BAGIAN I
Diferensial parsial
Volume V suatu silinder berjari-jari r dengan ketinggian h
dinyatakan oleh
h r V
2
t =
Yakni V bergantung kepada dua besaran, yaitu r dan h.
Jika r kita jaga tetap dan ketinggian h kita tambah, maka
volume V akan bertambah. Dalam hal ini kita dapat mencari
koefisien diferensial V terhadap h-tetapi hanya jika r dijaga
konstan.
Yaitu
r
dh
dV
(
Contoh 4
Jika
y x
y x
z
+
=
2
, tentukanlah
x
z
c
c
dan
y
z
c
c
Dengan menggunakan aturan pembagian, kita peroleh
2 2
) (
3
) (
) 0 1 )( 2 ( ) 0 2 )( (
y x
y
y x
y x y x
x
z
+
=
+
+ +
=
c
c
Dan
2 2
) (
3
) (
) 1 0 )( 2 ( ) 1 0 )( (
y x
x
y x
y x y x
y
z
+
=
+
+ +
=
c
c
Contoh 5.
Jika ) 2 3 sin( y x z + = , tentukanlah
x
z
c
c
dan
y
z
c
c
Jelas bahwa di sini kita berhadapan dengan fungsi dari fungsi, karena itu
terapkan cara yang biasa dengan mengingat bahwa untuk mencari
(i)
x
z
c
c
, kita perlakukan y sebagai besaran konstan, dan
(ii)
y
z
c
c
, kira perlakukan x sebagai besaran konstan.
y x
x
z
14 24 + =
c
c
y x
y
z
20 14 =
c
c
Inilah penyelesaiannya :
) 2 3 cos( 2 2 ). 2 3 cos(
) 2 3 ( ). 2 3 cos(
) 2 3 cos( 3 3 ). 2 3 cos(
) 2 3 ( ). 2 3 cos(
y x y x
y x
x
y x
y
z
y x y x
y x
x
y x
x
z
+ = + =
+
c
c
+ =
c
c
+ = + =
+
c
c
+ =
c
c
Demikian hasilnya. Jadi kita lihat bhwa dalam mencari diferensiasi parsial kita
boleh menggunakan semua aturan diferensiasi biasa, dengan tambahan bagwa semua
variable, selain daripada yang sedang kita tinjau, sementara dianggap.
Pertambahan kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program; sekali lagi kita
tuliskan
h r V
2
t = . Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari
r
V
c
c
dengan h konstan, dan
h
V
c
c
dengan r konstan.
2
; 2 r
h
V
rh
r
V
t t =
c
c
=
c
c
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama.
Jika r diubah menjadi r r c + , dan h menjadi h h c + , maka V akan berubah
menjadi V V c + . Volume yang baru ini diberikan oleh
( ) ( )
( )( )
( ) h r h r r h r r h r rh h r
h h r r r r
h h r r V V
c + c + c c + c + c + c + + =
c + c + c + + =
c + c + = c +
2 2 2 2
2 2
2
2 . 2
. 2
t
t
t
Kurangi kedua ruas dengan h r V
2
t = , maka diperoleh
( )
( )
2
2 2 2
. 2
. 2 . . 2
r h r rh
h r h r r h r r h r rh V
c + c =
c c + c c + c + c + c = c
t
t
Karena r c dan h c kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang
lebih tinggi.
( )
h
h
V
r
r
V
V
r h r rh V
c
c
c
+ c
c
c
= c
c + c == c
2
. 2 t
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal
ini.
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm, h = 10 cm. tentukanlah harga
pendekatan pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 0,2 cm dan h berkurang
dengan 0,1 cm.
Kita ketahui, h r V
2
t =
2
2
r
h
V
rh
r
V
t
t
=
c
c
=
c
c
Dalam hal ini, r = 5 cm, h = 10 cm, sehingga
t t t
t t
25 5
100 10 . 5 2
2 2
= = =
c
c
= =
c
c
r
h
V
r
V
2 , 0 = cr dan 1 , 0 = ch (minus karena h berkurang)
3
96 , 54
5 , 17 5 , 2 20
. .
cm V
h
h
V
r
r
V
V
= c
= =
c
c
c
+ c
c
c
= c
t t t
Yakni volumenya bertambah dengan 54,96 sentimeter kubik. Nah, demikianlah!
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja, tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas.
Contoh. Misalkan z adalah fungsi x dan y, yakni z=f(x,y); jika x dan y bertambah
sedikit dengan x c dan y c , maka pertambahan z c akan relative kecil juga.
Jika kita jabarkan z c dalam deret pangkat x c dan y c yang berpangkat lebih tinggi,
dengan A dan B adalah fungsi x dan y.
Jika y dijaga tetap, maka y c = 0, sehingga
+ c = c x A z suku-suku y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c yang berpangkat lebih tinggi
, A
x
z
=
c
c
dan jika 0 cx , hubungan ini menjadi
x
z
A
c
c
=
Serupa dengan itu, jika x konstan, dengan membuat 0 cy , kita peroleh
y
z
B
c
c
=
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c + besaran-besaran kecil berpangkat tinggi yang dapat
diabaikan
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c
Jadi jika ) , ( y x f z =
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang.
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas, yaitu :
Jika ) , , ( w y x f z =
Maka w
w
z
y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
+ c
c
c
= c
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas, tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan.
Karena itu kita tuliskan sekali lagi:
) , ( y x f z = maka y
y
z
x
x
z
z c
c
c
+ c
c
c
= c
Contoh 1. jika
R
V
I = , dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm, tentukanlah
perubahan I jika V bertambah sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 0,5 ohm.
R
R
V
V
R
I
I
R
V
R
I
dan
R
I
V
I
R
R
I
V
V
I
I R V f I
c c = c
=
c
c
=
c
c
c
c
c
+ c
c
c
= c =
2
2
) , (
Sehingga untuk R = 50, V = 250, 5 , 0 , 1 = c = c R dan V
( )
03 , 0 05 , 0 02 , 0
20
1
50
1
) 5 , 0 (
2500
250
1
50
1
= =
=
= cI
Yakni I turun sebesar 0,03 ampere
Inilah sebuah contoh lain
Contoh 2. jika ,
4
3
d
ws
y = tentukanlah persentasi pertambahan y, jika w bertambah 2
persen, s berkurang 3 persen, dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable, w, s,
dan d, sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
d
d
y
s
s
y
w
w
y
y c
c
c
+ c
c
c
+ c
c
c
= c
Kita dapatkan bahwa
5
3
4
2
4
3
4
;
3
;
d
ws
d
y
d
ws
s
y
d
s
w
y
=
c
c
=
c
c
=
c
c
d
d
ws
s
d
ws
w
d
s
y c
+ c + c = c
5
3
4
2
4
3
4 3
Nah, sekarang berapakah harga d s w c c c , , ?
Benarkah bila kita katakana ?
100
1
;
100
3
;
100
2
= c
= c = c d s w