Anda di halaman 1dari 7

DEFERENSIAL PARSIAL

BAGIAN I


Diferensial parsial
Volume V suatu silinder berjari-jari r dengan ketinggian h
dinyatakan oleh

h r V
2
t =
Yakni V bergantung kepada dua besaran, yaitu r dan h.
Jika r kita jaga tetap dan ketinggian h kita tambah, maka
volume V akan bertambah. Dalam hal ini kita dapat mencari
koefisien diferensial V terhadap h-tetapi hanya jika r dijaga
konstan.
Yaitu
r
dh
dV
(

konstan dan dituliskan sebagai


h
V
o
o

perhatikan symbol delta yang baru. Kita telah mengetahui arti
x
y
o
o
dan
dx
dy
sekarang kita menjumpai yang baru,
h
V
o
o
. Bentuk
h
V
o
o

ini disebut koefisien diferensial parsial V terhadap h dan dalam kaitannya dengan
contoh di atas tersirat pengertian bahwa harga r dijaga.




h V 2 t = . Untuk memperoleh
h
V
o
o
, kita diferensialkan persamaan yang diberikan
terhadap h dengan menganggap semua symbol, selain V dan h, konstan.

2 2
1 . r r
h
V
t t
o
o
= =
Tentu saja kita dapat juga meninjau persoalan dengan h dijaga tetap perubahan r
akan menyebabkan juga perubahan V. di sini kita menjumpai
r
V
o
o
yang berarti bahwa
sekarang kita mendiferensiasikan h r V
2
t = terhadap r dengan menganggap semua
symbol, selain V dan r, konstan.
rh rh
r
V
t t
o
o
2 2 = =









konstan
h
V
r
Dalam pernyataan h r V
2
t = , V dinyatakan sebagai fungsi dari dua variable, r dan
h, karena itu kita mempunyai dua koefisien diferensial parsial yaitu satu
terhadap.dan satu yang lain terhadap..



Contoh lain
Tinjaulah luas permukaan selimut silinder.
rh A t 2 =
A adalah fungsi r terhadap h, sehingga kita dapat mencari
h
A
r
A
o
o
o
o
=
Untuk memperoleh
r
A
o
o
, kita diferensialka fungsi A terhadap r
dengan menganggap semua symbol yang lain konstan.
Untuk memperoleh
h
A
o
o
kita diferensialkan fungsi A terhadap h
dengan menganggap semua symbol yang lain konstan
Jadi jika rh A t 2 = , maka
r
A
o
o
=dan
h
A
o
o
=.

rh A t 2 = Dan


Tentu saja kita tidak harus terbatas hanya pada besaran silinder. Hal yang sama
berlaku untuk sembarang fungsi degan dua variable bebas. Misalnya, sebagai contoh,
tinjaulah
2 2
y x z =
Disini z merupakan fungsi dari x dan y, karena itu kita dapat mencari
x
z
o
o
dan
y
z
o
o

(i) Untuk mencari
x
z
o
o
, kita diferensiasikan z terhadap x, dengan menjaga y
konstan.
3 3
2 2 xy xy
x
z
= =
o
o

(ii) Untuk mencari
x
z
o
o
, kita diferensiasikan z terhadap y, dengan menjaga z
konstan
2 2 2 2
3 3 y x y x
y
z
= =
o
o

Diferensiasi parsial tidaklah sukar! Kita menganggap setiap variable bebas
sementara sebagai besaran..; kecuali satu yang akan kita gunakan untuk
mendiferensiasi.







Satu terhadap r; satu terhadap h
h
r
A
t
o
o
2 =

r
hr
A
t
o
2 =

h
r
A
t
o
o
2 =

h
A
r
konstan
Marilah kita melihat beberapa contoh lagi :
Contoh 1.
2 2
y xy x u + + =
(i) Untuk memperoleh
x
u
o
o
, kita anggap y konstan
Diferensiasi parsial x
2
terhadap x = 2x
Diferensiasi parsial xy terhadap x = y (y adalah factor konstan)
Diferensiasi parsial y
2
terhadap x = 0 (y
2
adalah suku konstan)
y x
x
u
+ =
c
c
2

(ii) Untuk memperoleh
y
u
c
c
, kita anggap x konstan
Diferensiasi parsial x
2
terhadap y = 0 (x
2
adalah suku konstan)
Diferensiasi parsial xy terhadap y =x (x adalah factor konstan)
Diferensiasi parsial y
2
terhadap y=2y
y x
y
u
2 + =
c
c

Contoh 2.
2 2 2 2
2 2
2 3 3
2 3 2 3 0
4 3 4 0 3
2
x y x y
y
z
xy x xy x
x
z
y x y x z
= + =
c
c
= + =
c
c
+ =

Contoh 3.
( )( ) y x y x z 3 2 + =
Bentuk ini merupakan bentuk perkalian; aturan perkalian yang bias dapat
diterapkan di sini dengan mengingat bahwa dalam mencari y
x
z
,
c
c
dijaga konstan, dan
dalam mencari x
y
z
,
c
c
dijaga konstan.

( )( ) ( )( )
( )( ) ( )( )
y x y x y x
y x y x
y
z
y x y x y x
y x y x
x
z
6 5 3 3 6
1 0 3 3 0 2
5 4 6 2 2
0 2 3 0 1 2
= =
+ + + =
c
c
+ = + + =
+ + + =
c
c

Yang stu berikut untuk anda
Jika ( )( ) y x y x z 5 3 2 4 + = , tentukanlah
x
z
c
c
dan
y
z
c
c

Hasilnya :





Karena ( )( ) y x y x z 5 3 2 4 + = yakni bentuk perkalian.

( )( ) ( )( )
( )( ) ( )( )
y x y x y x
y x y x
y
z
y x y x y x
y x y x
x
z
20 14 10 6 10 20
2 0 5 3 5 0 2 4
14 24 20 12 6 12
0 4 5 3 0 3 2 4
= =
+ + + =
c
c
+ = + + =
+ + + =
c
c


Contoh 4
Jika
y x
y x
z
+

=
2
, tentukanlah
x
z
c
c
dan
y
z
c
c

Dengan menggunakan aturan pembagian, kita peroleh
2 2
) (
3
) (
) 0 1 )( 2 ( ) 0 2 )( (
y x
y
y x
y x y x
x
z
+
=
+
+ +
=
c
c

Dan
2 2
) (
3
) (
) 1 0 )( 2 ( ) 1 0 )( (
y x
x
y x
y x y x
y
z
+

=
+
+ +
=
c
c

Contoh 5.
Jika ) 2 3 sin( y x z + = , tentukanlah
x
z
c
c
dan
y
z
c
c

Jelas bahwa di sini kita berhadapan dengan fungsi dari fungsi, karena itu
terapkan cara yang biasa dengan mengingat bahwa untuk mencari
(i)
x
z
c
c
, kita perlakukan y sebagai besaran konstan, dan
(ii)
y
z
c
c
, kira perlakukan x sebagai besaran konstan.
y x
x
z
14 24 + =
c
c

y x
y
z
20 14 =
c
c

Inilah penyelesaiannya :
) 2 3 cos( 2 2 ). 2 3 cos(
) 2 3 ( ). 2 3 cos(
) 2 3 cos( 3 3 ). 2 3 cos(
) 2 3 ( ). 2 3 cos(
y x y x
y x
x
y x
y
z
y x y x
y x
x
y x
x
z
+ = + =
+
c
c
+ =
c
c
+ = + =
+
c
c
+ =
c
c

Demikian hasilnya. Jadi kita lihat bhwa dalam mencari diferensiasi parsial kita
boleh menggunakan semua aturan diferensiasi biasa, dengan tambahan bagwa semua
variable, selain daripada yang sedang kita tinjau, sementara dianggap.

Pertambahan kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program; sekali lagi kita
tuliskan
h r V
2
t = . Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari
r
V
c
c
dengan h konstan, dan
h
V
c
c
dengan r konstan.
2
; 2 r
h
V
rh
r
V
t t =
c
c
=
c
c

Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama.
Jika r diubah menjadi r r c + , dan h menjadi h h c + , maka V akan berubah
menjadi V V c + . Volume yang baru ini diberikan oleh
( ) ( )
( )( )
( ) h r h r r h r r h r rh h r
h h r r r r
h h r r V V
c + c + c c + c + c + c + + =
c + c + c + + =
c + c + = c +
2 2 2 2
2 2
2
2 . 2
. 2
t
t
t

Kurangi kedua ruas dengan h r V
2
t = , maka diperoleh
( )
( )
2
2 2 2
. 2
. 2 . . 2
r h r rh
h r h r r h r r h r rh V
c + c =
c c + c c + c + c + c = c
t
t

Karena r c dan h c kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang
lebih tinggi.
( )
h
h
V
r
r
V
V
r h r rh V
c
c
c
+ c
c
c
= c
c + c == c
2
. 2 t

Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal
ini.
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm, h = 10 cm. tentukanlah harga
pendekatan pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 0,2 cm dan h berkurang
dengan 0,1 cm.
Kita ketahui, h r V
2
t =

2
2
r
h
V
rh
r
V
t
t
=
c
c
=
c
c

Dalam hal ini, r = 5 cm, h = 10 cm, sehingga
t t t
t t
25 5
100 10 . 5 2
2 2
= = =
c
c
= =
c
c
r
h
V
r
V

2 , 0 = cr dan 1 , 0 = ch (minus karena h berkurang)
3
96 , 54
5 , 17 5 , 2 20
. .
cm V
h
h
V
r
r
V
V
= c
= =
c
c
c
+ c
c
c
= c
t t t
Yakni volumenya bertambah dengan 54,96 sentimeter kubik. Nah, demikianlah!


Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja, tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas.
Contoh. Misalkan z adalah fungsi x dan y, yakni z=f(x,y); jika x dan y bertambah
sedikit dengan x c dan y c , maka pertambahan z c akan relative kecil juga.
Jika kita jabarkan z c dalam deret pangkat x c dan y c yang berpangkat lebih tinggi,
dengan A dan B adalah fungsi x dan y.
Jika y dijaga tetap, maka y c = 0, sehingga
+ c = c x A z suku-suku y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c yang berpangkat lebih tinggi
, A
x
z
=
c
c
dan jika 0 cx , hubungan ini menjadi
x
z
A
c
c
=
Serupa dengan itu, jika x konstan, dengan membuat 0 cy , kita peroleh
y
z
B
c
c
=
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c + besaran-besaran kecil berpangkat tinggi yang dapat
diabaikan
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c
Jadi jika ) , ( y x f z =
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang.
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas, yaitu :
Jika ) , , ( w y x f z =
Maka w
w
z
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
+ c
c
c
= c
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas, tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan.
Karena itu kita tuliskan sekali lagi:
) , ( y x f z = maka y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c
Contoh 1. jika
R
V
I = , dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm, tentukanlah
perubahan I jika V bertambah sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 0,5 ohm.
R
R
V
V
R
I
I
R
V
R
I
dan
R
I
V
I
R
R
I
V
V
I
I R V f I
c c = c
=
c
c
=
c
c
c
c
c
+ c
c
c
= c =
2
2
) , (

Sehingga untuk R = 50, V = 250, 5 , 0 , 1 = c = c R dan V
( )
03 , 0 05 , 0 02 , 0
20
1
50
1
) 5 , 0 (
2500
250
1
50
1
= =
=
= cI

Yakni I turun sebesar 0,03 ampere
Inilah sebuah contoh lain
Contoh 2. jika ,
4
3
d
ws
y = tentukanlah persentasi pertambahan y, jika w bertambah 2
persen, s berkurang 3 persen, dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable, w, s,
dan d, sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
d
d
y
s
s
y
w
w
y
y c
c
c
+ c
c
c
+ c
c
c
= c
Kita dapatkan bahwa
5
3
4
2
4
3
4
;
3
;
d
ws
d
y
d
ws
s
y
d
s
w
y
=
c
c
=
c
c
=
c
c

d
d
ws
s
d
ws
w
d
s
y c

+ c + c = c
5
3
4
2
4
3
4 3

Nah, sekarang berapakah harga d s w c c c , , ?
Benarkah bila kita katakana ?
100
1
;
100
3
;
100
2
= c

= c = c d s w

Anda mungkin juga menyukai