Anda di halaman 1dari 8

Perbandingan Sistem Diskon di Mal Karebosi Link dan Sistem Tawar Menawar di Pasar Sentral

Alisan Angela E13111274


JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan inayahNya jualah sehingga laporan hasil pengamatan yang berjudul Perbandingan Jumlah Konsumen Antara Pasar Sentral dan Karebosi Link dapat terealisasikan dengan baik, sekalipun disadari perlunya revisi di masa yang akan datang. Pengamatan yang saya lakukan di kedua tempat tersebut, yakni Pasar Sentral dan Karebosi Link, tidak lain untuk membuktikan secara langsung implementasi dari sistem ekonomi Indonesia yang ada di tempat tersebut, sekaligus juga untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia. Laporan pengamatan kami ini, tidak akan terealisasi dengan baik, jikalau tidak ada bantuan dari berbagai pihak yang turut serta dalam proses penyusunan laporan ini. Maka dari itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik itu bantuan moril maupun materil yang tidak dapat saya sebut satu per satu. Laporan pengamatan yang saya susun ini, disadari masih jauh dari titik kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik membangun dari para pembaca. Sekian dan terima kasih..

Makassar, 26 April 2012

PENYUSUN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Melihat dari kenyataan yang ada, dapat dipastikan ada persaingan yang nyata antara kubu pasar tradisional dan kubu pasar modern, sama halnya dengan persaingan mempertahankan identitas nasional kita atau ikut melakukan adaptasi dengan budaya lain dari negara lain, yang jelas-jelas memiliki ideologi yang berbeda dengan kita.

Tidak terkecuali di Makassar, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, kehadiran pasar tradisional kian tergeser posisinya dengan pembangunan sana-sini pasar modern, atas nama menuju kota dunia. Meskipun demikian, masih ditemukan beberapa pasar tradisional yang tetap eksis baik di daerah pinggiran maupun yang terletak di jantung kota. Pasar Sentral misalnya, yang telah mampu bertahan sejak lama dengan fokus transaksi berupa hasil produksi sandang, namun seiring dengan perkembangan zaman, kini disekelilingnya telah banyak tumbuh berbagai jenis pasar modern, misalnya Karebosi Link.

Hal ini bisa dikaitkan dengan penerapan sistem ekonomi Indonesia, yang katanya menerapkan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai dasar pergerakan sistem ekonomi yang ada di Indonesia dewasa ini. Kenapa hal ini terkait? Karena sekarang ini, khususnya di Makassar sudah menjamur pasar-pasar modern yang nantinya akan menggerus keeksistensian pasar tradisional khususnya di Makassar. Dengan demikian, implementasi dari sistem ekonomi pancasila perlu dipertanyakan, ini dikarenakan makin banyaknya barang-barang impor yang diperjualbelikan, entah itu di pasar tradisional dan pasar modern. Padahal sebagai negara yang menerapkan sistem ekonomi Pancasila,

seyogyanya barang-barang dari luar negeri harus diproteksi, agar tidak mendominasi sistem perekonomian dalam negeri.

B. Rumusan Masalah Bagaimana efektifitas pengunjung di Pasar Sentral sebelum dan setelah kebakaran Bagaimana efektifitas pengunjung di Karebosi Link Bagaimana perbandingan sistem diskon (modern) dan sistem tawar menawar (tradisional)

C. Tujuan Pengamatan Mengetahui efektifitas pengunjung di Pasar Sentral sebelum dan setelah kebakaran Mengetahui efektifitas pengunjung di Karebosi Link Mengetahui perbandingan sistem diskon (modern) dan sistem tawar menawar (tradisional)

D. Waktu dan Tempat Pengamatan Waktu: Selasa, 24 April 2012, pukul 12.00 WITA Tempat: Pasar Sentral dan Mal Karebosi Link Makassar

BAB II PEMBAHASAN
Bagaimana efektifitas pengunjung di Pasar Sentral sebelum dan setelah kebakaran

Pasar Sentral, pada awalnya terkenal di berbagai kalangan sebagai pusat grosir sandang terbesar di Makassar, ditambah lagi dengan letaknya yang hampir persis di jantung kota, sehingga aksesnya tidak akan menyulitkan bagi yang mencarinya.

Pada rumusan masalah I, kami mencoba membandingkan efektifitas pengunjung di Pasar Sentral sebelum dan setelah kebakaran, dan ternyata ditemukan perbedaan yang cukup signifikan (berdasarkan hasil wawancara singkat kami dengan distributor setempat). Ditemukan bahwa setelah mengalami kebakaran ditambah dengan lambatnya pembangunan kembali, jumlah pengunjung di Pasar Sentral makin menurun. Fakta ini sendiri telah pedagang sadari, tata letak mereka yang menjadi semrawut serta menjamurnya pasar-pasar modern disekitar mereka, menjadi alasan ketidakkagetan mereka terhadap penurunan pengunjung ke Pasar Sentral.

Untuk merinci, maka kemungkinan ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah konsumen di Pasar Sentral, yaitu: (1) pasca kebakaran, para pengungsi, selain menderita kerugian yang besar juga harus sesegera mungkin mencari lapak baru yang bersifat temporer yang berfungsi sebagai tempat mereka berdagang. Nah, kondisi lapak yang kurang memadai dan tidak teraturnya susunan pedagang mengakibatkan konsumen menjadi bingung harus kemana untuk (misalnya) membeli produk batik, yang dulunya posisinya teratur di gedung dan malah terpencar di tempat penampungan sementara, akibatnya banyak konsumen yang beralih ke tempat lain; (2) pasca kebakaran, gedung bekas tempat terbakar kini sudah mulai dibangun kembali, paling cepatnya menyita waktu sampai hampir tiga tahunan, apalagi yang membangun kembali gedung tersebut ternyata pihak swasta. Nah, kelambanan ini menyebabkan kondisi bagian dalam Pasar Sentral menjadi semakin memprihatinkan, sehingga kebanyakan konsumen sudah tidak ingin lagi menjelajahi Pasar Sentral; (3) makin lama, penemuan pasar-pasar modern yang berlokasi tidak jauh dari Pasar Sentral makin mudah ditemukan, perbandingan infrastruktur yang jelas tertinggal jauh ini mengakibatkan beberapa konsumen dari kalangan
5

menengah ke atas dengan pemenuhan kebutuhan pribadi, segera beranjak dari Pasar Sentral ke pasar-pasar modern tersebut (termasuk, Karebosi Link)

Meskipun demikian, para pedagang yakin seiring dengan perbaikan gedung (tempat mereka menjual), konsumen mereka akan kembali, hal ini dikarenakan sistem Pasar Sentral sendiri yang layaknya seperti pasar tradisional lainnya yang membolehkan adanya kegiatan tawar-menawar dan istilah banting harga untuk pembeli grosiran.

Bagaimana efektifitas pengunjung di Karebosi Link

Sepanjang dari pengamatan yang kami lakukan, arus pengunjung yang ada di Karebosi Link terbilang ramai. Kami mengambil beberapa faktor yang mungkin menyebabkan keramaian Karebosi Link. Pertama, setiap orang yan akan berkunjung atau berbelanja di Karebosi Link pasti akan merasa nyaman. Karena apa? Suhu atau atmosfir di sana sangat sejuk. Bayangkan saja, dari luar dengan suasana dan suhu yang sangat panas, dan ketika masuk ke Karebosi Link, terasa sangat nyaman.

Kemudian yang kedua, di Karebosi Link sarana dan prasarananya terbilang sangat lengakap. Mulai dari pakaian, entah itu pakaian biasa atau pakaian yang dipakai untuk acaraacara formal, baik pakaian bayi, remaja atau pun pakaian dewasa, semuanya terbilang lengkap di Karebosi Link.

Ketiga, jalur akses menuju Karebosi Link sangat dekat atau bahkan bisa dikatakan dekat sekali dengan jalur akses menuju MTC, sehingga para pengunjung yang awalnya ingin berbelanja di MTC, menyempatkan diri terlebih dahulu berkunjung ke Karebosi Link, dengan alasan bahwa kemungkinan barang atau pakaian yang ingin dibeli tersedia atau ada diperjualbelikan di Karebosi Link dan juga dengan taksiran harga yang murah, jika dia berbelanja di MTC.

Keempat, barang-barang yang diperjualbelikan di Karebosi Link terbilang lumayan berkualitas dan sangat bagus-bagus, jadi pengunjung merasa puas untukn berbelanja di tempat tersebut, dan juga didukung dengan adanya prasarana, seperti bank-bank, jadi jika pengunjung
6

dapat dengan mudah mengatasi permasalahan, misalnya uangnya tidak cukup, dapat lansung ke bank untuk menarik uang.

(tradisional)

Bagaimana perbandingan sistem diskon (modern) dan sistem tawar menawar

Secara umum, harga barang di Pasar Sentral jelas lebih murah daripada Mal Karebosi Link. Tapi kita juga harus melihat dari fasilitas yang ada. Dengan rela berpanas panas dan berbecek ria di Pasar Sentral, kita bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah dibanding Mal Karebosi Link. Tetapi untuk menangkal perbandingan harga yang dimiliki Pasar Sentral, Mal Karebosi Link hadir dengan program diskon yang katanya besar besaran. Ya, memang harus kita akui siapa yang tidak tergiur dengan tulisan serba besar dan mencolok di pintu masuk toko yang bertuliskan diskon 50%, diskon 50% + 20%, dan lain sebagainya. Dan praktisnya orang akan jauh lebih memilih berbelanja di Mal Karebosi Link dibanding Pasar Sentral. Namun tak tik menurunkan harga yang dibuat oleh Mal Karebosi Link tidak semurni proses menurunkan harga yang dimiliki Pasar Sentral. Biasanya barang yang dilabeli diskon oleh suatu toko adalah barang yang sudah tidak bagus lagi, misalnya baju yang sudah old-fashioned, sudah kusam warnanya, dll. Ada juga fenomena barang tersebut sudah dinaikkan terlebih dahulu harganya, lalu diberikan diskon. Hal ini tentu saja tidak akan kita dapatkan di Pasar Sentral. Dengan keterbatasan modal yang dimiliki penjualnya, para penjual di Pasar Sentral otomatis akan membeli barang jualan yang tidak terlalu banyak sehingga bisa langsung habis dalam satu atau dua kali penjualan. Hal ini juga amat berkaitan dengan modis tidaknya barang yang diperjualbelikan. Selain dari faktor modal itu juga, fajtor pajak toko juga mempengaruhi kehadiran diskon dan tawar menawar di lokasi masing masing. Pajak toko yang lebih tinggi di Mal Karebosi Link membuat para penjual tidak dapat memberikan potongan harga yang besar tetapi dalam beberapa kasus, hal tersebut cukup sebanding dengan fasilitas toko tersebut. Lain halnya dengan Pasar Sentral yang mungkin secara fasilitas tidak memadai, tetapi dapat kita rasakan sistem perekonomian khas bangsa kita yaitu, tawar menawar.

BAB III PENUTUP


Dari pengamatan yang kami lakukan di dua tempat yang berbeda, yakni Pasar Sentral dan Karebosi Link, yang memiliki pengunjung atau konsumen yang paling banyak atau ramai adalah Karebosi Link. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Pertama, Pasar Sentral yang kita kenal dulu sangat ramai, terlebih lagi jika musim lebaran tiba, tempat tersebut tidak ada bedanya dengan sarang semut yang dipenuhi oleh kerumunan manusia. Akan tetapi, dewasa ini sangatlah jauh berbeda. Karena apa? Beberapa waktu lalu, Pasar Sentral mengalami kebakaran yang terbilang cukup parah, karena bisa dikatakan bahwa yang terkena kebakaran tersebut berada pada bagian dalam atau pusat Pasar Sentral itu sendiri. Jadi otomatis, beberapa penjual mesti mengungsi ke tempat lain. Permasalahannya adalah langganan dari para penjual yang terkena kebakaran tadi. Mereka agaknya kecewa dengan kebakaran tersebut dan memilih untuk berbelanja di tempat yang lain, dan sebagai pasar juga yang jaraknya tidak begitu jauh dari Pasar Sentral, yaitu Karebosi Link menjadi pilihan yang terbaik. Di samping itu, Pasar Sentral sangatlah panas, jadi kemungkinan orang akan merasa sesak nafas jika terlalu berlama-lama di tempat tersebut. Kebanyakan dari pengunjung tersebut larinya ke Karebosi Link. Hal ini dikarenakan di tempat tersebut, kenyamanan pengunjung sangatlah terjamin. Sekalipun dibanjiri oleh ratusan pengunjung, tempat tersebut masih sejuk dan dingin. Dengan kata lain di Karebosi Link, kenyamanan pengunjung sangat terjamin. Selain itu juga, pengunjung Karebosi Link dapat disuguhkan dengan berbagai sarana dan prasarana yang lengkap.

Anda mungkin juga menyukai