Anda di halaman 1dari 6

A. K. Landstainer dan Santiago Ramon Y.

Cajal

Pada tahun 1906 K. Landstainer dan Santiago Ramon Y. Cajal diberikan penghargaan atas studinya dalam bidang kedokteran. Studinya terkait dengan mempelajari organisasi sistim saraf, khususnya struktur sel-sel saraf manusia dan vertebrata terutama pada struktur halus dari sistem saraf dan sumsum otak dan tulang belakang, tetapi termasuk juga bahwa otot dan jaringan lain. Studi yang dilakukan selanjutnya diterbitkan pada berbagai artikel dalam majalah ilmiah Prancis dan Spanyol. ,

Gambar 1. Santiago Ramon Y. Cajal


B. E. Metchnikoff dan P. Ehrlick

Gambar 2. K. Landstainer

E. Metchnikoff dan Paul Ehrlick pada tahun 1908 memperoleh penghargaan nobel dalam kedokteran. E. Metchnikoff menemukan jenis utama dan fungsi fagosit dan Ehrlich menemukan jenis leukosit darah. Mereka membantu untuk mengungkap bagaimana cara menghasilkan dan menggunakan antibodi untuk melindungi tubuh terhadap racun bakteri, dan merumuskan konsep reseptor antibodi mengikat antigen. Pada tahun 1908 ditemukan bahwa pertahanan fagositik dan humoral dianggap tidak terkait tetapi mempengaruhi hal lain. Metchnikoff dan Ehrlich telah memiliki rasa ingin tahu dan keuletan yang luar biasa ditambah dengan berfikir induktif dan semangat untuk eksperimen. Namun, pendekatan mereka untuk dan metode penelitian berbeda-beda. Metchnikoff melakukan eksperimentasi melalui mikroskop dan Ehrlich dari teori sisi-rantai imajinatif dan kimia organik. Jadi secara ringkas Metchnikoff dan Ehrlich menemukan Fagositosis bakteri selama infeksi, prosedur pewarnaan bakteri, dan studi mengenai imunitas

Gambar 3. E. Metchnikoff C. R. Wilstatter

Gambar 4. P. Ehrlick

Pada tahun 1915 R. Wilstatter melakukan studinya terhadap tumbuhan. Studi tersebut Mempelajari tentang klorofil dan pigmen-pigmen lain pada tumbuhan.

Gambar 5. R. Wilstatter
D. A.V. Hill dan O. Mayerhoff (1922)

Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran 1922 dibagi rata antara Archibald Vivian Hill "untuk penemuan yang berkaitan dengan produksi panas dalam otot" dan Otto Fritz Meyerhof "untuk penemuan hubungan tetap antara konsumsi oksigen dan metabolisme asam laktat dalam otot ". Archibald V. Hill dan Otto Meyerhof menerima hadiah Nobel setahun setelah penemuannya yaitu pada tahun 1923. Selama proses seleksi tahun 1922, Komite Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran memutuskan tidak ada nominasi tahun ini yang memenuhi kriteria sebagaimana digariskan dalam kehendak Alfred Nobel. Sehingga Archibald V. Hill dan Otto Meyerhof karena itu mereka menerima Nobel Prize untuk 1922 satu tahun kemudian, pada tahun 1923.

Gambar 6. A.V. Hill E. T. Svedberg

Gambar 7. O. Mayerhoff

Penghargaan Nobel dalam Kimia pada tahun 1926 diberikan kepada The Svedberg atas studi yang dilakukannya. Studi yang dilakukan terkait dengan sifat-sifat dari sistem koloid khususunya protein.

Gambar 8. T. Svedberg F. K. Landstainer Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930. Penemuannya terkait dengan cara penggolongan darah ABO pada manusia dan mempelajari aglutinin seluler.

Gambar 9. K. Landstainer

G. T. H. Morgan Thomas Hunt Morgan (lahir 25 September 1866 meninggal 4 Desember 1945 pada umur 79 tahun) adalah genetikawan Amerika Serikat. Morgan merintis seluruh bidang genetika dengan kajiannya pada Drosophila melanogaster, lalat buah. Pada tahun 1933, Morgan dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Morgan menemukan mekanisme pewarisan sifat-sifat kromosom melalui keturunan dengan interaksi gen.

Gambar 9. T. H. Morgan H. H. Speman (1935) Pada tahun 1931, ketika Spemann memotong primary organiser dan mengimplantasinya, maka potongan itu tidak memengaruhi eksperiman lagi, sementara embrio skunder itu tetap berkembang. Pada tahun 1933, Spemann dan ilmuwan lain mengadakan eksperimen yang sama, tetapi kali ini primary organiser itu dipanaskan. Embrio sekunder itu tetap berkembang meskipun primary organiser itu dipanaskan, dan itu menunjukkan bawha sel-sel tersebut tidak terpengaruh. Pada tahun 1935, Spemann dianugerahi Nobel atas penemuannya tentang Peranan organizer selama perkem-bangan telur

Gambar 11. H. Speman


I.

H. Dale dan O. Loewi (1936) Pada tahun 1936 H. Dale dan O. Loewi memperoleh penghargaan dalam bidang kedokteran atas studi yang dilakukannya. Studi tersebut berhubungan dengan transmisi impuls-impuls saraf.

Gambar 12. H Dale


J.

Gambar 13. O. Loewi

H. J. Miller (1946) Hermann Joseph Muller lahir di New York City pada 21 Desember 1890. Pada tahun 1945, ia menerima jabatan guru di Departemen Zoologi di Indiana University, Bloomington, Indiana. Disini dia lagi mengabdikan waktunya terutama untuk bekerja pada radiasi mutasi, menggunakan mereka di satu sisi untuk tujuan analisis genetik dan di sisi lain dalam studi

tentang bagaimana radiasi menghasilkan efek biologisnya. Pada tahun 1946, Miller memperoleh penghargaan atas studinya tentang mutasi gen yang dihasilkan melalui penyinaran sinar X

Gambar 14. H. J. Miller


K. C.F. Cori dan G.T. Cori (1947)

C.F. Cori dan G.T. Coripada tahun 1947 memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang kedokteran atas studi yang dilakukannya. Studi tesebut berhubungan dengan proses metabilisme glikogen.

Gambar 15. C.F. Cori

Gambar 16. G.T. Cori

Anda mungkin juga menyukai