1.1 Tujuan
1. Menjelaskan apa yang melatarbelakangi investasi yang dilakukan oleh pemerintah 2. Menjelaskan pengertian investasi pemerintah INVESTASI PEMERINTAH Page 1
3. 4. 5. 6.
Mengetahui Jenis dan manfaat investasi pemerintah Menjelaskan mekanisme investasi pemerintah Menjelaskan bagaimana pemerintah mengelola investasinya Mendeskripsikan hal-hal apa saja yang dilakukan pemerintah dalam memanajemenkan investasi yang dilakukannya
INVESTASI PEMERINTAH
Page 2
BAB I PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Investasi Pemerintah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 41 telah mengamanatkan Pemerintah untuk melakukan investasi jangka panjang dengan tujuan memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya. Amanat Undang- undang tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah. Namun, sesuai dengan perkembangan keadaan, dirasakan perlu dilakukan revisi PP tersebut untuk memberikan peluang kerjasama yang lebih luas dalam berinvestasi dengan menambah bentuk investasi pemerintah. Selanjutnya, sebagai hasil revisi tersebut telah terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah pada tanggal 4 Pebruari 2008. Sebagai aturan pelaksanaan telah diterbitkan beberapa Peraturan Menteri Keuangan (PMK), antara lain: 1. PMK Nomor 179/PMK/2008 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan,
dan pengelolaan Dana dalam Rekening Induk Dana Investasi 2. PMK Nomor 180/PMK/2008 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan
Investasi Pemerintah 3. PMK Nomor 181/PMK/2008 tentang Pelaksanaan Investasi Pemerintah 4. PMK Nomor 182/PMK/2008 tentang Pelaporan atas Pelaksanaan Investasi 5. PMK Nomor 183/PMK/2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi
Untuk
meningkatkan
efektifitas pengelolaan
investasi pemerintah
dan
pemerintah,
dalam
mendukung
pelaksanaan
Page 3
investasi
pemerintah.
Seminar
dilakukan
dengan
dengan harapan dapat menambah, memperluas, dan memberikan pembelajaran terkait dengan Kerugian Negara, yang intinya adalah untuk tidak melakukan
perbuatan yang dapat menimbulkan Kerugian Negara, baik dari pengalaman masa lalu maupun dalam rangka implementasi paket perundang-undangan dibidang Keuangan Negara. Kegiatan sosialisasi PP 1/2008 bertujuan untuk :
1. Agar PP 1/2008 ini dapat menjadi payung hukum atau guideline yang jelas bagi unit- unit pelaksana investasi pemerintah sehingga
pengelolaan investasi dapat dilaksanakan secara terarah, terkoordinasi, dan terpadu dalam rangka menciptakan tata kelola investasi pemerintah yang
efisien, transparan, dan akuntabel. 2. Agar investasi yang dilakukan pemerintah dapat menjadi stimulus sehingga
pertumbuhan investasi yang ditargetkan oleh pemerintah dapat tercapai. 3. Agar pendapatan investasi pemerintah yang dilakukan oleh Badan
Investasi Pemerintah dapat menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang cukup besar.
Pengelolaan investasi Pemerintah harus dilaksanakan dengan mengacu pada asasasas berikut : 1. Asas fungsional
Pengambilan
keputusan
dan
pemecahan
masalah
di
bidang
investasi
dilaksanakan sesuai dengan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang dimiliki. 2. Asas kepastian hukum
Investasi
pemerintah
harus
dilaksanakan
berdasarkan
hukum
dan
3. Asas efisiensi
Investasi pemerintah diarahkan agar sesuai dengan batasan standar kebutuhan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal. 4. Asas akuntabilitas
Setiap kegiatan investasi pemerintah harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 5. Asas kepastian nilai
Investasi pemerintah
harus
didukung oleh
Berdasarkan PP Nomor 1 tahun dapat dilakukan dalam 2 (dua) bentuk : 1. Investasi surat berharga
2008
pasal
3,
Investasi
Pemerintah
Investasi Surat Berharga dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) cara, yaitu investasi dengan cara pembelian saham dan/atau investasi dengan cara pembelian surat utang. Pelaksanaan Investasi Pemerintah dalam bentuk surat berharga dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan berupa manfaat ekonomi, yaitu memperoleh
2. Investasi Langsung
Investasi Langsung dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara, yaitu penyertaan modal
INVESTASI PEMERINTAH Page 5
dan/atau pemberian pinjaman. Investasi langsung berupa pemberian pinjaman dilaksanakan pada bidang infrastruktur atau bidang lain sesuai persetujuan Menteri Keuangan. Pelaksanaan Investasi Pemerintah dalam bentuk Investasi Langsung dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya, yang berupa : (a) Keuntungan berupa dividen, bunga, capital gain, dan pertumbuhan nilai perusahaan dalam jumlah tertentu dan jangka waktu tertentu. (b) Peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. (c) Peningkatan pemasukan pajak bagi negara sebagai akibat langsung dari investasi bersangkutan. (d) Peningkatan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah dan waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi bersangkutan.
pertama, melalui kerjasama antara Badan Investasi Pemerintah dengan suatu badan usaha dan atau Badan Layanan Umum (BLU) dengan pola kerjasama pemerintah dan swasta (Public Private Partnership); kedua, melalui kerjasama investasi antara Badan Investasi Pemerintah dengan suatu Badan Usaha, BLU, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, BLUD, dan atau badan hukum asing dengan menggunakan pola selain public private partnership.
INVESTASI PEMERINTAH
Page 6
Keterangan Bagan :
1.
PIP menyampaikan RKI kepada DJPBN cq Dit. SMI sebagai bahan penyusunan
DIPA 2. Dit. SMI membuat RKA kepada DJA untuk diterbitkan SAP SK dan
selanjutnya ke Dirjen Perbendaharaan untuk dilakukan pengesahan DIPA 3. PIP mengajukan permohonan pencairan kegiatan investasi melalui Dit. SMI
selaku KPA. 4. Dit. SMI menerbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN Jakarta II (Keputusan Dirjen Perbendaharaan No.KEP-239/PB/2009) 5. KPPN Jakarta II selanjutnya menerbitkan SP2D Investasi Pemerintah dan melaksanakan pembayaran ke PIP (RIDI) Langkah 1 s.d. 5 dilaksanakan apabila PIP komitmennya sudah disetujui KIPP
INVESTASI PEMERINTAH Page 7
6.
menyerahkan
proposal
7. PIP selanjutnya melakukan analisa kelayakan dan risiko investasi sesuai amanat PP 1/2008 dan PMK 181/2008 8. (a). Apabila diterima, proposal investasi dapat diteruskan oleh PIP ke rapat KIPP untuk diperoleh rekomendasi keputusan final diterima/ditolaknya proposal investasi (b).Apabila ditolak, proposal investasi dikembalikan kepada
BUMN/BUMD/BLU/ BLUD/Swasta/Asing 9. Dalam rapat KIPP, dibahas proposal investasi yang diajukan, selanjutnya dikeluarkan rekomendasi diterima/ditolak. 10. (a). Apabila diterima, proposal investasi dapat direkomendasikan untuk diteruskan ke proses berikutnya. (b).Apabila ditolak, maka proposal investasi dikembalikan kepada
BUMN/BUMD/ BLU/Pemda/BLUD/Swasta/Asing 11. Berdasarkan rekomendasi KIPP tersebut, maka PIP melakukan kerjasama investasi dengan BUMN/BUMD/BLU/BLUD/Swasta/Asing. 12. Setelah semua transaksi dan kegiatan investasi dilaksanakan, PIP
Dalam rangka mengurangi risiko pelaksanaan Investasi Pemerintah, disamping menargetkan tingkat pendapatan yang diharapkan, hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah timbulnya potensi kerugian yang akan berpengaruh, baik terhadap pendapatan maupun modal Pusat Investasi Pemerintah. Oleh karena itu, penerapan manajemen risiko sebagai munculnya variabel risiko Investasi langkah-langkah antisipasi dan mitigasi Pemerintah sangat penting untuk
INVESTASI PEMERINTAH
Page 8
1. 2.
Pengelolaan Investasi Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrasruktur. 3. Peraturan Pemerintah. 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.01/2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengolahan Risiko atas Infrastruktur 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.05/2008 Tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan dan Pengelolaan Dana dalam Rekening Induk Investasi. 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.05/2008 Tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Investasi Pemerintah. 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.05/2008 Tentang Penyediaan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi
Pelaporan atas Pelaksanaan Investasi. 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor Persyaratan dan Tata Cara Divestasi. 183/PMK.05/2008 Tentang
INVESTASI PEMERINTAH
Page 9
Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung,yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.
1.7 Konsep dasar investasi pemerintah Surat Berharga adalah saham dan/atau surat utang. Investasi Langsung adalah penyertaan modal dan/atau pemberian pinjaman oleh badan investasi pemerintah untuk membiayai kegiatan usaha. Penyertaan Modal adalah bentuk Investasi Pemerintah pada Bada Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasukpendirian Perseroan
Terbatas dan/atau pengambilalihan Perseroan Terbatas. Pemberian Pinjaman adalah bentuk Investasi Pemerintah pada BadanUsaha, Badan Layanan Umum(BLU),PemerintahProvinsi/Kabupaten/Kota, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan hak memperoleh pengembalian
berupa pokok pinjaman, bunga, dan/atau biaya lainnya. Menteri Teknis/Pimpinan Lembaga adalah pimpinan kementerian/lembag yang ruanglingkup tugasdan tanggung jawabnya meliputibidang infrastrukturdan bidang lainnya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. Badan Usaha adalah Badan Usaha swasta berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Koperasi. Badan Investasi Pemerintah adalah unit pelaksana investasi sebagai satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab Pemerintah atau badan pelaksanaan Investasi hukumyang lingkup
kegiatannya dibidang pelaksanaan Investasi Pemerintah, berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Komite Investasi Pemerintah adalah pihak yang memberikan kajian,
Page 10
INVESTASI PEMERINTAH
penetapan kriteria, dan evaluasi atas pelaksanaan investasi oleh Badan Investasi Pemerintah. Dewan Pengawas adalah organ Badan Investasi Pemerintah yang bertugas
melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan pelaksanaan investasi. Penasihat Investasi adalah tenaga profesional dan independe yang
member nasihat mengenai Investasi Pemerintah kepada Badan Investasi Pemerintah. Rekening Induk Dana Investasi adalah rekening pada setiap Badan
Investasi Pemerintah berbentuk satuan kerja yang Keuangan sebagai tempat penyimpanan, Investasi Pemerintah.
penyaluran,
Divestasi adalah penjualan surat berharga dan/atau kepemilikan baik sebagian atau keseluruhan kepada pihak lain.
pemerintah
1.8 Maksud dan Tujuan Investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi, social, dan/atau manfaat lainnya Investasi pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum Yang dimaksud dengan manfaat ekonomi, social, dan/atau manfaat lainnya adalah:
Pengelolaan investasi Pemerintah harus dilaksanakan dengan mengacu pada asas-asas berikut: 1. Asas fungsional
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang investasi dilaksanakan sesuai dengan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang dimiliki. 2. Asas kepastian hukum
Investasi pemerintah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 3.Asas efisiensi Investasi pemerintah diarahkan agar sesuai dengan batasan standar kebutuhan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal. 4. Asas akuntabilitas
Setiap kegiatan investasi pemerintah harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 5. Asas kepastian nilai
Investasi pemerintah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai investasi dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana dan divestasi.
INVESTASI PEMERINTAH
Page 12
a.
Negara b. Keuntungan investasi terdahulu c. Dana/barang amanat pihak lain yang dikelola Badan Investasi
Pemerintah d. Sumber-sumber lainnya yang sah Sumber dana Investasi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditempatkan pada Rekening Induk Dana Investasi yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.Sumber dana Investasi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf b, huruf c, dan huruf d, ditempatkan pada Badan Investasi Pemerintah dan dikelola secara tersendiri oleh Badan Investasi Pemerintah
INVESTASI PEMERINTAH Page 13
Pada prinsipnya sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) huruf h Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi. Atas dasar prinsip tersebut, maka kewenangan pengelolaan Investasi Pemerintah dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Dalam pelaksanaan pengelolaan Investasi Pemerintah diperlukan juga Badan Investasi
Pemerintah yang menjalankan kewenangan sebagai operator. Untuk pengawasan internal dalam Badan Investasi Pemerintah yang berbentuk satuan kerja, Menteri Keuangan dapat membentuk Dewan Pengawas apabila diperlukan sesuai dengan kebutuhan rentang pengendalian internal dalam pelaksanaan Investasi Pemerintah. Kelembagaan yang terkait dengan penanganan pengelolaan Investasi Pemerintah ini mempunyai pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi regulasi, supervisi, dan operasional. Kewenangan pengelolaan Investasi Pemerintah meliputi kewenangan regulasi, supervisi, dan operasional.
1. Kewenangan regulasi
Pemerintah;
INVESTASI PEMERINTAH
Page 14
Pemerintah; dan
c. menetapkan tata cara pembayaran kewajiban yang timbul dari proyek penyediaan Investasi Pemerintah dalam hal terdapat penggantian atas hak kekayaan intelektual, pembayaran subsidi, dan kegagalan pemenuhan Perjanjian Investasi. Untuk menyelenggarakan kewenangan supervisi Menteri Keuangan membentuk Komite
2. Kewenangan Supervisi
Investasi Pemerintah;
b.
c.
mengevaluasi secara berkesinambungan mengenai pembiayaan dan keuntungan atas pelaksanaan Investasi Pemerintah dalam jangka waktu tertentu; dan
d. melakukan koordinasi dengan instansi terkait khususnya sehubungan dengan Investasi Langsung dalam penyediaan infrastruktur dan bidang lainnya, termasuk apabila terjadi kegagalan pemenuhan kerjasama. 3. Kewenangan Operasional
INVESTASI PEMERINTAH Page 15
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan operasional Menteri Keuangan selaku pengelola Investasi Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab: a. mengelola Rekening Induk Dana Investasi;
b. meneliti dan menyetujui atau menolak usulan permintaan dana Investasi Pemerintah dari Badan Usaha, BLU, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, BLUD, dan/atau badan hukum asing; c. mengusulkan rencana kebutuhan dana Investasi Pemerintah yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; d. menempatkan dana atau barang dalam rangka Investasi Pemerintah;
e.
penempatan dana Investasi Pemerintah; f. melakukan pengendalian atas pengelolaan risiko terhadap pelaksanaan Investasi
Pemerintah;
h. mewakili dan melaksanakan kewajiban serta menerima hak pemerintah yang diatur dalam Perjanjian Investasi; i. menyusun dan menandatangani Perjanjian Investasi;
k. melakukan tindakan untuk dan atas nama pemerintah apabila terjadi sengketa atau perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Investasi; 1. melaksanakan Investasi Pemerintah dan Divestasinya; dan
INVESTASI PEMERINTAH
Page 16
Untuk menyelenggarakan kewenangan operasional Menteri Keuangan membentuk Badan Investasi Pemerintah yang dapat berupa satu atau lebih satuan kerja atau badan hukum. Kewenangan operasional dilaksanakan oleh suatu Badan Investasi Pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum (BLU), yaitu Pusat Investasi Pemerintah. Dalam rangka melaksanakan kewenangan operasional, diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah.
b. pelaksanaan investasi;
1. Perencanaan Investasi
Perencanaan investasi merupakan proses awal yang harus dilakukan oleh Pusat Investasi Pemerintah dengan menganut prinsip kehati-hatian sehingga tujuan investasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan Investasi Pemerintah memerlukan suatu koordinasi kelembagaan pada pengelolaan Investasi Pemerintah, termasuk dalam perencanaan kebutuhan dan sumber dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Investasi Pemerintah. Hal ini telah diatur secara teknis dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Investasi Pemerintah.
INVESTASI PEMERINTAH Page 17
2. Pelaksanaan Investasi
Pelaksanaan Investasi Pemerintah dilakukan oleh Pusat Investasi Pemerintah berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan c.q Komite Investasi Pemerintah Pusat. Pada pelaksanaan investasi surat berharga, inisiatif pelaksanaan investasi dapat berasal dari Pusat Investasi Pemerintah. Sedangkan pada investasi langsung, dilakukan dengan prinsip menitikberatkan pada sumber dana komersial/swasta serta meminimalkan sumber dana pemerintah. Hal ini sesuai dengan konsekuensi logis bahwa peran pemerintah sebenarnya sebatas memberikan dukungan sebagai fasilitator dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Proses pelaksanaan Investasi Pemerintah telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.05/2008 tentang Pelaksanaan Investasi Pemerintah.
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Investasi Pemerintah, Pusat Investasi Pemerintah selaku operator investasi harus menyelenggarakan akuntansi atas pelaksanaan Investasi Pemerintah. Akuntansi atas pelaksanaan Investasi Pemerintah mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan (untuk Badan Investasi Pemerintah berbentuk Badan Hukum) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (untuk Badan Investasi Pemerintah berbentuk Satuan Kerja). Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Investasi Pemerintah, Pusat Investasi Pemerintah wajib menyusun laporan keuangan dan kinerja yang disampaikan kepada Menteri Keuangan. Proses penatausahaan dan
pertanggungjawaban tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2008 tentang Pelaporan atas Pelaksanaan Kegiatan Investasi.
INVESTASI PEMERINTAH
Page 18
Sebagai pelaksanaan mekanisme check and balance atas pengelolaan Investasi Pemerintah, perlu pelaksanaan fungsi pengawasan dan evaluasi. Fungsi ini diharapkan dapat membantu menciptakan pelaksanaan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance) pada pengelolaan Investasi Pemerintah. Hal ini untuk mencegah agar jangan sampai terjadi penyimpangan sehingga dengan pengawasan tersebut, diharapkan agar pelaksanaan investasi sesuai dengan ketentuan
perundangundangan. Proses supervisi investasi dilaksanakan oleh Komite Investasi Pemerintah Pusat sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2008.
5. Divestasi
Dalam pengelolaan Investasi Pemerintah, peran Pusat Investasi Pemerintah sebagai pelaku investasi mempunyai maksud untuk memfasilitasi terciptanya pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional. Pada prinsipnya, investasi yang telah dilaksanakan secara baik akan berakhir melalui divestasi yang juga baik. Proses divestasi yang dilakukan atas investasi surat berharga dapat memperoleh manfaat ekonomi, sedangkan divestasi atas investasi langsung dimaksudkan dapat diinvestasikan kembali dalam rangka meningkatkan fasilitas infrastruktur dan bidang lainnya guna memacu roda perekonomian masyarakat. Hal ini telah diatur secara tegas dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.05/2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi terhadap Investasi Pemerintah.
1.12 Manajemen Risiko Investasi Pemerintah Dalam rangka mengurangi risiko pelaksanaan Investasi Pemerintah, disamping menargetkan tingkat pendapatan yang diharapkan, hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah timbulnya potensi kerugian yang akan berpengaruh, baik terhadap pendapatan maupun modal Pusat Investasi Pemerintah. Oleh karena itu, penerapan manajemen risiko sebagai langkah-langkah antisipasi
INVESTASI PEMERINTAH Page 19
dan mitigasi munculnya variable risiko Investasi Pemerintah sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan maupun pelaksanaan investasi.
Pencairan dana untuk pembelian Surat Berharga dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Induk Dana Investasi untuk untung rekening pihak lain yang berhak sesuai peraturan perundang-undangan.
Pencairan dana untuk Investasi Langsung melalui penyertaan modal, dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Induk Dana Investasi untuk untung rekening Badan Usaha Langsung yang berbadan hukum. Sedangkan
melalui
Investasi untuk
untung BLUD,
Provinsi/Kabupaten/Kota,
Pengembalian pokok
dari
investasi dan
dari
divestasi
INVESTASI PEMERINTAH
Page 20
INVESTASI PEMERINTAH
Page 21
1.14 Peran Strategis Pusat Investasi Pemerintah dalam Pengelolaan Saldo Anggaran Lebih
Sisa anggaran lebih (SAL) dari APBN tiga tahun terakhir telah mencapai puluhan triliun rupiah. seperti yang disebutkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 2010 Tentang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 jumlahnya telah mencapai Rp 66.523.922.425.799. dalam UU APBN 2009 disebutkan bahwa sisa anggaran lebih itu digunakan untuk menalangi dana realisasi penerimaan negara tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran negara pada saat tertentu. Saldo ini tidak termasuk termasuk saldo anggaran lebih yang merupakan saldo kas di Badan Layanan umum (BLU), yang penggunaannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan sesuai ketentuan yang berlaku dan dilaporkan dalam pertanggungiawaban pelaksanaan APBN.
206/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan Saldo Anggaran Lebih. SAL diutamakan untuk digunakan dalam rangka membiayai defisit APBN tahun anggaran berjalan dan SAL tersebut dilaksanakan sesuai Undang-Undang mengenai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. SAL digunakan untuk menalangi pembayaran di awal tahun atau pada keadaan tertentu. Maksudnya, apabila belum ada penerimaan yang masuk ke Kas Negara. Selain itu, pemerintah dapat Pemerintah dapat
menerbitkan Surat Berharga Negara untuk membiayai kebutuhan pengelolaan kas bagi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Neqara (APBN), apabila dana tunai pengelolaan kas tidak cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan awal tahun anggaran berikutnya.
SAL tahun Anggara 2009 berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp43.347.021.844.114 merupakan saldo awal SAL Tahun Anggaran 2009 setelah penyesuaian. Pada TA 2009 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) setelah penyesuaian sebesar Rp23.176.900.581.685, sehingga saldo akhir SAL per
INVESTASI PEMERINTAH Page 22
31 Desember 2009 menjadi sebesar Rp66.523.922.425.800. Ketika SAL tahun anggaran sebelumnya digunakan untuk menutup defisit Tahun Anggaran 2010. Harus membahasnya bersama DPR. Penggunaan SAL yang ada di Badan Layanan Umum tidak harus memperoleh persetujuan dari DPR.
Penggunaan SAL sebaiknya memperhatikan jumlah utang Indonesia yang telah mencapai Rp 1.627 triliun per akhir Juli 2010, jumlah tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara sebesar Rp 1.044 triliun dan pinjaman sebesar Rp 583 triliun. Utang tersebut merupakan beban tersendiri bagi masyarakat. Penerbitan obligasi di dalam negeri yang tidak terkendali akan menimbulkan crowding out effect. Artinya, seringnya pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) telah mendesak investasi swasta dengan menghambat kredit bank.
Besarny SAL adlam jumlah yang banyak menandakan penyerapan anggaran. Potensi pertumbuhan
kurang efektifnya
pemerintah kurang memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal itu ditambah lagi terlebih tren belanja pemerintah yang menumpuk di akhir tahun.
Meskipun target pertumbuhan bisa tercapai, tapi pajak yang ditarik pemerintah dalam jumlahnya sangat besar besar. Pajak ini diharapkan akan digunakan pemerintah untuk membiayai kebutuhannya sehingga multiplier effect-nya mampu menggerakkan roda perekonomian kemudian menyerap sebanyak-banyaknya tenaga kerja untuk
menanggulangi pengangguran.
Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara, lahir peran baru yang diemban oleh Pemerintah yaitu melaksanakan investasi. Penyebabnya adalah kegagalan pasar dalam
menyediakan barang- barang publik. Ketersediaan barang-barang publik (Public Goods) inilah sebagai salah satu syarat terciptanya kesejahteraan umum. Peran pemerintah dalam menyediakan public goods tersebut salah satunya dengan
Page 23
INVESTASI PEMERINTAH
investasi. Ketentuan dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengamanatkan pemerintah untuk melaksanakan investasi jangka panjang dengan tujuan untuk memberikan manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan manfaat lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain seperti Singapura (Temasek) dan Malaysia (Khazanah). Dalam melaksanakan Undang-
Undang tersebut, terbitlah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah. PP tersebut memisahkan fungsi regulator dan fungsi operator dalam investasi pemerintah. Fungsi regulator dipegang oleh Direktorat Pengelolaan Dana Investasi Ditjen Perbendaharaan. PIP sendiri memegang fungsi operator. Pemisahan fungsi ini adalah untuk menciptakan check and balances.
Pusat Investasi Pemerintah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan yang pembinaan teknis dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dan pembinaan administratif dilakukan oleh Sekretaris Jenderal. Pusat Investasi Pemerintah merupakan instansi pemerintah pada Departemen
Keuangan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Pembentukan Pusat Investasi Pemerintah tersebut dilaksanakan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah. Organisasi PIP dalam PMK tersebut dinyatakan dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU).
PIP menjalankan pola Pengelolaan Keuangan Ber bentuk Badan Layanan Umum merupakan hal yang baru. Tujuan dibentuknya BLU PIP adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan fleksibilitas pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat sebagaimana dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
INVESTASI PEMERINTAH
Page 24
Dalam
Rancangan
Bisnis
Anggaran
Tahun
2011,
PIP
berusaha
mengembangkan instrumen portofolio investasinya Dana kelolaan akan dialokasikan pada investasi pinjaman, penyertaan modal, dan surat berharga. Dana ini berasal dari Rekening Rekening Induk Dana Investasi yang pengelolaannya Peraturan Menteri Keuangan Penyediaan, Investasi. sesuai dengan
Pencairan, Dan Pengelolaan Dana Dalam Rekening Induk Dana Kepala Pusat Investasi Pemerintah membuka. Rekening Induk Dana
Investasi pada bank umum setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Sumber dana pada Rekening Induk Dana Investasi berasal dari APBN.
Di akhir tahun anggaran, sisa dana yang ada itulah yang akan menjadi salah satu komponen Saldo Anggaran Lebih (SAL). Meski demikian penggunaannya tidak harus melalui ijin DPR.
Proyeksi Portofolio Investasi PIP pada Tahun Anggaran 2010 terdiri dari dalam bentuk investasi pinjaman antara lain adalah 9,5 % Equity (surat berharga), 6,0 % pinjaman, dan 84,7 % berbentuk penugasan khusus. Investasi dalam bentuk equity itu antara lain terdiri dari saham dan surat utang. Sedangkan pemberian pinjaman dan penugasan khusus tersebut adalah bentuk investasi langsung. Kedua jenis investasi ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PIP telah menghasilkan surplus yang meningkat dari Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp190,18 miliar menjadi Rp447,37 miliar. Dan Kas yang ada di rekening Induk Dana Investasi per 31 Desember 2009 sebesar Rp3.990.129.771.975 rupiah. Kas tersebut masuk ke dalam Saldo Anggaran Lebih TA 2009 dalam akun Kas Pada BLU.
Sebagai contoh investasi yang dilakukan PIP dalam bentuk investasi langsung adalah ?
INVESTASI PEMERINTAH
Page 25
1.
perjanjian pinjaman modal kerja atas pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan Molibagu-Mamalia-Taludaa di Provinsi Sulawesi Utara dengan PT. Nindya Karya (persero pada tanggal 20 Januari 2011 dengan nilai pinjaman Rp15 milyar dari keseluruhan nilai proyek sebesar Rp42 Milyar. 2. Investasi Pada Infrastruktur Pengairan
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) telah melakukan penandatanganan perjanjian pinjaman modal kerjasama atas pekerjaan rehabililasi Bendungan Gintung dan Irigasi Satang Anai dengan PT Nindya Karya (Persero) senilai 29 milyar rupiah dalam jangka waktu selama 18 bulan
Meski jumlah imbal hasil investasi tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan penerimaan pajak atau PNBP lainnya, Pusat Investasi Pemerintah memberikan nilai tambah dalam hal lain sesuai dengan tujuan awal dibentuknya PIP. PIP diharapkan menjadai katalisator bagi penyediaan barang publik. Salah satu bentuk barang publik adalah infrastruktur.
SaldoAnggaran lebih (SAL) memiliki tren yang menaik. Kedudukan SAL sangat penting dalam memutar roda Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. SAL ibarat uang jaga-jaga dan dapat digunakan berdasarkan prioritas. Peraturan perundangundangan mengatur bahwa SAL diproiritaskan untuk menutup defisit APBN. Terjaganya APBN terhadap jumlah dan proporsi defisit meningkatkan keterjaminan fiscal sustainability dalam menggerakkan roda perekonomian.
Meski
demikian,
SAL
yang
terus
menaik-berdasarkan-proporsi
tadi,
mengindikasikan bahwa APBN kurang sehat. Penyebabnya antara lain kurangnya penyerapan anggaran. Memang dalam Performance Budgeting System sangat berbeda dengan anggaran berbasis penyerapan. Perlu diperhatikan bahwa
Diharapkan dari belanja pemerintah tersebut sektor produksi bergerak. Jika masih ada sisa terlalu banyak (SAL) di akhir tahun anggaran, opportunity cost-nya tinggi. Penarikan pajak oleh pemerintah sedikit banyak mengurangi jatah sektor produksi melakukan ekspansi usahanya.
Meski SAL jumlahnya banyak, tidak semuanya digunakan untuk mengurangi defisit anggaran. Bahkan proyeksi penyerapan utang, baik dalam negeri maupun luar negeri tetap dipertahankan. SAL seharunya bisa menutup beban utang itu agar tidak
Pendirian PIP sebagai wakil pemerintah dalam mengelola investasi merupakan langkah strategis untuk menyediakan barang publik sekaligus memanfaatkan kas negara yang idle. Sampai saat ini kinerja keuangan PIP termasuk mengesankan. SAL pada PIP terus bertambah ini semata-mata untuk investasi dalam rangka menjadi katalisator pembangunan.
SAL sebaiknya benar-benar digunakan untuk menutup defisit sehingga penyerapan penerimaan pembiayaan dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Negara Syariah (Sukuk), serta penarikan pinjaman dari luar negeri dapat ditekan. Hal itu selain mengurangi beban negara, juga untuk mencegah crowding out effect. Investasi langsung oleh PIP sebaiknya terus ditingkatkan, terutama untuk
pembangunan infrastruktur dengan mekanisme public-privat partnership (PPP) untuk mempercepat pembangunan. Mengingat SAL digunakan sebagai dana talangan pada awal tahun anggara, maka sebaiknya ditetapkan berapa jumlah SAL yang harus tersisa di rekening SAL pada BI, Rekening BUN pada BI, Rekening KPPN, dan Rekening pada Penempatan Bank Umum secara proporsional dibandingkan jumlah rencana pendapatan pada tahun anggaran yang akan datang.
INVESTASI PEMERINTAH
Page 27
Pusat Investasi pemerintah (PIP) merupakan badan layanan umum (BLU) yang bertugas di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Badan ini akan mendirikan sebuah perusahaan dengan bendera PT. Indonesia Green Investment yang rencananya akan didirikan sebelum tahun 2011. Nantinya, perusahaan tersebut akan melakukan pengelolaan dana lingkungan hidup, dimana tak tanggung-tanggung perusahaan ini membutuhkan dana sekitar 4 triliun rupiah.Manfaat Pusat Investasi Pemerintah Sariton Siregar, Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menjelaskan bahwa dana yang diperoleh untuk pembentukan anak usaha tersebut berasal dari kasnya Kemenkeu. Perusahaan tersebut dimaksudkan untuk tujuan penurunan emisi karbon yang dari tahun ke tahunnya sudah semakin mengkhawatirkan. Angka yang dipatokpun tak tanggung-tanggung, penurunan karbon ditarget akan diturunkan dari 40 menjadi 26 sesuai dengan ekspektasi sang presiden SBY. Sebetulnya, diawal tahun ini saja pemerintah sudah mengucurkan dana US$ 1 miliar yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dana untuk green investment. Selain itu, kabarnya juga pemerintahan Brazil pun akan menyumbang dana yang juga sangat besar untuk mendukung kampanye lingkungan hijau lewat Amazon fund. Sebagaimana diketahui Amazon fund di launching pemerintah Brazil tahun lalu untuk mengkampanyekan pembangunan secara sustainabel dan membiayai berbagai proyek penelitian tentang hijau yang sebagian besar dananya berasal dari negaranegara Eropa. Tak akan ada asap jika tak ada api. Pepatah itu rupanya relevan dengan didirikannya Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang ditujukan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Tercatat, badan yang berada di bawah Kemenkeu ini telah menargetkan pembiayaan untuk sekitar 13 proyek swasta dengan nilai fantastis, 2, 247 triliun pada tahun 2010. Ke-13 proyek yang siap untuk dievaluasi itu diantaraya rumah sakit umum, pengolahan air, dan bendungan. Investasi yang sudah terealisasi sekitar Rp. 1,6 triliun yang digunakan untuk
INVESTASI PEMERINTAH Page 28
membiayai pembebasan dan pembangunan jalan tol senilai Rp 1,444 triliun, pembangunan senilai Rp. 194, 6 miliar, dan membangun LPG di Tanjung Sekong senilai Rp 50 miliar. Beberapa penilaian kelayakan juga tengah dilakukan diantaranya climate change programe senilai Rp 1 tiliun, serta pemberian bantuan lunak kepada PT. PLN senilai Rp 7,5 triliun. Beberapa kendala bukan tak merintangi berbagai rencana dan aplikasi program-program Pusat Investasi ini. Diantaranya masalah hukum, kerugian dari pembiayaan yang dilakukan, serta ada beberapa infrastruktur yang belum dibangun secar maksimal sesuai dengan target.Padahal sebagaimana PP No 1 Tahun 2008 yang memayungi berdirinya PIP ini dikatakan bahwa badan ini dibentuk untuk melakukan berbagai modal investasi dalam beragam sektor. Dri sektor riil sampai surat berharga, asalkan jangan sampai rugi. Tentu menjadi masalah ketika amanat PP ini tidak dijalanakan sebagaimana mestinya, termasuk didalamnya yang dilakukan PIP merugi.
1.16.1 Investasi Pemerintah Berpengaruh Signifikan Investasi pemerintah dinilai memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi triwulan I yang hanya mampu tumbuh 6,5 persen dipandang belum maksimal lantaran minimnya investasi pemerintah.
Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Prijambodo mengungkapkan, pada triwulan I tahun ini, investasi pemerintah hanya sebesar tiga persen dan terbilang rendah jika dilihat dari target investasi pemerintah tahun ini yang dipatok pada level enam persen.
Meskipun penyerapannya lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2010) yang tercatat -7,6 persen, investasi pemerintah perlu digenjot pada tiga triwulan berikutnya di tahun ini.
mencapai 7,3 persen. Padahal, triwulan I-2010 investasi secara keseluruhan mencapai delapan persen," kata Bambang di Jakarta, Senin (9/5/2011).
Besarnya pengaruh belanja modal atau investasi pemerintah terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional dibuktikan pada realisasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang mencapai 6,1 persen. Menurutnya, angka tersebut seharusnya lebih besar. Alasannya, tahun lalu ada sekira Rp18 triliun belanja modal yang tidak terserap.
"Kalau anggaran sebesar itu terserap, maka pertumbuhan kita bisa 6,3 persen. Ada potensi penambahan 0,2 persen dari belanja modal sebesar itu," tegas Bambang.
Bambang
memaparkan,
permintaan
dalam
negeri
perlu
diperkuat
dengan
mengupayakan daya beli masyarakat tetap terjaga. Hal ini mengacu pada pengaruh ekonomi dunia yang mulai membaik dan perlahan menggerus kinerja ekspor.
Indikasi tersebut sudah terlihat dengan realisasi ekspor triwulan I tahun ini yang hanya tumbuh 12 persen dan lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 20 persen.
Menurutnya, daya beli masyarakat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi 2010, 56,7 persen ditopang dari kontribusi belanja atau konsumsi masyarakat. Kalau sampai ini tertekan karena tidak stabilnya harga, maka pengaruhnya besar sekali," tutupnya. (Wisnoe Moerti/Koran SI/ade)
INVESTASI PEMERINTAH
Page 30
BAB II KESIMPULAN
Investasi Pemerintah adalah menempatkan sejumlah dana atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung,yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.
Investasi pemerintah terbagi atas investasi pada surat berharga (penyertaan modal dan/atau pemberian pinjaman) dan investasi langsung (investasi dengan cara pembelian saham dan/atau investasi dengan cara pembelian surat utang).
Dalam rangka mengurangi risiko pelaksanaan Investasi Pemerintah, disamping menargetkan tingkat pendapatan yang diharapkan, hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah timbulnya potensi kerugian yang akan berpengaruh, baik terhadap pendapatan maupun modal Pusat Investasi Pemerintah. Oleh karena itu, penerapan manajemen risiko sebagai langkah-langkah antisipasi dan mitigasi munculnya variable risiko Investasi Pemerintah sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan maupun pelaksanaan investasi.
INVESTASI PEMERINTAH
Page 31
DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com/doc/43439109/INVESTASI-PEMERINTAH
http://economy.okezone.com/read/2011/05/09/20/455071/investasi-pemerintah-berpengaruhsignifikan http://www.dikti.go.id/tatalaksana/hukum/index.php?option=com_content&view=article&id=17:i nvestasi-pemerintah&catid=2:peraturan-pemerintah&Itemid=3 http://www.anneahira.com/pusat-investasi-pemerintah.htm http://mahasiswapsytrap.blogspot.com/2012/03/revie-kuliah-pengelolaan-investasi.html
INVESTASI PEMERINTAH
Page 32