pendekatan Savi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Faroidh Kelas VIII Di MTs. Nurul Amanah Madura Nur Hannah, Moch. Syaichudin Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Abstrak : Gaya belajar seorang siswa dikaitkan dengan persepsi dan indranya. Cara melihat, mendengarkan, memperhatikan, menyimak, melakukan dan meniru gerakan tubuh selama belajar berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi. Indra siswa yang terlatih dengan baik akan mempercepat daya tangkap dan mengaktifkan memori jangka panjang. Pendekatan SAVI adalah salah satu pendekatan yang mengintegrasikan unsur somatis, auditori, visual dan intelektual dalam pembelajaran. Pendekatan SAVI ini dapat diterapkan dalam pembelajaran faroidh. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap penerapan pendekatan SAVI pada mata pelajaran faroidh. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui proses penerapan pendekatan SAVI dalam kegiatan pembelajaran dan mengetahuhi seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pendekatan SAVI tersebut. Penelitian yang dilakukan di kelas VIII MTs. Nurul Amanah Madura semester genap tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 33 siswa ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yang menggunakan desain One-Group Pretest-Posttest. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan pengadaan tes yang dianalisis dengan menggunakan prosentase dan t-test. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan data observasi, diketahui bahwa prosentase proses penerapan pendekatan SAVI memperoleh hasil 93,06%. Jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan kriteria maka tergolong sangat baik. Sedangkan untuk uji hasil tes ... Read More

3/3

Anda mungkin juga menyukai