Anda di halaman 1dari 18

Soal UTS Kesehatan Reproduksi Lanjut Usia Seorang klien berusia 45 tahun, dating pada seorang Master Kesehatan

Reproduksi sebagai calon lansia, ia ingin mendapatkan penjelasan tentang perubahan anatomi/ fisiologik akibat proses menua dan akibat patologik serta solusinya bila menghadapi hal tersebut.

KONSEP LANJUT USIA (LANSIA ATAU USILA) Lanjut Usia

Usia lanjut adalah golongan penduduk atau populasi berumur 60 tahun atau lebih (Bustan, 2000).

Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun dan berlanjut hingga akhir kehidupan (Stolte, 2003).

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan

Hereditas, nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stress.

Batasan-batasan lanjut usia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2. Lanjut usia (elderly age) antara 60 sampai 74 tahun. 3. Lanjut usia tua (old age) antara 75 tahun sampai 90 tahun. 4. Usia sangat tua, di atas 90 tahun.

Tipe-tipe lanjut usia Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

Tipe mandiri

Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.

Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayanginya, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.

Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2000).

Perubahan pada proses menua Perubahan fisik

Sistem kekebalan atau imunologi, dimana tubuh kita menjadi rentan terhadap penyakit dan alergi.

Basal Metabolic Rate (BMR) pada lansia turun sebesar 20% pada usia 90 tahun dibandingkan usia 30 tahun.

Konsumsi energik turun secara nyata dibarengi menurunnya jumlah energi yang dikeluarkan tubuh.

Air tubuh turun secara signifikan karena bertambah banyaknya sel-sel mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif.

Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal, kemampuan mencerna makanan serta menyerapnya menjadi lamban dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingga sering konstipasi.

Sistem metabolik, yang menyebabkan gangguan metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Akibat timbunan lemak.

Sistem saraf menurun: rabun dekat, kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang, pendengaran berkurang, reaksi (refleks) menjadi lambat, fungsi mental menurun, ingatan visual berkurang.

Sistem pernapasan ditandai dengan menurunnya elastisitas paru yang mempersulit pernapasan (sesak), tingkat istirahat jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.

Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai keropos (Hutapea, 2005).

Perubahan mental-emosional/jiwa

Daya ingat menurun, terutama peristiwa yang baru saja terjadi. Sering pelupa/pikun. Emosi mudah berubah, sering marah-marah, mudah tersinggung (Bustan, 2000).

Perubahan psikososial

Pensiun. Merasa sadar akan kematian. Perubahan dalam cara hidup. Ekonomi, akibat pemberhentian dari jabatan. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

Gangguan saraf panca indera. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan. Kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family (Nugroho, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lanjut usia


Berkurangnya kemampuan mencerna makanan (akibat keruskan gigi atau ompong). Berkurangnya cita rasa (rasa dan buah). Berkurangnya koordinasi otot-otot saraf. Keadaan fisik yang kurang baik. Faktor ekonomi dan sosial. Faktor penyerapan makanan (daya absorpsi) (Nugroho, 2000).

Masalah gizi yang sering timbul pada lansia Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lanjut usia banyak terdapat di negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebihan, apalagi pada lanjut usia penggunaan kalori berkurang karena kurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan tersebut sukar untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.

Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat

diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi pada organ-organ tubuh vital. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayur-sayuran dalam makanan kurang, apabila ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan, akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan mundur, kulit kering, lesu dan tidak semangat (Nugroho, 2000).

Syarat menu seimbang untuk lanjut usia

Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur.

Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lanjut usia adalah 50% dari hidrat arang kompleks (sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian).

Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total kalori. Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lanjut usia, yaitu 8-10% total kalori.

Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah, sayur, dan bermacam-macam pati, yang dikonsumsi dalam jumlah secara bertahap.

Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt dan ikan.

Makanan mengandung tinggi zat besi (Fe), seperti kacang-kacangan, hati, daging, bayam, atau sayuran hijau.

Membatasi penggunaan garam. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna.

Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah seperti makanan lembek (Nugroho, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi lanjut usia dalam mengkonsumsi serat Tingkat pendapatan

Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka tingkat konsumsi bahan-bahan hewani seperti daging, ikan, telur semakin meningkat, sedangkan konsumsi bahan makanan yang mengandung serat seperti jagung, sayur, buah cenderung berkurang. Jadi hal itulah yang menyebabkan jumlah konsumsi serat makanan menurun.

Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pengetahuan tentang serat pangan.

Motivasi

Motivasi sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumsi serat seseorang. Semakin besar motivasi yang didapatkan maka semakin besar pula keinginan seseorang dalam mengkonsumsi kebutuhan akan serat pangan.

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumsi serat seseorang. Penduduk pegunungan dan pedesaan lebih sering mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah bila dibandingkan dengan penduduk kota.

Petugas kesehatan

Petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat kesehatan sangat berperan dalam jumlah konsumsi serat seseorang. Semakin banyak petugas kesehatan di suatu daerah maka semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang serat pangan di daerah tersebut.

Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body mass (LBM = jaringan aktif tubuh) yang sudah dimulai sejak usia 40 tahun disertai dengan menurunnya metabolisme basal sebesar 2% setiap tahunnya yang disertai dengan perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia. I. Perubahan fisiologis yang terjadi ketika memasuki usia lanjut adalah : A. Perubahan pada panca indera terutama rasa Sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh. Keadaan ini mulai pada usia 70 tahun. Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia.

B. Esofagus Lapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esofageal mulai melemah yang akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga terjadi kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman.

C. Lambung Pengosongan lambung lebih lambat, sehingga orang akan makan lebih sedikit karena lambung terasa penuh, terjadilah anoreksia. Penyerapan zat gizi berkurang dan produksi asam lambung menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan. Diatas umur 60 tahun, sekresi HCl dan pepsin berkurang, akibatnya absorpsi protein, vitamin dan zat besi menjadi berkurang. Terjadi overgrowth bakteri sehingga terjadi penurunan faktor intrinsik yang juga membatasi absorbsi vitamin B12, Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pankreas, fungsi asam empedu menurun menghambat pencernaan

lemak dan protein, terjadi juga malabsorbsi lemak dan diare.

D. Tulang Kepadatan tulang akan menurun, dengan bertambahnya usia. Kehilangan massa tulang terjadi secara perlahan pada pria dan wanita dimulai pada usia 35 tahun yaitu usia dimana massa tulang puncak tercapai. Dampaknya tulang akan mudah rapuh (keropos) dan patah, mengalami cedera, trauma yang kecil saja dapat menyebabkan fraktur.

E. Otot Penurunan berat badan sebagai akibat hilangnya jaringan otot dan jaringan lemak tubuh. Presentasi lemak tubuh bertambah pada usia 40 tahun dan berkurang setelah usia 70 tahun. Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang) dan metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan usia. Penurunan kekuatan otot mengakibatkan orang sering merasa letih dan merasa lemah, daya tahan tubuh menurun karena terjadi atrofi. Berkurangnya protein tubuh akan menambah lemak tubuh. Perubahan metabolisme lemak ditandai dengan naiknya kadar kolesterol total dan trigliserida.

F. Ginjal Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 80 tahun. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal. Reaksi asam basa terhadap perubahan metabolisme melambat. Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan ginjal menjadi beban tersendiri.

G. Jantung dan Pembuluh darah Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit dibedakan dengan perubahan yang diakibatkan oleh penyakit. Pada lansia jumlah jaringan ikat pada jantung (baik katup maupun ventrikel) meningkat sehingga efisien fungsi pompa jantung berkurang. Pembuluh darah besar terutama aorta menebal dan menjadi fibrosis. Pengerasan ini,

selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja ventrikel kiri,juga mengakibatkan ketidakefisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri pulmonalis, sinus karotikus). Kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah berkurang.

H. Paru-paru Elastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang,kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun sehingga konsumsi oksigen akan menurun pada lansia.Perubahan ini berujung pada penurunan fungsi paru.

I. Kelenjar endokrin Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi,respon terhadap stimulasi serta struktur kelenjar endokrin. Pada usia diatas 60 tahun terjadi penurunan sekresi testosteron,estrogen,dan progesteron.

J. Kulit dan rambut Kulit berubah menjadi tipis,kering,keriput dan tidak elastis lagi.Rambut rontok dan berwarna putih,kering dan tidak mengkilat.

K. Fungsi imunologik Penurunan fungsi imunologik sesuai dengan umur yang berakibat tingginya kemungkinan terjadinya infeksi dan keganasan. Ada kemungkinan jika terjadi peningkatan pemasukan vitamin dan mineral termasuk zinc, dapat meniadakan reaksi ini II. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Proses Penuaan

Menjadi tua merupakan proses kemunduran semua fungsi tubuh yang berakhir dengan dengan kematian. Proses kemunduran tersebut meliputi baik morfologi maupun fungsi hampir seluruh organ di dalam tubuh yang berakibat kemampuan individu tersebut menurun.

Selain kemunduran-kemunduran jasmaniah terjadi pula perubahan-perubahan psychologis. Waktu reaksi meningkat, daya belajar menurun disertai berkurangnya daya ingat dan effisiensi mental. Semua kemunduran-kemunduran yang telah disebut di atas mengakibatkan seorang dengan usia lanjut kurang dapat menghadapi dan mengatasi stress dan kurang dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang timbul di dalam lingkungannya. Pengurangan angka kematian oleh penyakit-penyakit mengakibatkan penduduk di negaranegara tersebut mencapai usia yang lebih lanjut. Hingga kini "obat mujarab" yang dapat mencegah seorang menjadi tua belum ditemukan. Akan tetapi banyak penyelidikan telah dilakukan untuk menetapkan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut. Bila perubahan-perubahan ini telah diketahui maka usaha-usaha dapat diarahkan untuk mencegah atau menghambat proses menjadi tua.

Faktor-faktor yang diketahui berperan dalam proses menjadi tua adalah :

A. Faktor keturunan

Bahwa faktor keturunan merupakan faktor penting untuk mencapai usia lanjut telah diketahui sejak dahulu.

Ini dapat terlihat dengan jelas pada binatang-binatang. Kupu-kupu tak dapat hidup lebih lama dari 1 minggu dan tikus-tikus laboratorium hanya dapat hidup paling lama 3 tahun, sedangkan kura-kura dapat mencapai umur lebih dari seratus tahun.

Untuk manusia faktor keturunan tak tampak sejelas ini akan tetapi diketahui bahwa suku-suku tertentu di Georgia (USSR) dan suku Maori di Selandia Baru dengan mudah mencapai umur 100 tahun.

Diduga bahwa pada suku-suku yang dengan mudah mencapai umur 100 tahun terdapat suatu faktor keturunan yang dapat mencegah atau menghambat proses menjadi tua.

B. Faktor infeksi

Negara-negara yang telah dapat memberantas penyakit-penyakit infeksi dapat menurunkan angka kematian sehingga penduduk negara tersebut mempunyai life-expentancy yang lebih besar, antara lain negara-negara maju di Amerika Utara dan Eropa. Akan tetapi pemberantasan infeksi sendiri tidak dapat memperpanjang umur hingga misalnya 100 tahun.

Umur tikus-tikus yang dibiakkan di dalam kandang-kandang yang suci-hama (steril) dapat diperpanjang dengan 100 hari.

C. Faktor makanan

Sejak dahulu faktor makanan telah dianggap penting dalam mencapai usia lanjut. Makanan sehari-hari pada suku-suku di Georgia (USSR), yang dengan mudah mencapai usia 100 tahun, tidak atau sedikit sekali mengandung asam lemak yang jenuh. Asam lemak jenuh pada umumnya berasal dari lemak-lemak binatang. Kini telah diketahui bahwa pengurangan asam lemak jenuh di dalam makanan sehari-hari dapat menghindarkan atherosclerosis.

Kelainan-kelainan di dalam pembuluh-pembuluh darah otak dan jantung sering mengakibatkan kematian penderita dengan atherosclerosis.

D. Faktor radikal-radikal bebas (free radicals)

Radikal-radikal bebas adalah fragmen-fragmen yang berasal dari berbagai molekul dan dapat bereaksi secara aktif dengan molekul-molekul lain. Ini berakibat susunan molekul-molekul terakhir berubah sehingga tidak dapat berfungsi normal lagi.

Fragmen-fragmen ini mudah ditimbulkan dengan penyinaran yang berionisasi (ionising radiation). Percobaan-percobaan dengan binatang-binatang menunjukkan bahwa penyinaran

seluruh tubuh (whole body irradiation) dengan intensitas tertentu dapat mengurangi umur binatang-binatang tersebut.

E. Faktor mutasi spontan

Nukleoprotein yang terdapat di dalam chromosom kini dianggap sebagai cetakan untuk sintesa lain-lain protein, seperti enzim, antibody dan lain-lain dan juga merupakan suatu makromolekul.

Pada makromolekul DNA juga dapat timbul ikatan-ikatan tambahan secara spontan. Ini berakibat bahwa kode-kode yang harus disalurkan akan berubah dan akan menghasilkan protein-protein yang tidak identik dengan yang semula.

Oleh karena ini maka sel-sel akan mundur dalam kegiatan atau akan mati. Teori ini disokong oleh para penyelidik yang menganggap bahwa pada usia lanjut terjadi perubahan-perubahan pada DNA secara spontan sehingga lebih mudah tumbuh tumor-tumor ganas.

Nyatalah pada uraian di atas bahwa banyak faktor dapat menyebabkan organisme menjadi tua, sehingga tidak mungkin untuk menemukan satu obat mujarab yang dapat mencegah atau menghambat semua perubahan-perubahan yang terjadi. Bila pada sesuatu hari ilmu kedokteran telah berhasil untuk memperpanjang hidup, maka usia lanjut yang akan dicapai harus usia lanjut yang bahagia.

Dan rasa bahagia hanya dapat dicapai bila orang-orang tua tersebut merasa masih dibutuhkan dan dicintai serta masih diperkenankan untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada masyarakat. Dengan demikian orang-orang tua tersebut akan merasa kepentingan dan wibawa dirinya. Bila usia lanjut yang akan dicapai kelak tidak disertai dengan rasa bahagia maka kemajuan ilmu kedokteran untuk memperpanjang hidup akan sia-sia belaka

III.

Pencegahan Penyakit dan kiat tetap sehat pada usia lanjut Menua secara fisiologis ditandai dengan semakin menghilangnya fungsi dari banyak

organ tubuh. Bersamaan dengan itu meningkat pula insiden penyakit seperti coronary arterial disease (CAD), penyakit-penyakit serebrovaskular, penyakit ginjal dan paru. Hal ini akan menyebabkan semakin cepatnya tubuh kehilangan fungsi-fungsi organnya.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan dan mengenali secara dini berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit yang muncul untuk mencegah komplikasi. Upaya tersebut disebut pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.

Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)


Stop merokok, Turunkan kolesterol, Obati tekanan darah tinggi, Latihan jasmani yang bersifat aerobik, Pelihara berat badan ideal, Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan, Kelola dan kurangi stres.

Pencegahan penyakit kanker


Stop merokok, Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan, Diet tinggi serat, rendah lemak, Pemeriksaan pap smear.

Pencegahan kecelakaan (injury)


Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt), Lakukan upaya pengamanan rumah, Cegah jatuh, Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan hukumnya,

Pencegahan penyakit paru kronik

Stop merokok.

Pencegahan osteoporosis

Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari, Suplementasi kalsium, Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing).

Pencegahan penyakit infeksi

Imunisasi : influenza dan pneumonia.

Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.

Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun.

Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun.

Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun. Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun.

Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun. Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian klinis.

Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun.

Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun.

Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun. Pengkajian fungsi fisik dan mental.

Pencegahan Tersier Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit. Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.

Tips untuk Tetap Sehat di Masa Tua Berikut ini beberapa tips untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik dan sehat bagi para lansia:

Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan padat gizi sesuai kebutuhan. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan dan komposisi makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anda. Sesuaikan komposisi makan dengan aktivitas dan kegiatan agar tidak berlebihan yang bisa memicu kegemukan (menjadi faktor risiko berbagai penyakit) dan juga tidak kekurangan.

Pertahankan berat badan anda tetap ideal. Tetap lakukan aktivitas fisik dan olahraga sesuai kemampuan, seperti berjalan, lari, berenang, dansa, bersepeda atau senam.

Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri, selalu berfikir positif, atur waktu anda dengan baik, ketahui keterbatasan anda, hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang positif).

Untuk para wanita, konsultasikan dengan dokter anda terlebih dahulu untuk menggunakan terapi hormon pengganti. Mintalah dokter anda menjelaskan keuntungan dan risiko menggunakan hormon tersebut.

Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk membuat program dan strategi agar anda dapat berhenti merokok.

Selalu menjaga dan melindungi diri agar terhindar dari kecelakaan. Tidak dianjurkan untuk bepergian seorang diri terutama bagi anda yang sudah memiliki gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, dan pendengaran.

Dianjurkan untuk selalu menikmati kehidupan sex anda. Pelajari dan ketahui cara serta strategi baru untuk meningkatkan kehidupan sex anda.

Pergunakanlah kaca mata dan alat bantu pendengaran jika anda memerlukannya. Hal tersebut diperlukan agar anda dapat lebih jelas melihat dan mendengar segala sesuatu dalam kehidupan anda.

Rawatlah gigi anda, gunakan gigi palsu jika anda memerlukannya.

Selalu waspada dengan segala gejala penyakit dan berobatlah untuk mendapatkan diagnosis dengan pasti.

Gunakan obat-obatan hanya dengan resep dokter. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengkonsumsi suplemen atau obat herbal.

Dianjurkan untuk mengontrol tekanan dengan melakukan aktivitas dan berteman. Jika anda merasa depresi cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter anda.

Minum 6-8 gelas air putih setiap hari. Latihlah kemampuan mental anda. Anda dapat melatihnya dengan memecahkan soalsoal matematika, mengisi teka-teki silang, main kartu atau permainan lain, membaca, menulis, berkhayal, dan menciptakan sesuatu.

Rencanakan keuangan anda untuk menjamin keamanan hari tua anda selanjutnya. Terimalah segala perubahan yang terjadi pada diri anda. Selalu berusaha untuk bangkit dari setiap kehilangan, carilah teman-teman baru.

Tingkatkan keimanan dan ibadah anda. Buatlah hidup menjadi lebih berarti dengan melakukan aktivitas keagamaan dan sosial.

Dianjurkan agar sering ke luar rumah untuk berjemur sinar matahari dan mendapatkan udara segar jika memungkinkan. Berjemurlah selama 15 menit di pagi hari untuk mendapatkan cukup vitamin D dari sinar matahari.

Tetaplah aktif secara sosial, bermasyarakat dan lakukan kegiatan-kegiatan sosial, hal ini tidak hanya menguntungkan fisik tapi juga mental, seperti menimbulkan rasa gembira dan merangsang stimulus otak.

Kembangkan hobi, luangkan waktu bersama cucu-cucu anda, jika memungkinkan lakukan perjalanan dan tamasya, atau berkebun.

Nikmati setiap waktu dari kehidupan anda. Melakukan pemeriksaan berkala sejak berusia 40 tahun, terutama jika memiliki faktor risiko penyakit tertentu dari keluarganya.

Tips Menu Sehat Untuk Lansia

Nutrisi yang baik salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia baya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu bagi lansia adalah :

Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang seperti pedas, atau asam karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan. Mengurangi pemakaian garam yakni tidak lebih dari 4 gram perhari untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

Mengurangi santan, daging yang berlemak dan minyak agar kolesterol darah tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi seperti susu dan ikan. Pada lanjut usia khususnya ibu-ibu yang menopause sangat perlu mengonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.

Memperbanyak makanan serat, sayuran mentah agar pencernaan lancar dan tidak sembelit.

Menggurangi mengonsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi agar gula darah normal khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi komplikasi lain.

Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang digoreng. Memperbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena makanan mudah dicerna.

Membuat masakan agar lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi terjaga.

Anda mungkin juga menyukai